Anda di halaman 1dari 7

MASA DEPAN PENYELESAIAN PELANGGARAN

HAM YANG BERAT : BEBERAPA CATATAN DARI


KOMNAS HAM RI

Oleh Amiruddin
(Komisioner Komnas HAM RI)

Selasa 12 Mei 2020


Kondisi Objektif Saat Ini
No Peristiwa Diserahkan Pertama Terakhir Diserahkan
Kali ke JA Kembali ke JA
1 Tahun 1965-1966 23 Juli 2012 27 Desember 2018
2 Peristiwa Penembakan Misterius 1982-1985 23 Juli 2012 27 Desember 2018
3 Talangsari 1989 16 September 2008 27 Desember 2018
4 Trisakti, Semanggi I dan II (1998-1999) 29 April 2002 27 Desember 2018
5 Kerusuhan Mei 1998 06 Januari 2005 27 Desember 2018
6 Penghilangan Paksa 1997-1998 21 Nopember 2006 27 Desember 2018
7 Wasior (2001) Wamena 2003 03 September 2004 27 Desember 2018
8 Pembunuhan Dukun Santet 1998 12 Nopember 2018 27 Desember 2019
9 Simpang KAA 1999 13 Juni 2016 27 Desember 2018
10 Jambu Keupok 2003 14 Maret 2016 21 Desember 2018
11 Rumah Geudong 1989-1998 28 Agustus 2018 27 Desember 2018
12 Paniai 2014 11 Februari 2020 14 April 2020
Kondisi Sosial Korban

❑ Rata-rata korban langsung lanjut usia, sakit-sakitan, dan hidup sederhana;


❑ Hak ekonomi-sosial korban yang terdampak a.l. hak atas penghidupan
yang layak, pekerjaan, jaminan sosial, kesehatan, kepemilikan, dan
pendidikan;
❑ Masih adanya stigma kepada korban sebagai ancaman ideologi, sehingga
masih adanya ancaman, gangguan, teror, intimidasi, dan kekerasan dari
aparat keamanan, ormas tertentu, dan pihak lainnya;
❑ Masih adanya perlakuan diskriminatif dari aparat pemerintahan dan
masyarakat;
❑ Pemulihan hak korban baru terbatas pada pemberian bantuan medis dan
psikososial dari LPSK (dengan jangka waktu tertentu)
Harapan-Harapan Korban
(Berdasarkan Hasil Verifikasi Lapangan Komnas HAM)

❑ Kompensasi (hak pensiun, materi yang dirampas dll);


❑ Rehabilitasi nama baik (dari stigma PKI);
❑ Adanya permintaan maaf dari pemerintah kepada korban dan keluarga korban
atas peristiwa yang mereka alami di masa lalu;
❑ Adanya perhatian pemerintah kepada korban dan keluarga korban, terutama
untuk program layanan publik terkait masalah kesejahteraan, seperti kesehatan
dan pemberdayaan ekonomi;
❑ Tidak ada lagi perlakuan diskriminatif terhadap korban dan keluarga korban
(yang dianggap sebagai “warga kelas 2”);
❑ Pengungkapan kebenaran dan menjadi sejarah bangsa sehingga peristiwa seperti
itu tidak terulang kembali.
Langkah Penyelesaian

❑ Sampai saat ini, penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM yang berat


mengalami stagnasi, dan tidak adanya komitmen pemerintah dalam
penyelesaiannya.
❑ Perlu adanya metode baru penyelesaian → pengungkapan kebenaran
sebagai salah satu upaya penyelesaian dengan mempertimbangkan
kekhasan atau karakteristik setiap kasus atau peristiwa, sehingga dapat
diambil jalan penyelesaian yang menempatkan korban sebagai subyek
utama.
❑ Dalam pengungkapan kebenaran pemerintah perlu membangun ruang
consensus yang melibatkan para pihak (stake holders).
Kondisi Politik Saat Ini

❑ Politik hukum penangangan kasus pelanggaran HAM yang berat:


• HAM ditempatkan sebagai salah satu subsistem dalam hukum dan saat ini fokus
pada percepatan investasi.
• Terhadap kasus yang terjadi sebelum tahun 2000 DPR memiliki kewenangan
untuk mengusulkan pembentukan pengadilan HAM ad hoc berdasarkan hasil
penyelidikan Komnas HAM dan penyidikan Jaksa Agung.
❑ Paradigma dalam teknis hukum pembuktian:
• Permintaan Jaksa Agung RI sudah di luar jangkauan Komnas HAM RI
• Karena Jaksa Agung RI menilai bukti tidak lengkap, maka enggan menaikkannya
ke tahap penyidikan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai