24 Tahun 2004
dengan hukum ekonomi
mengenai Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)
Disusun Oleh :
1
Handout materi perkuliahan hukum ekonomi “Hukum Ekonomi Pengantar”
2
Dr. C. F. G. Sunaryati Hartono, S.H.”Hukum Ekonomi Pembangunan Indonesia”, hal. 10
3
Konsideran UU No. 24 tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan
4
Pasal 4 UU No. 24 tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan
sistem ekonomi akan berjalan lancar dengan dukungan sistem hukum1. Kaitan ini
sangat jelas bahwa Undang-Undang No. 24 tahun 2004 berkaitan dengan hukum
ekonomi. Untuk lebih jelas lagi kita akan membahasnya dengan lebih terperinci.
b. Hukum ekonomi cakupannya lebih luas dari hukum perdata dan hukum
dagang.
5
Prof. Dr. Sri Redjeki Hartono “ Hukum Ekonomi Indonesia”, hal. 38
6
Pasal 6 ayat (1) huruf a dan I UU No. 24 tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan
Dalam UU No. 24 tahun 2004 mengenai LPS ini tidak hanya mengatur
mengenai masalah Lembaga Penjamin Sosial dalam ranah hukum perdata maupun
ranah hukum dagang saja, tapi kita bisa melihat bahwa dalam UU ini terdapat
sanksi-sanksi administratif yang membuktikan bahwa cakupan hukumnya sangat
luas. Selain itu dalam LPS tidak ada batasan dalam mengkaitkan antara hukum
yang satu dengan hukum yang lain, seperti yang kita tahu di Indonesia pada
kenyataaannya banyak kasus-kasus terjadi bahwa Lembaga-lembaga penjamin
sosial yang menyalahgunakan wewenangnya dengan melakukan tindak pidana
korupsi. Hal ini tidak saja berhubungan dengan hukum perdata ataupun dagang
tapi juga hukum pidana, hukum administrasi negara bahkan politik hukum di
Indonesia. Hal ini semakin mempertegas bahwa Hukum ekonomi merupakan
perpaduan dalam berbagai bidang hukum yaitu Hukum Perdata, Hukum Pidana,
Hukum Dagang, Hukum Internasional, Hukum Administrasi Negara, Hukum Tata
Negara7, yang dapat disimpulkan bahwa Hukum Indonesia adalah keseluruhan
kaidah-kaidah dan putusan-putusan hukum yang secara khusus mengatur kegiatan
dan kehidupan ekonomi di Indonesia.
7
Handout materi perkuliahan hukum ekonomi “karakter, subyek, dasar hukum ekonomi”
8
Dikutip dari : http://id.wikipedia.org/wiki/premi, diakses tanggal 21 oktober 2009
Hukum Dagang ialah hukum yang mengatur hubungan hukum antara
manusia dengan badan-badan hukum dalam lapangan perdagangan. UU LPS
juga ikut mengatur hubungan antara nasabah bank dengan pelayanan yang
diberikan oleh LPS misalnya bentuk simpanan yang berupa giro, deposito,
wesel, cek, dll9.
Hukum Pidana ialah hukum yang mengatur tentang pelanggaran-
pelanggaran dan kejahatan-kejahatan terhadap kepentingan umum yang
diancam dengan hukuman. Hal ini termuat dalam UU No. 24 tahun 2004
mengenai ketentuan sanksi-sanksi administratif dan pidana yang dilakukan
Lembaga Penjamin Simpanan baik berupa denda administratif atau bunga.10
Hukum Tata Negara ialah hukum yang mempelajari prinsip-prinsip
dan norma-norma hukum yang tertuang secara tertulis ataupun yang hidup
dalam kenyataan praktik kenegaraan. Kita ketahui bahwa LPS adalah sebuah
badan hukum yang dibuat oleh negara dan bertanggung jawab kepada
Presiden. Hal ini terdapat dalam Bab VII mengenai organisasi LPS yang
sepenuhnya bertanggung jawab kepada presiden dan mempunyai wewenang di
dalam dan di luar pengadilan11. Maka dari itu LPS adalah salah satu badan
negara yang dibuat untuk melayani rakyat agar rakyat hidup makmur dan
sejahtera.
Dari beberapa hukum yang telah dijabarkan di atas dapatlah kiranya
bahwa UU LPS ini berkaitan dengan hukum ekonomi.
b) Multidisipliner
Hukum ekonomi memerlukan landasan pemikiran bidang-bidang non
hukum seperti filsafat, ekonomi, sosiologi, administrasi pembangunan, ilmu
pembangunan, ilmu lingkungan hingga tutorologi (Sunaryati Hartono, 1980)
Dalam bidang sosiologi tertuang dalam Bab III mengenai fungsi, tugas
dan wewenang LPS bahwa LPS mempunyai hubungan dan berkaitan erat
dengan para nasabahnya berdasarkan fungsinya yang menjamin dan
memelihara simpanan nasabah bank4, tugas-tugas dalam menjalankan
fungsinya tersebut dan wewenang yang dimilikinya harus digunakan untuk
kepentingan nasabah.
9
Pasal 10 UU No.24 tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan
10
Pasal 92 ayat (1) -(5) UU No. 24 tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan
11
Pasal 70 ayat (1) UU No. 24 tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan
Dalam bidang ekonomi, LPS mengatur mengenai Likuidasi yang
terdapat dalam Bab VI UU No. 24 tahun 2004. dalam hal ini LPS membantu
penyelesaian penanganan bank gagal agar aset bank yang telah gagal tersebut
dapat terjamin dengan aman12.
c) Transnasional
Hukum ekonomi tidak dapat dipisahkan dalam hukum ekonomi
internasional yang melewati batas negara. Hal ini terlihat dalam Bab XI yang
mengatur hubungan LPS dengan lembaga lain baik lembaga dalam negeri
maupun luar negeri13. Hal ini menegaskan bahwa LPS tidak hanya
berhubungan dengan dalam negeri saja tetapi juga merambah ke ekonomi
internasional
Pada dasarnya ilmu hukum dan ilmu ekonomi mempunyai karakteristik yang
sama, yaitu bagaimana kesejahteraan manusia dan kemanusiaan dapat dicapai dan
bagaimana tujuan tersebut harus diatur sehingga tercapai keseimbangan yang adil.
Dengan demikian, hukum ekonomi adalah satu kajian hukum terhadap karakteristik
12
Pasal 43 huruf c UU N0. 24 tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan
13
Pasal 90 ayat (1) UU No. 24 tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan
14
Pasal 12 UU No. 24 tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan
15
Pasal 6 ayat (2) huruf d UU No. 24 tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan
ekonomi, bagaimana hukum mengatur dan memberikan solusi demi tercapainya
keseimbangan kepentingan para pihak dalam masyarakat untuk mencapai tujuan
ekonomi16.
16
Prof. Dr. Sri Redjeki Hartono “ Hukum Ekonomi Indonesia”, hal. 75-76.
17
Prof. Dr. Sri Redjeki Hartono “ Hukum Ekonomi Indonesia”, hal. 95
18
Perubahan pasal 11 UU No. 24 tahun 2004 jo. UU No. 7 tahun 2009
tidak langsung lembaga ini akan mendatangkan devisa bagi negara. Karena
adanya penanaman modal dari pihak asing.
2. Pelaku Usaha
Pelaku usaha adalah setiap orang yang berhubungan dengan kegiatan usaha.
Pelaku usaha terdiri dari : Perorangan, Badan Usaha, Badan Hukum (asing /
nasional)19. Dalam kaitannya dengan UU No. 24 tahun 2004 mengenai LPS ini
adalah tentang pembentukan awal dari sebuah LPS. Dimulai dengan dimana
seorang pengusaha yang berlaku sebagai (perorangan) pelaku usaha yang
mendirikan suatu perusahaan (badan usaha) dan melakukan kegiatan usaha
perekonomian, sehingga pengusaha tersebut memerlukan suatu badan hukum
untuk membantunya dalam menjamin simpanannya. Oleh kerana itu dibentuklah
suatu Lembaga Penajmin Simpanan yang berfungsi untuk menjamin simpanan
nasabah banknya dan menjaga kestabilan perekonomian negara. Hal ini
menunjukkan bahwa antara pelaku usaha yang satu dengan yang lain saling terkait
dalam menjalankan suatu kegiatan perekonomian agar tercipta suatu
pembangunan nasional untuk mencapai kemakmuran.
3. Masyarakat / konsumen
Masyarakat berperan penting dalam adanya UU tentang LPS ini. Dalam hal
ini masyarakat bisa dikatakan sebagai nasabah bank baik sebagai nasabah
peminjam maupun nasbah debitur. Oleh karena itu jika tidak adanya masyarakat
yang menjadi nasabah bank, maka tidak terbentuklah UU mengenai LPS ini,
karena LPS tidak akan ada jika tidak ada masyarakat yang ikut serta dalam LPS.
4. NGO (Non Government Organization) / LSM (Lembaga Swadaya
Masyarakat)
Kedua subyek ekonomi ini juga berperan penting dalam kegiatan
perekonomian walaupun secara tidak langsung kita tak menyadarinya. Kedua
subyek ini bertugas untuk melakukan pengawasan dalam menjalankan kegiatan
perekonomian. Hal ini dilakukan agara konsumen dapat terlindungi jika lembaga
yang berwenang tidak menjalankan tugasnya dengan baik. Dalam UU No. 24
tahun 2004 terdapat perlindungan konsumen yaitu jika nasabah merasa dirugikan
maka dapat melakukan upaya hukum dalam pengadilan20 yang berarti bahwa
19
Handout materi perkuliahan materi hukum ekonomi “subyek hukum ekonomi”
20
Pasal 20 ayat (1) UU No. 24 tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan
pengadilan merupakan suatu lembaga yang dapat mengawasi dan melindungi
nasabah (konsumen) keuangan LPS agar konsumen dapat terlindungi hak-haknya.
Sumber dan Dasar Hukum Ekonomi
a. Sumber Hukum Ekonomi
Adalah sumber dari mana hukum ekonomi itu dibuat dan dijadikan landasan
dalam pembuatan hukum ekonomi Indonesia (bisa tertulis dan tidak tertulis)
- Sumber Hukum Ekonomi Nasional meliputi:
1. Perundang-undangan
2. Perjanjian dan Traktat yang sudah diratifikasi
3. Hukum kebiasaan
4. Jurisprudensi
5. Pendapat sarjana (doktrin)
- Tingkat kepentingan dan penggunaan sumber-sumber hukum. Hal ini sangat
bergantung pada kekhususan masing-masing masalah hukum atau sistem hukum
yang dianut di suatu negara.
21
Pancasila sila ke-1
22
Pasal 2 ayat (1) dan (2) UU No. 24 tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan
23
Pasal 2 ayat (3) UU No. 24 tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan
4. Asas Pembangunan Berkelanjutan
Bahwa dalam suatu perekonomian bertujuan untuk pembangunan
berkelanjutan. Hal ini terlihat dalam UU N. 24 tahun 2004 bahwa Lembaga
Penjamin Simpanan merupakan perkembangan dari sistem perbankan yang
telah diatir dalam UU perbankan. Hal ini merupakan system yang
berkelanjutan dan berkesenimbungan antara satu dengan yang lain.
5. Asas Manfaat
Segala usaha dan kegiatan pembangunan harus dapat dimanfaatkan
sebesar-besarnya bagi kemanusiaan, peningkatan kesejahteraan rakyat dan
pengembangan pribadi warga masyarakat. Dalam UU No. 24 tahun 2004, LPS
berfungsi untuk menjamin simpanan nasabah bank dan turut serta dalam
kestabilan perekonomian. Hal ini merupakan manfaat yang diberikan LPS
yaitu dengan menjamin simpanan nasabah dan turut serta menjaga
perekonomian negara agar tetap stabil dan seimbang. Oleh karena itu asas ini
juga berkaitan dengan Asas Keseimbangan karena tugasnya juga menjaga
keseimbangan perekonomian negara
6. Asas Keadilan dan Pemerataan
Asas ini menunjukkan bahwa hasil-hasil material dan spiritual yang
dicapai dalam pembangunan harus dapat dinikmati merata oleh seluruh bangsa
dan bahwa tiap warga negara berhak menikmati hasil-hasil pembangunan itu
sesuai dengan nilai-nilai yang diberikannya kepada bangsa dan negara.24
Dalam UU No.24 tahun 2004 hal ini termaktub bahwa LPS juga menjamin
nasabah penjamin maupun nasabah kreditur. Intinya bahwa LPS berlaku adil
dan merata bagi semua nasabah demi kesatuan pembangunan ekonomi yang
juga terkait dengan Asas Kesatuan Ekonomi.
7. Asas Demokrasi Ekonomi
Ialah demokrasi berdasarkan Pancasila yang meliputi bidang politik,
social, dan ekonomi serta dalam penyelesaian masalah-masalah nasional
berusaha sejauh mungkin menempuh jalan permusyawaratan untuk mencapai
mufakat. Bahwa dalam UU No. 24 tahun 2004 menyelesaikan masalah-
masalah sengketa baik nasabah yang mengalami kerugian di dalam
24
Dr. C. F. G. Sunaryati Hartono, S.H.”Hukum Ekonomi Pembangunan Indonesia”, hal. 137
Pengadilan. Hal ini menganut asas demokrasi karena nasabah juga berhak
menuntut di pengadilan.