Kondisi Objektif Saat Ini No Peristiwa Diserahkan Pertama Terakhir Diserahkan Kali ke JA Kembali ke JA 1 Tahun 1965-1966 23 Juli 2012 27 Desember 2018 2 Peristiwa Penembakan Misterius 1982-1985 23 Juli 2012 27 Desember 2018 3 Talangsari 1989 16 September 2008 27 Desember 2018 4 Trisakti, Semanggi I dan II (1998-1999) 29 April 2002 27 Desember 2018 5 Kerusuhan Mei 1998 06 Januari 2005 27 Desember 2018 6 Penghilangan Paksa 1997-1998 21 Nopember 2006 27 Desember 2018 7 Wasior (2001) Wamena 2003 03 September 2004 27 Desember 2018 8 Pembunuhan Dukun Santet 1998 12 Nopember 2018 27 Desember 2019 9 Simpang KAA 1999 13 Juni 2016 27 Desember 2018 10 Jambu Keupok 2003 14 Maret 2016 21 Desember 2018 11 Rumah Geudong 1989-1998 28 Agustus 2018 27 Desember 2018 12 Paniai 2014 11 Februari 2020 14 April 2020 Kondisi Sosial Korban
❑ Rata-rata korban langsung lanjut usia, sakit-sakitan, dan hidup sederhana;
❑ Hak ekonomi-sosial korban yang terdampak a.l. hak atas penghidupan yang layak, pekerjaan, jaminan sosial, kesehatan, kepemilikan, dan pendidikan; ❑ Masih adanya stigma kepada korban sebagai ancaman ideologi, sehingga masih adanya ancaman, gangguan, teror, intimidasi, dan kekerasan dari aparat keamanan, ormas tertentu, dan pihak lainnya; ❑ Masih adanya perlakuan diskriminatif dari aparat pemerintahan dan masyarakat; ❑ Pemulihan hak korban baru terbatas pada pemberian bantuan medis dan psikososial dari LPSK (dengan jangka waktu tertentu) Harapan-Harapan Korban (Berdasarkan Hasil Verifikasi Lapangan Komnas HAM)
❑ Kompensasi (hak pensiun, materi yang dirampas dll);
❑ Rehabilitasi nama baik (dari stigma PKI); ❑ Adanya permintaan maaf dari pemerintah kepada korban dan keluarga korban atas peristiwa yang mereka alami di masa lalu; ❑ Adanya perhatian pemerintah kepada korban dan keluarga korban, terutama untuk program layanan publik terkait masalah kesejahteraan, seperti kesehatan dan pemberdayaan ekonomi; ❑ Tidak ada lagi perlakuan diskriminatif terhadap korban dan keluarga korban (yang dianggap sebagai “warga kelas 2”); ❑ Pengungkapan kebenaran dan menjadi sejarah bangsa sehingga peristiwa seperti itu tidak terulang kembali. Langkah Penyelesaian
❑ Sampai saat ini, penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM yang berat
mengalami stagnasi, dan tidak adanya komitmen pemerintah dalam penyelesaiannya. ❑ Perlu adanya metode baru penyelesaian → pengungkapan kebenaran sebagai salah satu upaya penyelesaian dengan mempertimbangkan kekhasan atau karakteristik setiap kasus atau peristiwa, sehingga dapat diambil jalan penyelesaian yang menempatkan korban sebagai subyek utama. ❑ Dalam pengungkapan kebenaran pemerintah perlu membangun ruang consensus yang melibatkan para pihak (stake holders). Kondisi Politik Saat Ini
❑ Politik hukum penangangan kasus pelanggaran HAM yang berat:
• HAM ditempatkan sebagai salah satu subsistem dalam hukum dan saat ini fokus pada percepatan investasi. • Terhadap kasus yang terjadi sebelum tahun 2000 DPR memiliki kewenangan untuk mengusulkan pembentukan pengadilan HAM ad hoc berdasarkan hasil penyelidikan Komnas HAM dan penyidikan Jaksa Agung. ❑ Paradigma dalam teknis hukum pembuktian: • Permintaan Jaksa Agung RI sudah di luar jangkauan Komnas HAM RI • Karena Jaksa Agung RI menilai bukti tidak lengkap, maka enggan menaikkannya ke tahap penyidikan. TERIMA KASIH