Anda di halaman 1dari 14

SISTEM PEMBERANGKATAN JAMAAH HAJI KE ARAB SAUDI

Dibuat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Transportasi & Akomodasi haji
Dosen Pengampu: Drs. Ahmad kartono M,SI

Disusun oleh
Kelompok 4:
Aditya 11180530000064
Muhammad Husni Nurqolbi 11180530000069
Santi Wati 11180530000097

MHU 6D
Program Studi Manajemen Dakwah
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah Ta'ala atas rahmat dan
karunianya. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Manajemen Transportasi dan
Akomodasi Haji yang berjudul “system pemberangkatan jamaah haji ke arab saudi ”. Makalah ini
disusun berdasarkan rujukan yang baik dengan mengambil materi dari beberapa buku
referensi, makalah ini kami tujukan kepada dosen pengampu kami, Khususnya dan pembaca
makalah pada umumnya.

Pada sistem penyajian materi dalam makalah ini diharapkan dapat diterima
oleh para pembaca sebagai persimulasi untuk lebih mendalami materi. Kami menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. oleh karena itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat saya harapkan demi perbaikan makalah ini dimasa mendatang.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.

Rumah, 29 Maret 2021

(Penyusun)
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................................................4

B. Rumusan Masalah.................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

A. Mekanisme Penyusunan Jadwal Dan Kelompok Terbang..................................5

B. Mekanisme Pelayanan Kedatangan Jamaah Haji Di Asrama Embarkasi Haji...7

C. Jenis Kegiatan Jamaah Haji Selama Di Asrama Embarkasi Haji.......................8

D. Mekanisme Keberangkatan Jamaah Dari Asrama Ke Bandara Embarkasi.......9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.........................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ibadah haji sendiri sebagai tindak lanjut dalam pembentukan sikap mental dan
akhlak yang mulia. Ibadah haji adalah merupakan pernyataan umat islam seluruh
dunia menjadi umat yang satu karena memiliki persamaan atau satu akidah.
Memperkuat fisik dan mental, kerena ibadah haji maupun umrah merupakan ibadah
yang berat memerlukan persiapan fisik yang kuat, biaya besar dan memerlukan
kesabaran serta ketabahan dalam menghadapi segala godaan dan rintangan. Ibadah
haji Menumbuhkan semangat berkorban, baik harta, benda, jiwa besar dan pemurah,
tenaga serta waktu untuk melakukannya.
Dengan melaksanakan ibadah haji kita bisa mendapatkan manfaatnya yaitu
untuk membangun persatuan dan kesatuan umat Islam sedunia. Saat ini minat haji di
Indonesia masih tergolong tinggi. Terbukti dari jumlah daftar tunggu haji yang mencapai
ratusan ribu di berbagai kota besar seperti DKI Jakarta, Banten, dan Sumatera Utara.
Dengan adanya hal tersebut Kementrian Agama dituntut untuk dapat memberikan pelayanan
yang memuaskan. Salah satu bentuk pelayanan bagi calon jamaah haji yaitu penyediaan
asrama haji. Baik asrama haji embarkasi, asrama haji embarkasi antara, maupun asrama haji
transit. Sebagai salah satu pusat pelayanan calon jamaah haji, asrama haji diharapkan
mampu beroperasi secara efektif maupun efisien. 
B. Rumusan Masalah
A. Bagaimana mekanisme penyusunan jadwal dan kloter jamaah haji?
B. Bagaimana mekanisme pelayanan kedatangan jamaah haji di asrama embarkasi
haji?
C. Apa saja jenis kegiatan jamaah haji selama di asrama embarkasi haji?
D. Bagaimana mekanisme keberangkatan jamaah dari asrama ke bandara embarkasi?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Mekanisme Penyusunan Jadwal Dan Kelompok Terbang

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pemberangkatan


memiliki arti dalam kelas nomina atau kata benda sehingga pemberangkatan
dapat menyatakan benda, atau semua benda dan segala yang dibendakan.
Singkatnya pemberangkatan berarti proses, cara, pembuatan
pemberangkatan.

Persiapan pemberangkatan jamaah haji awalnya dilakukan dengan


mengadakan pembinaan ibadah haji yang diselenggarakan oleh Kementerian
Agama, baik secara individu maupun kelompok, tidak terkecuali oleh ketua
regu (karu) dan ketua rombongan (karom).

Bimbingn ibadah haji juga dapat dilakukan oleh kelompok masyarakat,


baik diselenggarakan oleh Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH)
maupun kelompok sosial keagamaan dalam masyarakat, yang secara
prosedural harus mendapat izin dari Kepala Kantor Kementerian Agama
setempat.

Selanjutnya diatur kelompok terbang (kloter) yang terdiri dari ketua


kloter, ketua rombongan, dan ketua regu. Pengaturan ini dilakukan oleh
Kementerian Agama Provinsi, kota/kabupaten di Embarkasi Haji masing-
masing. Kelompok terbang (kloter) dibentuk berdasarkan kapasitas seat
pesawat, sehingga dalam satu kloter dapat memuat sebanyak 450 orang
jamaah haji, 360 orang jamaah, atau 325 orang jamaah, dan dipimpin oleh
seorang ketua kloter (TPHI) yang diangkat oleh Menteri Agama 1Selanjutnya
Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI) sebagai pembimbing
ibadah, dan Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) sebagai pelayanan
kesehatan, yang terdiri dari 1 dokter dan 2 paramedis.

Satu rombongan terdiri dari 45 orang jamaah haji yang tergabung dari
4 regu, dan masing-masing rombongan dipimpin oleh seorang ketua
rombongan (karom) yang dipilih dari rombongan jamaah itu sendiri. Dalam

1
Ahmad Kartono, Manajemen Operasional Penyelenggaraan Haji dan Umrah, h.7.
satu regu berjumlah 11 orang jamaah haji yang dipimpin oleh seorang ketua
regu (karu) yang dipilih dari regu itu sendiri.2

Jamaah haji ditempatkan di Asrama Haji Embarkasi, yang tentunya


sudah ada pelepasan dari kantor kementerian agama dari masing-masing
wilayah dengan memberitahukan untuk membawa SPMA (surat panggilan
masuk asrama). Asrama embarkasi adalah pelayana satu atap, dimana semua
perlengkapan jamaah haji dibagikan, buku kesehatan, cek kesehatan, dan
obat-obatan, paspor, visa, gelang identitas, kartu jatah makan, dan uang
living cost jamaah
B. Mekanisme pelayanaan kedatangan jemaah haji di Asrama emberkasi haji
Asrama haji embarkasi/debarkasi adalah tempat pemondokan sekaligus
pelayanan operasional pemberangkatan dan pemulangan haji, sejak dari kegiatan
penerimaan sampai pemberangkatan ke pelabuhan embarkasi dan sebaliknya
penerimaan dari waktu kedatangan dan persiapan kembali ketempat asal jamaah.
Sebelum jamaah haji berangkat ke tanah suci, terlebih dahulu diasramakan
dalam waktu kurang lebih 24 jam. Asarama haji embarkasi telah disiapkan oleh
pihak pengelola asrama dengan segala persiapan dan fasilitas dalam rangka
pelayanan terhadap jamaah haji, yang meliputi: ruang sekretariat, gedung
pendaftaran masuk asrama haji, tempat pemeriksaan kesehatan/poli klinik, tempat
penimbangan barang, ruangan proses dokumen/paspor, masjid, sarana
pelatihan/tempat manasik, fasilitas penukaran uang, dan lain- lain.3
Jamaah haji ditempatkan di asrama haji embarkasi, yang tentunya sudah
ada pelepasan dari kantor kementerian agama dari masing-masing wilayah
dengan memberitahukan untuk membawa SPMA (surat panggilan masuk
asrama). Asrama embarkasi adalah pelayana satu atap (one stop service), dimana
semua perlengkapan jamaah haji dibagikan, buku kesehatan, cek kesehatan, dan
obat-obatan, paspor, visa, gelang identitas, baik gelang besi maupun gelang
barcode, kokarde, dan uang living cost jamaah, dan foto biometrik.
Pelayanan jamaah haji dilakukan oleh petugas yang ditunjuk oleh
Pemerintah Pusat, yang terdiri dari petugas di tanah air, yaitu petugas yang

2
Ahmad Kartono, Manajemen Operasional Penyelenggaraan Haji dan Umrah, h..78.
3
Ahmad Kartono, Manajemen Operasional Penyelenggaraan Haji dan Umrah, 2017. h. 79.
termasuk ke dalam struktur PPIH dan direkrut dari pegawai negeri sipil di
lingkungan Kementerian Agama, petugas haji yang menyertai jamaah, tim
kesehatan , dokter dan pembimbing.
Fungsi Asrma Haji atau Emberkasi
 Sebagai sarana bagi upaya meningkatkan pelayanan haji.
 Sebagai sarana bagi kesipan pemberangkatan calon jamaah haji.
 Sebagai Tempat prosesing CIQ (costum, imigration dan quarantine)

 Serta sebagi tempat reservation untuk dapat kembali ketempat asal


masing- masing sesudah selesai menunaikan ibadah haji4

Kegiatan selama di asrama haji meliputi penyelesaian dokumen perjalanan,

paspor haji oleh pihak imigrasi, pemeriksaan barang bawaan oleh bea cukai,

pemberian bekal hidup (living cost), pemeriksaan kesehatan akhir dan pemantapan

manasik, serta sebagi tempat reservasion untuk dapat kembali ke tempat asal

masing-masing sesudah selesai menunaikan ibadah haji.

Memberikan pelayanan kepada jamaah haji yang jumlahnya tidak sedikit

tentunya tidaklah mudah. Oleh karena itu BPIH sangat memerlukan manajemen yang

baik dalam proses pemberian pelayanan kepada para calon/jamaah haji. Menurut

George R.Terry Manajemen adalah proses yang kahs yang terdiri dari tindakan-

tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan.Penulis

mengamati bahwa di Asrama Embarkasi Jakrta Pondok Gede dalam memberikan

pelayanan kepada jamaah telah menggunakan teori manajemen pada setiap

pelayanan yang diberikan kepada para calon/jamaah haji agar para calon jamaah haji

ketika berangkat ke tanah suci dalam kondisi fisik yang sehat dan siap, mengingat

perjalanan yang ditempuh kurang lebih 9 sampai 10 jam.

C. Jenis Kegiatan Jamaah Haji Selama Di Asrama Embarkasi Haji

4
Kemenag RI Dirjen PHU. Realita Haji Indonesia. Jakarta: Kementrian RI Dirjen PHU.2008), h. 47
Asrama haji embarkasi adalah tempat pemondokan sekaligus pelayanan
oprasional pemberangkatan dan pemulangan haji, sejak dari kegiatan penerimaan
waktu kedatangan dan kesiapan kembali ke tempat asal jamaah. Pengasramaan
embarkasi, disamping dimaksudkan untuk proses CIQ ( custam immigration and
Quarantine) termasuk kelengkapan dokumen perjalanan dan pemberian uang living
cost, juga untuk pemulihan kelelahan fisik jamaah (resevasi) dan pemberian
bimbingan praktis manasik haji yang dipraktikan langsung sesuai sarana yang telah
tersedia, maupun proses perjalanan haji.

Kebijakan pengasramaan di Embarkasi ini disamping dimaksudkan untuk


proses reservasion termasuk kelengkapan dokumen perjalanan dan pemberian living
cost, juga untuk pemulihan kebugaran jamaah agar para jamaah haji dapat
menjalankan ibadah haji dengan kondisi siap dan sehat, selain itu juga memberi
bimbingan praktis manasik, yang mana diasrama haji ini bimbingan manasik hanya
sebagi pengulangan dan pemantapan, karena pada umumnya jamaah haji sudah
menerimanya ketika berada di daerah masing-masing.5

Saat tiba di asrama haji embarkasi, setiap jamaah diwajibkan:

1. Mengikuti upacara penerimaan dan serah terima jamaah dari panitia kabupaten /
kota kepada PPIH embarkasi;
2. Mengikuti pemeriksaan kesehatan tahap akhir;
3. Menempati akomodasi yang disediakan dan hanya menerima konsumsi yang
disediakan panitia penyelenggara haji selama di asrama haji.

Selama tinggal di asrama haji diwajibkan setiap jamaah diwajibkan:

1. Menempati kamar yang telah disediakan;


2. Mengonsumsi katering yang telah disediakan oleh PPIH Embarkasi;
3. Mengikuti pendalaman manasik haji
4. Menerima paspor, visa, gelang identitas, dan biaya hidup (biaya hidup selama
di Arab Saudi) sebesar 1,500 Riyal Saudi;
5. Mengecek kelengkapan dan kesesuaian dokumen paspor dan visa sesuai nama
dan foto yang tertera dalam paspor dan visa serta memastikan dokumen itu tidak
tertukar dengan milik orang lain;
5
Maisurih, Manajemen Pelayanan Jamaah Haji pada asrama Haji Embarkasi DkI Jakarta Pondok Gede tahun
2014, Skripsi fakultas ilmu dakwah dan ilmu komunikasi UIN Jakarta pada 21 Mei 2015
6. Menjaga barang berharga seperti uang, handphone, emas dan dokumen;
7. Menjaga ketertiban dan kebersihan diri dan lingkungan;
8. Menerapkan sikap toleran, dan saling bantu kepada sesama dan bersabar jika
mendapatkan sesuatu yang kurang berkenan di hati;
9. Memakai pakaian ihram bagi jamaah haji gelombang II ketika berangkat dari
asrama haji menuju bandara; niat ihram haji / umroh dapat dilakukan di asrama
embarkasi atau di dalam pesawat sebelum pesawat melintas di atas Yalamlam /
Qarnul Manazil setelah kru pesawat menyampaikan informasi miqat.

Selama menetap di asrama haji embarkasi jamaah dilarang:

1. Membuat kegaduhan dengan keluar dari asrama haji sembarangan demi


menjaga ketertiban, keselamatan dan kesehatan jemaah haji sendiri;
2. Meninggalkan alat perlindungan diri (APD) yang berada di asrama haji, seperti
masker dan botol semprot / minum.6

D. Mekanisme Keberangkatan Jamaah Dari Asrama Ke Bandara Embarkasi

Mekanisme Persiapan pemberangkatan jamaah haji awalnya dilakukan dengan


mengadakan pembinaan ibadah haji yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama,
baik secara individu maupun kelompok, tidak terkecuali oleh ketua regu (karu) dan
ketua rombongan (karom). Bimbingan ibadah haji juga dapat dilakukan oleh
kelompok masyarakat, baik diselenggarakan oleh Kelompok Bimbingan Ibadah Haji
(KBIH) maupun kelompok sosial keagamaan dalam masyarakat, yang secara
prosedural harus mendapat izin dari Kepala Kantor Kementerian Agama setempat.
Selanjutnya diatur kelompok terbang (kloter) yang terdiri dari ketua kloter, ketua
rombongan, dan ketua regu. Pengaturan ini dilakukan oleh Kementerian Agama
Provinsi, kota/kabupaten di Embarkasi Haji masing-masing.

Kelompok terbang (kloter) dibentuk berdasarkan kapasitas seat pesawat,


sehingga dalam satu kloter dapat memuat sebanyak 450 orang jamaah haji, 360 orang
jamaah, atau 325 orang jamaah, dan dipimpin oleh seorang ketua kloter (TPHI) yang
diangkat oleh Menteri Agama.7 Selanjutnya Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia
(TPIHI) sebagai pembimbing ibadah, dan Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI)
sebagai pelayanan kesehatan, yang terdiri dari 1 dokter dan 2 paramedis. Satu
6
Tuntunan Manasik Haji dan Umrah 2020 Kementerian Agama / Kemenag.go.id.
7
Ahmad Kartono, Manajemen Operasional Penyelenggaraan Haji dan Umrah, hal.7.
rombongan terdiri dari 45 orang jamaah haji yang tergabung dari 4 regu, dan masing-
masing rombongan dipimpin oleh seorang ketua rombongan (karom) yang dipilih dari
rombongan jamaah itu sendiri. Dalam satu regu berjumlah 11 orang jamaah haji yang
dipimpin oleh seorang ketua regu (karu) yang dipilih dari regu itu sendiri.8

Jamaah haji ditempatkan di Asrama Haji Embarkasi, yang tentunya sudah ada
pelepasan dari kantor kementerian agama dari masing-masing wilayah dengan
memberitahukan untuk membawa SPMA (surat panggilan masuk asrama). Asrama
embarkasi adalah pelayanan satu atap, dimana semua perlengkapan jamaah haji
dibagikan, buku kesehatan, cek kesehatan, dan obat-obatan, paspor, visa, gelang
identitas, kartu jatah makan, dan uang living cost jamaah.

Konsep Pemberangkatan Haji

Pemberangkatan Haji Persiapan pemberangkatan untuk berhaji mulamula


dilakukan dengan mengadakan pembinaan ibadah haji yang diselengarakan oleh
Kementerian Agama, baik secara perorangan maupun kelompok, tidak terkecuali bagi
ketua ragu dan ketua rombongan. Pemberian bimbingan ibadah haji dapat juga
dilakukan oleh kelompok masyarakat, baik diselenggarakan oleh lembaga social
keagamaan maupun oleh Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) yang secara
prosedural harus mendapat izin dari kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama
setempat.

Tugas penting KBIH hanya melakukan bimbingan, bukan sebagai


penyelenggara haji. Kemudian diatur Kelompok terbang (kloter) yang terdiri atas
ketua kloter, ketua rombongan, dan ketua regu. Pengaturan ini dilakukan oleh kantor
Kementrian Agama Provinsi dan Kota/Kabupaten di embarkasi haji masing-masing.
Dalam satu kloter biasanya terdiri atas 440 orang jamaah haji yang dibagi menjadi 40
regu dan 10 orang petugas haji. Setiap petugas haji tersebut terdiri atas: ketua
rombongan, 59 petugas kesehatan, dan petugas lainnya.

Dalam kloter tersebut terdapat juga:

1. Tim Pemandu Haji Indonesia (TPHI) sebagai ketua kloter

8
Ahmad Kartono, Manajemen Operasional Penyelenggaraan Haji dan Umrah, hal..78.
2. Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI) sebagai pembimbing ibadah.
3. Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) sebagai pelayanan kesehatan yang terdiri
dari 1 dokter dan 2 paramedis.

Menjelang keberangkatan ke Tanah suci, para jamaah haji ditempatkan di Asrama


haji dengan membawa Surat Panggilan Masuk Asrama (SPMA) dan keperluan
lainnya.

Kegiatan yang dilakukan saat kedatangan di asrama haji embarkasi, yakni:

1. Menyerahkan surat panggilan masuk Asrama


2. Menerima kartu makan dan akomodasi selama di asrama haji embarkasi
3. Memeriksa kesehatan badan
4. Memeriksa dan menimba barang
5. Check in.

Sedangkan kegiatan di asrama haji, yakni:

1. Pembinaan dan penempatan manasik haji


2. Pembagian paspor haji
3. Pemberian living cost berupa uang dalam bentuk mata uang Riyal dan pembagian
identitas haji.
4. Setelah istirahat sekitar 18 jam, tepatnya kurang 5 jam dari pemberangkatan
menuju bandara embarkasi, jamaah dengan membawa tas tentengan dan tas
paspor untuk dikumpulkan di ruangan guna menerima paspor dan living cost
(uang perbekalan, uang saku/uang sangu). Selanjutnya pemeriksaan barang
bawaan dengan x-ray. Jika tidak ada benda tajam, tas tentengan akan lolos dan
jamaah langsung masuk ke dalam bus untuk selanjutnya menuju bandara.
5. Di bandara, jamaah masih dalam bus sampai pesawat siap untuk dinaiki.
6. Duduk di dalam pesawat sampai dengan nomor boarding pass yang diberikan.9

Standar pelayanan sebelum penerbangan (pre-flight) terdiri dari :

a. check-in (di asrama haji);

b. proses pengangkutan jemaah haji dan boarding;

9
Tata sukayat, manajemen haji umrah dan wisata agama, Bandung 2016, hlm 107-108
c. proses pengangkutan bagasi tercatat;

d. penanganan keterlambatan penerbangan; dan

e. penanganan permasalahan.

Standar pelayanan check-in dilakukan di asrama haji embarkasi yang meliputi:

a. petugas check-in;

b. paspor;

c. data penumpang (pax manifest);

d. pas masuk pesawat udara (boarding pass); dan

e. ketentuan bagasi tercatat;10

Ketentuan bagasi tercatat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf e, meliputi :

1. petugas check-in yang ditempatkan oleh pelaksana angkutan udara haji mulai melakukan
pemeriksaan bagasi tercatat penumpang jemaah haji selambat-lambatnya 24 (dua puluh
empat) jam sebelum jadwal keberangkatan pesawat di asrama haji embarkasi;
2. petugas check-in yang ditempatkan oleh pelaksana angkutan udara haji wajib melakukan
penyortiran terhadap bagasi tercatat jemaah haji, dengan ketentuan masing-masing jemaah
haji hanya diperbolehkan membawa 1 (satu) bagasi tercatat yang disediakan oleh pelaksana
angkutan udara haji dengan berat maksimum 32 (tiga puluh dua kilogram). Petugas hanya
akan mengangkut koper yang berlogo pelaksana angkutan udara haji;
3. penimbangan terhadap bagasi tercatat oleh petugas check-in yang ditempatkan oleh pelaksana
angkutan udara haji;
4. penempelan tanda pengenal bagasi yang jelas dan mudah dibaca (bahan yang kuat dan tidak
mudah Iepas) pada bagasi tercatat penumpang jemaah haji oleh petugas check-in; dan
5. bagasi tercatat yang telah steril ditempatkan di gudang asrama haji.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kelompok terbang (kloter) yang terdiri atas ketua kloter, ketua rombongan,
dan ketua regu. Pengaturan ini dilakukan oleh kantor Kementrian Agama Provinsi dan
10
Peraturan menteri perhubungan no. Pm 1 tahun, 2013, standar pelayanan penumpang angkutan udara haji.
Kota/Kabupaten di embarkasi haji masing-masing. Dalam satu kloter biasanya terdiri
atas 440 orang jamaah haji yang dibagi menjadi 40 regu dan 10 orang petugas haji.
Setiap petugas haji tersebut terdiri atas: ketua rombongan, 59 petugas kesehatan, dan
petugas lainnya.

Dalam kloter tersebut terdapat juga:

1. Tim Pemandu Haji Indonesia (TPHI) sebagai ketua kloter


2. Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI) sebagai pembimbing ibadah.
3. Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) sebagai pelayanan kesehatan yang
terdiri dari 1 dokter dan 2 paramedis.

Menjelang keberangkatan ke Tanah suci, para jamaah haji ditempatkan di Asrama


haji dengan membawa Surat Panggilan Masuk Asrama (SPMA) dan keperluan
lainnya.

Kegiatan yang dilakukan saat kedatangan di asrama haji embarkasi, yakni:

1. Menyerahkan surat panggilan masuk Asrama


2. Menerima kartu makan dan akomodasi selama di asrama haji embarkasi
3. Memeriksa kesehatan badan
4. Memeriksa dan menimba barang

Sedangkan kegiatan di asrama haji, yakni:

1. Pembinaan dan penempatan manasik haji


2. Pembagian paspor haji
3. Pemberian living cost berupa uang dalam bentuk mata uang Riyal dan
pembagian identitas haji.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Kartono, Manajemen Operasional Penyelenggaraan Haji dan Umrah.

Kemenag RI Dirjen PHU. Realita Haji Indonesia. Jakarta: Kementrian RI Dirjen PHU.2008

Maisurih, Manajemen Pelayanan Jamaah Haji pada asrama Haji Embarkasi DkI Jakarta Pondok
Gede tahun 2014, Skripsi fakultas ilmu dakwah dan ilmu komunikasi UIN Jakarta pada 21 Mei

2015

Tata sukayat, manajemen haji umrah dan wisata agama, Bandung 2016

Tuntunan Manasik Haji dan Umrah 2020 Kementerian Agama / Kemenag.go.id.

Peraturan menteri perhubungan no. Pm 1 tahun, 2013, standar pelayanan penumpang

angkutan udara haji.

Anda mungkin juga menyukai