190332622482 Offering H 2019 Tugas Rangkuman Seminar Nasional Kimia Organik
ISOLASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER Trichoderma spp. DAN UJI
EFEKTIVITASNYA SEBAGAI AGENSIA HAYATI
Pemateri : Aldania Andira Rizki Mulyawati
Adanya patogan yang menjadi penyebab penyakit pada tanaman, permasalhan yang terbilang penting pada ranah budidaya tanaman serta penggunaan pestisida kimia yang terus menerus sehingga menimbulkan banyak permasalahan pada budidaya tanaman. Oleh karena itu, dihadirkan penggunaan agensi hayati yaitu Trichoderma sp. Agensi hayati merupakan organisme yang digunakan untuk mengendalikan hama dan penyakit atau organisme pengganggu tanaman. Agensia pengendali hayati dipilih sebab memiliki beberapa kelebihan seperti halnya tingginya tingkat keberhasilan dengan pengeluaran biaya yang rendah, aman untuk lingkungan serta Kesehatan, dan tidak menimbulkan pathogen yang merusak tanaman. Trichoderma spp yang digunakan sebagai agensi hayati dipilih oleh karena dapat berperan sebagai jamur pengendali patogen yang dapat menyebabkan penyakit pada tanaman, mampu bertindak sebagai mikoparasit bagi jamur lain, penghasil metabolit sekunder yang memiliki potensi besar untuk pngendalian penyakit tanaman dan masih banyak lagi. Senyawa metabolit sekunder pada Trichoderma sp. dapat diisolasi menggunakan metode ekstraksi dengan pelarut etil asetat dengan tahapan seperti peremajaan Trichoderma sp., perbanyakan Trichoderma sp., dan ekstraksi senyawa metabolit sekunder Trichoderma sp. Senyawa metabolit sekunder dari Trichoderma sp. kemudian diuji efektivitas anti jamurnya terhadap jamur patogen Rhizoctonia solani dan diperoleh hasil yaitu metabolit sekunder dapat menghambat pertumbuhan Rhizoctonia solani. Adapun tahap isolasi Trichoderma harzianum metode ekstraksi menggunakan pelarut etil asetat dan butanol yaitu dengan peremajaan Trichoderma harzianum, perbanyakan Trichoderma harzianum, ekstraksi senyawa metabolit sekunder Trichoderma harzianum. Senyawa metabolit sekunder yang dihasilkan kemudian diuji efektivitas anti jamurnya terhadap jamur patogen S. rolfsii dan diperoleh hasil yaitu menunjukkan bahwa pertumbuhan jamur S. rolfsii dapat terhambat. Sedangkan pada fraksi etil asetat tidak terdapat penghambatan pertumbuhan jamur S. rolfsii. Pada isolasi ini maka terdapat beberapa hal yang diperhatikan seperti jenis pelarut yang digunakan karena dapat mempengarhui komponen aktif dari bahan yang akan diekstrak, pelarut yang digunakan pada proses ektraksi perlu diperhatikan mengenai kelarutan atau daya larut serta tingginya selektivitas terhadap zat terlarut, sifat kepolaran larutan yang digunakan harus diperhatikan dengan sifat kepolaran dari senyawa yang ingin diekstraksi. Apabila senyawa yang diisolasi merupakan senyawa yang bersifat polar maka pelarut yang digunakan sebaiknya adalah pelarut yang bersifat polar seperti aseton, methanol, butanol ataupun etanol. Sedangkan, bila senyawa yang diisolasi merupakan senyawa yang bersifat semi polar sampai dengan non polar maka pelarut yang digunakan sebaiknya adalah heksana, kloroform, dietileter, diklorometana dan juga etil asetat. Berdasarkan pemaparan yang telah disampaikan oleh pemateri maka senyawa metabolit sekunder Trichoderma sp. dan T.harzianum (fraksi butanol) efektif dalam menghambat pertumbuhan patogen penyebab penyakit tanaman. Sedangkan senyawa metabolit sekunder pada T.harzianum (fraksi etil asetat) tidak menunjukkan keefektifan penghambatan pertumbuhan patogen penyebab penyakit tanaman.