Anda di halaman 1dari 21

TEORI, ANGGAPAN DASAR, DAN HIPOTESIS (PENGERTIAN

TENTANG TEORI, KONSEP, DAN PROPOSISI. ASUMSI


PENELITIAN, AKSIOMA ATAU POSTULAT, DAN JENIS-JENIS
HIPOTESIS)

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah


Metode Penelitian
Dosen Pembimbing:
Muh. Haris Zubaidillah, SQ., M.Pd
NIDN: 2119089001

Oleh:
Kelompok 3

Aminatur Rahimah (19.11.20.01.01654)


Fauziah (19.11.20.01.01674)
Lilis (19.11.20.01.01701)
Norsyaleha (19.11.20.01.01743)
Santi (19.11.20.01.01773)
Wardah (19.11.20.01.01796)

SEKOLAH TINGGI ILMU ALQURAN (STIQ) AMUNTAI


PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN BAHASA ARAB
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt, shalawat dan salam semoga selalu tercurah keharibaan
junjungan Nabi besar Muhammad saw. Beserta seluruh keluarganya, sahabat dan para
pengikutnya sampai akhir zaman.
Alhamdulillah, dengan segala rahmat dan inayah-Nya makalah yang berjudul “Teori,
Anggapan Dasar, Dan Hipotesis (Pengertian Tentang Teori, Konsep, Dan Proposisi. Asumsi
Penelitian, Aksioma Atau Postulat, Dan Jenis-Jenis Penelitian)” sebagai salah satu tugas pada
mata kuliah Metode Penelitian Pendidikan Bahasa Arab program studi Pendidikan Bahasa Arab
Sekolah Tinggi Ilmu Al-Quran (STIQ) Amutai dapat diselesaikan.

Penulis sangat menyadari, dalam penulisan makalah ini banyak sekali menerima bantuan,
baik tenaga maupun pikiran. Oleh karena itu, penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan
terima kasih yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan
tersebut, terutama kepada Muallim Muh. Haris Zubaidillah, SQ., M.Pd yang telah banyak
memberikan bimbingan dan petunjuk serta koreksi dalam penulisan makalah ini serta semua
pihak yang telah memberi bantuan, fasilitas, informasi, meminjamkan buku-buku dan literatur-
literatur yang penulis perlukan, sehingga makalah ini bisa diselesaikan.
Atas bantuan dan dukungan yang tak ternilai harganya tersebut penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya teriring do’a yang
tulus semoga Allah swt memberi ganjaran yang berlipat ganda. Amin.
Akhirnya penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua dan mendapat taufik
serta inayah dari Allah swt.

Amuntai, 23 September 2021

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................... i


DAFTAR ISI................................................................................................................................................. ii
BAB I ............................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 1
A. Latar Belakang .................................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................................... 1
BAB II........................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................... 3
A. Teori/ Konsep/ Proposisi................................................................................................................... 3
1. Definisi Teori/ Konsep/ Proposisi ................................................................................................. 3
2. Tingkatan dan Focus Teori ........................................................................................................... 6
3. Kegunaan Teori dalam Penelitian ................................................................................................. 6
4. Deskripsi Teori.............................................................................................................................. 7
B. Anggapan Dasar/ Asumsi Penelitian/ Aksioma/ Postulat ............................................................... 10
1. Pengertian Anggapan Dasar/ Asumsi Penelitian/ Aksioma/ Postulat ......................................... 10
2. Cara Menentukan Anggapan Dasar/ Asomsi Penelitian/ Aksioma/ Postulat .............................. 11
C. Pengertian Hipotesis dan Jenis-Jenisnya......................................................................................... 13
1. Pengertian Hipotesis ................................................................................................................... 13
2. Jenis-Jenis Hipotesis ................................................................................................................... 14
BAB III ....................................................................................................................................................... 17
PENUTUP .................................................................................................................................................. 17
A. Kesimpulan ..................................................................................................................................... 17
B. Kritik dan Saran .............................................................................................................................. 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Para mahasiswa, khususnya yang sudah berada di semester lanjut nantinya akan
membuat sebuah karya tulis penelitian berupa skripsi sebagai salah satu syarat untuk
meraih gelar sarjana strata-1 (S1). Tidak sedikit di antara mereka yang kebingungan
bahkan tidak tahu sama sekali tentang metode penelitian tersebut. Hal ini pastinya akan
menyulitkan mereka saat penelitian tersebut dilakukan. Sehuingga mungkin akan terjadi
penundaan-penundaan bahkan kegagalan dalam pengerjaannya.

Hal di atas tentu akan membuat mereka frustasi yang menyebabkan terlambatnya
mereka dalam menyelesaikan studi. Tentu ini adalah mimpi buruk yang tidak ingin
dialami mahasiswa manapun. Oleh karena itu, seyogyanya para mahasiswa mulai
mempelajari hal-hal yang berkenaan dengan metode penelitian jauh-jauh hari sebelum
mereka melakukan sebuah penelitian dan menyusunnya dalam sebuah karya tulis.

Makalah ini disusun oleh penulis agar mempermudah para pembaca khususnya
mahasiswa semester lanjut yang akan menyusun skripsi. Pada makalah ini, penulis
berusaha menyajikan materi tentang “Teori, Anggapan Dasar, dan Hipotesis” secara
gamblang dan dengan bahasa yang ringan agar adapat dipahami dan dipelajari dengan
baik. Penulis berharap, adanya makalah ini dapat membantu para pembaca khususnya
mahasiswa semester lanjut dalam mempelajari hal yang berkenaan dengan penelitian.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu teori/konsep/proposisi?


2. Apa itu anggapan dasar/asumsi penelitian/aksioma/postulat?
3. Apa pengertian hipotesis dan jenis-jenisnya?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui tentang teori/konsep/proposisi.


2. Untuk mengetahui tentang anggapan dasar/asumsi penelitian/aksioma/postulat.

1
3. Untuk mengetahui pengertian hipotesis dan jenis-jenisnya

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Teori/ Konsep/ Proposisi

1. Definisi Teori/ Konsep/ Proposisi

Teori adalah seperangkat konstruk (konsep), definisi, dan proposisi yang


berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematik, melalui spesifikasi hubungan
antar variabel, sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena
(Kerlinger:1978).
Wiliam Wiersma (1986) menyatakan bahwa teori adalah generalisasi atau
kumpulan generalisasi yang dapat digunakan untuk menjelaskan berbagai fenomena
secara sistematik.
Cooper dan Schindler (2003) mengemukakan bahwa teori adalah seperangkat
konsep, definisi dan proposisi yang tersususn secara sistematis sehingga dapat
digunakan untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena.
Sitirahayu Haditono (1999) menyatakan bahwa suatu teori akan memperoleh
arti yang penting, bila ia lebuh banyak dapat melukiskan, menerangkan, dan
meramalkan gejala yang ada.
Mark 1963 dalam (Sitirahayu Haditono, 1999), membedakan adanya tiga
macam teori. Ketiga teori yang dimaksud ini berhubungan dengan data empiris.
Dengan demikian dapat dibedakan anatara lain:
1. Teori yang deduktif: memberi keterangan yang dimulai dari suatu perkiraan atau
pikiran spekulatif tertentu kea rah data akan diterangkan.
2. Teori yang induktif: cara menerangkan adalah dari data ke arah teori. Dalam
bentuk ekstrim titik pandang yang positivistik ini dijumpai pada kaum
behaviorist.
3. Teori yang fungsional: di sini tampak suatu interaksi pengaruh antara data dan
perkiraan teoritis, yaitu data mempengaruhi pembentukan teori dan pembentukan
teori kembali mempengaruhi data.

3
Berdasarkan tiga pandangan ini, dapat disimpulkan bahwa teori dapat
dipandang sebagai berikut.

1. Teori merujuk kepada sekelompk hokum yang tersusun secara logis. Hokum-
hukum ini biasanya sifat hubungan yang deduktif. Suatu hokum menunjukkan
suatu hubungan antara variable-variabel empiris yang bersifat ajeg dan dapat
diramal sebelumnya.
2. Suatu teori juga dapat merupakan suatu rangkuman tertulis mengenai suatu
kelompok hukum yang diperoleh secara empiris dalam suatu bidang tertentu.
Di sini orang mulai dari data yang diperoleh dan dari data yang diperoleh itu
datang suatu konsep yang teoritis (induktif).
3. Suatu teori juga dapat menunjuk pada suatu cara menerangkan yang
menggeneralisasi. Di sini biasanya terdapat hubungan yang fungsional antara
data dan pendapat yang teoritis.
Berdasarkan data tersebut di atas secara umum dapat ditarik kesimpulan
bahwa, suatu teori adalah suatu konseptualisasi yang umum. Konseptualisasi atau
sistem pengertian ini diperoleh melalui jalan yang sistematis. Suatu teori harus
dapat diuji kebenarannya,bila tidak, maka dia bukan suatu teori.

Teori semacam ini mempunyai dasar empiris. Suatu teori dapat


memandang gejala yang dihadapi dari sudut yang berbeda-beda, misalnya dapat
dengan menerangkan, tetapi dapat pula deng°an menganalisa dan
menginterpretasi secara kritis (Habermas, 1986). Misalkan melukiskan suatu
konflik antar generasi yang dilakukan oleh ahli teori yang berpandangan
emansipatoris akan berlainan dengan cara melukiskan seorang ahli teori lain yang
tidak berpandangan emansipatoris.

Teori adalah alur logika atau penalaran yang merupakan seperangkat


konsep, definisi, dan proposisi yang disusun secara sistematis. Secara umum, teori
mempunyai tiga fungsi, yaitu untuk menjelaskan (explanation), meramalkan
(prediction), dan pengendalian (control) suatu gejala. Mengapa kalau besi kena
panas memuai, dapat dijawab dengan teori yang berfungsi menjelaskan. Kalau
besi dipanaskan sampai 75° C berapa pemuaiannya, dijawab dengan teori yang

4
berfungsi meramalkan. Selanjutnya berapa jarak sambungan rel kereta api yang
paling sesuai dengan kondisi iklim Indonesia sehingga kereta api jalannya tidak
terganggu karena sambungan, dijawab dengan teori yang berfungsi
mengendalikan.

Dalam bidang Administrasi, Hoy & Miskel (2001) mengemukakan


definisi teori sebagai berikut. “Theory in administration, however has the same
role as theory in physics, chemistry, or biology; that is providing general
explanations and guiding research”. Selanjutnya didefinisikanbahwa teori adalah
seperangkat konsep, asumsi, dan generalisasi yang dapat digunakan untuk
mengungkapkan dan menjelaskan perilaku dalam berbagai organisasi. “theory is
a set of interrelated concepts, assumptions, and generalizations that
systematically describes and explains regularities in behavior in organizations”.

Berdasarkan yang dikemukakan Hoy & Miskel (2001) tersebut dapat


dikemukakan di sini bahwa, 1) teori itu berkenaan dengan konsep, asumsi, dan
generalisasi yang logis, 2) berfungsi untuk mengungkapkan, menjelaskan, dan
memprediksi perilaku yang memiliki keteraturan, 3) sebagai stimulan dan
panduan untuk mengembangkan pengetahuan.

Selanjutnya Hoy & Miskel (2001) mengemukakan bahwa komponen teori


itu meliputi konsep dan asumsi. A concept is a term that has been given an
abstract, generalized meaning. Konsep merupakan istilah yang bersifat abstrak
dan bermakna generalisasi. Contoh konsep dalam administrasi adalah leadership
(kepemimpinan), satisfaction (kepuasan), dan informal organization (organisasi
informal). Sedangkan asumsi merupakan pernyataan yang diterima kebenarannya
tanpa pembuktian. An assumption, accepted without proof, are not necessarily
self-evident.

Berikut ini diberikan contoh asumsi dalam bidang administrasi.

a. Administrasi merupakan generalisasi tentang perilaku semua manusia dalam


organisasi.

5
b. Administrasi merupakan proses pengarahan dan pengendalian kehidupan dalam
organisasi sosial.
Setiap teori akan mengalami perkembangan, dan perkembangan itu terjadi
apabila teori sudah tidak relevan dan kurang berfungsi lagi untuk mengatasi masalah.

2. Tingkatan dan Focus Teori

Numan (2003) mengemukakan tingkatan teori (level of theory) menjadi tiga,


yaitu micro, meso, dan macro. Teori tingkat mikro: potongan kecil waktu, ruang, atau
sejumlah orang. Konsepnya biasanya tidak terlalu abstrak. Teori tingkat meso: upaya
untuk menghubungkan tingkat makro dan mikro atau untuk beroperasi pada tingkat
menengah. Teori tingkat makro: menyangkut operasi kumpulan yang lebih besar
seperti lembaga sosial, seluruh sistem budaya, dan seluruh masyarakat. Itu
menggunakan lebih banyak konsep yang abstrak
Selanjutnya focus teori dibedakan menjadi tiga yaitu teori subtantif, teori
formal, dan middle range theory. Teori subtantif dikembangkan untuk area tertentu
dari perhatian sosial, seperti geng nakal, pemogokan, perceraian, atau hubungan ras.
teori formal ia dikembangkan untuk area konseptual yang luas dalam teori umum,
seperti penyimpangan; sosialisasi, atau kekuasaan. Teori rentang menengah sedikit
lebih abstrak daripada generalisasi empiris atau hipotesis yang spesifik. Teori
menengah bisa jadi formal atau subtansi.
Teori yang digunakan untuk perumusan hipotesis yan akan diuji melalui
kumpulan data adalah teori subtantif, karena teori ini lebuh fokus berlaku untuk objek
yang akan diteliti.

3. Kegunaan Teori dalam Penelitian

Cooper dan Schindler (2003), menyatakan bahwa kegunaan teori dalam


penelitian adalah:

6
a. Teori mempersempit jangkauan fakta yang perlu kita pelajari.
b. Teori menyarankan pendekatan penelitian mana yang mungkin menghasilkan
makna terbesar.
c. Teori menyarankankan sistem penelitian mana yang memaksakan pada data untuk
mengklasifikannya dengan cara yang paling berarti.
d. Teori merangkum apa yang diketahui tentang objek studi dan menyetakan
informasi yang berada di luar pengamatan langsung.
e. Teori dapat digunakan untuk memprediksi fakta lebih lanjut tentang sesuatu yang
harus ditemukan.

Semua penelitian bersifat ilmiah, oleh karena itu semua peneliti harus
berbekal teori. Dalam penelitian kuantitatif, teori yang digunakan harus sudah jelas,
karena teori disini akan berfungsi untuk memperjelas masalah yang diteliti, sebagai
dasar untuk merumuskan hipotesis, dan sebagai referensi untuk menyusun instrumen
penelitian. Oleh karena itu, landasan teori dalam proposal penelitian kuantitatif harus
sudah jelas teori apa yang akan dipakai.

Dalam kaitannya dalam kegiatan penelitian, maka fungsi teori yang pertama
digunakan untuk memperjelas dan mempertajam ruang lingkup, atau konstruk
variabel yang akan diteliti. Fungsi teori yang kedua (prediksi dan pemandu untuk
menemukan fakta) adalah untuk merumuskan hipotesisdan menyusun instrumen
penelitian, karena pada dasarnya hipotesis itu merupakan pernyataan yang bersifat
prediktif. Selanjutnya fungsi teori yang ketiga (kontrol) digunakan mencandra dan
membahas hasil penelitian, sehingga selanjutnya digunakan untuk memberikan saran
dalamupaya pemecahan masalah.

4. Deskripsi Teori

Deskripsi teori dalam suatu penelitian merupakan urutan sistematis tentang


teori (bukan sekadar pendapat pakar atau penulis buku) dan hasil-hasil penelitian
yang relevandengan variabel yang diteliti. Jumlah kelompok teori yang perlu

7
dikemukakan/dideskripsikan akan bergantung pada luasnya permasalahan dan secara
teknis bergantung pada jumlah variabel yang diteliti. Bila dalam suatu penelitian
terdapat tiga variabel independen dan satu dependen, maka kelompok teori yang perlu
dideskripsikan ada empat kelompok teori, yaitu kelompok teori yang berkenaan
dengan tiga variabel independen dan satu teori yang berkenaan dengan variabel
dependen. Oleh karena itu, semakin banyak variabel yang diteliti, maka akan semakin
banyak teori yang perlu dikemukakan.

Deskripsi teori paling tidak berisi tentang penjelasan terhadap variabel-


variabel yang diteliti melalui pendefinisian dan uraian yang lengkap dan mendalam
dari berbagai referensi sehingga ruang lingkup, kedudukan, dan prediksi terhadap
hubungan antar variabel yanga akan diteliti menjadi lebih jelas dan terarah.

Teori-teori yang dideskripsikan dalam proposal maupun laporan penelitian


dapat digunakan sebagai indikator apakah peneliti menguasai teori dan konteks yang
diteliti atau tidak. Variabel-variabel penelitian yang tidak dapat dijelaskan dengan
baik, baik dari segi pengertian maupun kedudukan dan hubungan antar variabel yang
diteliti, menunjukkan bahwa peneliti tidak menguasai teori dan konteks penelitian.

Untuk menguasai teori maupun generalisasi-generalisasi dari hasil penelitian,


maka peneliti harus rajin membaca. Orang harus membaca dan menelaah yang dibaca
itu setuntas mungkin agar ia dapat menegakkan landasan yang kokoh bagi langkah-
langkah berikutnya. Membaca merupakan keterampilan yang harus dikembangkan
dan dipupuk (Sumadi Suryabrata, 1996).

Untuk dapat membaca dengan baik, maka peneliti harus mengetahui sumber-
sember bacaan. Sumber-sumber bacaan dapat berbentuk buku-buku teks, kamus,
ensiklopedia, jurnal ilmiah, dan hasil-hasil penelitian. Bila peneliti tidak memiliki
sumber-sumber bacaan sendiri, maka dapat melihat di perpustakaan, baik
perpustakaan lembaga formal, maupun perpustakaan pribadi.

Sumber bacaan yang baik harus memenuhi tiga kriteria, yaitu relevansi,
kelengkapan, dan kemutakhiran (kecuali penelitian sejarah, penelitian ini justru
menggunakan sumber-sumber bacaan lama). Relevansi berkenaan dengan kecocokan

8
antara variabel yang diteliti dengan teori yang dikemukakan, kelengkapan berkenaan
dengan banyaknya sumber yang dibaca, kemutakhiran berkenaan dengan dimensi
waktu, makin baru sumber yang digunakan, maka akan semakin mutakhir suatu teori.

Hasil penelitian yang relevan bukan berarti sama dengan yang akan diteliti,
tapi masih dalam lingkup yang sama. Secara teknis, hasil penelitian yang relevan
dengan apa yang akan diteliti dapat dilihat dari permasalahan yang diteliti, waktu
penelitian, tempat penelitian, sampel penelitian, metode penelitian, analisis, dan
kesimpulan. Misalnya peneliti yang terdahulu melakukan penelitian tentang tingkat
penjualan jenis kendaraan bermotor di Jawa Timur, dan peneliti berikutnya meneliti
di Jawa Barat. Jadi hanya berbeda lokasi saja. Peneliti yang kedua ini dapat
menggunakan referensi hasil penelitian yang pertama.

Langkah-langkah untuk dapat melakukan pendeskripsian teori adalah sebagai


berikut.

a. Tetapkan nama dan jumlah variabel yang diteliti.


b. Cari sumber-sumber bacaan (buku, kamus, ensiklopedia, jurnal ilmiah, laporan
penelitian, skripsi, tesis, maupun desertasi) yang sebanyak-banyaknya yang
relevan dengan setiap variabel yang diteliti.
c. Lihat daftar isi setiap buku, dan pulih topik yang relevan dengan setiap variabel
yang akan diteliti. Untuk referensi yang berbentuk laporan penelitian, lihat judul
penelitian, permasalahan, teori yang digunakan tempat penelitian, sampel sumber
data, teknik pengumpulan data, analisis, kesimpulan dan saran yang diberikan).
d. Cari definisi setiap variabel yang akan diteliti pada setiap sumber bacaan,
bandingkan antara satu sumber dengan sumber yang lain dan pilih definisi yang
sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan.
e. Baca seluruh isi topik buku yang sesuai dengan variabel yang akan diteliti,
lakukan analisa, renungkan, dan buatlah rumusan dengan bahasa sendiri tentang
isi setiap sumber data yang dibaca.
f. Deskripsikan teori-teori yang telah dibaca dari berbagai sumber ke dalam bentuk
tulisan dengan bahasa sendiri. Sumber-sumber bacaan yang dikutip atau yang

9
digunakan sebagai landasan untuk mendeskripsikan teori harus dicantumkan.1

B. Anggapan Dasar/ Asumsi Penelitian/ Aksioma/ Postulat

1. Pengertian Anggapan Dasar/ Asumsi Penelitian/ Aksioma/ Postulat

Setelah peneliti memilih masalah, lalu melakukan studi pendahuluan,


kemudian merumuskan masalah, maka langkah berikutnya adalah merumuskan
anggapan dasar. Menurut Suharsimi Arikunto, anggapan dasar adalah asumsi yang
harus diberikan terhadap rumusan masalah, sehingga anggapan dasar bisa dikatakan
sebagai asumsi dasar.
Selanjutnya anggapan dasar nantinya digunakan sebagai landasan teori dalam
penyusunan laporan hasil penelitian. Menurut Winarno Surakhmat dalam Suharsimi
Arikunto dinyatakan bahwa anggapan dasar atau postulat harus didasarkan pada
kebenaran yang telah diyakini oleh peneliti. Jadi, anggapan dasar atau postulat
merupakan asumsi dasar yang telah diyakini kebenarannya oleh peneliti dan
digunakan sebagai landasan teori dalam menyusun laporan hasil penelitian.
Sebagai contoh dalam kegiatan penelitian dipercayai bahwa tanaman padi
yang diberi pupuk secara cukup akan memberikan hasil yang tinggi. Hal ini bisa
terjadi bilamana ada anggapan bahwa pupuk yang merupakan makanan tanaman padi
setelah diserap akan mengefektifkan proses fisiologis dalam tabuh tanaman padi,
sehingga menghasilkan biji yang banyak dan berkualitas.
Contoh lain adalah seseorang naik pesawat terbang bermesin jet dari Surabaya
menuju Jakarta akan menempuh waktu sekitar satu jam perjalanan. Pendapat ini akan
terjadi karena adanya anggapan bahwa kecepatan pesawat terbang bermesin jet adalah
800 km/jam, dan jarak Surabaya-Jakarta berkisar 800 km.
Sebelum peneliti melakukan proses pengumpulan data, anggapan-anggapan
seperti contoh di atas yang merupakan anggapan dasar, postulat atau asumsi dasar
sangat perlu untuk dirumuskan terlebih dahulu. Mengapa demikian? Ada beberapa
1
Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2013). Hal. 52-
60

10
alasan yang mendasari hal ini, yaitu sebagai berikut.
a. Sebagai dasar pijakan bagi masalah yang sedang diteliti.
b. Agar variable penelitian bisa lebih dipertegas
c. Sebagai dasar perumusan hipotesis.

2. Cara Menentukan Anggapan Dasar/ Asomsi Penelitian/ Aksioma/ Postulat

Sikap awal peneliti sebelum menentukan anggapan dasar adalah tidak boleh
ragu-ragu terhadap sesuatu hal, karena akan menyebabkan ketidakpastian anggapan.
Sebagai contoh, peneliti tidak memahami suatu daerah. Sedangkan peneliti tersebut
akan mengadakan penelitian terhadap mahasiswa. Maka peneliti tersebut tidak dapat
menentukan anggapan bahwa daerah tersebut banyak dihuni oleh mahasiswa.

Peneliti seyogyanya melakukan studi literatur dari buku-buku, jurnal


penelitian atau jurnal ilmiah, mendengarkan informasi dari berbagai sumber, serta
mengunjungi tempat untuk memperkuat anggapan dasar yang telah disusun. Hal ini
akan mempermudah langkah selanjutnya dalam penyusunan hipotesis.

Pemikiran, renungan yang mendalam, serta analisis yang tajam terhadap suatu
masalah, diperlukan oleh peneliti dalam merumuskan anggapan dasar. Kesulitan atau
kesukaran dalam merumuskan anggapan dasar bisa diatasi dengan banyak latihan dan
mencermati beberapa contoh.

Suharsimi Arikunto memberikan beberapa contoh dalam merumuskan


anggapan dasar, sebagai berikut.

Contoh 1:

Judul Penelitian: Studi tentang Peranan Orang Tua terhadap Pilihan Profesi Anak
SMA se-Daerah Istimewa Yogyakarta.

Anggapan dasar yang dapat dirumuskan antara lain:

1. Adanya hubungan yang harmonis antara anak dan orang tua.


2. Orang tua memahami keinginan atau cita-cita anak.

11
3. Anak SMA sudah paham berbagai jenis profesi.

Contoh 2:
Dikutip dari penelitian yang diadakan oleh Dra. Aswarni Sudjud dengan
judul: Studi tentang Murid Mengulang Kelas di Kelas III Sekolah Dasar di
Kecamatan Depok Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, 1979-1980.

Anggapan dasar yang dapat dirumuskan anatara lain:

1. Ada murid Sekolah Dasar di Kecamatan Depok Kabupaten Sleman, Daerah


Istimewa Yogyakarta yang tidak naik ke Kelas IV.
2. Ada perbedaan kecerdasan murid sekolah dasar.
3. Ada perbedaan kompetensi guru sekolah dasar.
4. Ada perbedaan latar belakang ekonomi dan sosial pada keluarga murid sekolah
dasar.

Contoh 3:

Dikutip dari usulan penelitian yang diajukan oleh Abraham Brure


Mapandin dengan judul: Pola Penggunaan Lahan Pada Berbagai Tingkat Lereng
di Pedesaan Pulau Jawa.

Anggapan dasar yang dapat dirumuskan antara lain:

1. Ada daerah perbukitan di pedesaan Pulau Jawa yang dijadikan lahan bercocok
tanam.
2. Ada beberapa pola bercocok tanam terkait dengan perbedaan ketinggian lereng.

Ada beberapa komoditas pertanian yang dibudidayakan pada lereng yang


berbeda ketinggian.2

2
Admin_brow, “Pengertian Anggapan Dasar dalam Penelitian, Lengkap!,” diakses 4 September 2021,
https://www.rangkumanmakalah.com/arti-anggapan-dasar-dalam-penelitian/.

12
C. Pengertian Hipotesis dan Jenis-Jenisnya

1. Pengertian Hipotesis

Perumusan hipotesis penelitian merupakan langkah ketiga dalam


penelitian setelah peneliti mengemukakan dandasan teori dan kerangka berpikir.
Tetapi perlu diketahui bahwa tidak semua penelitian harus merumuskan hipotesis.
Penelitian yang bersifat eksploratif dan deskriptif sering tidak perlu merumuskan
hipotesis.
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, di mana rumusan penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat
pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru
berdasarkan pada teori yang relevan, belum berdasarkan pada fakta-fakta empiris
yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi, hipotesis juga dapat dinyatakan
sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban
yang empirik.
Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang
menggunakan pendekatan kuantitatif. Pada penelitian kualitatif tidak dirumuskan
hipotesis, tetapi justru diharapkan dapat ditemukan hipotesis. Selanjutnya,
hipotesis tersebut akan diuji oleh peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif.
Dalam hal ini perlu dibedakan pengertian hipotesis penelitian dan
hipotesis statistik. Pengertian hipotesis penelitian seperti telah dikemukakan di
atas. Selanjutnya hipotesis statistik itu ada bila penelitian bekerja dengan sampel.
Jika penelitian tidak menggunakan sampel, maka tidak ada hipotesis
statistik.
Dalam suatu penelitian, dapat terjadi ada hipotesis penelitian, tetapi tidak
ada hipotesis statistic. Penelitian yang dilakukan pada seluruh populasi mungkin
akan terdapat hipotesis penelitian tetapi tidak aka nada hipotesis statistik. Ingatlah
bahwa hipotesis itu berupa jawaban sementara terhadap rumusan masalah dan
hipotesis yang akan diuji dinamakan hipotesis kerja yang dinyatakan dalam
kalimat positif. Sebagai lawannya adalah hipotesis nol (nihil) yang dinyatakan
dalam kalimat negatif. Hipotesis kerja disusun berdasarkan teori yang dipandang

13
handal, sedangkan hipotesis nol dirumuskan karena teori yang digunakan masih
diragukan kehandalannya.
Dalam statistik juga terdapat dua macam hipotesis, yaitu hipotesis kerja
dan hipotesis alternatif (hipotesis alternatif tidak sama dengan hipotesis kerja).
Dalam kegiatan penelitian, yang diuji terlebih dahulu adalah hipotesis penelitian,
terutama pada hipotesis kerjanya. Bila penelitian akan membuktikan apakah hasil
pengujian hipotesis itu signifikan atau tidak. Jika tidak, maka diperlukan maka
diperlukan hipotesis statistik. Teknik statistik yang digunakan untuk menguji
statistik ini adalah statistik inferensial. Statistik yang bekerja dengan data populasi
adalah statistik deskriptif.
Dalam hipotesis statistik, yang diuji adalah hipotesis nol, yaitu hipotesis
yang menyatakan tidak ada perbedaan antara data sampel dan data populasi. Hal
ini dikarenakan peneliti tidak berharap adanya perbedaan antara sampel dan
populasi atau statistik (ukuran-ukuran yang berkenaan dengan sampel) dan
parameter (ukuran-ukuran yang berkenaan dengan populasi.3

2. Jenis-Jenis Hipotesis

a. Jenis-jenis Hipotesis Berdasarkan Asasnya (Dasarnya)


1. Hipotesis Alternatif
Hipotesis kerja kerap juga disebut hipotesis alternatif (Ha).
Namun, ada kalanya hipotesis disimbolkan dengan H1. Jadi, hipotesis
kerja ini berfungsi untuk menyatakan hubungan antara variabel X dan Y.
Hipotesis ini juga bisa menunjukkan adanya perbedaan antar dua
kelompok. Hipotesis ini menjelaskan adanya hubungan antara variabel
dengan variabel lain. Contohnya adanya hubungan antara tingkat
kemiskinan dan tingkat ketersediaan lowongan pekerjaan.
2. Hipotesis Nol
Hipotesis nol (null hypotheses) biasanya disimbolkan dengan Ho.
Nama lain hipotesis ini adalah hipotesis statistik. Dinamakan demikian

3
Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2013). Hal. 63-
66

14
karena sering dipakai dalam penelitian kuantitatif yang membutuhkan
perhitungan statistik. Hipotesis Ho menerangkan tidak ada hubungan atau
pengaruh antara variabel yang satu dengan variabel yang lain. Contohnya
tidak ada hubungan anatara tingkat pendidikan mahasiswa dengan peluang
mencari kerja.

b. Jenis-jenis Hipotesis Berdasarkan Bentuknya


1. Hipotesis Relasional atau Asosiatif

Hipotesis ini diartikan sebagai jawaban sementara atas hubungan


antara dua variabel atau lebih. Jadi, hipotesis ini dirumuskan berdasarkan
rumusan masalah yang asosiatif atau menggambarkan suatu hubungan.
Dalam pengertian lain, hipotesis asosiatif secara ekspisit atau terang
menunjukkan hubungan antara dua variabel atau lebih.

Dikutip dari sosiologis.com, contoh hipotesis asosiatif adalah orang


yang telah menikah memiliki tingkat kepercayaan diri yang lebih tinggi
ketimbang orang yang belum menikah. Contoh tersebut menunjukkan
dengan jelas bahwa ada hubungan antara ststus perkawinan dengan tingkat
kepercayaan diri seseorang. Selain itu, hipotesis tersebut tergolong
hipotesis relasional karena hubungan kedua variabel dideskripsikan secara
eksplisit. Dengan membaca hipotesis penelitian relasional, kita bisa
dengan mudah mengetahui adanya hubungan antara kedua variabel
tersebut. Kita pun juga akan tahu apa saja variabel yang dipakai dalam
suatu penelitian.

2. Hipotesis Deskriptif
Berbeda dengan hipotesis asosiatif, hipotesis deskriptif justru
menunjukkan hubungan antar variabel secara implisit. Sehingga hubungan
tersebut cenderung tersembunyi, tidak jelas seperti hipotesis penelitian.
Jadi, hipotesis deskriptif hanya memberikan gambaran tentang sampel
penelitian. Contohnya, setengah pendududk Pulau Jawa adalah petani.
Contoh lainnya dalah mahasiswa yang aktif berorganisasi memiliki IPK

15
yang tinggi. Dinukil dari sosiologis.com, pada contoh pertama variabel
yang ditemukan yakni jumlah pendududk dan pekerjaan. Sementara itu,
variabel dari contoh kedua adalah tingkat keaktifan berorganisasi dan IPK.

3. Hipotesis Komparatif

Menurut Sugiyono, hipotesis komparatif adalah pernyataan yang


menunjukkan dugaan nilai dalam suatu variabel atau lebih pada sampel
yang berbeda. Sedangkan menurut Ridwan, hipotesis komparatif
dirumuskan untuk memberikan jawaban pada permasalahan yang bersifat
membedakan. Secara ringkas, hipotesis komparatif adalah dugaan tentatif
dari rumusan masalah yang komparatif. Artinya variabelnya sama, hanya
saja populasi, sampel, atau keadaan yang berbeda. Contonya tingkat
produktivitas kerja karayawan perusahaan X lebih besar (atau lebih kecil)
dari tingkat produktivotas kerja karyawan perusahaan Y.4

4
Salma Awwabin, “Hipotesis penelitian: Pengertian, Jenis-jenis, dan contoh lengkap,” diakses 11
September 2021, https://penerbitdeepublish.com/hipotesis-penelitian/.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Teori adalah seperangkat konstruk (konsep), definisi, dan proposisi yang berfungsi
untuk melihat fenomena secara sistematik, melalui spesifikasi hubungan antar variabel,
sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena.

Anggapan dasar adalah asumsi yang harus diberikan terhadap rumusan masalah,
sehingga anggapan dasar bisa dikatakan sebagai asumsi dasar.

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di


mana rumusan penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Jenis- jenis
hipotesis sebagai berikut.

a. Menurut asasnya terbagi menjadi dua, yaitu:


1. Hipotesis alternatif.
2. Hipotesis nol.
b. Menurut bentuknya terbagi menjadi tiga, yaitu:
1. Hipotesis asosiatif.
2. Hipotesis deskriptif.
3. Hipotesis komparatif.

B. Kritik dan Saran

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Mungkin ada beberapa
bagian yang kurang tepat, baik dari segi penulisan maupun penyajian materi. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan makalah ini
maupun makalah-malakah yang akan datang.

17
DAFTAR PUSTAKA

Admin_brow. “Pengertian Anggapan Dasar dalam Penelitian, Lengkap!” Diakses


4 September 2021. https://www.rangkumanmakalah.com/arti-anggapan-
dasar-dalam-penelitian/.
Prof. Dr. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta, 2013.
Salma Awwabin. “Hipotesis penelitian: Pengertian, Jenis-jenis, dan contoh
lengkap.” Diakses 11 September 2021.
https://penerbitdeepublish.com/hipotesis-penelitian/.

17

Anda mungkin juga menyukai