MATAKULIAH : FARMASETIKA 2
OBAT BEBAS
Indikasi : Indikasi paracetamol adalah untuk meredakan gejala demam dan nyeri pada
berbagai penyakit seperti demam dengue, tifoid, dan infeksi saluran kemih. Pada
pasien anak, paracetamol digunakan saat suhu > 38,5 C.
10–15 mg/kgBB, tiap 6–8 jam sekali atau sesuai dengan anjuran dokter.
10–15 mg/kgBB, tiap 4–6 jam sekali atau sesuai anjuran dokter. Dosis maksimal 5
kali pemberian dalam 24 jam.
Gambar produk :
Indikasi : Nutriflam digunakan untuk meredakan peradangan dan nyeri pada persendian,
melancarkan pencernaan serta mempercepat metabolisme lamak dan kolesterol
sehingga dapat membersihkan pembuluh darah.
Kontraindikasi : Tidak semua orang boleh menggunakan obat ini, penderita yang diketahui
memiliki riwayat hipersensitivitas/alergi terhadap salah satu bahan aktif
obat ini tidak boleh mengonsumsinya.
Efek samping : Nutriflam umumnya ditoleransi baik oleh tubuh. Namun demikian, ada efek
samping yang perlu diperhatikan. Efek samping Nutriflam meliputi:
Kandungan pancreatin pada obat ini berpotensi menyebabkan mual, muntah
dan diare, iritasi mulut atau reaksi alergi.
Jika muncul reaksi alergi seperti pembengkakan pada wajah, bibir, mata,
maka segera hentikan penggunaan obat dan konsultasikan dengan dokter
Anda.
Dosis :
Dosis dewasa: 1 – 2 kapsul 3 kali sehari.
OBAT BEBAS TERBATAS
Gambar produk :
Komposisi : Tiap caplet Bodrex Migra mengandung zat aktif (nama generik) sebagai
berikut :
- Paracetamol 350 mg
- propyphenazone 150 mg
- Caffeine 50 mg
Indikasi : Kegunaan Bodrex Migra adalah untuk mengurangi rasa sakit kepala pada penderita
migrain.
Kontraindikasi : Jangan diberikan untuk pasien yang memiliki riwayat hipersensitif terhadap
paracetamol, propyphenazone, dan komponen lain obat ini.
Efek samping : Obat ini bisa menyebabkan kerusakan hati terutama jika penggunaanya
melebihi dosis yang dianjurkan. Potensi efek samping ini meningkat pada
orang-orang yang mengkonsumsi alkohol.
Dosis : 1 tablet, 3 kali sehari
2. Bentuk sediaan : Kapsul
Gambar produk :
Gambar produk :
Indikasi obat : Membantu mengontrol kadar gula darah pada pasien dengan diabetes
melitus tipe 2.
Kontraindikasi obat : Hipersensitif, gagal ginjal atau penyakit hati berat. Tidak boleh
digunakan pada diabetes tipe 1.
Efek samping obat : Pusing, sakit kepala, gejala mirip flu, mual, dispnea, syok, dan
hipoglikemia (kadar gula darah rendah) adalah efek samping yang sering
terjadi pada penggunan obat ini. Gejalanya bisa berupa sakit kepala, rasa
lapar, mual, sulit konsentrasi, gangguan penglihatan, reaksi alergi.
Dosis obat : Penggunaan obat harus sesuai petunjuk pada kemasan dan anjuran dokter
Gambar produk:
Indikasi obat : Terapi tambahan untuk mengembalikan kestabilan rangsangan sel saraf
sehingga dapat mencegah atau mengatasi kejang baik kejang sederhana dan
kejang parsial kompleks, terutama kejang umum sekunder tonik-klonik.
- Umum: kelemahan, nyeri, kelelahan, penurunaan berat badan, bengkak wajah dan
nyeri dada.
- Sistem pencernaan: perut kembung.
- Sistem limfatik: peradangan dan perdarahan pada pembuluh darah kecil (purpura).
- Sistem neurologis: vertigo, hiperkinesia, penurunan atau kehilangan refleks.
- Sistem pernapasan: bronkhitis, sinusitis, pneumonia.
- Kulit dan adneksa: luka terbuka (laserasi), ruam melebar dengan benjolan tipis yang
timbul (ruam makulopapular).
- Sistem urogenital: infeksi saluran kemih.
- Mata: gangguan penglihatan.
- Reaksi laboratorium: meningkatkan kadar plasma obat antiepilepsi.
Dosis obat : Penggunaan obat harus sesuai petunjuk pada kemasan dan anjuran dokter
NARKOTIKA
Gambar produk :
Pusing.
Nyeri dada.
Demam.
Rasa tidak nyaman pada perut (dispepsia).
Sakit tenggorokan.
Kelelahan.
Jantung berdebar-debar (palpitasi).
Gangguan penglihatan.
Depresi mental.
Kehilangan kesadaran (sedasi).
Koma euforia.
Gelisah (disforia).
Lemah.
Kemarahan dan kegelisahan tanpa sebab (agitasi).
Gugup.
Penrunan kesadaran (delirium).
Gangguan kesulitan tidur (insomnia).
Mual.
Muntah
Penurunan tekanan darah di bawah normal (hipotensi).
Kesulitan buang air besar (konstipasi).
Reaksi alergi seperti ruam kulit, gatal, kulit merah, pembengkakan pada wajah, mulut,
bibir atau tenggorokan.
Dosis obat : Penggunaan obat harus sesuai petunjuk pada kemasan dan anjuran dokter
Dewasa: - Dosis lazim: 1 tablet/4 jam atau saat merasakan nyeri hebat.
- Dosis maksimal harian: 240 mg kodein fosfat.
2. Bentuk sediaan : Kapsul
Gambar produk :
Indikasi obat : Meredakan gejala batuk kering yang disertai dengan keadaan alergi.
Mual.
Muntah.
Rasa gatal seluruh atau sebagian badan (pruritus).
Reaksi kulit.
Reaksi alergi.
Peningkatan berat badan.
Frekuensi buang air besar yang lebih sedikit dari biasanya.
Gangguan penglihatan.
Gangguan pernafasan.
Dosis obat : Penggunaan obat harus sesuai petunjuk pada kemasan dan anjuran dokter
Gambar produk :
Kontra indikasi obat : Tidak boleh diberikan pada penderita glukoma, sudut tertutup akut,
koma, depresi sistem saraf pusat insufisiensi, pernapasan berat atau
akut, sindrom apnea tidur, miastenia gravis, gangguan hati berat.
Efek samping obat : Tremor, sedasi, kantuk, vertigo, kelelahan, sakit kepala, kelemahan otot,
reaksi paradoks misalnya kecemasan, halusinasi, insomnia, psikosis
gangguan tidur, nyeri dan tromboflebitis (jika diberikan secara
intravena)
Dosis obat : Dosis penggunaanya berbeda-beda setiap individu tergantung berat tidaknya
penyakit yang diderita. Seperti :
Gambar produk :
Indikasi obat : depresi, obsessive compulsive disorder (OCD), bulimia nervosa, PMDD
Kontra indikasi obat : Hipersensitif terhadap fluoxetin, gangguan ginjal berat, wanita
menyusui dan hamil, pemberian bersamaan dengan manoamin
oksidase inhibitor (MAOI)
Efek samping obat : Efek samping tergolong ringan paling sering (20-25%) mual, gugup,
insomnia, nafsu makan berkurang, mulut kering, memimpikan yang
aneh, sering cemas dan tegang.
Dosis obat :