Anda di halaman 1dari 6

Efektifitas dan Kepuasan Pasien pada Pelayanan Keperawatan Maternitas

di Rshs Bandung

Laili Rahayuwati1, Ermiati2, Mira Trisyani2

Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran,


1
2
Bagian Keperawatan Maternitas, Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran

Abstrak

Meskipun secara global ada perubahan dalam tren epidemiologi dari penyakit menular ke penyakit kronis,
prevalensi dan insiden penyakit menular serta MMR (Maternal Mortality Rate) atau AKI (Angka Kematian Ibu)
dan AKB (Angka Kematian Bayi) di Indonesia masih tinggi. Tingginya angka kematian yang terjadi selama
persalinan, diakibatkan faktor langsung seperti komplikasi kebidanan, perdarahan, dan eklampsia; atau faktor tidak
langsung, seperti kekurangan gizi, penyakit menular dan tidak menular. Pada tahun 2000, Fakultas Keperawatan
Unpad bekerja sama dengan RSHS membangun sebuah model dari ruang perawatan, yang berafiliasi dengan
ruang ginekologi kebidanan. Model dibangun dengan tujuan untuk; meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan;
untuk mengembangkan pengalaman mahasiswa dengan pasien; menyediakan pendidik perawat berkualitas untuk
menunjang siswa; mendorong mahasiswa untuk meningkatkan hasil praktek klinis. Tujuan penelitian ini adalah
untuk memberikan informasi dan gambaran tentang efektifitas dan tingkat kepuasan pasien pada pelayanan
keperawatan maternitas. Hasil penelitian menunjukkan di satu sisi, ada beberapa kekhawatiran berkaitan dengan
efektivitas perawatan persalinan, yaitu; rasio bidan dan pasien tidak ideal; ada satu konsultan ginekolog obstetri
dan satu dokter untuk setiap kamar. Delapan puluh persen lebih terapi delegasi untuk bidan dilakukan melalui
komunikasi langsung, bukan melalui catatan medis. Di sisi lain, tingkat kepuasan pasien yang menerima perawatan
bersalin adalah 58%, dan 42% tidak puas. Kesimpulan dari penelitian ini merekomendasikan untuk mengambil
perencanaan strategis yang komprehensif untuk meningkatkan pelayanan keperawatan dan kebidanan yang
melibatkan semua pihak terkait di pemerintah, masyarakat sipil, pelayanan, pendidikan, dan organisasi profesi.

Kata Kunci: Asuhan Keperawatan Maternitas, Efektifitas, Kepuasan pasien.

Effectiveness and Patients’ Satisfaction of Maternity Nursing Care


in Hasan Sadikin Hospital Bandung

Abstract

Although there is a change in the trend of epidemiology from infectious diseases to chronic diseases, the prevalence
and incidence of infectious diseases as well as MMR (Maternal Mortality Rate) and IMR (infant mortality rate)
in Indonesia is still high. High mortality rate occur during childbirth, whether due to direct factors such as
obstetric complications, bleeding, and eclampsia; or indirect factors, such as insufficient nutrition, infectious
and non-infectious diseases. In 2000, the Faculty of Nursing of the Unpad in collaboration with RSHS built a
model of treatment room, which was affiliated with obstetric gynecology room. The model aimed to; improve
the quality of health care services; to develop the students’ experiences with patients; provide quality nurse
educators to support students; encourage students to improve the results of clinical practice. The objective
of this study was to give an information and description to patient’s satisfaction and an efficiency process of
for maternity nursing service. The results showed: in one hand, there were some concerns with regard to the
effectiveness of maternity care, namely: the ratio of midwife and patient was not ideal; there was one obstetric
gynecologist consultant and one medical doctor for every room. Most of therapy delegation to midwife has been
done by direct communication, rather than through medical records. In the other hand, the satisfaction level of
patients who received maternity nursing care was 58%, and 42% were dissatisfied. This study recommends to
take a comprehensive strategic planning for improving nursing and midwifery services that involve all relevant
stakeholders in the government, civil society, service delivery, education, and professional organizations.

Keywords: Effectiveness, Maternity Nursing Care, Patient’s Satisfaction.


Korespondensi:
Laili Rahayuwati, MSc
Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran
Jl. Raya Bandung-Sumedang km 21 Jatinangor
Mobile : 08122138385
Email : laili.rahayuwati@unpad .ac.id

28 JSK, Volume 2 Nomor 1 September Tahun 2016


Laili Rahayuwati : Efektifitas dan Kepuasan Pasien pada Pelayanan Keperawatan Maternitas di Rshs Bandung

Pendahuluan pendidikan bagi penyedia layanan kesehatan (staf


medis); layanan kesehatan yang berperan dalam
Perhatian terhadap tingginya kejadian AKI meningkatkan standar kesehatan masyarakat di
dan AKB masih merupakan agenda utama Propinsi Jawa Barat.
pelayanan kesehatan di Indonesia. Beberapa studi Berdasarkan kronologi tahun 2000 di Rumah
menunjukkan bahwa sekitar 350-400 kematian Sakit Hasan Sadikin, tim keperawatan yang
terjadi pada ibu di setiap 100.000 kelahiran disponsori oleh Fakultas Keperawatan Unpad
hidup. Hal ini berarti bahwa terjadi satu kematian telah membangun model ruang perawatan. Ruang
dalam setiap jam yang diakibatkan komplikasi model ini dibangun untuk; meningkatkan kualitas
kehamilan, kurangnya layanan emergensi bidang pelayanan kesehatan; pengembangan pengalaman
maternitas dan obstetrik, maupun keterlambatan mahasiswa dengan pasien; penyediaan pendidik
rujukan. Berdasarkan Laporan Pencapaian Tujuan perawat yang berkualitas untuk mendukung
Pembangunan Milenium di Indonesia tahun 2014 kegiatan mahasiswa; mendorong mahasiswa
serta data dari Survei Demografi dan Kesehatan untuk meningkatkan hasil praktek klinis.
Indonesia (SDKI) tahun 2012, diketahui bahwa Perawat di rumah sakit mempunyai peran
AKI di Indonesia pada tahun 2007 adalah sebanyak penting sebagai salah satu tim layanan kesehatan.
228 per 100.000 kelahiran hidup. Namun, pada Sebagai caregiver, perawat memberikan layanan
tahun 2012 terjadi peningkatan menjadi 359 per pasien, berkolaborasi dengan dokter dan profesi
100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut sangat kesehatan dalam memberikan layanan. Perawat
memprihatinkan mengingat bahwa Indonesia juga berkoordinasi dengan pasien dan keluarga
menjadi pemilik angka tertinggi kematian ibu dalam meningkatkan kualitas layanan dan
di ASEAN. Angka ini belum dapat mencapai kualitas hidup pasien. Sebagai educator, perawat
target global MDGs (Millenium Development memberikan pendidikan pada pasien, melakukan
Goals) ke-5 yaitu menurunkan angka kematian pencegahan infeksi dan kenyamanan pasien
ibu menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup serta menjaga kesehatan lingkungan rumah
pada tahun 2015, terlebih lagi untuk mencapai sakit. Sebagai advocator, perawat memberikan
target SGDs pada tujuan ke-3 yang menjadikan ajakan pada pasien dan keluarga dalam rangka
AKI pada tahun 2030 menjadi 70 per 100.000 meningkatkan status kesehatan pasien dalam
kelahiran hidup.1 berbagai situasi.3
Penyebab AKI di Indonesia saat melahirkan Penelitian evaluasi (evaluation study) ini
selama periode 2010 – 2013 masih tetap sama bertujuan menghasilkan informasi tentang
yaitu perdarahan, hipertensi, infeksi, abortus keberlangsungan serta memberikan penilaian
dan lain-lain. Di Jawa Barat dalam kurun waktu terhadap keberhasilan suatu program, baik
5 tahun (2007-2012) angka kematian bayi ditinjau dari ketersediaan sarana fisik maupun
berdasarkan hasil SDKI mengalami penurunan sumberdaya pendukungnya. Penelitian evaluasi
sebesar 23,07% dari 39 per 1000 kelahiran ini menekankan pada evaluasi proses, yang
hidup menjadi 30 per 1000 kelahiran hidup. Hal merupakan bagian dari evaluasi formatif. Dalam
tersebut masih jauh dari target MDG’s 2015 hal ini, evaluasi proses bertujuan menilai apakah
yaitu sebesar 23 per 1000 kelahiran. Data lainnya unsur-unsur tertentu seperti fasilitas, staf, ruang,
dari Riskesdas tahun 2007 penyebab kematian atau layanan yang disediakan atau yang didirikan
perinatal (0-6 hari) terbanyak ke dua (32.4%) sesuai dengan rencana program yang diberikan.
disebabkan karena prematuritas.2 Evaluasi proses juga menilai proses perencanaan/
Rumah sakit merupakan bagian dari pengembangan program dalam menunjang
sistem praktik kesehatan yang memberikan pengembangan program sesuai dengan kebutuhan
layanan kepada masyarakat dalam rangka pasien. Selain itu, evaluasi proses juga melibatkan
meningkatkan status kesehatan. Umumnya, dokumentasi dan deskripsi spesifik program
rumah sakit mempunyai peran sentral dalam asuhan keperawatan maternitas meliputi bentuk,
empat area, yaitu: penyediaan tenaga kesehatan pelaku dan waktu kegiatan. Yang termasuk dalam
profesional; pemberian layanan kesehatan pada evaluasi proses antara lain pemantauan tentang
pasien; pendidikan; penelitian dan pengabdian partisipasi sumber daya manusia sampai dan
masyarakat. Di Indonesia terdapat empat tingkat pelaksanaan program. Evaluasi proses
klasifikasi rumah sakit berdasarkan jenis layanan ini di dukung beberapa dokumentasi berikut:
dan fasilitas yang dimiliki mulai dari tipe A, B, keberadaan staf kesehatan dan non kesehatan,
C, D. Rumah Sakit Hasan Sadikin merupakan kondisi pasien, kualitas rencana pelaksanaan,
rumah sakit kelas A yang merupakan rumah sakit kesesuaian antara rencana dengan pelaksanaan,
rujukan, yaitu: mewakili institusi pelayanan metode, materi, media, dan instrumen yang
kesehatan yang bertanggung jawab menangani digunakan.
perawatan medis darurat; menjadi rumah sakit Tujuan umum penelitian adalah melakukan

29 JSK, Volume 2 Nomor 1 September Tahun 2016


Laili Rahayuwati : Efektifitas dan Kepuasan Pasien pada Pelayanan Keperawatan Maternitas di Rshs Bandung

pengkajian asuhan keperawatan maternitas di mahasiswa keperawatan; pengisian kuesioner


Ruang Obstetrik Ginekologi. Adapun tujuan kepada 22 pasien/responden; observasi terhadap
khusus adalah: Mengkaji efektifitas dan kualitas situasi klinik di ruang Kemuning dalam
asuhan keperawatan maternitas; Mengidentifikasi kaitan dengan proses keperawatan maternitas.
kepuasan pasien pada kualitas asuhan keperawatan Sedangkan, data sekunder didapatkan dari
maternitas. dokumentasi yang ada di ruang Kemuning, metode
dokumentasi ini dilakukan melealui hasil monitor
adanya pertemuan-pertemuan yang dilakukan
Metode petugas kesehatan maupun dalam proses evalusi
bimbingan mahasiswa terhadap kompetensi
Rancangan studi, penelitian evaluasi ini klinis dan hal lain yang relevan. Adapun
dilakukan di Rumah Sakit Hasan Sadikin, instumen penelitian adalah pedoman wawancara
Bandung khususnya di Ruang Kemuning sebagai yang digunakan dalam wawancara dengan
ruang rawat inap pasien dengan kasus obstetric petugas kesehatan dan mahasiswa praktik, serta
ginekologi termasuk di dalamnya postpartum dan kuesioner yang diberikan pada sampel pasien.
keperawatan kesehatan reproduktif. Wawancara dengan menggunakan pedoman
Studi kasus dilakukan sebagai strategi wawancara meliputi pertanyaan umum terhadap
evaluasi yang paling efektif untuk mendapatkan situasi ruang perawatan, dan penjelasan dari para
informasi tentang kegiatan suatu program, baik petugas kesehatan dan mahasiswa praktik tentang
secara spesifik maupun umum. Studi kasus ini aspek keperawatan maternitas yang dipahami
dimanfaatkan untuk menganalisis situasi terkait: dan dijalankan. Khusus untuk menilai kepuasan
lokasi pelayanan kesehatan, tingkat keterampilan pasien menggunakan instrument4 yang merujuk
dan koordinasi antara perawat dan perawat pada indikator tentang pengalaman pasien dalam
mahasiswa, dan pelaksanaan dokumentasi menerima layanan keperawatan.
kegiatan keperawatan maternitas. Analisis data deskriptif (hasil kuesioner pasien)
Variabel utama dalam penelitian ini adalah: dilakukan dengan menggunakan SPSS 15 dan
program asuhan keperawatan maternitas, yang disajikan dalam bentuk diagram kue. Sedangkan
terkait dengan kasus obstetrik dan ginekologi; analisis data kualitatif (hasil wawancara)
standar pelayanan keperawatan maternitas. dilakukan dengan menggunakan langkah berikut:
Adapun indikator yang relevan dalam pengukuran Membuat dimensi kategori; pengelompokan
variabel asuhan keperawatan maternitas adalah: kategori yang akan dianalisis; Melakukan
tahapan asuhan keperawatan; implementasi nilai- interpretasi berdasarkan pengelompokan kategori
nilai keperawatan pada pasien; perbandingan atau domain5.
karakteristik asuhan keperawatan maternitas
berdasarkan data dokumentasi l periode sebelum
pelaksanaan model ruangan. Adapun, pengukuran Hasil
efektifitas kualitas asuhan keperawatan maternitas
mengacu pada: apakah program memenuhi tujuan Secara umum asuhan keperawatan maternitas
yang telah ditetapkan; apakah adanya peningkatan bertujuan untuk meningkatkan kesehatan ibu
kualitas perawat secara professional; bagaimana dan anak secara menyeluruh baik pada tingkat
akuntabilitas standar penilaian pasien terhadap fisik, emosi, psikologis, maupun social dan
keperawatan maternitas. Sedangkan efisiensi spiritual. Secara spesifik, program tersebut
pelayanan keperawatan maternitas mengacu diterjemahkan: Meningkatkan akses layanan
pada: apakah hasil program dapat dicapai dengan untuk status kesehatan yang menyeluruh;
biaya yang murah; bagaimana keberlangsungan Memberikan layanan dasar; Melakukan
pelayanan keperawatan maternitas pada periode rujukan sosial dan kesehatan yang diperlukan;
mendatang terkait dengan beberapa indikator Melakukan kolaborasi dalam pengembangan dan
seperti pengembangan model kemitraan layanan perencanaan program kesehatan; Memberikan
antar profesi kesehatan. pendidikan kesehatan; Advokasi mengurangi
Populasi dan sampel populasi adalah petugas hambatan layanan kesehatan dan mendukung
kesehatan, mahasiswa praktik dan pasien yang akses layanan kesehatan sesuai kebutuhan klien.
berinteraksi dalam ruang Kemuning selama Efektifitas Pelayanan, sebagai Rumah Sakit
periode 1 bulan. Pengambilan sampel dilakukan rujukan di Provinsi Jawa Barat, RSHS juga
secara accidental sampling, meliputi sampel merupakan rumah sakit pendidikan. Selain itu,
perawat (5 orang), mahasiswa keperawatan (15 visi rumah sakit adalah menjadi rumah sakit
orang), serta sampel pasien (22 orang). kelas dunia dalam hal pemberian layanan tahun
Pengumpulan data primer dilakukan melalui: 2017. Adapun misinya adalah memberikan
wawancara kepada petugas kesehatan dan kualitas layanan kesehatan yang teringrasi

30 JSK, Volume 2 Nomor 1 September Tahun 2016


Laili Rahayuwati : Efektifitas dan Kepuasan Pasien pada Pelayanan Keperawatan Maternitas di Rshs Bandung

dengan pendidikan dan penelitian. Motonya obstetrik kompleks, kondisi akut, maupunkondisi
adalah “Kesehatan Anda adalah prioritas Kami”. mengancam kedaruratan.
Ruang Kemuning, RSHS Bandung dintegrasikan Sebagai rumah sakit pendidikan, yang perlu
menjadi ruang layanan, pendidikan dan penelitian disediakan adalah peningkatan kompetensi
sejak tahun 2013. mahasiswa termasuk kognitif, afektif,
Layanan standar yang diberikan berkaitan psikomotor yang berhubungan dengan kesehatan
dengan the maternity care standard yang pasien. Sebagai rumah sakit penelitian, tujuan
difokuskan pada perawatan kasus: kehamilan dari lembaga ini adalah untuk meningkatkan
ektopik, ca cervix, ca ovarium, ca vagina, serta pelayanan keperawatan dan kesehatan umum
semua masalah kesehatan reproduksi. Standar ini untuk pasien. Model yang diterapkan di ruang
memiliki SOP (Standard Operasional Prosedur) kemuning obgin adalah metode tim. Ruangan
berupa pengkajian, analisis data, diagnosis dan dipisahkan menjadi 4 kamar, dengan jumlah
rencana intervensi. tempat tidur 38 yang dibagi di setiap kamar
Tenaga Kesehatan profesional di Ruangan 8-10 tempat tidur. Rasio antara petugas dan
Kemuning Rumah Sakit Hasan Sadikin, pasien adalah 1:19, meskipun rasio yang ideal
berjumlah 15 orang dengan rincian 13 orang adalah 1:6 (Gillies, 1999). Efektivitas jumlah
bidan (4 orang D IV Kebidanan dan 9 orang D tenaga kesehatan yang harus mendapat perhatian
III Kebidanan) sementara tenaga perawat 2 orang adalah: Rasio bidan/perawat dan pasien yang
(1 orang Spesialis Keperawatan Maternitas dan tidak ideal, asuhan perawatan cukup efektif di
1 orang D III Keperawatan). Berdasarkan data pagi hari dibandingkan malam hari. Mahasiswa
yang ada jumlah perawat yang bekerja di Ruang (bidan/perawat) membantu untuk memberikan
Kemuning masih sedikit, sementara itu di rumah layanan kesehatan melalui beberapa tahap mulai
sakit lain di Jawa Barat justru tidak ada perawat dari pengkajian, pelaksanaan dan evaluasi pasien
yang ditempatkan di ruangan perawatan obgin Ada 1 dokter obgin konsulen dan 1 dokter PPDS
dan ginekologi. Ruangan Kemuning khusus untuk setiap kamar.
obgin menjadi tempat praktik mahasiswa PPDS, Kepuasan Pasien, Diagram 1 menunjukkan
keperawatan D III, Ners dan D III Kebidanan. bahwa hampir sebagian besar responden (58%)
Rasio tenaga kesehatan dengan pasien 1:19. merasa puas dengan asuhan keperawatan yang
Sarana dan prasarana disediakan dengan baik diberikan, artinya mereka merasa senang dengan
mulai dari fasilitas ruangan, maupun asuransi pelayanan keperawatan. Sementara 42% merasa
kesehatan pemerintah kurang puas dengan layanan keperawatan yang
Peran tenaga kesehatan di ruang Kemuning diberikan. Beberapa indikator yang berhubungan
adalah: Memberikan Asuhan terkait dengan dengan kepuasan pasien antara lain: petugas
kebutuhan dasar manusia; Informasi tentang memberikan informasi saat pelayanan seperti
kesehatan reproduksi, penyakit, pencegahan informasi tentang operasi, keuangan, jaminan
kepada pasien; Rehabilitasi pasien; Mendukung kesehatan serta sikap petugas dinilai baik oleh
pasien dalam kondisi sakit terminal. Peran sebagian besar pasien. Sebaliknya pasien yang
Dokter Konsultan di ruangan Kemuning tidak puas menyatakan bahwa mereka kurang
khususnya memberikan layanan dan memastikan mendapat informasi tentang pelayanan medis
standar asuhan keperawatan bagi perempuan yang seharusnya mereka dapatkan, dan beberapa
yang memerlukan kebutuhan medis atau petugas dinilai belum berpengalaman.

Diagram 1 Kepuasan Pasien pada Layanan Asuhan Keperawatan

31 JSK, Volume 2 Nomor 1 September Tahun 2016


Laili Rahayuwati : Efektifitas dan Kepuasan Pasien pada Pelayanan Keperawatan Maternitas di Rshs Bandung

Pembahasan tantangan profesi untuk melakukan pengkajian


terhadap kebutuhan keperawatan maternitas pada
Di beberapa negara, asuhan kepada pasien klien dengan meluaskan kerjasama interdisipliner,
obstetrik dan ginekologi menjadi bagian serta menghilangkan hirarki keilmuan dan praktik
asuhan keperawatan maternitas dilakukan oleh untuk kepentingan pasien dan masyarakat.
profesional kesehatan seperti perawat maternitas Karena keperawatan maternitas adalah
atau perawat kebidanan. Dalam beberapa tahun melibatkan banyak ilmu, sehingga perawat
terakhir terdapat kesepakatan perawat dan bidan spesialisasi mternitas perlu mengambil pendekatan
secara global tentang: sertifikasi keperawatan; eklektik, memilih yang terbaik (metode, pola
bidan sertifikasi pasca keperawatan (nurse- asuhan) dari berbagai sumber. Selanjutnya, hal
midwife); bidan sertifikasi. Secara khusus, ini direkomendasikan untuk suatu perencanaan
sertifikat Perawat-Bidan (Certificate Nurse strategis yang komprehensif untuk pelayanan
Midwife) diberikan kepada perawat lanjutan keperawatan dan kebidanan, dengan melibatkan
yang melakukan praktik atau spesialisasi semua pihak terkait baik pemerintah, masyarakat
pendidikan dan pelatihan dalam dua bidang yaitu sipil, pelayanan, pendidikan dan organisasi
Keperawatan dan Kebidanan. Fungsi perawat profesional.
kebidanan/maternitas sebagai penyedia layanan
kesehatan primer bagi ibu sehat dan tidak
memiliki resiko dalam proses persalinan dan Daftar Pustaka
memberikan asuhan keperawatan pada pasien
dengan masalah ginekologi. 1 Charmin, B. 2015. Radio Republik Indonesia:
Di Indonesia, dibandingkan dengan standar AKI Jadi Tanggung Jawab Pemerintah dan
global terdapat beberapa perbedaan. Khususnya, Seluruh Lapisan Masyarakat. Diperoleh dari
layanan obstetrik dan ginekologi di rumah sakit di http://rri.co.id/post/berita/221846/nasional/
lakukan dokter, spesialis obstetrik dan ginekologi aki_jadi_tanggungjawab_pemerintah_dan
dan bidan dengan tidak melibatkan perawat. _semua_lapisan_masyarakat.html pada 8
Perawat bekerja di semua bagian ruangan rawat Februari 2016.
inap kecuali ruangan obgyn dan ginekologi. 2 Dinas Kesehatan RI. 2013. Survei Kesehatan
Sementara itu kompetensi perawat memiliki Rumah Tangga 2013. Jakarta.
kemampuan untuk bekerja di ruangan obstetrik 3 Stanhope, M; Lancaster, J, 2012. Community
dan ginekologi. Saat ini perawat di Indonesia Health Nursing. Process and Practice for
berdasarkan UU Nomor 38 tahun 2014 pasal 4 Promoting Health. Mosby Year Book, St.
ayat 2 perawat profesi terdiri dari perawat profesi Louis-Toronto.
ners dan spesialis. Pendidikan keperawatan 4 Green, L.W; Kreuter, M.W. 2000. Health
di Indonesia saat ini telah sampai ke jenjang Promotion Planning: En Educational and
spesialis termasuk didalamnya perawat spesialis Environmental Approach, Mountain-
maternitas. London: Mayfield Publishing Company.
Standar dari praktik klinis bertujuan untuk 5 Atkinson, S; Monica El Haj. 1997. Domain
menyediakan jasa layanan praktik keperawatan Analysis for Qualitative Public Health Data.
sesuai dengan panduan gold standar yang di Oxford University Press.
pandu oleh kode etik baik secara umum di 6 Badan Pusat Statistik, 2001, Statistical Year
semua ruangan maupun di ruang obstetrik dan Book of Indonesia.
ginekologi. Jumlah dan kemampuan perawat 7 Goverment in South of Australia. 2010.
dalam memberikan asuhan keperawatan di Guide for Maternal and Neonatal Services.
ruangan obstetrik dan ginekologi yang didasari 8 Hasan Sadikin Hospital. 2002. Medical
kompetensi, lisensi, sertifikasi merupakan Record, Bandung, West Java. Unpublished.
landasan yang tepat dalam menempatkan perawat 9 Hasan Sadikin Hospital. Nursing Care
di ruang obstetri dan ginekologi. Standard. Direktorat Medik dan Keperawatan.
Simpulannya perkembangan ilmu keperawatan 10 Local Goverment System Indonesia. 2010.
telah banyak memunculkan spesialisasi, yang Indonesia Country Report.
harusnya tidak dimaknai sebagai kompetensi 11 Maternity Staffing Levels (Midwifery &
yang tumpang tindih dengan profesi lain. Tujuan Nursing Staff)
profesi, baik secara keilmuan maupun praktik 12 Ministry of Health and Population. 1997.
mempunyai cakupan yang universal, sesuai Cost Analysis and Efficiency of Health Care.
dengan kebutuhan masyarakat dan dikembangkan Data for Decision-making, Harvard School
sesuai kebijakan yang berlaku. Semuanya ada of Public Health, University of California,
dalam satu sistem kesehatan nasional. Oleh karena Berkeley, School of Public Health
itu, tantangan keperawatan maternitas, adalah 13 Untoro, R., Sri Hermiyanti, Chazali Husni

32 JSK, Volume 2 Nomor 1 September Tahun 2016


Laili Rahayuwati : Efektifitas dan Kepuasan Pasien pada Pelayanan Keperawatan Maternitas di Rshs Bandung

Situmorang., Abas Basuni. 2009. Healthy Direction 2011-2015, Geneva Switchzerland


Next Generation: Strengthening Joint 17 The Future of Nursing: Leading Change,
Collaboration Between Health and Social Advancing Health http://www.nap.edu/
Welfare. Indonesia Country Report. 8-11 catalog/12956.html
September 2009 Tokyo, Japan The 6th 18 ICN. 2006. The Global nursing shortage:
ASEAN & Japan High Level Officials on Priority areas for intervention: Geneva,
Caring Societies. Switzerland.
14 WHO. 2008. Indonesia Mortality Country 19 ICN. 2008. An aging nursing workforce http://
Fact Sheet. www.icn.ch/matters_ageing_Workforce.htm
15 WHO, 2009. Global standards for the (accessed January 15, 2009).
initial education of professional nurses and 20 ICN. 2009a. The role and identity of the
midwives,Geneva. regulator: An international comparative
16 WHO.2010. Nursing Midwefery Strategies study: Geneva, Switzerland: Author.

33 JSK, Volume 2 Nomor 1 September Tahun 2016

Anda mungkin juga menyukai