Anda di halaman 1dari 7

TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN

Bagian -2

2.1. Tinggi rendahnya struktur kerja dan pertimbangan.

Gaya kepemimpinan dibedakan pula atas dua orientasi


yaitu atas tinggi rendahnya struktur kerja dan
pertimbangan.

The Ohio State University mempelajari efektivitas


kepemimpinan atas “inisiasi struktur” (task-oriented)
dan “Consideration” (pertimbangan = employee
oriented).
Perusahaan yang menerapkan gaya kepemimpinan
yang lebih ke arah considerasi cenderung mempunyai
turn-over yang rendah dan kepuasan karyawan yang
tinggi.

tinggi Low structure & High structure &


High Consideration High Consideration

Pertimbangan
Low structure & Low High structure &
Consideration Low Consideration

rendah

rendah tinggi

Inisiasi struktur

Dari penelitian yang sama, diperoleh temuan lain yaitu


bahwa dalam komando Angakatan Udara,
Kepemimpinan yang berorientasi pada orang ternyata
kurang efektif. Hal ini mudah dipahami karena untuk
pekerjaan yang memerlukan kecepatan atau pada
situasi peperangan, keputusan harus cepat sehingga
kepemimpinan yang berorientasi pada tugas akan
lebih efektif.

1
Penelitian serupa yang dilakukan oleh University of
Michigan-States menemukan suatu kenyataan bahwa
gaya kepemimpinan yang berorientasi pada orang
ternyata lebih efektif bila diterapkan pada unit
produksi.
2.2. Managerial – Grid.

Studi Ohio dan Michigan mengukur kepemimpinan


hanya pada suatu dimensi saja : berorientasi pada
tugas atau pada orang.

R. Blake dan J. Mouton mengembangkan ukuran dua


dimensi dari jenis orientasi yang dilakukan oleh
atasan/pemimpin kepada bawahan.
Mereka memberikan ukuran kotinum untuk kedua
dimensi di atas, yaitu tingkat orientasi pada tugas dan
tingkat orientasi pada orang. Besaran untuk kedua
dimensi dinyatakan dalam ukuran 1 s/d 9.

9 1.9 9.9
Concern for people

8
7
6
5 5.5
4
3
2
1 1.1 9.1
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Concern for Production

a. Gaya (1.1) – Improverished management


memberikan perhatian pada pekerjaan dan pada
orang sama kecil, disebut sebagai laissez-faire
management.

b. Gaya (9.1) – Authoritarian management


memberikan perhatian yang besar pada
pekerjaan (produksi) dan perhatian yang kecil
pada orang.

c. Gaya (1.() - Country club management


memberikan perhatian yang kecil pada pekerjaan

2
tetapi memberikan perhatian yang besar pada
orang.
d. Gaya (5.5) – Middle of the road management
memberikan perhatian dalam jumlah yang
sedang, baik terhadap pekerjaan maupun
terhadap kepuasan karyawan.

e. Gaya (9.9) – Team/democratic management


memberikan perhatian yang sangat besar pada
dua kepentingan : pekerjaan dan orang. Gaya ini
merupakan gaya yang paling efektif.

1. Situational Approach.
Pendekatan situasional bertolak dari suatu keyakinan,
bahwa tidak ada satupun gaya kepemimpinan, yang sesuai
untuk setiap situasi. Faktor-faktor tertentu berpengaruh pada
efektivitas kepemimpinan, seperti digambarkan dalam
skema berikut :

Budaya Perusahaan

Harapan
dan perilaku
Kepribadian,
atasan Kebutuhan
pengalaman
dan harapan tugas

Efektivitas
pemimpin

Budaya Harapan dan


& policy perilaku yang
Sifat, harapan muncul
dan perilaku
bawahan

Policies

Pemimpin yang efektif tergantung sekurang-kurangnya


sebagian pada situasi yang dihadapi pemimpin yang
bersangkutan. Maka untuk itu para peneliti memusatkan
perhatiannya pada dua aspek perilaku kepemimpinan yaitu
3
fungsi kepemimpinan dan gaya kepemimpinan. Penelitian
yang dilakukan menemukan bahwa baik fungsi yang
berkaitan dengan tugas maupun pembinaan kelompok harus
dilaksanakan oleh satu atau lebih anggota kelompok agar
sebuah kelompok dapat berfungsi secara efektif. Telaahan
gaya kepemimpinan telah membedakan antara struktur yang
berorientasi pada tugas, otoriter atau pemrakarsaan dan
gaya yang berorientasi pada karyawan, demokratik atau
partisipatif.

Beberapa penelitian menemukan bahwa efektivitas suatu


gaya tertentu tergantung pada situasi dimana gaya itu
digunakan. Tannenbaum dan Schmidt, misalnya
berpendapat bahwa pilihan gaya kepemimpinan seorang
manajer akan dipengaruhi oleh berbagai kekuatan dalam diri
manajer, kekuatan bawahan dan kekuatan situasi kerja.
Kesulitan untuk mengisolasi ciri atau perilaku kepemimpinan
yang efektif secara universal menyebabkan para peneliti
berupaya menentukan variable situasi yang akan
menyebabkan satu gaya kepemimpinan lebih efektif
daripada gaya lainnya. Variabel situasi yang utama yang
mereka identifikasi adalah sebagai berikut :

- Kepribadian dan pengalaman masa lapau pemimpin


- Harapan dan perilaku atasan
- Karakteristik, harapan dan perilaku bawahan
- Persyaratan tugas
- Kultur dan kebijaksanaan organisasi
- Harapan serta perilaku rekan
Pendekatan kontingensi dalam kepemimpinan mencoba
untuk mengidentifikasi yang mana dari factor-faktor situasi
ini paling penting dalam suatu rangkaian keadaan tertentu
dan meramalkan gaya kepemimpinan yang akan paling
efektif dalam keadaan tersebut.

3.1. Model gaya Kepemimpinan Fiedler.


Ia mengukur gaya kepemimpinan pada sebuah skala
sederhana yang menunjukkan tingkat sampai dimana
seseorang memberikan secara menguntungkan atau
tidak menguntungkan rekan kerjanya yang paling sedikit
sesuai (least Preferred C0-Worker = LPC), rekan kerja
yang hampir tidak dapat diajaknya kerjasama. Menurut
model Fiedler ini, huhungan pimpinan-anggota, struktur

4
tugas dan kekuasaan posisi pemimpin adalah variable
situasi yang penting.
Ada delapan kombinasi yang mungkin dari tiga variable
ini dalam situasi kerja : hubungan pemimpin – angota,
dapat baik atau buruk, tugas dapat terstruktur atau tidak
terstruktur, dan kekuasaan posisi dapat kuat atau
lemah. Dengan menggunakan delapan kategori situasi
kepemimpinan ini dan dua tipe kepemimpinannya : LPC
tinggi dan LPC rendah, Fiedler melakukan telaahan atas
delapan ratus kelompok untuk melihat tipe pemimpin
apa yang paling efektif dalam setiap situasi. Dia
menemukan bahwa pemimpin dengan LPC rendah
adalah mereka yang berorientasi pada tugas dan
akibatnya menjadi pemimpin yang otoriter. Paling efektif
dalam situasi ekstrim tipe ini adalah apakah pemimpin
mempunyai pengaruh dan kekuasaan yang besar sekali
ataukah mempunyai pengaruh dan kekuasaan yang
sangat kecil. Pemimpin dengan LPC tinggi adalah
mereka yang berorientasi pada karyawan. Paling efektif
dalam situasi ini adalah dimana pemimpin mempunyai
pengaruh dan keuasaan yang sedang.

3.2. Pendekatan Alur Tujuan Dalam Kepemimpinan.

Model alur-tujuan dalam kepemimpinan berupaya


membantu kita untuk memahami dan meramalkan
efektivitas kepemimpinan dalam situasi yang berbeda.
Model tersebut, yang dirumuskan oleh Martin G. Evans
dan Robert J. House, merupakan suatu pendekatan
baru dan sedang dikembangkan.

Pendekatan alur-tujuan memusatkan perhatian pada


kemampuan manajer untuk memberikan imbalan. Gaya
kepemimpinan yang digunakan seorang manajer akan
mempengaruhi jenis imbalan yang ditawarkan dan
persepsi bawahan mengenai apa yang harus mereka
lakukan untuk memperoleh imbalan tersebut.
Karakteristik pribadi bawahan, maupun tekanan dan
tuntutan lingkungan yang terhadapnya mereka
mengalami, akan mempengaruhi gaya kepemimpinan
yang sesungguhnya.

3.3. Teori Kepemimpinan Situasional.


Teori kepemimpinan situasionl mengemukakan bahwa
gaya kepemimpinan akan berbeda-beda sesuai dengan
kematangan atau kedewasaan bawahan. Hubungan
5
manajer-bawahan bergerak melalui empat tahap sejalan
dengan perkembangan motivasi dan pengalaman
bawahan, gaya kepemimpinan yang berbeda tepat
untuk setiap tahap.

Tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut :

1. Hubungan tinggi dan tugas rendah.


2. Hubungan tinggi dan tugas tinggi.
3. Tugas rendah dan hubungan rendah.
4. Tugas tinggi dan hubungan rendah.
Fiedler berpendapat bahwa gaya kepemimpinan relatif
kaku dan oleh karena itu pemimpin harus dicocokkan
dengan suatu situasi yang tepat atau situasi dibuat agar
dicocokkan dengan pemimpin. Akan tetapi orang lain
berpendapat bahwa manajer mempunyai banyak
keluwesan potensial dalam gaya kepemimpinanya dan
oleh karena itu dapat belajar untuk menjadi pemimpin
efektif dalam berbagai situasi.

GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL

Hubungan
atasan
bawahan

Partisipatif Otokrasi

Delegatif Otoriter
Tuntutan
6
Tugas

Mampu dan Mampu dan Tidak Tidak


7

Anda mungkin juga menyukai