Anda di halaman 1dari 23

HASIL OBSERVASI DI SMK PARIWISATA IMELDA MEDAN

JURUSAN TATA KECANTIKAN

LAPORAN MINI RISET


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mini Riset Mata Kuliah Microteaching Pada
Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri
Medan Dosen pengampu: Dra.Rohana Aritonang,M.Pd.

Disusun Oleh:

Nama :Aryati Sovia Lazuba Br Tampubolon


Nim :5192444006
Prodi/Kelas : Pendidikan Tata Rias/ Reguler A 2019

PROGRAM STUDI SI PENDIDIKAN TATA RIAS


JURUSAN PENDIDIKAN KELUARGA KESEJAHTERAAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT., yang
telah memberikan nikmat dan karunia-Nya sehingga laporan mini riset ini bisa
terselesaikan dengan baik.Saya banyak menemui kendala dalam
menyelesaikannya, terutama dalam masa COVID-19 saat ini. Walaupun banyak
menemui kendala itu dalam mengerjakan tugas ini, berkat pertolongan dan
karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikannya.

Laporan mini riset ini sebagai salah satu tugas dalam mata kuliah
Microteaching. Kemudian dalam pembuatan laporan penelitian mini riset ini saya,
Banyak mendapat bantuan dalam penyelesaiannya. Untuk itu saya patut dan
sewajarnya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
saya dalam penyelesaiannya. Ucapan terima kasih yang pertama saya ucapkan
kepada orang tua yang telah memberikan dorongan baik, dorongan moril dan
motivasi, maupun dukungan materi sehingga dapat menyelesaikan laporan mini
riset ini.Berikutnya kami ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu,
Dra.Rohana Aritonang,M.Pd.yang sudah banyak memberikan ilmunya dalam
mengikuti mata kuliah ini dan mengerjakan tugas-tugasnya.

Harapan saya selaku penulis semoga hasil penelitian mini riset ini dapat
bermanfaat bagi pembaca khususnya bagi kelas reguler A Pendidikan Tata Rias
2019 Universitas Negeri Medan sendiri. Dalam laporan penelitian mini riset ini
masih banyak kekurangan.Untuk itu mohon maaf atas kekurangan-kekurangan
yang terdapat dalam laporan ini. Masukan dan kritikan atas kekurangan laporan
ini sangat diharapkan dari pembaca. Selain itu, supaya saya selaku penulis dapat
membuat laporan ini menjadi lebih baik dan menarik.

Medan,10 Desember 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..............................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian..........................................................................................5
1.4 Manfaat Penelitian........................................................................................5
BAB II......................................................................................................................6
KAJIAN PUSTAKA................................................................................................6
2.1 Pembelajaran yang Efektif dan Efisien.........................................................6
2.2 Pendekatan, Strategi dan Metode Pembelajaran...........................................9
BAB III..................................................................................................................18
METODE PENELITIAN.......................................................................................18
3.1 Desain Penelitian.........................................................................................18
3.2 Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data..................................................19
BAB IV..................................................................................................................20
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.....................................................20
4.1 Hasil Penelitian...........................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................22
DOKUMENTASI..................................................................................................22
LAMPIRAN...........................................................................................................23
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tujuan pembelajaran bukanlah penguasaan materi pembelajaran,akan
tetapi proses untuk mengubah tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan yang akan
dicapai (Sanjaya 2008;215).Banyak pengajar yang dalam melaksanakan belajar
mengajarnya tidak bias mencapai tujuan/kompetensi yang
ditentukan.Penyebabnya adalah masa pendemi covid-19 sehingga membatasi
dalam proses belajar mengajar.

Dalam pembelajaran kita mengenal istilah pendekatan pembelajaran,


strategi pembelajaran, dan metode pembelajaran.Ketiga istilah itulah yang
menjadi focus pembahasan karena merupakan komponen yang sangat
mendukung untuk tercapainya tujuan pembelajaran.Proses pembelajaran akan
berjalan efektif jika pendidik paham dan mengetaui pendekatan pembelajaran
yang berlanjut terhadap pemahaman strategi pembelajaran dan memahami metode
mengajar.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana melaksanakan pembelajaran yang efektif dan efisien di SMK


Pariwisata Imelda Medan?
2. Bagaimana pendekatan pembelajaran,strategi pembelajaran dan metode
pembelajaran di SMK Pariwisata Imelda Medan?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah penelitian di atas, maka tujuan penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran yanng efektif di SMK
Pariwisata Imelda Medan?
2. Untuk mengetahui pendekatan pemebelajaran, strategi pembelajaran dan
metode pembelajaran yang tepat di SMK Pariwisata Imelda Medan?

1.4 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat dari penulisan ini adalah:
1. Secara Teoritis

Pembahasan ini diharapkan akan menambah wawasan bagi pembaca dan


memperkaya khasana ilmu pengetahuan, menambah, dan melengkapi koleksi
karya ilmiah serta memberikan kontribusi pemikiran yang menyoroti pembahasan
tentang pelaksanaan pembelajaran yanng efektif dan pendekatan pembelajaran,
strategi pembelajaran dan metode pembelajaran.Secara praktis diharapkan
bermanfaat bagi pembaca dan semua orang yang berminat.
2. Manfaat bagi dunia pendidikan

Penulis berharap hasil dari penulisan ini berguna bagi dunia pendidikan
khususnya bagi setiap orang sehingga dapat lebih memahami gambaran tentang
pelaksanaan pembelajaran yanng efektif dan pendekatan pembelajaran, strategi
pembelajaran dan metode pembelajaran.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pembelajaran yang Efektif dan Efisien


Yang namanya pemebelajaran, tentu tidak akan terlepas dari belajar dan
mengajar. Belajar dilakukan oleh peserta didik beserta guru dan mengajar
dilakukan oleh guru atau pengajar. Supaya lebih jelas kami kutif definisi belajar
dan mengajar dari beberapa ahli sebagai berikut:.
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat
fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan (syah
2010: 87). Sedangkan menurut skiner belajar adalah a proses of progressive
behavior adaptation yang artinya suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah
laku yang berlangsung secara progresif. mengajar yaitu: proses membimbing dan
membantu peserta didik dalam menjalani proses perubahanya sendiri, yakni
proses belajar untuk meraih kecakapan cipta,rasa, dan karsa yang menyeluruh dan
utuh.(syah 2010: 178). Sedangkan efektif adalah pengerjaan sesuatu yang benar
(majalah talenta 2010: 6). Jadi belajar dan mengajar yang efektif adalah proses
perubahan dan bimbingan perubahan secara benar. Yang menjadi permasalahan
disini adalah benar yang dimaksudm, apa yang indikatornya? Asumsi kami benar
yang dimaksud disini yaitu sesuai dengan apa yang direncanakan atau tepatnya
sesuai dengan tujuan.
A. Belajar Efektif

Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan


kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin
dicapai. Untuk meningkatkan cara belajar yang efektif perlu memperhatikan
beberapa hal berikut :
a) Kondisi Internal

Yang dimaksud dengan kondisi internal yaitu kondisi (situasi) yang ada di
dalam diri siswa itu sendiri misalnya kesehatannya, keamanannya,
ketentramannya, motivasinya dan lain halnya.yang terdiri dari aspek
fisiologis(kondisi umum jasmani),aspek psikologis daiantaranya ;intelegensi
siswa,sikap siswa, bakat siswa, minat siswa, dan motivasi siswa.
b) Kondisi Eksternal

Yang dimaksud dengan kondisi eksternal adalah yang ada diluar diri
pribadi manusia. Lingkungan sosial diantaranya: para guru, para tenaga
kependidikan dan teman-teman sekelasnya; lingkunngan non sosial daintaranya :
gedung sekolah, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar siswa.
c) Strategi Mengajar

Belajar yang efektif dapat tercapai apabila dapat menggunakan strategi


belajar yang tepat. Strategi belajar diperlukan untuk dapat mencapai hasil yang
semaksimal mungkin.(slameto 1987: 87) Pendekatannya dapat digunakan
pendekatan bigs, yaitu :
a. pendekatan tinggi: speculative, dan achieving
b. pendekatan sedang : analitical, dan deep
c. pendekatan rendah : repreduktive dan surface (syah 2010: 136)

Setelah aspek-aspek yang disebut di atas harus diperhatikan selanjutnya


kita pahami bagaimana belajar yanng efektif dan efisien itu. Menurut Prof.
Muhibbin Syah efektivitas dan efisiensi belajar yang dicapai siswa ada dua
macam yaitu : 1) efisiensi usaha belajar, 2) efisiensi hasil belajar.(syah 2010:123).
Yang dimaksud efisiensi usaha belajar yaitu prestasi belajar yang didapat
dengan cara yang benar dan usaha yang hemat dan minim. Prestasinya sama
namun caranya berbeda atau dengan bahasa lain sukses sama-sama dengan cara
berbeda-beda. Sebagai contoh ada seorang siswa “a” yang intelegensinya tinggi
belajarnya giat dan full day sudah pasti dia akan berprestasi, namun tidak mustahil
untuk saat ini seorang siswa “b” dengan tingkat intelegen yang rendah belajarnya
hanya setengah bahkan seperempat dari anak “a” tetapi bisa mendapatkan prestasi
atau hasil yang sama. Apa penyebabnya? Inililah yang dimaksud dengan belajar
efektif. Hasil dari efektifitas akan menimbulkan efisien. Belajar yang tidak terlalu
lama namun belajar dengan cara dan pendekatan yang benar itulah usaha belajar
efisien. Bagaimana cara dan pendekatan yanng benar itu? Pada sub bab laian akan
dijelaskan didepan.
Selanjutnya, yang dimaksud efisiensi hasil belajar yaitu prestasi belajar
didapat berbeda meskipun dengan cara dan usaha yang sama. Efisiensi hasil
belajar ini berbanding terbalik dengan efisiensi usaha belajar. Dalam hal ini
seseorang yang lagi belajar mendapatkan hasil yang berbeda lebih baik dari pada
yang lainnya meskipun cara dan usahanya sama. Sebagai contoh disatu kelas
terdapat 30 siswa, cara waktu dan tempat belajarnya sama namun pasti akan ada
yang lebih diantara yang 30 siswa tadi. Ini dikarenakan guru atau siswa tadi
memiliki penedekatan yang benar untuk mendapatkan hasil dari belajarnya.

B. Mengajar Efektif

Di atas telah dibahas bagaimana belajar yang efektif. Pembahasan itu


berguna bagi pengajar maupun bagi siswa. Bagi pengajar mengetahui cara belajar
efektif berguna sebagai referensi harus bagaimana mereka memandang
parasiswanya dan menjalankan proses belajar mengajarnya. Lalu, bagaimana
mengajar yang efektif? Pada susbab ini akan kami kupas sedikit tentanng
mengajar yang efekif menurut John W. Santrock.
Mengajar merupakan hal yang kompleks karena murid-murid itu bervariasi
sehingga tidak akan ada cara tunggal untuk mengajar yang efektif untuk semua
hal. Namun setidaknya seorang guru harus memahami dan mennguasai beragam
perspektif dan strategi juga mengaplikasikannya secara fleksibel. ( santrock 2008 :
7). Hal ini membutuhkan dua hal utama yaitu : 1) pengetahuan dan keahlian
profesional, dan 2) komitmen dan motivasi.
1). Pengetahuan dan keahlian profesional
Guru yang efektif menguasai materi pelajaran dan keahlian atau
keterampilan mengajar yang baik. Memahami strategi pengajaran yang baik dan
didukung oleh metode penetapan tujuan, rancangan pengajaran dan manajemen
kelas. Mereka tahu bagaimana memotivasi, berkomuikasi, dan berhubungan
secara efektif dengan murid-muridnya dengan berbagai karakter dan beragam latar
belakang kultural. Sengaja pemabahsan mengenai belajar yang efektif
didahulukan karena untuk mengajar yang efektif terlebih dahulu harus mengetahui
belajar yang efektif.
2). Komitmen dan Motivasi
Menjadi guru yang efektif juga membutuhkan komitmen dan motivasi.
Aspek ini mencakup sikap yang baikdan perhatian kepada murid.( santrock 2008:
12). Komitmen dan motivasi akan lahir jika seseorang memiliki landasan dalam
bekerjanya. Bagi seorang muslim, komitmen dan motivasi itu lahir jika mengajar
dijadikan sebagai pengabdian bentuk ibadah kepada allah SWT. Ibadah tentu
berlandaskan ketauhidan. Inti dari katauhidan adalah keikhlasan dan keikhlasanlah
yang akan membuat seseorang komitmen. Tidak ada tujuan lain selain mengharap
ridla Allah SWT. Dengan keikhlasan sikap guru tidak akan bergantung kepada
apapun, entah itu gajih ataupun jabatan akademik guru.
Dengan keikhlasan juga sikap dan keperibadian seorang guru akan
terbentuk. Guru harus memiliki kompetensi kepribadian mantap, stabil, dewasa,
arif, dan dapat menjadi teladan.( Ruswandi dkk 2010 : 35).

2.2 Pendekatan, Strategi dan Metode Pembelajaran


Efektivitas dan efisiensi pemebelajaran akan tercapai jika menggunakan
pendekatan, strategi dan metode yang tepat. Pada pembahasa sebelumnya telah
dibahas bahwa pembelajaran efektif dan efisien tidak akan tercapai jiks tidak
memahami ketiga komponen ini. Pada sub bab inilah akan dibahas mengenai cara
untuk mencapai efektivitas dan efisiensi yaitu dengan pendekatan, strategi dan
metode pembelajaran.
a. Pengertian pendekatan pemebelajaran

Pendekatan pemebelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut


pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan
tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya
mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan
cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua
jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau
berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan
pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered
approach).
Akhir-akhir ini pembelajaran kontekstual merupakan salah satu
pendekatan pembelajaran yang banyak dibicarakan orang. CTL merupakan
strategi yang melibatkan siswa secara penuh dalam proses pembelajaran. Siswa
didorong untuk beraktivitas mempelajari materi pembelajaran sesuai dengan topik
yang akan dipelajarinya. Belajar dengan konteks CTL bukan hanya sekedar
mendengarkan dan mencatat, tetapi belajar adalah proses berpengalaman secara
langsung. Melalui proses berpengalaman itu diharapkan perkembangan siswa
terjadi secara utuh, yang berkembang tidak hanya asfek kognitif saja, tetapi aspek
afektif dan psikomotor juga. Belajar CTL diharapkan siswa dapat menemukan
sendiri materi yang dipelajarinya.
Ada tiga hal yang harus kita pahami dalam konteks CTL. Pertama, CTL
menekankan kepada proses keterlibatan siswa untk menemukan materinya, artinya
proses belajar diorientasikan pada proses pengalama secara langsung. Kedua, CTL
mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari
dengan situasi kehidupan nyata, artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap
CTL mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antara materi yang
dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, artinya siswa dituntut untuk dapat
menangkap hubungan antara pengalaman belajar disekolah dengan kehidupan
nyata. Ketiga, CTL mendorong siswa dapat menerapkan dalam kehidupan, artinya
CTL bukan hanya mengharapkan siswa dapat memahami materi yang
dipelajarinya, akan tetap bagaimana materi tersebut dapat mewarnai prilakunya
dalam kehidupan sehari-hari.
Pendekatan di atas akan memengaruhi keberhasilan pemebelajaran.
Apakah guru memeandanng siswa sebagai orang yang sama sekali tidak tahu
(objek learning) atau menganggap siswa memiliki berbagai potensi sehingga guru
hanya sebagai fasilitator? Yang jelas, Dari pendekatan pembelajaran yang telah
ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam strategi pembelajaran.
b. Strategi pembelajaran

Secara harfiah, kata “strategi” dapat daiartikan sebagai seni malaksanakan


stratagem yakni siasat atau rencana (McLeod,1989) dikutif oleh (syah 2010: 210).
Dalam perspektif psikologi, kata strategi yanng berasal dari bahas yunani itu,
berarti rencana tindakan yang terdiri atas seperngkat langkah untuk memecahakan
maslah atau mencapai tujuan (reber, 1988). Selanjutnya menurut Muhibbin Syah,
strategi yaitu sejumlah langkah yang direkayasa sedemikian rupa untuk mencapai
tujuan pengajaran tertentu (syah 2010: 211).
Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk
mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu.
Dengan kata lain, strategi merupakan “a plan of operation achieving something”
sedangkan metode adalah “a way in achieving something” (Sanjaya (2008).

c. Strategi Pembelajaran Afektif

Dalam undang-undang No.20 Tahun 2003 Pasal 3 dijelaskan bahwa


Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik, agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yanng Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab.
Rumusan tujuan pendidikan diatas, serat dengan pembentukan sikap.
Dengan demikian, tidaklah lengkap manakala dalam strategi pembelajaran tidak
membahas strategi pembelajaran yang berhubungan dengan pembentukan sikap
dan nilai.
Proses pembentukan sikap
1) Pola pembiasaan

Dalam proses pembelajaran disekolah, baik secara disadari maupun tidak,


guru dapat menanamkan sikap tertentu kepada siswa melalui proses pembiasaan.
Misalnya, siswa yang setiap kali menerima perlakuyan yang tidak mengenakan
dari guru, misalnya perilaku mengejek atau perilaku yang menyinggung perasaan
anak, maka lama-kelamaan akan timbul rasa benci dari anak tersebut, dan
perlahan-lahan anak akan mengalihkan sikap sikap negatif tersebut bukan hanya
kepada gurunya itu sendiri, akan tetapi juga kepada mata pelajaran yang
diajarinya. Kemudian, anak mengembalikannya ke sikap positif tidaklah mudah
baginya.
Belajar membentuk sikap melalui pembiasaan itu juga dilakukan oleh
Skinner melalui teorinya conditioning. Proses pembentukan sikap melalui
pembiasaan yang dilakukan Watson berbeda dengan proses pembiasaan sikap
yang dilakukan Skinner. Pembentukan sikap yang dilakukan Skinner menekankan
pada proses peneguhan respons anak. Setiap kali anak menunjukan prestasi yang
baik diberikan hadiah atau perilaku yang menyenangkan. Lama-kelamaan, anak
berusaha meningkatkan sikap positifnya.
2) Modeling

Salah satu karakteristik anak didik yang sedang berkembang adalah


keinginannya untuk melakukan peniruan (imitasi). Hal ditiru itu adalah perilaku-
perilaku yang diperagakan atau didemonstrasikan oleh orang yang menjadi
idolanya.
Pemodelan biasanya dimulai dari perasaan kagum. Anak kagum terhadap
kepintaran orang lain, misalnya terhadap guru yang dianggapnya bisa melakukan
segala sesuatu yang tidak bisa dilakukannya. Secara perlahan perasaan kagum
akan memengaruhi emosinya dan secara perlahan itu pula anak akan meniru
perilaku yang dilakukan idolanya.
CTL sebagai suatu pendekatan pembelajaran yang memiliki 7 asas. Asas-
asas ini yang melandasi pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan CTL, yaitu :
1) Konstruktivisme
Konstruktivisme adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan
baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman.
2) Inkuiri
Inkuiri adalah proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan
penemuan melalui proses berfikir secara sistematis. Pengetahuan bukanlah
sejumlah fakta hasil dari mengingat, akan tetapi hasil dari proses penemuan
sendiri. Belajar pada dasarnya merupakan proses mental seseorang yang
tidak terjadi secara mekanis. Melalui proses mental itulah diharapkan siswa
berkembang secara utuh baik intelektual, mental, emosional, maupun
pribadinya. Secara umum inkuiri dapat dilakukan melalui beberapa
langkah, yaitu :
a. Merumuskan masalah
b. Mengajukan hipotesis
c. Mengumpulkan data
d. Menguji hipotesis berdasarkan data yang ditemukan
e. Membuat kesimpulan
3) Bertanya (Questioning)

Belajar pada hakikatnya bertanya dan menjawabpertanyaan. Bertanya


dapat dipandang sebagai refleksi dari keingintahuan dari setiap individu,
sedangkan menjawab pertanyaan mencerminkan kemampuan seseorang dalam
berfikir.
4) Pemodelan (Modeling)

Asas modeling adalah proses pembelajaran yang memperagakan sesuatu


sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa. Misalnya guru memberi
contoh bagaimana cara mengoprasikan suatu alat, cara melafalkan kalimat asing,
dan sebagainya.
5) Refleksi(Reflection)
Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari
yang dilakukan dengan cara mengurutkan kembali kejadian-kejadian atau
peristiwa pembelajaran yang telah dipelajarinya. Dalam proses pembelajaran
dengan menggunakan CTL, setiap berakhir proses pembelajaran, guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengingat kembali apa yang telah
dipelajarinya.
6) Penilaian Nyata (Authentic Assessment)
Dalam CTL keberhasilan pembelajaran tidak hanya ditentukan oleh
perkembangan kemampuan intelektual saja, akan tetapi perkembangan seluruh
aspek. Oleh sebab itu, penilaian keberhasilan tidak hanya ditentukan oleh aspek
hasil belajar seperti tes, akan tetapi proses belajar melalui penilaian nyata.
Penilaian nyata adalah proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan
informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan siswa.
d. Pengertian Metode Pembelajaran

Secara umum metode diartikan sebagai cara melakukan sesuatu. Secara


khusus, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara atau pola yang khas
dalam memanfaatkan berbagai prinsip dasar pendidikan serta berbagai teknik dan
sumberdaya terkait lainnya agar terjadi proses pembelajaran pada diri
pembelajaran. (Gintings, Abdorrakhman. 2008. h: 42)
Metode pembelajaran didefinisikan sebagai cara yang digunakan guru,
sehingga dalam menjalankan fungsinya, metode merupakan alat untuk mencapai
tujuan pembelajaran. (Siregar, Evelin dan Hartini Nara. 2010. h: 80) Jadi, Metode
pembelajaran adalah suatu cara yang dilakukan guru untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
e. Pertimbangan dalam Pengembangan Metode Pembelajaran

Sebelum menentukan metode pembelajaran yang dapat digunakan, ada


beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan.
1. Pertimbangan yang berhubungan dengan tujuan yang ingin dicapai
Pertimbangan ini merupakan pertimbangan pertama yang harus
diperhatikan. Semakin kompleks tujuan yang ingin dicapai maka semakin rumit
juga metode pembelajaran yang harus dibuat, metode dibuat sebagai cara untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
2. Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi pembelajaran
Materi atau pengalaman belajar merupakan pertimbangan kedua yang harus
diperhatikan.
3.Pertimbangan dari sudut siswa
Siswa adalah subjek yang akan kita ajar. Keadaan siswa yang berbedabeda
membuat kita untuk merancang metode yang yang sesuai dengan siswa tersebut.
f. Berbagai Metode Pembelajaran

Banyak metode pembelajaran yang dapat digunakan, tetapi ada metode


pembelajaran yang mendasar, sedangkan selebihnya adalah kombinasi atau
modifikasi dari metode dasar tersebut. Berikut ini adalah metode pembelajaran
dasar, yaitu:
1. Metode Ceramah

Dalam metode ceramah guru menyampaikan materi secara lisan dan


peserta didik mendengarkan. Keunggulan metode ceramah adalah, dapat
digunakan untuk mengajar dalam jumlah peserta didik yang banyak, tujuan
pembelajaran dapat disampaikan dengan mudah, dll. Sedangkan kekurangannya
adalah, Komunikasi cenderung hanya satu arah, sangat tergantung pada
kemampuan komunikasi verbal guru, dll.
2. Metode Tanya Jawab

Materi pembelajaran disampaikan melalui proses tanya-jawab antara guru


dengan peserta didik, dan sesama peserta didik. Keunggulan metode tanya jawab
adalah, memotivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran secara aktif, mendorong
siswa untuk berfikir kritis, dll.
3. Metode Diskusi

Dalam metode diskusi proses pembelajaran berlangsung melalui kegiatan


berbagi informasi atau pengetahuan diantara sesama peserta didik. Keunggulan
metode diskusi adalah, menumbuhkan sikap ilmiah dan jiwa demokratis,
menciptakan suasana belajar yang interaktif, dll. Adapun kekurangannya adalah,
pembicaraan dalam diskusi bisa keluar dari topik yang sedang dibahas, diskusi
tidak mencapai hasil yang ditentukan jika batas waktu telah tiba.
4. Metode Peragaan atau Demonstrasi

Metode peragaan dapat digunakan sebagai bagian dari pembelajaran teori


maupun praktek. Keunggulan metode peragaan adalah, peserta didik akan lebih
mudah memahami materi belajar, akan menciptakan suasana belajar aktif, dll.
Sedangkan kekurangannya adalah, memerlukan waktu persiapan yang lebih lama,
membutuhkan peralatan yang kadangkala tidak tersedia di sekolah, dll.
5. Metode Bermain Peran

Metode bermain peran sangat efektif digunakan untuk menstimulasikan


keadaan nyata. Keunggulan metode bermain peran adalah, mampu melatik
kompetensi siswa dalam melakukan kegiatan praktis yang mendekati keadaan
yang sebenarnya. Kekurangan metode ini adalah, tidak semua guru memiliki
kompetensi merancang kegiatan simulasi, memerlukan persiapan dan penyiapan
yang matang serta membutuhkan banyak waktu dan sumberdaya lainnya, dll.
6. Metode Pembelajaran Praktek

Keunggulan metode pembelajaran praktek adalah, mempermudah dan


memperdalam pemahaman tentang berbagai teori yang terkait dengan praktek
yang sedang dikerjakan, meningkatkan motivasi dan gairah belajar siswa, dll.
Sedangkan kelemahannya adalah, memerlukan persiapan yang matang meliputi
kegiatan dan peralatan yang diperlukan, memerlukan biaya tinggi untuk
pengadaan bahan dan peralatan praktek, dll.
7. Metode Tutorial

Metode tutorial adalah metode pembelajaran dengan mana seorang guru


memberikan bimbingan belajar kepada peserta didik secara individual.
Keunggulan metode tutorial adalah, peserta didik memperoleh pelayanan
pembelajaran secara individual sehingga permasalahan spesifik yang dihadapinya
dapat dilayani secara spesifik pula, seorang peserta didik dapat belajar dengan
kecepatan yang sesuai dengan kemampuannya tanpa harus dipengaruhi oleh
kecepatan belajar peserta didik yang lain. Sedangkan kelemahannya adalah,
memerlukan waktu yang lama karena guru harus melayani peserta didik dalam
jumlah banyak, memerlukan kesabaran dan keluasan pemahaman guru tentang
materi yang dipelajari siswa.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Penelitian ini menggunakan jenis penelitian,metode penelitian, maupun
lokasi yang dituju untuk melakukan penelitian.
a. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah menggunakan pendekatan


penelitian kualitatif.Penelitian Kualitatf merupakan suatu cara yang digunakan
untuk menjawab masalah penelitian yang berkaitan dengan daa berupa narasi
yang bersumber dari aktivitas awancara,pengamatan,pengalian dokumen.
b. Metode Penelitian

Adapun metode penelitian yang saya terapkan ialah studi kepustakan,yaitu


studi objek penelitiannya berupa karya-karya kepustakaan baik berupa jurnal
ilmiah,buku,artikel,media massa, maupun data-data statistiaka.Kepustakaan
tersebut akan digunakan untuk menjawab permasalahan penelitian yang diajukan
oleh penulis yang dalam hal ini menyangkut.
c. Lokasi Penelitian

Lokasi yang akan dilakukan untuk observasi penelitian ini dilaksanakan di


SMK Swasta Imelda Medan tepatnya berada di Jl.Bilal No.24,Pulo Brayan Darat
I,Kec,Medan Tim.,Kota Medan,Sumatra Utara 20239

d. Waktu Penelitian

Observasi penelitian yang dilakukan kepada dilaksanakan pada:


Hari/tanggal : Selasa, 30 November 2019
Waktu : 10.00 wib-selesai
3.2 Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data
a. Jenis Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam


penelitian, Karena tujuan utama dalam penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data, maka peniliti tidak akan mendapatkan data
yang memenuhi standar data yang ditetapkan (Dr.Irwandi M.Pd,2013:108).
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu
wawancara. Adapun jenis data yang digunakan untuk penelitian ini yaitu:
Adapun jenis data yang digunakan untuk penelitian ini yaitu:
1. Jenis data primer yang digunakan pada penelitian ini adalah wawancara.
2. Jenis data sekunder yang digunakan pada penelitian ini adalah buku dan
jurnal – jurnal yang sesuai dengan judul penelitian ini.
b. Teknik pengumpulan data

Adapun Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini


adalah wawancara kepada ibu guru Nurhayati,S.Pd. di SMK Pariwisata Imelda
Medan.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Lokasi yang akan dilakukan untuk observasi penelitian ini dilaksanakan di


SMK Swasta Imelda Medan tepatnya berada di Jl.Bilal No.24,Pulo Brayan Darat
I,Kec,Medan Tim.,Kota Medan,Sumatra Utara 20239.Sekolah Tersebut memiliki
Akreditasi A dan yang menjadi Kepala Sekolah ialah Saudin Elson Sitorus,S.Pd.
Dan sekolah ini menerapkan Kurikulum 2013, serta melakukan kegiatannya
belajar mengajarnya dalam 2 sesi 07.30-10.30 dan 10.50-13.35.

2. Deskripsi Data Hasil Penelitian


1) Dari hasil perolehan data dapat diketahui bahwa SMK Pariwisata Imelda
Medan sudah melakukan kegiatan sekolah secara offline(2 kali seminggu)
dengan mengikuti protokol kesehatan contohnya dalam satu hari adanya 2
sesi belajar yaitu sesi1 jam 07.30-10.30 dan sesi selanjutnya 10.50-13.35
selain itu juga membagi 1 kelas menjadi 2 gelombang.
2) Media yang digunakan oleh guru-guru di SMK Pariwisata Imelda Medan
tergantung materi yang diberikan kepada siswa,demontrasi jika kegiatan
belajar praktik.PPT dan video pembelajaran jika hanya materi saja.
3) Dalam pembelajaran praktik siswa diharuskan membawa model dari luar
sekolah,sekolah menyediakan alat dan kosmetika apabila praktik.
4) Kendala dalam mengajar siswa SMK Pariwisata Imelda Medan dipengaruhi
oleh minat siswa sehingga ada banyak siswa yang tidak mengirim tugas.
BAB V
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN

Berdasarkan uraian di atas dapat kami simpulkan, bahwa untuk dapat


melaksanakan tugasnya secara profesional yakni melaksanakan pemebelajaran
sesusai dengan kompetensi dan karakteristik siswa seorang guru dituntut dapat
memahami dan memliki keterampilan yang memadai dalam mengembangkan
pendektan, strategi dan metode ssehingga menghasilkan berbagai model
pembelajaran yang efektif, kreatif dan menyenangkan, sebagaimana diisyaratkan
dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

4.2 SARAN

Berdasarkan simpulan tersebut dapat dikemukakan saran yaitu, pertama,


guru harus diberikan pemahaman bagaimana teknik dan startegi dalam pendidikan
karakter pada pembelajaran daring yang merupakan pengejewanatahan belajar
dari rumah. Guru harus berusaha kreatif dalam menggali informasi dan
karakteristik peserta didik dalam menentukan model-model pembelajaran dengan
hasil belajar yang diharapkan pada pembelejaran daring.Keberhasilan pendidikan
karakter bangsa pada masa Covid-19 membutuhkan peran utama orang tua siswa
dan lingkungan rumah sebagai mitra sekolah dalam usaha Nation and Character
Building.
DAFTAR PUSTAKA
John. W. Santrock. Psikologi Pendidikan edisi kedua.2008.jakarta:kencana.
Gintings, abdurarakhman. Belajar dan Pemebelajaran.2008. Bandung: Humaniora.
Siregar, eveline dan hartin. Teori Belajarda dan Pemebeljaran.2010. Bogor: ghalia
indonesia. Wina, sanjaya. Kurikulum dan Pemebelajaran.20010. Jakarta: Kencana
prenada Media Group. Uus, Ruswandi dan Badrudin. Pengembangangn
Kepribadian Guru. 2010. Bandung: Insan Mandiri. Slameto. Belajar dan Faktor
Faktor yang Mempengaruhinya.1997. Bandung: Rineka Cipta.

DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai