Anda di halaman 1dari 8

POLITEKNIK PIKSI GANESHA INDONESIA

Program Studi : Mesin Otomotif


Mata Kuliah : Teknologi Motor Bensin
Dosen : Hamid Nasrullah, M.Pd

SENSOR SENSOR SISTEM EFI

Disusun oleh :
- ATIP SUWARNO (20315023)
- AKHMAD NURKHOLIS ( 20315042

PROGRAM STUDI TEKNIK OTOMOTIF


POLITEKNIK PIKSI GANESHA
2020 / 2021

1
ABSTRAK
Dewasa ini perkembangan teknologi pada bidang otomotif khususnya pada
mobil sangat pesat. Hal ini mendorong manusia untuk selalu belajar guna
mengetahui lebih mendalam tentang komponen-komponen pada mobil tersebut,
salah satunya pada sistem bahan bakar EFI (Electronic Fuel Injection). Sistem EFI pada
Mitsubishi Lancer GTi 1.8i menentukan jumlah bahan bakar yang optimal disesuaikan
dengan jumlah dan temperatur udara yang masuk, kecepatan mesin, temperatur
mesin, posisi throtle valve, pengembunan oksigen, didalam exhaust manifold, dll.
ECU (Electronic Control Unit) mengatur jumlah bahan bakar untuk dikirim ke mesin
pada saat penginjeksian dengan perbandingan udara dan bahan bakar yang optimal
berdasarkan kepada karakteristik kerja mesin. Sitem EFI menjamin perbandingan
yang ideal dan efisiensi bahan bakar.
Permasalahan yang dibahas dalam penulisan tugas akhir ini yaitu mengenai
penjelasan, konstruksi, prinsip kerja, cara mendeteksi dan mengatasi gangguan yang
terdapat pada sistemEFI (Electronic Fuel Injection) Mitsubishi Lancer GTi 1.8i .
Komponen-komponen sistem EFI adalah 1. ECU (Electronic Control Unit), 2. sensor-
sensor (Air flow, Detonation Sensor, Intake Air Temperature, Coolant Temperature
Sensor, Throtle Posisition Sensor, CKP dan CMP Sensor), 3. Sistem Pengaliran Bahan
Bakar (saluran bahan bakar, tangki bahan bakar, pompa bahan bakar, filter, regulasi
tekan), 4. Aktuator, 5. Injector.
Untuk mengetahui kinerja dari sistem bahan bakar, maka diperlukan
pengetesan bahan bakar. Pengetesan bahan bakar dilakukan untuk mengetahui
kebocoran pipa bahan bakar, kemampuan pompa dalam memompa bahan bakar,
tekanan pompa, masalah timing penyemprotan, penyumbatan pada pipa bahan
bakar, bahkan kerusakan pada injector.

Kata Kunci
- SENSOR – SENSOR EFI
- FUNGSI SENSOR EFI
- MENGENAL SENSOR EFI

2
POLITEKNIK PIKSI GANESHA INDONESIA
Program Studi : Mesin Otomotif
Mata Kuliah : Teknologi Motor Bensin
Dosen : Hamid Nasrullah, M.Pd

PENDAHULUAN
 
A      LATAR BELAKANG
Karburator adalah sebuah alat yang mencampur udara dan bahan bakar untuk
sebuah mesin pembakaran dalam. Karburator pertama kali ditemukan oleh Karl Benz pada
tahun 1885 dan dipatenkan pada tahun 1886. Pada tahun
1893 insinyur kebangsaan Hungaria bernama János Csonka dan Donát Bánki juga mendesain
alat yang serupa. Adalah Frederick William Lanchester dari Birmingham, Inggris yang pertama
kali bereksperimen menggunakan karburator pada mobil. Pada tahun 1896 Frederick dan
saudaranya membangun mobil pertama yang menggunakan bahan bakar bensin di Inggris,
bersilinder tunggal bertenaga 5 hp (4 kW), dan merupakan mesin pembakaran dalam
(internal combution). Tidak puas dengan hasil akhir yang didapat, terutama karena kecilnya
tenaga yang dihasilkan, mereka membangun ulang mesin tersebut, kali ini mereka
menggunakan dua silinder horisontal dan juga mendisain ulang karburator mereka.
Kali ini mobil mereka mampu menyelesaikan tur sepanjang 1.000 mil (1600 km) pada
tahun 1900. Hal ini merupakan langkah maju penggunaan karburator dalam bidang
otomotif.Karburator umum digunakan untuk mobil berbahan bakar bensin sampai akhir
1980-an. Setelah banyak kontrol elektronik digunakan pada mobil, penggunaan karburator
mulai digantikan oleh sistem injeksi bahan bakar karena lebih mudah terintegrasi dengan
sistem yang lain untuk mencapai efisiensi bahan bakar.Injeksi bahan bakar atau EFI
(Electronic Fuel Injection )adalah sistem injeksi bahan bakar yang dikontrol secara elektronik.
Sistem ini merupakan salah satu jenis sistem bahan bakar pada motor bensin.Penggunaan
injeksi bahan bakar akan meningkatkan tenaga mesin bila dibandingkan dengan penggunaan
karburator. Dan injeksi bahan bakar juga dapat mengontrol pencampuran bahan bakar dan
udara yang lebih tepat, baik dalam proporsi dan keseragaman.
Injeksi bahan bakar dapat berupa mekanikal, elektronik atau campuran dari
keduanya. Sistem awal berupa mekanikal namun sekitar 1980 mulai banyak menggunakan
sistem elektronik.Sistem elektronik modern menggunakan banyaksensor untuk memonitor
kondisi mesin, dan sebuah unit kontrol elektronik (electronic control unit, ECU) untuk
menghitung jumlah bahan bakar yang diperlukan. Oleh karena itu injeksi bahan bakar dapat
meningkatkan efisiensi bahan bakar dan mengurangi polusi, dan juga memberikan tenaga
keluaran yang lebih. Dizaman sekarang banyak orang yang kurang mengerti tentang
perbedaan sistem karburator dan sistem EFI (Electronic Fuel Injection) dan kebanyakan orang
mengabaikan perbedaan itu mereka tidak tahu bahwa sisitem EFI lebih irit bahan bakar dari
pada sistem karburator.

3
KAJIAN PUSTAKA
1.Pengertian
EFI ( Elektronic Fuel Injection ) adalah suatu sistem penyemprotan bahan bakaryang
dalam kerjanya dikontrol oleh ECU (Engine Control Unit) agar didapatkan nilai campuran
udara dan bahan bakar sesuai dengan kebutuhan motor bakar, sehingga didapatkan daya
motor yang optimal dengan pemakaian bahan bakar yang minimal serta mempunyai gas
buang yang ramah lingkungan.
Sistem EFI menentukan jumlah bahan bakar yang optimal disesuaikan dengan jumlah
dan temperatur udara yang masuk, kecepatan mesin, temperatur mesin, posisi throtle
valve, pengembunan oksigen, didalam exhaust manifold, dll. ECU (Engine Control Unit)
mengatur jumlah bahan bakar untuk dikirim ke mesin pada saat penginjeksian dengan
perbandingan udara dan bahan bakar yang optimal berdasarkan kepada karakteristik kerja
mesin. Sitem EFI menjamin perbandingan yang ideal dan efisiensi bahan bakar.

4
POLITEKNIK PIKSI GANESHA INDONESIA
Program Studi : Mesin Otomotif
Mata Kuliah : Teknologi Motor Bensin
Dosen : Hamid Nasrullah, M.Pd

PEMBAHASAN
Sensor Mesin EFI
Terdapat setidaknya 17 sensor yang terpasang pada sebuah mesin EFI. Berikut adalah sensor-
sensor tersebut berserta fungsinya masing-masing.

1. Sensor IAT (Intake Air Temperatur)


Sensor pertama adalah sensor IAT atau Intake Air Temperatur. Apa fungsi sensor ini pada
mesin EFI? Fungsinya adalah untuk mengukur temperatur udara yang akan masuk ke dalam saluran
masuk atau intake manifold. Sensor ini terletak di dekat saringan udara mesin EFI.

Sensor ini seringkali menimbulkan masalah pada mobil. Tetapi tanda kerusakan sensor IAT dapat
diketahui lebih dini. Sehingga kita sebagai pemiliki mobil dengan mesin EFI dapat segera
mengetahuinya dan melakukan tindakan untuk mengatasinya. Untuk itu mengetahui cara kerja sensor
IAT juga bagian penting dari menelusuri masalah yang terjadi padanya.

2. Sensor TPS (Throttle Position Sensor)


Sensor berikutnya yang mendukung mesin EFI adalah sensor TPS atau throttle position sensor.
Apa fungsi sensor TPS? Sensor TPS memiliki fungsi mengukur sudut pembukaan katup gas mobil.
Berdasarkan informasi yang diperoleh oleh sensor TPS, data akan digunakan untuk menentukan
jumlah bahan bakar yang harus diinjeksi ke dalam ruang bakar.

Salah satu contoh penggunaannya adalah sensor TPS mobil Avanza. Dengan cara kerja sensor
TPS yang cukup sederhana, tanda kerusakan sensor TPS pun dapat dikenali dengan mudah. Bahkan
bukan hanya mengenali tanda kerusakannya, untuk yang ‘penghobi’, Anda dapat memeriksa
dengan menguji sensor TPS secara mandiri. Dengan mengujinya Anda tidak perlu khawatir lagi bahwa
kerusakan mobil Anda berasal dari sensor ini atau bukan.

3. Sensor MAF (Mass Air Flow)


Berikutnya adalah sensor MAF atau mass air flow atau disebut juga air flow meter. Apa fungsi sensor
ini? Fungsi sensor MAF adalah untuk menghitung massa udara yang akan masuk ke dalam saluran
masuk atau intake manifold.

4. Sensor CKP (Crankshaft Position Sensor)


Sensor pendukung mesin EFI berikutnya adalah sensor CKP atau crankshaft position sensor.
Sensor CKP memiliki fungsi mengetahui putaran mesin atau RPM mesin. Sensor ini seringkali terletak
di samping dinding blok cylinder. Melalui sensor ini, penentuan saat pengapian dilakukan.
Seperti sensor lainnya cara kerja sensor CKP juga dapat dipelajari dengan mudah. Sementara itu,
kondisi kerusakan akan sangat mungkin terjadi dan tanda kerusakan sensor CKP pun dapat dikenali
dengan baik. Apabila sensor CKP pada mesin EFI mobil Anda rusak, Anda dapat memeriksa sensor
CKP cukup dengan menggunakan multimeter atau AVO-meter saja.
5. Sensor CMP (Camshaft Position sensor)
Berikutnya adalah sensor CMP atau camshaft position sensor. Jika sensor CKP berada di blok
silinder, maka sensor CMP terletak di kepala silinder (cylinder head). Lalu apa fungsi dari sensor CMP?

5
Sensor CMP berfungsi untuk mengetahui posisi piston mana yang dalam posisi “Top”. Posisi ini
adalah posisi di mana piston berada pada akhir langkah kompresi atau sesaat sebelum melakukan
langkah usaha. Lihat penjelasan: kerja mesin 4-tak. Data yang diperoleh dari sensor ini digunakan
untuk menentukan waktu pengapian berdasarkan urutan pengapian atau F.O.
6. Sensor MAP (Manifold Air Pressure)
Sensor pada mesin EFI selanjutnya adalah sensor MAP (manifold air pressure). Sensor MAP
memiliki fungsi mengukur tekanan udara di dalam saluran masuk dan buang (intake dan exhaus
manifold). Apa yang diharapkan dari sensor ini? Sensor ini akan mendapatkan data berupa kevakuman
di dalam saluran masuk dan buang pada mobil. Pada prosesnya, sensor ini menggantikan vacum
advencer pada mesin dengan sistem konvensional yakni yang akan mengatur timing pengapian
berdasarkan beban yang diderita mesin.

Sensor ini sangat penting sehingga perlu kita mengetahui prinsip kerja sensor MAP. Dengan
mengetahui cara kerja sensor MAP kita dapat memeriksa sensor MAP apabila mobil mengalami
masalah berdasarkan tanda-tanda kerusakan sensor MAP yang dapat diketahui dengan mudah.
Kerusakan sangat mungkin terjadi pada sensor MAP. Jika memang mengalami kerusakan, kita terlebih
dahulu mencoba memperbaiki sensor MAP sebelum memutuskan untuk menggantinya dengan yang
baru.
7. Sensor Tekanan Oli atau Oil Pressure Sensor
Sensor berikutnya yang ada pada mesin dengan sistem EFI adalah sensor tekanan oli atau oil pressure
sensor. Apa guna sensor tekanan oli? Sensor ini memiliki fungsi untuk mendeteksi tekanan oli yang
bekerja di dalam mesin. Mobil-mobil lama untuk mengukur tekanan oli digunakanlah oil level switch.
Piranti ini akan mendeteksi tekanan oli dan akan mematikan mesin saat jumlah oli tidak mencukupi
untuk melakukan pelumasan.
Sensor ini bekerja pada saat mesin beroperasi. Apabila tekanan oli di dalam mesin berkurang,
maka sensor ini akan mengirimkan sinyal tanda peringatan ke pengemudi melalui indikator oli. Tetapi
jika tekanan oli benar-benar mencapai batas yang tidak diizinkan dengan kata lain ‘drop’ maka mesin
akan secara otomatis berhenti berputar.

8. Sensor Ketukan (Knock Sensor)


Di dalam mesin EFI juga terdapat sensor ketukan atau knock sensor. Apa fungsi dari sensor ini?
Sensor ketukan berfungsi mendeteksi ketikan yang terjadi pada mesin. Ketukan biasanya akan muncul
dari fenomena pembakaran bahan bakar dan udara yang tidak sempurna. Ketukan ini akan terasa
hingga ke dinding silinder bahkan jika sangat parah maka dapat kita dengar juga.

Sensor ketukan biasanya menggunakan piezoelectric untuk menangkap ketukan yang terjadi.


Tegangan yang dikeluarkan oleh piezoelectric akan dikirim ke control module untuk memperbaiki
pengapian yang terjadi. Secara lengkap dapat Anda baca di Cara kerja sensor Knock.
Seperti halnya sensor-sensor yang lain, sensor ketukan juga dapat mengalami masalah hingga
kerusakan. Tetapi, terdapat beberapa tanda kerusakan sensor ketukan. Ini dapat Anda jadikan
panduan untuk tindakan selanjutnya apakah akan menggantinya atau tidak.

9. Sensor Oksigen
Sensor berikutnya adalah sensor oksigen. Seperti namanya jelas sensor ini berhubungan erat dengan
oksigen. Sensor ini berfungsi untuk mendeteksi kandungan oksigen yang ada di dalam gas buang.
Jumlah kandungan oksigen di dalam gas buang mengindikasikan apakah pembakaran yang terjadi di
dalam ruang bakar sesuai atau tidak. Oleh karena itu, sensor ini akan sangat membantu menghasilkan
pembakaran yang sempurna..
Dalam sebuah mobil dengan mesin EFI terdapat dua buah sensor oksigen. Meski demikian
kerusakan sensor juga tidak dapat dihindari. Tetapi kita dapat mengenali tanda sensor oksigen rusak
untuk selanjutnya mengambil tindakan apakah akan mengganti sensor tersebut atau tidak.

10. Sensor Temperatur Bahan Bakar (Fuel Temperature Sensor)

6
POLITEKNIK PIKSI GANESHA INDONESIA
Program Studi : Mesin Otomotif
Mata Kuliah : Teknologi Motor Bensin
Dosen : Hamid Nasrullah, M.Pd
sensor temperatur bahan bakar atau dikenal dengan fuel temperatur sensor. Sensor ini memiliki
fungsi mendeteksi temperatur bahan bakar yang melewati jalur distribusi bahan bakar. Sensor ini
biasanya hanya ada di mesin dengan bahan bakar diesel. Pada mesin diesel, temperatur bahan bakar
sangat memengaruhi kinerja mesin. Sehingga pada mesin diesel, biasanya juga dilengkapi dengan
sistem yang mampu mendinginkan bahan bakar.

Sensor berikutnya adalah sensor tekanan bahan bakar atau disebut juga fuel line pressure sensor.
Sensor ini berfungsi mendeteksi tekanan bahan bakar dalam sistem penyaluran bahan bakar. Sensor
ini akan mengatur kerja pompa bahan bakar. Dengan adanya sensor ini diharapkan tekanan di dalam
sistem bahan bakar tetap stabil dengan kata lain, tekanan tidak berlebih dan juga tidak ‘drop’.

11. Sensor Tekanan Refrigerant atau Refrigerant pressure sensor


Sensor selanjutnya yang ada di mesin EFI adalah sensor tekanan refrigerant atau refrigerant
pressure sensor. Untuk diketahui bahwa dalam sistem AC mobil, refigerant merupakan cairan yang
digunakan untuk menyerap panas yang memanfaatkan kompresor AC sebagai komponen penting
sistem AC.
12. Sensor turbo boost
Sensor berikutnya adalah sensor turbo boost. Tetapi keberadaan sensor ini tidak pada semua
mobil dengan mesin EFI melainkan hanya pada mesin EFI yang disertai dengan turbo with variable
nozzle. Lalu apa gunanya sensor turbo boost?

Sensor ini memiliki fungsi untuk mendeteksi tekanan udara yang dikeluarkan oleh turbocharger.
Tekanan yang dikeluarkan oleh turbocharger tidak boleh berkurang atau berlebih. Jika tekanan tidak
standar tersebut muncul maka dapat mengakibatkan permasalahan pada performa mesin. Sensor ini
mengatur tekanan intake manifold melalui boost pressure control atau VNT/VGT.
13. Sensor Tekanan Rail Bahan Bakar (Fuel Rail Pressure Sensor)
Sensor selanjutnya adalah sensor tekanan rail bahan bakar atau fuel rail pressure sensor. Sensor
ini biasanya ada di mesin diesel dengan common rail. Sensor tekanan rail bahan bakar memiliki fungsi
menentukan pompa tekanan tinggi untuk memompa agar tidak terjadi tekanan berlebih pada rail bahan
bakar.
Sensor ini sangat penting untuk performa dan ketahanan beberapa komponen mesin diesel.
Tekanan berlebih pada bahan bakar akan mengakibatkan kelebihan bahan bakar yang disemprotkan
dan pembakaran menjadi tidak sempurna. Selain ini masalah kerusakan pada nozzle juga sangat
mungkin akan terjadi lebih cepat dari normal. Sementara itu, tekanan yang terlalu lemah juga akan
membuat kinerja mesin tidak optimal.

14. Sensor Tekanan Tangki Bahan Bakar


Sensor berikutnya masih berkaitan dengan bahan bakar yakni sensor tekanan tangki bahan bakar.
Sensor ini terletak di dalam tangki bahan bakar. Keberadaan sensor ini adalah untuk mendeteksi
tekanan bahan bakar yang ada di dalam tangki.

Tekanan di dalam tangki bahan bakar terjadi karena adanya uap bahan bakar. Selain itu
goncangan saat mobil sedang berjalan juga mengakibatkan tekanan yang lain. Uap yang dihasilkan
dari bahan bakar ini kemudian diolah menggunakan sistem carcoal canister.

15. Sensor Jumlah Bahan Bakar (Fuel level sensor)


Sensor yang berhubungan dengan bahan bakar mesin EFI adalah sensor jumlah bahan bakar
atau fuel level sensor. Seperti nama yang disandangnya, sensor ini berfungsi untuk mengetahui jumlah
bahan bakar yang ada di dalam tangki bahan bakar. Data yang diperoleh dari sensor ini akan dikirim ke
MID dengan fuel bar.

7
16. Sensor WTS (Water temperature Sensor)
Sensor berikutnya yang ada di mesin EFI adalah sensor WTS atau water temperatur sensor.
Sensor ini sebenarnya memiliki nama lain yakni coolant temperatur sensor atau ECT. Sensor ini
memiliki fungsi mendeteksi temperatur air pendingin. Temperatur air pendingin merepresentasikan
temperatur mesin. Sensor WTS akan menjaga agar temperatur air pendingin tetap stabil sehingga
mesin tidak mengalami overheat engine.
Data dari sensor WTS digunakan untuk menghidupkan cooling fan yang selanjutnya akan
mendinginkan air di dalam radiator. Dalam satu mesin EFI biasanya terdapat dua buah sensor WTS,
satu di sebelum radiator untuk mendeteksi temperatur air pendingin dari mesin dan satu di setelah
radiator untuk mengoreksi temperatur air pendingin dari radiator.

17. Sensor Pedal Rem (Brake Pedal Sensor)


Selanjutnya ada sensor pedal rem atau brake pedal sensor. Sensor ini mendeteksi kondisi pedal
rem yakni apakah pedal rem berada poisis terinjak atau tidak. Sensor pedal rem akan memberikan
manfaat lebih pada mobil-mobil matic. Bahkan beberapa mobil menggunakan sensor pedal rem untuk
menentukan mobil dapat distarter atau tidak.

SIMPULAN DAN SARAN


A     KESIMPULAN
Artikel  ini dapat disimpulkan bahwa sistem bahan bakar EFI pada mesin bensin merupakan
komponen yang sangat sensitif yang terdiri dari berbagai macam komponen elektronik, yang
komponen tersebut di kontrol oleh ECU sehingga mesin mendapat suplai campuran bahan bakar
dengan udara yang lebih presisi dan lebih irit bahan bakar sehingga mesin dapat pembakaran yang
sempurna dan emisi gas buangnya menjadi rendah.

B        SARAN
Dengan artikel ini penulis menyarankan pembaca, ketika terjadi masalah pada sistem bahan
bakar EFI seharusnya dapat mengetahui bagian-bagian dari sensor sensor tersebut,  yang dapat
berguna dalam pennganan trouble shooting.

REFERENSI
- http://meisterotomotif.blogspot.co.id/2015/09/nama-sensor-pada-mobil-avanza-
xenia.html 
-

Anda mungkin juga menyukai