Anda di halaman 1dari 11

Aspek Keuangan

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknopreuneur

Disusun oleh :

1. Adi Ginanjar Kusuma 6. Luqman Saiful H.


2. Adi Hardiana 7. Nur Firmansyah
3. Dede Ichwanudin W.S. 8. Sekar Ayu
4. Deden Ramdan Y. 9. Tri Wahyuni
5. Firman Ahmad Z.

Jurusan Teknik Informatika-3/Semester 4

STIKOM POLTEK CIREBON


JL.BRIGJEND DARSONO NO.33 CIREBON, TELP.(0231)486475, CIREBON
http://www.stikompoltek.ac.id
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada tuhan yang maha esa, karena atas berkat dan
limpahan rahmatnyalah maka saya bisa menyelesaikan tugas dengan tepat waktu.

Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “Aspek Keuangan”, yang
menurut saya dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk mempelajari
Teknopreuneur.

Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman bila
mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat kurang tepat atau
menyinggu perasaan pembaca.

Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga
allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.

Cirebon, 14 April 2015

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii
ASPEK KEUANGAN
1. Aspek Keuangan .................................................................................. 1
2. Biaya Pra-operasi ................................................................................. 1
3. Kebutuhan Dana ................................................................................... 1
4. Sumber Dana ........................................................................................ 2
4.1 Modal Sendiri ................................................................................ 2
4.2 Modal Asing atau Pinjaman ........................................................... 2
5. Proyeksi Harga Pokok Produksi/Penjualan .......................................... 2
6. Proyeksi Rugi-laba ............................................................................... 2
7. Biaya Kebutuhan Investasi.................................................................... 3
8. Arus Kas .............................................................................................. 3
8.1 Jenis Arus Kas ............................................................................... 4
9. Payback Periode(PP) ............................................................................ 4
10. Break Even Point(BEP) ...................................................................... 6
10.1 Fixed Cost .................................................................................... 6
10.2 Variable Cost ............................................................................... 7
10.3 Selling Price ................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 8

ii
ASPEK KEUANGAN

Aspek terpenting dalam studi kelayakan bisnis adalah hitung-hitungan keuangan. Berapa
seluruh dana yang kita butuhkan baik modal untuk investasi maupun untuk modal kerja. Berapa
penjualan, berapa biaya produksi, berapa biaya penjualan, berapa biaya administrasi, dan
berapa tingkat keuntungan yang akan kita dapatkan atau bahkan kemungkinan kerugian.

Tujuan menganalisis aspek keuangan dari suatu studi kelayakan bisnis adalah untuk
menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang di harapkan
dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan, seperti ketersediaan dana, biaya
modal awal, kemampuan untuk membayar kembali dana tersebut dalam waktu yang telah
ditentukan dan menilai apakah perusahaan akan dapat berkembang terus.

Biaya Pra-operasi

Dalam membangun sebuah usaha perlu diawali dengan pembuatan gagasan, penelitian tentang
produk, pasar dan aspek-aspek lain yang dipertimbangkan untuk diambil sebuah keputusan.
Guna keperluan tersebut mempunyai konsekuensi biaya yang harus dikeluarkan kita sebut
biaya pra-operasi. Penggunaan biaya tersebut keperluan penelitian, perencanaan, studi
kelayakan, perancangan (design), biaya konsultan dan biaya pemasaran sebelum produk siap
diluncurkan ke pasar. Biaya-biaya tersebut sudah harus dikeluarkan sebelum diambil keputusan
untuk melaksanakan proyek yang dikelompokkan sebagai sunk cost atau investasi yang nilainya
tetap dan telah dikeluarkan semuanya tidak mempunyai sisa. Biaya tersebut dikeluarkan baik
usaha tersebut jadi dijalankan atau batal. Sun cost tidak dimasukkan dalam perhitungan NPV
karena biaya tersebut diluar perhitungan studi kelayakan usaha. 

Kebutuhan Dana

Setelah jumlah dana yang dibutuhkan diketahui, selanjutnya yang perlu ditentukan adalah
dalam bentuk apa dana tersebut didapat, yang jelas, yang akan dipilih adalah sumber dana yang
mempunyai biaya paling rendah dan tidak menimbulkan masalah bagi perusahaan.
Dana tersebut adalah aktiva tetap berwujud seperti:
 Tanah
 Bangunan
 Kantor dan perangkat komputer hardware dan software

Aktiva tetap tak berwujud:


 Hak Paten
 Lisensi
 Biaya-biaya pendahuluan
 Biaya-biaya sebelum proses produksi
Selain untuk aktiva tetap, dana juga dibutuhkan untuk modal kerja, setelah dana yang di
perlukan diketahui, selanjutnya di tentukan dalam bentuk apa dana tersebut di dapat, melalui
sumber dana.

Sumber Dana

Pada dasarnya setiap perusahaan membutuhkan modal yang mana modal tersebut dapat
berupa modal sendiri atau modal asing ataupun keduanya.
1. Modal Sendiri
Yang dimaksud modal sendiri adalah modal yang dimiliki oleh pemegang saham. Umumnya
jumlah dana yang tercantum masih jauh dari cukup (terbatas) untuk antisipasi kebutuhan dana
investasi keseluruhan. Keuntungannya tidak ada kewajiban mengembalikan modal .  
2. Modal asing atau modal pinjaman
adalah modal yang diperoleh dari pihak luar perusahaan dan biasanya diperoleh secara
pinjaman dan pihak peminjam berkewajiban mengembalikannya dalam jangka waktu yang
telah ditentukan. Keuntungannya yaitu jumlah pinjaman yang tak terbatas atau tersedia dalam
jumlah banyak.

Proyeksi Harga Pokok Produksi/ Penjualan

Proyeksi harga pokok penjualan harus didukung oleh volume proyeksi dan volume penjualan.
Biaya produksi per unit adalah total biaya produksi dibagi dengan volume produksi. Sedangkan
harga pokok penjualan per unit adalah total harga pokok penjualan dibagi dengan volume
penjualan. 
Manfaat Harga Pokok Penjualan :
1. Sebagai patokan untuk menentukan harga jual.
2. Untuk mengetahui laba yang diinginkan perusahaan. Apabila harga jual lebih besar dari
harga pokok penjualan maka akan diperoleh laba, dan sebaliknya apabila harga jual
lebih rendah dari harga pokok penjualan akan diperoleh kerugian.

Proyeksi Rugi-Laba
Proyeksi rugi-laba adalah gambaran keuntungan operesasi usaha beberapa tahun kedepan.
Untuk membuat proyeksi rugi-laba harus dihitung terlebih dahulu proyeksi nilai penjualan,
biaya produksi dan biaya operasi. Biaya operasi biaya-biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan
operasional kantor dan pemasaran produk. Biaya-biaya produksi dan operasi dapat pula
dikelompokkan ke dalam biaya variabel dan biaya tetap.

Laporan laba rugi adalah laporan yang menunjukkan jumlah pendapatan yang diperoleh dan
biaya-biaya yang dikeluarkan dalam suatu periode tertentu.
Komponen laporan laba rugi:
1. Penjualan (pendapatan )
2. Harga pokok penjualan
3. Laba kotor
4. Biaya oprasi: biaya umum, biaya penjualan, biaya sewa, biaya administrasi.
5. Laba kotor oprasional
6. Penyusutan ( depresiasi)
7. Pendapatan bersih operasi
8. Pendapatan lainnya
9. Laba sebelum bunga dan pajak
10. Biaya bunga: bunga wesel, bunga bank, bunga hipotik, bunga obligasi, bunga lainnya.
11. Laba sebelum pajak
12. Pajak
13. Laba sesudah bunga dan pajak
14. Laba per lembar saham

Biaya Kebutuhan Investasi

Biaya investasi adalah biaya yang diperlukan dalam pembangunan awal usaha, terdiri dari :
1. Biaya prainvestasi :
a. Biaya pembuatan studi
b. Biaya pengurusan izin
2. Biaya pembelian aktiva tetap:
a. Berwujud: tanah, mesin, bangunan, peralatan, inventaris kantor, dll.
b. Tidak berwujud: goodwill, hak cipta, lisensi, marek dagang.
3. Biaya oprasional:
a. Upah atau gaji karyawan
b. Biaya listrik
c. Biaya telepon dan air
d. Biaya pemeliharaan
e. Pajak
f. Premi asuransi
g. Biaya pemasaran dll.

Arus Kas

Menggambarkan jumlah uang yang masuk dan yang keluar baik jenis maupun jumlahnya,
diestimasi sedemikian rupa sehingga dapat menggambarkan  kondisi pemasukan dan
pengeluaran dimasa yang akan datang.
Jenis arus kas:
a) Aliran kas awal (Initial Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan
pengeluaran untuk kegiatan investasi misalnya; pembelian tanah, gedung, biaya
pendahuluan dsb. Aliran kas awal dapat dikatakan aliran kas keluar (cash out flow)
b) Aliran kas operasional (Operational Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan
dengan operasional proyek seperti; penjualan, biaya umum, dan administrasi. Oleh sebab
itu aliran kas operasional merupakan aliran kas masuk (cash in flow) dan aliran kas keluar
(cash out flow).
c) Aliran kas akhir (Terminal Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan nilai
sisa proyek (nilai residu) seperti sisa modal kerja, nilai sisa proyek yaitu penjualan
peralatan proyek.

Payback Periode (PP)

Periode “Payback” menunjukkan berapa lamanya ( dalam beberapa tahun ) pengembalian


suatu investasi, suatu proyek atau usaha, dengan memperhatikan teknik penilaian terhadap
jangka waktu tertentu.

Periode “Payback” menunjukkan perbandingan antara “initial investment” dengan aliran kas


tahunan, dengan rumus sebagai berikut :

Jangka waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan nilai investasi melalui penerimaan –
penerimaan yang dihasilkan oleh proyek investasi tersebut juga untuk mengukur kecepatan
kembalinya dana investasi.

Kelebihan dan Kelemahan Payback Method


Kelebihan Payback Method :
1) Digunakan untuk mengetahui jangka waktu yang diperlukan untuk pengembalian investasi
dengan resiko yang besar dan sulit.
2) Dapat digunakan untuk menilai dua proyek investasi yang mempunyai rate of return dan
resiko yang sama, sehingga dapat dipilih investasi yang jangka waktu pengembaliannya
cepat.
3) Cukup sederhana untuk memilih usul-usul investasi.

Kelemahan Payback Method :
1) Tidak memperhatikan nilai waktu dari uang.
2) Tidak memperhitungkan nilai sisa dari investasi.
3) Tidak memperhatikan arus kas setelah periode pengembalian tercapai.

Rumus periode pengembalian jika arus kas per tahun jumlahnya berbeda

         
n = Tahun terakhir dimana jumlah arus kas masih belum bisa menutup investasi mula-mula
a = Jumlah investasi mula-mula
b = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke n
c = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke n + 1

Contoh kasus arus kas setiap tahun jumlahnya berbeda


Suatu usulan proyek investasi senilai Rp. 600 juta dengan umur ekonomis 5 tahun, Syarat
periode pengembalian 2 tahun, dengan tingkat bunga 12% per tahun, dan arus kas pertahun
adalah :

· Tahun 1 RP. 300 juta


· Tahun 2 Rp. 250 juta
· Tahun 3 Rp. 200 juta
· Tahun 4 Rp. 150 juta
· Tahun 5 Rp. 100 juta

Arus kas dan arus kas kumulatif


Tahun Arus kas Arus kas kumulatif
1 300.000.000 300.000.000
2 250.000.000 550.000.000
3 200.000.000 750.000.000
4 150.000.000 900.000.000
5 100.000.000 1.000.000.000
= 2,25 tahun atau 2 tahun 3 bulan
Tapi periode pengembalian lebih dari yang disyaratkan oleh perusahaan maka usulan proyek
investasi ini di tolak. 

Rumus periode pengembalian jika arus kas per tahun jumlahnya sama

 Periode pengembalian lebih cepat : layak


 Periode pengembalian lebih lama : tidak layak 
 Jika usulan proyek investasi lebih dari satu maka periode pengembalian yang lebih cepat
yang dipilih

Break Even Point (BEP)

adalah titik impas di mana keadaan jumlah pendapatan dan biaya sama atau seimbang sehingga
tidak terdapat keuntungan ataupun kerugian.
BEP ini digunakan untuk menganalisis proyeksi sejauh mana banyaknya jumlah unit yang
diproduksi atau sebanyak apa uang yang harus diterima untuk mendapatkan titik impas atau
kembali modal.

BEP memerlukan komponen penghitungan dasar seperti:


1. Fixed Cost. Komponen ini merupakan biaya yang tetap atau konstan jika adanya
tindakan produksi atau meskipun perusahaan tidak berproduksi. Contoh biaya ini yaitu
biaya tenaga kerja, biaya penyusutan mesin, dll.
2. Variabel Cost. Komponen ini merupakan biaya per unit yang sifatnya dinamis
tergantung dari tindakan volume produksinya. Jika produksi yang direncanakan
meningkat, berarti variabel cost pasti akan meningkat. Contoh biaya ini yaitu biaya bahan
baku, biaya listrik, dll.
3. Selling Price. Komponen ini adalah harga jual per unit barang atau jasa yang telah
diproduksi.

Rumus yang digunakan untuk analisis BEP ini terdiri dari dua macam sebagai berikut:
1. Dasar Unit
Berapa unit jumlah barang/jasa yang harus dihasilkan untuk mendapat titik impas:
BEP = FC /(P-VC)
2. Dasar Penjualan
Berapa rupiah nilai penjualan yang harus diterima untuk mendapat titik impas:
FC/ (1 – (VC/P))* Penghitungan (1 – (VC/P)) biasa juga disebut dengan istilah Margin
Kontribusi Per Unit

Agar bisa memahaminya, mari kita praktikkan langsung rumus ini dengan simulasi:
Total Biaya Tetap senilai Rp 100 juta
Total Biaya Variabel per unit senilai Rp 60 ribu
Harga jual barang per unit senilai Rp 80 ribu

Penghitungan BEP Unit


BEP = FC/ (P – VC)
BEP = 100.000.000/ (80.000 – 60.000)
BEP = Rp 5000

Penghitungan BEP Rupiah


BEP = FC/ (1 – (VC/P))
BEP = 100.000.000/ (1 – (60.000/80.000))
BEP = Rp 400.000.000
DAFTAR PUSTAKA

Meowtwo, dari http://meowtwo.blogspot.com/2013/11/aspek-keuangan.html

Contoh Maklah aspek keuangan , dari

http://fatilitelaumbanua.blogspot.com/2013/05/aspek-keuangan.html

Anda mungkin juga menyukai