Anda di halaman 1dari 16

HUBUNGAN DURASI WARMING UP DENGAN KEJADIAN STRAIN

MUSCULUS QUADRICEPS FEMORIS TERHADAP ATLET BOLA

VOLY DI KABUPATEN KENDAL

Studi terhadap Team Bola Voly di Kabupaten Kendal

Usulan Penelitian untuk Skripsi

Diajukan oleh

Rosy Novarina Purwadi

30101900169

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

SEMARANG

2021
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Warming up atau sering disebut dengan pemanasan yang dilakukan

sebelum berolahraga inti berlangsung dengan tujuan agar tubuh lebih siap.

Gerakan dalam pemanasan memiliki sifat kardio dan dinamis. Gerakan yang

dilakukan saat pemanasan dapat meningkatkan suhu tubuh dan meningkatkan

aliran darah ke otot yang dapat membuat otot lebih torelable atau lentur,

sehingga kecil kemungkinan terjadinya cidera saat olahraga berlangsung.

Cidera merupakan kelainan yang bisa terjadi pada bagian tubuh yang dapat

menyebabkan timbulnya panas,nyeri,bengkak bahkan bisa kehilangan fungsi

pada otot,ligament,tendon,persendian dan tulang. Saat pemanasan yang

dilakukan tidak cukup baik dari segi waktu maupun Gerakan cidera yang

paling sering terjadi saat olahraga adalah pada otot,dimana otot dapat

mengalami peregangan yang terlalu besar sedangkan otot belum cukup lentur

untuk melakukan hal tersebut.

Salah satu olahraga yang sering mengalami cidera seperti strain pada otot

adalah Bolla volley karena pada olahraga ini menuntut banyak gerakan yang

eksplosif. Atlet Bola Volly sering mengalai cidera seperti strain otot yang

berada pada ektremitas bawah disebabkan karena kurangnya pemanasan

sehingga membuat otot kurang siap untuk meregang dalam melakukan

olahraga inti.
Cidera dalam olahraga ini sangat diperlukan cara pengelolaan yang

baik,terutama pelaku yang terlibat bidang olahraga tersebut sehingga dapat

melakukan kegiatan olahraga dengan kualitas lebih tinggi. Tidak jarang atlet

yang mengabaikan Durasi terhadap pemanasan sebelum melakukan olahraga

inti , sedangkan teknik-teknik yang digunakan dalam olahraga bola volley

seperti Gerakan awalan,Gerakan tolakan,Gerakan meloncat,Gerakan memukul

bola,dan Gerakan mendarat bahwa olahraga ini memiliki potensi besar

mengimbulkan cidera seperti keseleo, terutama pada otot bagian kaki yaitu

otot Quadriceps femoris yang terletak pada sendi lutut yang memiliki fungsi

untuk stabilisasi aktif sendi lutut, dimana pada otot ini memiliki banyak peran

terhadap teknik-teknik yang diterapkan dalam bola Voly.

Meskipun pemanasan telah dilakukan dengan baik, tidak menutup

kemungkinan untuk terhindarnya dari cidera,peluang untuk terjadinya cidera

seperti keseleo tetap saja dapet terjadi,apalagi jika pemanasan dilakukan

dengan asal asalan mulai dari gerakan maupun lama pemanasan dilakukan.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apakah ada hubungan durasi pemanasan (warming up) terhadap strain

pada otot quadriceps femoris?

b. Apakah ada pengaruh durasi pemanasan (warming up) terhadap atlet

bola voly di Kabupaten Kendal?


1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

a. Untuk mengetahui pengaruh durasi pemanasan (warming up)

terhadap terjadinya strain pada otot quadriceps femoris

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui tentang prevalensi angka kejadian strain pada

musculus quadratus femoris

b. Untuk mengetahui kuwalitas dan kwantitas durasi pemanasan

(warming up)

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Secara Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan memberi informasi baru mengenai

hubungan durasi pemanasan (warming up) terhadap timbulnya

cedera strain pada otot

1.4.2 Secara Praktis

a. Manfaat bagi pelaku dibidang olahraga

Memberikan informasi bahwa terjadinya cedera dalam olahraga

seperti strain dapat di minimalisir dengan cara pemanasan

(warming up) yang benar dan durasi yang tidak asal asalan

b. Manfat bagi ilmu pengetahuan

Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi dalam

menggali dan mengembangkan ilmu di berbagai bidang,seperti


ilmu kedokteran dan ilmu Kesehatan untuk dijadikan dasar dalam

penelitian lebih lanjut.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Cedera

Cedera adalah suatu kondisi rusaknya struktur dan fungsi anatomis yang

normal akibat adanya keadaan patologis (Potter & Perry,2005). Cedera

merupakan kerusakanpada fisik dimana Ketika tubuh seorang manusia secara tiba-

tiba mengalami penurunan energi dengan jumlah yang telah malpauhi ambang

batas dalam toleransi fisiologis yang diakibatkan karena terdapatnya kekurangan

salah satu maupun lebih pada elemen penting,contohnya oksigen (WHO,2014).

Berdasarkan uraian diatas disimpulkan bahwa cedera merupakan suatu kondisi

kerusakan pada struktur maupun fungsi pada tubuh yang disebabkan oleh

trauma,tekanan fisik,maupun kimiawi.

2.1.1 Klasifikasi

Berikut merupakan klasifikasi cedera menurut (Hardianto 2005)

a. Berdasarkan berat dan ringannya,cedera diklasifikasikan menjadi :

1) Cedera Ringan
Cedera ini berarti tidak diikutinya kerusakan yang fatal terhadap jaringan

tubuh,misalnya seperti kekakuan dan kelelahan otot.Pada cedera ini umumnya

tidak diperlukan pengobatan karena cedera akan sembuh dengan sedirinya.

2) Cedera Berat

Cedera ini merupakan cedera dikategori serius dikarenakan adanya

kerusakan jaringan pada tubuh,contohnya seperti robeknya

otot,ligament ataupun patah tulang

2.1.2 Berdasarkan letak jaringan yang terkena,diklasifikasikan menjadi:

1) Cedera pada Jaringan lunak

Beberapa cedera yang mengenai jaringan lunak:

a) Cedera kulit

Pada cedera ini yang paling sering terjadi adalah punctum

(tusukan), laserasi (robek),dan ekskoriasi(lecet)

b) Cedera otot dan ligament

(1) Sprain, merupakan cedera yang terjadi di ligamen akibat

adanya peregangan yang terlalu banyak. Gejala yang timbul :

bengkak,nyeri,hematoma,serta (Fungsio Laesa) kehilangan

fungsi.

(2) Strain merupakan cedera yang terjadi di otot dan

tendon,sringnya terjadi karena adanya regangan yang terlalu

berlebihan. Gejala yang timbul : kekakuan,bengkak,hematom

dan nyeri pada bagian yang cedera.


2) Cedera pada Jaringan keras

Cedera ini biasa terjadi pada tulang maupun sendi. Contoh dari cedera

ini antara lain:

a) Patah Tulang (Fraktur) ini merupakan terputusnya hubungan antar

tulang . Penyebab dari fraktur adalah tulang mengalami trauma

melebihi ambang batas sari kemampuan yang dapat diterima.

Kondisi fraktur dapat berupa hanya retakan bahkan bisa sampai

hancur.

b) Dislokasi merupakan kondisi dimana posisi tulang terhadap sendir

tidak dalam posisis yang seharusnya,pada umumnya dislokasi akan

diiringi dengan cedera pada ligament (sprain).

2.2 M. Quadriceps femoris

M. Quadriceps Femoris tersusun atas empat

musculus,diantaranya adalah M. Rectus femoris, M. Vastus

lateralis, M. Vastus medialis, M. Vatus intermedius. Dari empat

diantaranya yang paling sering terjadi gangguan adalah M. Rectus

femoris, ini dikarenakan M . Rectus femoris merupakan serabut

otot putih tipe ke 2 yang mampu menghasilkan energi dengan

cepat untuk aktivitas yang berat. M. Rectus femoris merupakan

bagian yang paling mudah terkena cedera saat melakukan

Gerakan seperti lompat tinggi (Taylor 2012).

Penelitian oleh Davidson BS,et al pada tahun 2009 yang

dilakukan di departemen neurosciense NTNU


Norwegia,memperlihatkan kelelahan yang di alami tungkai

bawah (extermitas inferior) mampu merubah gaya berjalan yang

dilansir mudah tergelincir (Helbostard,2010).

2.3 Tipe dan Durasi Warming Up

Pemanasan adalah bagian dasar dari program awal yang

merupakan sekelompok aktifitas fisik yang dilakukan sebelum

olahraga inti dimulai. Menurut pendapat Kiswanto (2018)

pemanasan (warming up) adalah proses yang memiliki tujuan

untuk membuat perubahan-perubahan fisiologis dalam tubuh yang

berfungsi dalam menyiapkan otot untuk menghadapi aktivitas

yang tingkatannya lebih berat. Pemanasan dilakukan dengan

Gerakan yang ringan hingga berat tetapi diharuskan mencangkup

otot-otot yang nantinya akan digunakan dalam aktivitas fisik inti.

Jenis pemanasan yang digunakan antara lain pemanasan

umum (jalan,jogging,skiping,Langkah Panjang,lari mundur)

dilakukan selama 10 menit. Pemanasan khusus (sprint,vertical

jump,drill lempar) dilakukan selama 5-10 menit. Transisi antara

kompetisi atau Latihan(Passive recovery) dilakukan selama 5

menit.

Lama Gerakan yang dilakukan dalam pemanasan

keseluruhan sekitar 30-40 menit,termasuk pemanasan khusus

yang memiliki fungsi untuk mingkatkan suhu tubuh,dan

pemanasan khusus yang digunakan untuk mempersiapkan atlet


sesuai cabang olahraganya. Durasi dalam pemanasan dapat

dinaikan maupun diturunkan sesuai dengan kebutuhan atlet.


2.4 Kerangka Teori

Durasi Wrming Jenis warming up Riwayat


Up Strain

Ketidak sesuaian Kambuh


Kelelahan otot
/relaps

Kekakuan otot

Strain M. Quadriceps
femoris

2.5 Kerangka Konsep

Durasi Premanasan Strain M. Quadriceps


(warming up) Femoris

2.6 Hipotesis

Durasi Pemanasan (Warming Up) berpengaruh dengan

terjadinya strain M. Quadriceps Femoris terhadap Atlet bola

volley di Kabupaten Kendal.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

1. Disiplin Ilmu

Ilmu Kedokteran Olahraga

2. Waktu Penelitian

Bulan Februari dan Maret tahun 2021


3. Tempat Penelitian

3.2 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah observasional analitik untuk menjelaskan

adanya hubungan variabel bebas dan variaber terikat malalui uji hipotesis.

Penelitian dilakukan dengan pendekatan cross sectional study.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Semua atlet bola voli di kabubaten Kendal yang memenuhi kriteria

inklusi.

2. Sampel

Sampel penelitian adalah atlet bola voli yang melakukan Latihan di

wilayah kabupaten Kendal. Sampel diambil secara sistematik random

berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut:

Keiteria inklusi

1) Semua atlet bola voli di kabupaten Kendal yang tidak termasuk dalam

kriteria eksklusi dan bersedia menjadi responden.

Kriteria eksklusi

1) Atlet bola voli yang mengalami strain musculus quadriceps femoris

bukan karena aktivitas olahraga bola voli.

2) Atlet bola voli yang mengalami strain bukan pada musculus

quadriceps femoris
3) Atlet bola voli yang mengalami cedera pada musculus quadriceps

femoris selain strain, contoh : sprain, kram otot.

4) Responden menolak untuk dilakukan penelitian.

3.4 Variabel Penelitian

1. Variable Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah durasi warming up

2. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah strain musculus quadrceps

femoris

3.5 Definisi Operasional

Variable Devinisi Alat Ukur Cara Ukur Kriteria Skala


Operasional Ukur
Strain Responden Kuesione Wawancara Ya=1 Nominal
musculus yang r Tidak=2
quadrceps mengalami
femoris strain
musculus
quadrceps
femoris saat
melakukan
latihan inti
maupun
kejuaraan
olahraga bola
voli.

Durasi Lamanya Kuesione Wawancara a.Melakukan Nominal


warming up waktu r 1=Ya
melakukan 2=Tidak
aktifitas fisik b.Lama Ordinal
sebelum turun 1=Baik(≥15
bertanding menit)
latihan inti 2=KurangBai
maupun k (<15 menit)
kejuaraan bola
voli

3.6 Alat dan Bahan

1. Alat Pengumpulan data

Alat yang digunakan untuk pengumpulan data adalah lembar kuesioner

yang di sesuaikan dengan variable yang diteliti mengenai durasi

warming up dengan kejadian strain pada musculus quadriceps femoris

pada atlet bola voli.

2. Cara pengumpulan data


Data diperoleh dengan mangajukan kuesioner pada atlet bola voli di

kabupaten kendal

3. Data yang dikumpulkan

Data yang dikumpulkan berupa data primer.

3.7 Analisis Data

1. Analisis Univariant

Analisis univariat adalah Analisis yang digunakan untuk deskripsi data

rerata, proporsi yang melibatkan 1 variabel.

2. Analisis Bivariant

Analisis bivariat dilakukan untuk menyatakan analisis terhadap 2

variabel yaitu variabel bebas dan variabel tergantung. Analisis data ini

bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemanasan fisik dengan

terjadinya kram otot ektremitas inferior. Analisa dilakukan dengan uji

hipotesis menggunakan metode kai-kuadrat (chi square) dengan

tingkat kepercayaan 95% (α ≤ 0,05), jika p ≤ 0,05 maka terdapat

hubungan bermakna antara variabel bebas dan variabel tegantung.

Anda mungkin juga menyukai