Anda di halaman 1dari 4

Tugas Mata Kuliah

METODOLOGI DAN KLIMATOLOGI


Nama : Suardi K. Samaili
NIM : 451-418-048
Kelas :B

Jurnal 1
Judul artikel :
Identifikasi Urban Heat Island Di Kota Surakarta
Penulis :
Retno Wulandari retnowulandari1, H. A. Sudibyakto2
Nama jurnal/Nama seminar, Volume/Tahun:

Belakang permasalahan:
Kajian mengenai UHI mulai berkembang sehingga tidak hanya mengkaji hubungan 3
antara gelombang panas dan faktor yang mempengaruhinya. Studi mengenai adaptasi dan
mitigasi UHI mulai muncul karena dibeberapa negara sudah dianggap sebagai bencana
seperti pada Toronto dan Montreal (Guindon dan Nirupaman, 2015). Surakarta merupakan
salah satu kota yang terletak di Provinsi Jawa Tengah. Kota Surakarta atau yang lebih dikenal
dengan Kota Solo ini memiliki luas wilayah 4.404,06 ha yang terbagi dalam 5 kecamatan
yaitu Kecamatan Laweyan, Serengan, Pasar kliwon, Jebres dan Banjarsari. Menurut Badan
Pusat Statistik (BPS) Kota Surakarta, penggunaan lahan permukiman sebesar 65% pada tahun
2014. Jumlah penduduk di Kota Surakarta cenderung bertambah khususnya beberapa tahun
terakhir yaitu tahun 2010 hingga 2014. Suhu udara rata-rata di Kota Surakarta memiliki nilai
yang bervariasi menurut data dari BPS. Tahun 2002 hingga 2004 memiliki suhu udara rata-
rata sebesar 26,9°C
Lokasi penelitian:
Kota Surakarta Provinsi Jawa Tengah.
Tujuan penelitian:
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pola suhu permukaan dan suhu udara di
Kota Surakarta menganalisis fenomena Urban Heat Island (UHI) , dan menganalisis strategi
untuk mengurangi fenomena UHI.
Metodologi :
Analisa yang dilakukan pada penelitian ini berupa analisa kuantitatif. Analisa
kuantitatif diperoleh dari perhitungan regresi linier hubungan suhu udara dengan suhu
permukaan serta grafik hubungan suhu pemukaan dan suhu udara. Alat yang digunakan
dalam pengukuran di lapangan adalah Global Positioning 4 System (GPS) Garmin 76CSX,
Anemometer Digital Lutron LM8000, kamera, dan tabel pengamatan.
Hasil penelitian:
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Fenomena UHI di teliti dengan membandingkan
suhu di kota dengan suhu yang ada di sekitar kota. Suhu minimum yang terjadi sekitar 20,1°C
dan suhu maksimum yang terjadi sebesar 34,7°C. Suhu minimum sebagian besar terjadi di
sekitar kota yang dapat dilihat pada peta suhu permukaan tahun 2015 sedangkan suhu
maksimum umumnya terdapat di tengah kota khususnya Kecamatan Pasar Kliwon. Selisih
antara nilai minimum dan nilai maksimum suhu permukaan dapat diindikasikan sebagai
potensi intensitas UHI yang terjadi di kota. Selisih suhu permukaan antara Kota Surakarta
dan sekitarnya adalah sebesar 14,6°C.
Kesimpulan:
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah pola suhu permukaan dan
suhu udara yang terjadi di Kota Surakarta pada tahun 2015 adalah kurang lebih sama dengan
memiliki 4 kategori suhu namun rentang suhu yang berbeda. Suhu yang tinggi cenderung
mengelompok di Kecamatan Pasar Kliwon sedangkan suhu yang lebih rendah terletak di
sekitar kota. Intensitas UHI berdasarkan suhu permukaan sebesar 11,4°C dan berdasarkan
suhu udara sebesar 14,6°C.

Jurnal 2
Judul artikel :
Analisis Fenomena UHI (Urban Heat Island) Berdasarkan Hubungan Antara
Kerapatan Vegetasi Dengan Suhu Permukaan (Studi Kasus: Kota Bandung, Jawa Barat)
Penulis :
M. Zakir Tazkiatun Naf1, Rika Hernawati2
Nama jurnal/Nama seminar, Volume/Tahun:
Journal of Geospatial Vol. 05, No. 1, 2018, 25 - 36
Latar belakang permasalahan:
Dewasa ini permasalahan yang terjadi di sebabkan karena banyak lahan yang beralih
fungsi menjadi bangunan permanen, seperti areal yang ditumbuhi pepohonan beralih fungsi
menjadi kawasan perdagangan, pemukiman, industri, jaringan transportasi serta sarana dan
prasarana kota lainnya, dalam hal ini ruang terbuka hijau (RTH) menjadi berkurang.
Sehinggan terjadinya suatu fenomena atau kejadian peningkatan suhu udara di wilayah
perkotaan dibandingkan dengan daerah pedesaan mencapai suhu 3-10°C.
Lokasi penelitian:
- Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat
Tujuan penelitian:
Pada Penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara kerapatan vegetasi dengan
suhu permukaan dengan menggunakan indeks vegetasi SAVI dan LST yang mengakibatkan
terjadinya fenomena UHI.komsumsi energi
Metodologi :
Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain:
1. Studi Literatur
Studi literatur dilakukan untuk mempelajari penelitian sebelumnya agar selanjutnya
bisa dikembangkan dengan metode yang lainnya.
2. Pengumpulana Data
Data yang digunakan pada penelitiam ini yaitu Citra Satelit Landsat 5 tahun 1996 dan
Citra Satelit Landsat 8 tahun 2018 serta Data Batas Administrasi Kota Bandung.
3. Pra-Pengolahan
Pada tahap ini dilakukan koreksi radiometrik menggunakan metode flash dan koreksi
geometrik menggunakan ICP pada citra satelit Landsat 8 dan GCP pada citra satelit
Landsat 5.
4. Reflektansi Citra Reflektansi Citra dilakukan untuk merubah nilai Digital Number (DN)
menjadi nilai reflektansi.
5. SAVI
Pada tahap ini dilakukan perhitungan nilai indeks vegetasi dengan menggunakan metode
SAVI. Metode SAVI dihitung menggunakan persamaan Sinaga.
6. Land Surface Temperature (LST)
Pada tahap ini dilakukan proses perhitungan algoritma untuk menghasilkan nilai
maksimum dan minimum dari suhu permukaan. Algoritma yang digunakan yaitu mono
window [4].
7. Urban Heat Island (UHI) Pada tahap ini dilakukan proses penyajian data yang dihasilkan
dari proses perhitungan Land Surface Temperature.
8. Analisis Analisis dilakukan untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan pada rumusan
masalah.
Hasil penelitian:
Hasil dari korelasi regresi linear antra LST dengan SAVI pada citra satelit Landsat 5
menghasilkan nilai koefisien determinan (R²) sebesar = 0.5695 sedangkan nilai koefisien
korelasi (R) sebesar -0.75465. Pada citra satelit Landsat 8 nilai koefisien determinan (R²)
sebesar 0.3221 sedangkan nilai koefisien korelasi (R) sebesar -0.56756. Jika dibandingkan
dengan data suhu yang didapatkan dari BMKG pada Bulan April Tahun 1996 suhu
minimumnya 18.2°C, suhu maksimumnya 29.6°C dan suhu rata-ratanya adalah 23.7°C. Pada
Bulan April tahun 2018 suhu minimumnya 22.4°C, suhu maksimumnya 30.4°C dan suhu
rata-ratanya adalah 23.7°C. Terjadi perbedaan 4-6°C antara suhu yang dihasilkan dari citra
satelit Landsat 5 dan citra satelit Landsat 8 dikarenakan data suhu yang didapatkan dari
BMKG merupakan data suhu iklim sedangkan yang dihasilkan dari citra satelit Landsat 5 dan
citra satelit Landsat 8 merupakan data suhu permukaan tanah.
Kesimpulan:
Kesimpulan yang dapat diperoleh adalah Pada tahun 1996 suhu Kota Bandung masih
dominan suhu antara 16-20°C sedangkan pada tahun 2018 suhu Kota Bandung antara 26-
30°C berada ditengah-tengah perkotaan. Berdasarkan estimasi LST dapat dilihat bahwa
fenomena UHI sudah terjadi di wilayah Kota Bandung. Korelasi antra indeks vegetasi SAVI
dan LST berbanding terbalik yang artinya semakin rapat vegetasi maka akan semakin rendah
suhu permukaannya.

Anda mungkin juga menyukai