Anda di halaman 1dari 19

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)
“PENTINGNYA PEMBERIAN ASI EKSLUSIF ”

Dosen Pembimbing : Ira Suryanis, S.ST, M.Keb

Disusun Oleh:
Nama : Putri Balqis Nofis A’raaf
NPM : 1910070130005

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN FAKULTAS VOKASI


UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
TAHUN 2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Penyuluhan pada ibu hamil dan ibu menyusui


Sub Pokok Bahasan : Pentingnya Pemberian ASI Ekslusif
Hari /Tanggal : Selasa, 28 September 2021
Waktu : ± 45 menit (09.00 – 09.45 WIB)
Tempat : Puskesmas Lubuk Buaya Padang
Sasaran : Ibu Hamil dan Ibu Menyusui
Penyuluh : Mahasiswa Kebidanan Baiturrahmah

1. Latar Belakang
ASI dapat diartikan sebagai makanan alamiah berupa cairan dengan kandungan
zat gizi yang cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi sehingga bayi tumbuh dan
berkembang dengan baik. ASI pertama berupa cairan bening berwarna kekuningan
(kolostrum) sangat baik untuk kesehatan karena mengandung zat kekebalan terhadap
penyakit (Depkes RI, 2005).
ASI berfungsi memenuhi kebutuhan gizi bayi dan melindunginya dalam melawan
kemungkinan serangan penyakit. ASI juga sangat kaya akan sari-sari makanan yang
mempercepat pertumbuhan sel-sel otak dan perkembangan sistem saraf. Dianjurkan
setiap ibu hanya memberikan ASI (eksklusif) sampai bayi berumur 6 bulan (Rosita,
2008).
Kebutuhan bayi akan zat gizi sangat tinggi untuk mempertahankan kehidupannya.
Kebutuhan tersebut dapat tercukupi dengan memberikan Air susu Ibu (ASI) kepada bayi.
ASI merupakan makanan yang ideal untuk bayi, sebab ASI mengandung semua zat gizi
untuk membangun dan menyediakan energi dalam susunan yang diperlukan (Pudjiadi,
2000).
Pedoman internasional yang menganjurkan pemberian ASI eksklusif selama 6
bulan pertama didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI bagi daya tahan hidup
bayi, pertumbuhan, dan perkembangannya. ASI memberikan semua energi dan gizi
(nutrisi) yang dibutuhkan oleh bayi selama 6 bulan pertama setelah kelahirannya.
Pemberian ASI eksklusif dapat mengurangi tingkat kematian bayi yang dikarenakan
berbagai penyakit yang 2 menimpanya serta mempercepat pemulihan bila sakit
menimpanya serta mempercepat pemulihan bila sakit dan membantu menjarangkan
kelahiran (Prasetyono, 2009).
Aktivitas menyusui bayi seringkali menemui berbagai kendala. Salah satu faktor
yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif adalah ibu yang bekerja di luar rumah,
sehingga tidak dapat memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan kepada bayinya. Faktor
ini terkait kurangnya pengetahuan ibu. Sesungguhnya, ibu yang bekerja tetap bisa
memberikan ASI eksklusif kepada bayinya selama 6 bulan. Bahkan, ibu yang bekerja
tidak memerlukan tambahan waktu setelah memperoleh cuti hamil 3 bulan. Ibu yang
bekerja dapat memberikan ASI eksklusif kepada bayinya dengan cara memeras ASI, dan
memberikannya kepada bayi saat ibu bekerja (Prasetyono, 2009).
Pekerjaan seringkali menjadi alasan yang membuat seorang ibu berhenti
menyusui. Sebenarnya ada beberapa cara yang dapat dianjurkan pada ibu menyusui yang
bekerja. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menyusui bayi sebelum ibu
bekerja dan menyimpan ASI di lemari pendingin kemudian dapat diberikan pada bayi
saat ibu bekerja (Kristiyansari, 2009).
Rendahnya pemahaman ibu, keluarga, dan masyarakat mengenai pentingnya ASI
bagi bayi mengakibatkan program pemberian ASI eksklusif tidak berlangsung secara
optimal. Rendahnya tingkat pemahaman tentang pemberian ASI eksklusif dikarenakan
kurangnya informasi atau pengetahuan yang dimiliki oleh para ibu mengenai segala nilai
plus nutrisi dan manfaat yang terkandung dalam ASI. Seorang ibu yang memiliki
pendidikan yang lebih tinggi kemungkinan pengetahuan dan wawasannya pun akan
semakin 3 luas, termasuk juga pengetahuan dan wawasan dalam masalah pemenuhan gizi
yang baik bagi bayi atau balitanya (Prasetyono, 2009).
Berdasarkan laporan dari petugas puskesmas Lubuk Buaya menunjukan bahwa
pengetahuan ibu hamil dan ibu menyusui tentang pentingnya pemberian ASI Ekslusif
bagi bayi masih kurang. Maka dari itu berdasarkan latar belakang diatas maka penulis
menyusun satuan acara penyuluhan ini dengan judul “Pentingnya Pemberian ASI
Ekslusif”
2. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan Pendidikan Kesehatan (Penkes), Ibu hamil dan Ibu menyusui
dapat mengetahui dan memahami tentang pentingnya Pemberian ASI Ekslusif untuk
Bayinya.

3. Tujuan Instruksional Khusus


Selama diberikan Pendidikan Kesehatan (Penkes) selama 1x45menit, Ibu-ibu dapat
mengetahui :
1. Ibu dapat menjelaskan pengertian ASI Eksklusif
2. Ibu dapat menjelaskan apa manfaat dari ASI Eksklusif
2. Ibu dapat menjelaskan apa keunggulan ASI Eksklusif
3. Ibu dapat menjelaskan apa kandungan ASI Eksklusif
4. Ibu dapat menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI Ekslusif
5. Ibu dapat menjelaskan bagaimana cara mengetahui kalau anak sudah cukup
memperoleh ASI
6. Ibu dapat menjelaskan bagaimana cara melakukan teknik menyusui yang benar
7. Ibu dapat menjelaskan bagaimana cara pemberian dan penyimpanan ASI untuk ibu
yang bekerja
8. Ibu dapat menjelaskan bagaimana cara menangani masalah dalam menyusui

4. Materi Terlampir
a. Pengertian ASI Eksklusif
b. Apa manfaat dari ASI Eksklusif
c. Apa keunggulan ASI Eksklusif
d. Apa kandungan ASI Eksklusif
e. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI Ekslusif
f. Bagaimana cara mengetahui kalau anak sudah cukup memperoleh ASI
g. Bagaimana cara melakukan teknik menyusui yang benar
h. Bagaimana cara pemberian dan penyimpanan ASI untuk ibu yang bekerja
i. Bagaimana cara menangani masalah dalam menyusui
5. Kegiatan Penyuluhan
No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Metode
Peserta
1. Pembukaan 5 menit a. Mengucapkan salam Menjawab Ceramah
b. Memperkenalkan diri salam,
c. Menjelaskan tujuan memperhatikan
umum dan tujuan dan mendengar-
khusus kan.
2. Inti
a. Ceramah 20 menit Memberi pengertian Mendengar, Ceramah
ASI eksklusif, manfaat melihat dan
ASI eksklusif bagi ibu memperhatikan .
dan bayi, kandungan
(isi) ASI, faktor-faktor
yang mempengaruhi
pemberian ASI, cara
mengetahui anak sudah
cukup memperoleh
ASI, cara melakukan
teknik menyusui yang
benar, cara pemberian
dan penyimpanan ASi
pada ibu bekerja, cara
menangani masalah
dalam menyusui.

b. Tanya 10 menit Menjawab pertanyaan Bertanya. Ceramah


Jawab yang diajukan oleh , Tanya
peserta jawab
c. Kesimpulan 5 menit Menyimpulkan semua Mendengar. Ceramah
penyuluhan yang telah
dilaksanakan
3. Penutup 5 menit Salam penutup Menjawab Ceramah
Salam

6. Media Penyuluhan
a. Leaflet Pentingnya Pemberian ASI Ekslusif.
b. Power point
c. LCD (infocus)

7. Metode Penyululuhan
Ceramah dan Tanya jawab.

8. Tempat
Puskesmas Lubuk Buaya, Padang
Setting tempat:

Moderator

Penyaji

Observer

fasilitator

Peserta
9. Pengorganisasian
Moderator : “B”
Penyaji : Putri Balqis Nofis A’raaf
Observer : “N”
Fasilitator : “A”
Uraian tugas:
Moderator
1) Bertanggung jawab dalam kelancaran diskusi dan penyuluhan
2) Memperkenalkan anggota kelompok dan pembimbing
3) Menyepakati bahasa yang akan digunakan selama penyuluhan dengan audien
4) Menyampaikan kontrak waktu
5) Merangkum semua audien sesuai kontrak
6) Mengarahkan diskusi pada hal yang terkait pada tujuan diskusi
Penyaji
1) Bertangguang jawab memberikan penyuluhan.
2) Memahami topik penyuluhan.
3) Mengeksplore pengetahuan audien tentang Pentingnya Pemberian ASI Ekslusif
Pada Bayi.
4) Menjelaskan materi menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh audien
5) Memberikan reinforcement positif atas partisipasi aktif audien
Fasilitator
1) Menjalankan absensi audien dan mengawasi langsung pengisian di awal acara
2) Mempresentasikan presentasi dari penyaji dan memberikan kode pada moderator
ketidaksesuaian dibantu dengan obsertover
3) Memotivasi peserta untuk aktif berperan dalam diskusi, baik dalam mengajukan
pertanyaan maupun mejawab pertanyaan.
Observer
1) Mengoreksi kesesuaian penyuluhan dengan jadwal dan target
2) Mengamati jalannya kegiatan penyuluhan
3) Memberikan laporan evaluasi penyuluhan merujuk dengan SAP
10. Evaluasi
Peserta mengerti dan memahami penjelasan yang diberikan oleh penyuluh yaitu
sesuai dengan tujuan khusus peserta dapat :
Mengetahui tentang ASI eksklusif dan manfaatnya, bagaimana cara menyusui yang
benar, kandungan yang terdapat dalam ASI, faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian
ASI Ekslusif, bagaimana cara mengetahui anak jika sudah mendapakan ASI yang cukup,
bagaimana cara pemberian dan penyiapan ASI untuk ibu bekerja, bagaimana cara
menangani masalah dalam menyusui, serta bersedia untuk melaksanakan ASI eksklusif,
dan mampu menerapkan cara menyusui yang baik dan benar.

11. DAFTAR PUSTAKA


Kristiyansari Weni, 2009,ASI, Menyusui & Sadari, Nuha Medika, Yogyakarta
Suradi, Rululina dkk,2008, Manfaat Asi dan Menyusui,Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, Jakarta
Kartika, 2008. Sehat Setelah Melahirkan. Cetakan ke-1. Yogyakarta: Kawan Kita.
Roesli Utami, 2001 ,Asi Ekslusif, Pustaka Bunda,Jakarta
FKUI, Buku Pedoman Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Cetakan 1,
2009, Yayasan Bina Pustaka: Jakarta

Lampiran materi
“Pentingnya Pemberian ASI Ekslusif”

1. Pengertian ASI Ekslusif


ASI Ekslusif adalah makanan pertama, utama dan terbaik bagi bayi yang
bersifat alamiah, dan mengandung berbagai zat gizi yang SMI dibutuhkan dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan bayi (Prasetyöno, 2009). ASI Ekslusif adalah
pemberian ASI pada bayi tanpa makanan padat, misalnya pisang, pepaya, bubur susu,
biskuit, bubur nasi, tim atau makanan lain selain ASI (Nurkhasanah, 2011).
Pemberian ASI Ekslusif dianjurkan untuk jangka setidaknya selama 4 bulan,
tetapi bila mungkin sampai 6 bulan. Setelah bayi berumur 6 bulan, ia harus mulai
diperkenalkan dengan makanan padat, sedangkan ASI dapat diberikan sampai bayi
barusia 2 tahun atau lebih bahkan lebih dari 2 tahun (Roesli, 2008).
2. Manfaat ASI Ekslusif
a. Manfaat ASI Bagi Bayi
Berikut manfaat ASI yang diperoleh bayi menurut Nisman (2011) :
1) ASI mudah dicema dan diserap oleh pencernaan bayi yang belum sempurna.
2) ASI termasuk kolostrum yang mengandung zat kekebalan tubuh, meliputi
immunoglobin, lactoferin, enzyme, macrofag, lymphosit, dan bifidus factor.
Semua faktor ini berperan sebagai antivirus, antiprotozoa, antibakteri, dan
antiinflamsi bagi tubuh bayi sehingga bayi tidak mudah terserang penyakit. Jika
mengkonsumsi ASI, bayi juga tidak mudah mengalami alergi.
3) ASI juga menghindari bayi dari diare karena saluran pencernaan bayi yang
mendapatkan ASI mengandung lactobacilli dan bifidobabateria (bakteri baik)
yang membantu membentuk feses bayi yang PH-nya rendah sehingga dapat
menghambat pertumbuhan bakteri jahat penyebab dan masalah pencernaan
lainnya.
4) ASI yang didapat bayi selama proses menyusui akan memenuhi kebutuhan
nutrisi bayi sehingga dapat menunjang perkembangan otak bayi. Berdasarkan
suatu penelitian, anak yang mendapatkan ASI pada masa bayi mempunyai IQ
yang lebih tinggi dibandingkan anak yang tidak mendaptkan ASI.
5) Menghisap ASI membuat bayi mudah mengoordinasi saraf menelan, mengisap,
dan bernapas menjadi lebih sempurna dan bayi menjadi lebih aktif dan ceria.
6) Mendapatkan ASI dengan mengisap dari payudara membuat kualitas hubungan
psikologis ibu dan bayi menjadi semakin dekat.
7) Mengisap ASI dari payudara membuat pembentukan rahang dan gigi menjadi
lebih baik dibandingkan dengan mengisap susu formula dengan menggunakan
dot.
8) Bayi yang diberi ASI akan lebih sehat dibandingkan bayi yang diberi susu
formula. Pemberian susu formula pada bayi dapat meningkatkan risiko infeksi
saluran kemih, saluran napas, dan telinga. Bayi juga bisa mengalami diare, sakit
perut (kolik), alergi, makanan, asma, diabetes, dan penyakit saluran pencernaan
kronis. Sebaliknya, ASI membantu mengoptimalkan perkembangan. sistem
saraf perkembangan otak bayi.
b. Manfaat Menyusui Bagi Ibu
Sementara itu, menyusui juga memberikan manfaat bagi ibu (Nisman, dkk, 2011)
1) Menghentikan perdarahan pasca persalinan Ketika bayi menyusu, isapan bayi
akan merangsang otak untuk memproduksi hormon prolaktin dan oksitosin.
Hormone oksitosin, selain mengerutkan otot-otot untuk pengeluaran ASI, juga
membuat otot-otot rahim dan juga pembuluh darah di rahim sebagai bekas proses
persalinan cepat terhenti. Efek ini akan berlangsung secara lebih maksimal jika
setelah melahirkan ibu langsung menyusui bayinya.
2) Psikologi Ibu Rasa bangga dan bahagia karena dapat memberikan sesuatu dari
dirinya demi kebaikan bayinya (menyusui bayinya) akan memperkuat hubungan
batin antara ibu dan bayi).
3) Mencegah Kanker Wanita yang menyusui memiliki angka insidensi terkena
kanker payudara payudara, indung telur, dan rahim lebih rendah.
4) Menyusui dengan frekuensi yang sering dan alama dapat digunakan sebagai
metode kontrasepsi alami yang dapat mencegah terjadinya ovulasi pada ibu. Jika
akan memanfaatkan metode kontrasepsi ini sebaiknya konsultasi dengan dokter.
5) Mempercepat ibu kembali ke berat badan sebelum hamil. Dengan menyusui,
cadangan lemak dari tubuh ibu yang memang disiapkan sebagai sumber energi
pembentukan ASI. Akibatnya, cadangan lemak tersebut akan menyusut sehingga
penurunan berat badan ibu pun akan berlangsung lebih cepat.
6) ASI lebih murah sehingga ibu tidak perlu membeli.
7) ASI tersedia setiap saat tanpa harus menunggu waktu menyiapkan dengan
temperatur atau suhu yang sesuai dengan kebutuhun bayi.
8) ASI mudah disajikan dan tanpa kontaminasi bahan berbahaya dari luar serta steril
dari bakteri.

3. Keunggulan ASI Eksklusif


a. Melindungi bayi dari kuman penyakit
b. Menyediakan nutrisi lengkap
c. Jaminan asupan higienis dan aman
d. Membuat bayi tumbuh sehat dan cerdas
e. Mencegah diare dan malnutrisi
f. Memperkuat ikatan emosional
g. Mengurangi resiko terkena kanker rahim dan kanker payudara
h. Membantu memberi jarak pada kelahiran
i. Menghemat biaya

4. Kandungan ASI Eksklusif

a) Karbohidrat
Karbohidrat dalam ASI berupa laktosa yang membantu mengurangi kadar bakteri
buruk pada perut. Nutrisi ini juga membantu penyerapan magnesium, fosfor, dan
kalsium.
b) Protein
Protein pada ASI umumnya terdiri dari protein whey sebanyak 60 persen dan kasein
40persen. Kedua kadar tersebut perlu diseimbangkan agar dapat lebih mudah
diserap tubuh dan memiliki efek perlindungan terhadap infeksi. Sedangkan protein
dalam susu formula lebih banyak mengandung kasein, sehingga lebih susah dicerna.
Secara spesifik, protein di dalam ASI terdiri dari:
 IgA, IgG, dan IgM sekretorik
Ketiganya merupakan jenis antibodi yang berperan melindungi tubuh dari bakteri
dan virus, serta mencegah alergi.
 Lysozim
Lysozim berperan sebagai enzim yang melindungi tubuh dari bakteri
buruk Salmonella dan Coli.
 Laktoferin
Laktoferin berperan menghambat perkembangan bakteri yang bergantung pada zat
besi di saluran pencernaan.
 Faktor bifidus
Berperan mendukung perkembangan laktobasilus yang melindungi tubuh dari
bakteri berbahaya.
c) Lemak
Lemak adalah bahan yang penting untuk mendukung proses penyerapan vitamin
tertentu, dan sumber utama kalori. Lemak juga yang berperan mendukung
perkembangan otak, sistem saraf, serta retina.
d) Vitamin
Vitamin yang terkandung dalam ASI di antaranya A, D, E, K, C, niasin, dan
riboflavin yang penting untuk kesehatan dan pertumbuhan bayi.
e) Mineral
Ada beragam mineral yang terkandung di dalam ASI, seperti zat besi, zinc, kalsium,
natrium, magnesium, selenium, dan klorida. Mineral ini memiliki peran penting
dalam menunjang tumbuh kembang bayi, memperkuat tulang, otot, dan sarafnya,
serta membantu penyerapan nutrisi.

5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian ASI Ekslusif


Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI Ekslusif, dapat dipengaruhi
oleh faktor internal dan faktor eksternal (Wahyuningsih, 2012).
a. Faktor internal, yaitu faktor-faktor yang terdapat di dalam diri individu itu
sendiri, meliputi :
1) Faktor Pendidikan
Makin tinggi pendidikan seseorang, maka makin mudah untuk menerima
informasi sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya
pendidikan yang kurang akan menghambat sikap terhaddap nilai-nilai yang baru
diperkenalkan, termasuk mengenai ASI Ekslusif (Wahyuningsih, 2012).
2) Faktor Pengetahuan
Pengetahuan yang rendah tentang manfaat dan tujuan pemberian ASI
Ekslusif bisa menjadi penyebab gagalnya pemberian ASI Ekslusif pada bayi.
Kemungkinan pada saat pemeriksaan kehamilan (Ante Natal Care), mereka tidak
memperoleh penyuluhan intensif tentang ASI Ekslusif, kandungan dan manfaat
ASI, teknik menyusui, dan kerugian jika tidak memberikan ASI Ekslusif
(Wahyuningsih, 2012).
3) Faktor Sikap/Perilaku
Menurut Roesli (2008), dengan menciptakan sikap yang positif mengenai
ASI dan menyusui dapat meningkatkan keberhasilan pemberian ASI secara
ekslusif.
4) Faktor Psikologis
a) Takutnya kehilangan daya tarik sebagai seorang wanita (estetika)
b) Adanya anggapan para ibu bahwa menyusui akan merusak penampilan
dan khawatir akan tampak menjadi tua.
c) Tekanan batin. Ada sebagaian kecil ibu mengalami tekanan batin di saat
menyusui bayi sehingga dapat mendesak ibu untuk mengurangi frekuensi
dan lama menyusui bayinya, bahkan mengurangi menyusui (Roesli, 2008).
5) Faktor Fisik Ibu
Alasan Ibu yang sering muncul untuk tidak menyusui adalah karena ibu
sakit, baik sebentar maupun lama. Sebenarnya jarang sekali ada penyakit yang
mengharuskan Ibu untuk berhenti menyusui. Lebih jauh berbahaya untuk mulai
memberi bayi berupa makanan buatan daripada membiarkan bayi menyusu dari
ibunya yang sakit (Roesli, 2008)
6) Faktor Emosional
Faktor emosi mampu mempengaruhi produksi air susu ibu. Aktifitas
sekresi kelenjar-kelenjar susu itu senantiasa berubah-ubah oleh pengaruh
psikis/kejiwaan yang dialami oleh ibu. Perasaan ibu dapat
menghambat/meningkatkan pengeluaran oksitosin. Perasaan takut, gelisah, marah,
sedih, cemas, kesal, malu atau nyeri hebat akan mempengaruhi refleks oksitosin,
yang akhirnya menekan pengeluaran ASI. Sebaliknya, perasaan ibu yang
berbahagia, senang, perasaan menyayangi bayi; memeluk, mencium, dan
mendengar bayinya yang menangis, perasaan bangga menyusui bayinya akan
meningkatkan pengeluaran ASI (Roesli, 2008).
b. Faktor eksternal, yaitu faktor-faktor yang dipengaruhi oleh lingkungan, maupun
dari luar individu itu sendiri, meliputi :
1) Dukungan Suami
Menurut Roesli (2008) dalam Wahyuningsih (2012), dari semua dukungan
suami adalah dukungan yang paling berarti bagi ibu. Suami dapat berperan aktif
dalam keberhasilan pemberian ASI khususnya ASI ekslusif dengan cara
memberikan dukungan secara emosional dan bantuan-bantuan yang praktis.
Untuk membesarkan seorang bayi, masih banyak yang dibutuhkan selain
menyusui seperti menyendawakan bayi, menggendong dan menenangkan bayi
yang gelisah, mengganti popok, memandikan bayi, membawa bayi jalan-jalan di
taman, memberikan ASI perah, dan memijat bayi. Kecuali menyusui semua tugas
tadi dapat dikerjakan oleh ayah.
Dukungan suami sangat penting dalam suksesnya menyusui, terutama
untuk ASI ekslusif. Dukungan emosional suami sangat berarti dalam menghadapi
tekanan luar yang meragukan perlunya ASI. Ayahlah yang menjadi benteng
pertama saat ibu mendapat godaan yang datang keluarga terdekat, orangtua atau
mertua. Suami juga harus berperan dalam pemeriksaan kehamilan, menyediakan
makanan bergizi untuk ibu dan membantu meringankan pekerjaan istri. Kondisi
ibu yang sehat dan suasana yang menyenangkan akan meningkatkan kestabilan
fisik ibu sehingga produksi ASI lebih baik. Lebih lanjut ayah juga ingin
berdekatan dengan bayinya dan berpartisipasi dalam perawatan bayinya, walau
waktu yang dimilikinya terbatas (Roesli, 2008 dalam Wahyuningsih, 2012).
Suami yang berperan mendukung ibu agar menyusui sering disebut
breastfeeding father. Pada dasarnya seribu ibu menyusui mungkin tidak lebih dari
sepuluh orang diantaranya tidak dapat menyusui bayinya karena alasan fisiologis.
Jadi, sebagian besar ibu dapat menyusui dengan baik. Hanya saja ketaatan mereka
untuk menyusui ekslusif 4-6 bulan dan dilanjutkan hingga dua tahun yang
mungkin tidak dapat dipenuhi secara menyeluruh. Itulah sebabnya dorongan ayah
dan kerabat lain diperlukan untuk meningkatkan kepercayaan diri ibu akan
kemampuan menyusui secara sempurna (Khomsan, 2006).

2) Perubahan sosial budaya


a) Ibu-ibu bekerja atau kesibukan sosial lainnya.
Pekerjaan terkadang mempengaruhi keterlambatan ibu untuk memberikan
ASI secara ekslusif. Secara teknis hal itu dikarenakan kesibukan ibu sehingga
tidak cukup untuk memperhatikan kebutuhan ASI. Pada hakekatnya pekerjaan
tidak boleh menjadi alasan ibu untuk berhenti memberikan ASI secara ekslusif.
Untuk menyiasati pekerjaan maka selama .ibu tidak dirumah, bayi mendapatkan
ASI perah yang telah diperoleh satu hati sebelumnya.
Secara ideal tempat kerja yang mempekerjakan perempuan hendaknya
memiliki "tempat penitipin bayi/anak". Dengan demikian ibu dapat membawa
bayinya ke tempat kerja dan menyusui setiap beberapa jam. Namun bila kondisi
tidak memungkinkan maka ASI perah/pompa adalah pilihan yang paling tepat.
Tempat kerja yang memungkinkan karyawatinya berhasil menyusui bayinya
secara ekslusif dinamakan Tempat Kerja Sayang Ibu (Roesli, 2008 dalam
Wahyuningsih, 2012).
b) Meniru teman, tetangga atau orang terkemuka yang memberikan susu botol.
Persepsi masyarakat akan gaya hidup mewah, membawa dampak terhadap
kesediaan ibu untuk menyusui. Bahkan adanya pandangan bagi kalangan tertentu,
bahwa susu botol sangat cocok buat bayi dan merupakan makanan yang terbaik.
Hal ini dipengaruhi oleh gaya hidup yang selalu berkeinginan untuk meniru orang
lain, atau prestise (Roesli, 2008 dalam Wahyuningsih, 2012).
c) Merasa ketinggalan zaman jika menyusui bayinya
Budaya modern dan perilaku masyarakat yang meniru negara barat,
mendesak para ibu untuk segera menyapih anaknya dan memilih air susu buatan
sebagai jalan keluarnya (Roesli, 2008 dalam Wahyuningsih, 2012).
3) Faktor kurangnya informasi
Kurangnya petugas kesehatan didalam memberikan informasi kesehatan,
menyebabkan masyarakat kurang mendapatkan informassi atau dorongan tentang
manfaat ASI. Penyuluhan kepada masyarakat mengenai manfaat dan cara
pemanfaatannya (Roesli, 2008 dalam Wahyuningsih, 2012).

4) Meningkatkan promosi suus kaleng sebagai pengganti ASI


Peningkatan sarana komunikasi dan transportasi yang memudahkan
periklanan distribusi susu buatan menimbulkan pergeseran perilaku dari
pemberian ASI ke pemberian Susu Formula baik di desa maupun perkotaan.
Distribusi, iklan dan promosi susu buatan berlangsung terus, dan bahkan
meningkat tidak hanya di televisi, radio dan surat kabar melainkan juga S M
ditempat-tempat praktek swasta dan klinik-klinik kesehatan masyarakat di
Indonesia.
Iklan menyesatkan yang mempromosikan bahwa susu suatu pabrik sama
baiknya dengan ASI, sering dapat menggoyahkan keyakinan ibu, sehingga tertarik
untuk coba menggunakan susu instan itu sebagai makanan bayi. Semakin cepat
memberi tambahan susu pada bayi, menyebabkan daya hisap berkurang, karena
bayi mudah merasa kenyang, maka bayi akan malas menghisap putting susu, dan
akibatnya produksi prolaktin dan oksitosin akan berkurang (Roesli, 2008 dalam
Wahyuningsih, 2012).

5) Pemberian informasi yang salah


Pemberian informasi yang salah, justru datangnya dari petugas kesehatan
sendiri yang menganjurkan penggantian ASI dengan susu kaleng. Penyediaan
susu bubuk di Puskesmas disertai pandangan untuk meningkatkan gizi bayi,
seringkali menyebabkan salah arah dan meningkatkan pemberian susu botol.
Promosi ASI yang efektif haruslah dimulai dari profesi kedokteran, meliputi
pendidikan di sekolah-sekolah kedokteran yang menekankan pentingnya ASI dan
nilai ASI pada umur 2 tahun atau lebih (Roesli, 2008).
6) Faktor pengelolaan laktasi di ruang bersalin (praktik IMD)
Untuk menunjang keberhasilan laktasi, bayi hendaknya disusui segera atau
sedini mungkin setelah lahir. Namun tidak semua persalinan berjalan normal dan
tidak semua dapat dilaksanakan menyusui dini. IMD disebut early initation atau
permulaan menyusu dini, yaitu bayi mulai menyusui sendiri segera setelah lahir.
Keberhassilan praktik IMD, dapat membantu agar proses pemberian ASI ekslusif
berhasil, sebaliknya jika IMD gagal dilakukan, akan menjadi penyebab pula
terhadap gagalnya pemberian ASI ekslusif (Roesli, 2008).

6) Bagaimana cara mengetahui kalau anak sudah cukup memperoleh ASI


a. Bayi tampak tenang dan kenyang setelah menyusui
b. Berat badan bayi bertambah
c. Bayi buang air kecil 6-8 kali per hari
d. Bayi sering menyusu
e. Bayi ceria dan aktif ketika bangun tidur
f. ASI ditelan dengan baik
g. Warna feses kuning.
h. Payudara terasa kosong dan ringan

7) Bagaimana cara melakukan teknik menyusui yang benar


1) Cuci tangan dengan air bersih yang mengalir.
2) Perah sedikit ASI dan oleskan ke puting dan areola sekitarnya.
Manfaatnya adalah sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban puting susu.
3) Ibu duduk dengan santai kaki tidak boleh menggantung.
4) Posisikan bayi dengan benar
a. Bayi dipegang dengan satu lengan. Kepala bayi diletakkan dekat lengkungan siku
ibu, bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu.
b. Perut bayi menempel ke tubuh ibu.
c. Mulut bayi berada di depan puting ibu.
d. Lengan yang di bawah merangkul tubuh ibu, jangan berada di antara tubuh ibu
dan bayi. Tangan yang di atas boleh dipegang ibu atau diletakkan di atas dada
ibu.
e. Telinga dan lengan yang di atas berada dalam satu garis lurus.
a) Bibir bayi dirangsang dengan puting ibu dan akan membuka lebar, kemudian
dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu dan putting serta areola
dimasukkan ke dalam mulut bayi.
b) Cek apakah perlekatan sudah benar
f. Dagu menempel ke payudara ibu.
g. Mulut terbuka lebar.
h. Sebagian besar areola terutama yang berada di bawah, masuk ke dalam mulut
bayi.
i. Bibir bayi terlipat keluar.
j. Pipi bayi tidak boleh kempot (karena tidak menghisap, tetapi memerah ASI).
k. Tidak boleh terdengar bunyi decak, hanya boleh terdengar bunti menelan.
l. Ibu tidak kesakitan.
m. Bayi tenang.

8) Bagaimana cara pemberian dan penyimpanan ASI untuk ibu yang bekerja
a) Berikan Asi sebelum berangkat dan sesudah pulang kerja
b) Bila payudara terasa penuh, ASI dapat dikeluarkan dan disimpan
c) ASI dapat disimpan 6 jam pada suhu kamar dan 24 jam dalam lemari ES
d) ASI dimasukkan dalam tempat botol/plastic ASI yang benar dan bersih
e) ASI tersebut dapat diberikan kepada bayi segera setelah ibu sampai dirumah
f) Sebelum ASI diberikan kepada bayi dihangatkan dengan merendam dalam
mangkok/ wadah yang berisi air panas
g) ASI tidak boleh dipanaskan secara langsung dengan diatas api

9) Bagaimana cara menangani masalah dalam menyusui


a) Pastikan bayi menyusui dengan benar.
b) Jaga payudara tetap bersih dan kering. Hindari menyabuni area payudara terlebih dahulu.
c) Hindari menunda-nunda waktu menyusui.
d) Pakai bra dengan ukuran yang pas serta bahan yang menyerap keringat.
e) Menyusui pada sisi payudara yang lebih kecil dulu dan bergantian kiri/kanan.
f) Gunakan pompa ASI untuk melancarkan keluarnya ASI pada payudara yang lebih kecil.

Anda mungkin juga menyukai