Anda di halaman 1dari 30

SEMINAR AKUNTANSI KEUANGAN

Akuntansi DANA PENSIUN

DISUSUN OLEH:

Vina Irmayani

0802134327

UNIVERSITAS RIAU
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
2011

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Banyak karyawan yang semakin memikirkan bagaimana perencaan untuk


pensiun. Untuk menarik dan memberikan imbalan kepada karyawan yang
berkualitas tinggi, sebagian besar perusahaan membentuk program pensiun guna
membantu karyawan memenuhi sasaran tabungan pensiun mereka. Perusahaan-
perusahaan ini menawarkan program investasi berupa kontribusi karyawan, dan
sebagian juga memberikan kontribusi ke dana pensiun karyawan sebagai bagian
dari paket kompensasi secara keseluruhan. Tingginya pertumbuhan program ini,
baik dalam jumlah karyawan yang tercakup maupun jumlah rupiah tunjangan
pensiun, telah meningkatkan signifikansi biaya pensiun.

Menurut PSAK No 18 Dana Pensiun merupakan suatu badan hukum yang


berdiri sendiri dan terpisah dari Pemberi Kerja, yang berfungsi untuk mengelola
dan menjalankan program pensiun sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 18 tentang Akuntansi


Dana Pensiun ini disusun dengan mengadaptasi IAS 26 Accounti ng and
Reporti ng by Reti rement Benefi t Plans dengan memperhati kan
peraturan perundangan tentang Dana Pensiun yang berlaku di
Indonesia, khususnya Undang Undang No. 11 tahun 1992 tentang Dana
Pensiun serta peraturan pelaksanaannya.
B. TUJUAN

Dana Pensiun merupakan suatu badan hukum yang berdiri sendiri dan
terpisah dari Pemberi Kerja, yang berfungsi untuk mengelola dan menjalankan
program pensiun sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Mengingat bahwa Dana Pensiun mempunyai tujuan dan kegiatan usaha yang
berlainan dengan perusahaan pada umumnya, maka perlu disusun Standar
Akuntansi Keuangan yang berlaku khusus untuk Dana Pensiun sebagai pedoman
proses akuntansi serta proses penyusunan laporan keuangan. Kekhususan
Standar Akuntansi Keuangan Dana Pensiun terutama mengenai isi laporan
keuangan, penilaian aktiva dan penentuan kewajiban manfaat pensiun.

BAB II
ISI

Program pensiun adalah sebuah perjanjian yang menetapkan bahwa pemberi kerja
atau majikan pemberi tunjangan (pembayaran) kepada para karyawan setelah mereka
pensiun atas jasa-jasa yang mereka berikan ketika masih bekerja.

Yang terlibat dalam program pensiun adalah :

Dana Pensiun
Penerima
Pemberi Kerja $ Investasi $ Pensiun
(Perusahaan) Pendapatan (karyawan)

$ $

Dana Pensiun adalah badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang
menjanjikan manfaat pensiun.

Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) adalah Dana Pensiun yang dibentuk oleh orang atau
badan yang memperkerjakan karyawan, selaku pendiri, untuk menyelenggarakan Program
Pensiun Manfaat Pasti atau Program Pensiun luran Pasti, bagi kepentingan sebagian atau
seluruh karyawannya, sebagai peserta, dan yang menimbulkan kewajiban bagi pemberi
kerja.

Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) adalah Dana Pensiun yang dibentuk oleh bank
atau perusahaan asuransi jiwa untuk menyelenggarakan Program Pensiun luran Pasti bagi
perorangan, baik karyawan maupun pekerja mandiri yang terpisah dari
Dana Pensiun Pemberi Kerja bagi karyawan bank atau perusahaan asuransi jiwa yang
bersangkutan.
Peraturan Dana Pensiun adalah peraturan yang berisi ketentuan yang menjadi dasar
penyelenggaraan program pensiun.

Program Pensiun adalah setiap program yang mengupayakan manfaat pensiun bagi peserta.

Program Pensiun luran Pasti (PPIP) adalah Program Pensiun yang iurannya
ditetapkan dalam Peraturan Dana Pensiun dan seluruh iuran serta hasil pengembangannya
dibukukan pada rekening masing-masing peserta sebagai manfaat pensiun.

Program dengan Tunjangan Pasti Peserta adalah setiap orang yang memenuhi persyaratan
Peraturan Dana Pensiun untuk menjadi penerima manfaat pensiun.Pemberi Kerja adalah
badan usaha yang memiliki program pensiun bagi karyawannya. Pemberi Kerja dapat
merupakan pendiri atau mitra pendiri.

Pendiri adalah:

 orang atau badan yang membentuk Dana Pensiun Pemberi Kerja;


 bank/perusahaan asuransi jiwa yang membentuk Dana Pensiun Lembaga Keuangan

Mitra Pendiri adalah pemberi kerja yang ikut serta dalam suatu Dana Pensiun Pemberi Kerja
Pendiri untuk kepentingan sebagian atau seluruh karyawannya.

Peran Aktuaris dalam Akuntansi Pensiun

Kewajiban Aktuaria (Present Value of Accumulated Pension Benefit /Actuarial


Present Value of Promised Retirement Benefit) adalah nilai sekarang pembayaran manfaat
pensiun yang akan dilakukan Dana Pensiun kepada karyawan yang masih bekerja dan yang
sudah pensiun, yang dihitung berdasarkan jasa yang telah diberikan.

Pendanaan adalah pembayaran iuran oleh pemberi kerja atau pemberi kerja dan
peserta atau peserta yang sifatnya tidak dapat ditarik kembali, dalam rangka menyiapkan
dana untuk memenuhi kewajiban membayar manfaat pensiun.
Aktiva Bersih adalah total seluruh aktiva Dana Pensiun tidak termasuk piutang jasa
lalu (past service) yang belum jatuh tempo, dikurangi dengan seluruh kewajiban kecuali
kewajiban aktuaria yang dihitung oleh aktuaris.

Selisih Kewajiban Aktuaria adalah selisih Kewajiban Aktuaria dan Aktiva Bersih.
Nilai Wajar adalah suatu jumlah, untuk itu suatu aktiva mungkin ditukar atau suatu
kewajiban diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan
transaksi wajar {arm's length transaction). Pihak adalah perorangan, perusahaan, usaha
bersama atau setiap kelompok yang terorganisasi.

Dalam akuntansi untuk pensiun, muncul dua pertanyaan:

(1) Berapa jumlah kewajiban pemberi kerja dan kewajiban pensiun yang harus
dilaporkan dalam laporan keuangan?
(2) Berapa beban pensiun untuk periode tersebut?

Pendekatan yang biasanya digunakan oleh akuntan adalah proyeksi kewajiban tunjangan,
yaitu nilai tunjangan sekarang tunjangan yang terjamin dan yang tidak terjamin di akrualkan
sampai tanggal ini berdasarkan tingkat gaji masa depan karyawan.

Komponen Beban Pensiun

Ada kesepakatan umum bahwa biaya pensiun harus dipertanggungjawabkan dengan dasar
akrual. Komponen-komponen yang ada adalah sebagai berikut :

1. Biaya Jasa. Aktuaris menghitung biaya jasa sebagai nilai sekarang tunjangan baru
yang diperoleh karyawan selama tahun berjalan.
2. Bunga atas Kewajiban. Pensiun dicatat atas dasar setelah didiskontokan karena
terdapat faktor nilai waktu dari uang.
3. Pengembalian Aktual atas Aktiva Program. Beban pensiun tahunan harus
disesuaikan untuk memperhitungkan bunga dan dividen yang terakumulasi dalam
dana dan juga kenaikan serta penurunan nilai pasar aktiva dana itu.
4. Amortisasi Biaya Jasa Sebelumnya yang Belum Diakui. Biaya jasa sebelumnya untuk
menyediakan tunjangan retroaktif ini dialokasikan ke beban pensiun di masa depan,
khususnya selama sisa tahun masa kerja karyawan yang dipengaruhi.
5. Keuntungan atau Kerugian. Volatilitas beban pensiun dapat disebabkan oleh
perubahan mendadak dan besar dalam nilai pasar aktiva program.

JENIS JENIS PENSIUN

Proses pelaksanaan pensiun dapat dilaksanakan sesuai dengan kebijakan perusahaan. Para
penerima pensiun dapat memilih salah satu dari berbagai alternatif jenis pensiun yang ada
sesuai dengan tujuan masing masing.

1. Pensiun normal adalah pensiun yang diberikan untuk karyawan yang usia nya
telah mencapai masa pensiun seperti yang telah ditetapkan dalam peraturan dana
pensiun.

2. Pensiun dipercepat adalah ketentuan yang mengizinkan peserta pensiun untuk


mempercepat pensiunnya karena suatu hal. Salah satu persyaratan untuk
mengajukan pensiun dipercepat adal ah mendapatkan pesetujuan dari pembrei
kerja.

3. Pensiun ditunda adalah ketentuan yang memperkenankan karywannya yang


secara mental dan fisik masih sehat untuk tetap bekerja melampaui usia pensiun
normal dengan ketentuan pembayaran pensiun dimulai pada tanggal pensiun
normal meskipun karyawan yang bersangkutan tetap meneruskan bekerja dan tetap
memperoleh gaji dari perusahaan.

4. Pensiun cacat adalah pensiun yang diberikan bukan karena usia akan tetapi lebih
disebabkan karena karyawan yang bersangkutan mengalami kecelakaan atau cacat
sehingga dianggap tidak mampu atau tidak cakap lagi dalam bekerja. Pembayaran
pensiun dihitung seolah olah sampai usia pensiun normal dan penghasilan dasar
pensiun ditentukan pada saat yang bersangkutan dinyatakan cacat.

JENIS PROGRAM PENSIUN

Program pensiun yang umumnya dipakai diperusahaan swasta dan perusahaan milik
negara maupun bagi karyawan Pemerintah terdiri atas 2 ( dua ) jenis yaitu Program Pensiun
Iuran Pasti dan Program Pensiun Manfaat Pasti.

A. PROGRAM PENSIUN IURAN PASTI

Program pensiun iuran pasti atau benefit contribution pension plan, yaitu program
pensiun yang menetapkan besarnya iuran karyawan dan perusahaan ( pemberi kerja ).
Sedangkan benefit yang akan diterima karyawan dihitung berdasarkan akumulasi iuran
ditambah dengan hasil pengembangan atau investasinya.

Menurut PSAK No. 18 Dalam PPIP, jumlah yang diterima oleh peserta pada saat
pensiun bergantung pada jumlah iuran dari pemberi kerja, atau iuran peserta dan pemberi
kerja atau iuran peserta, dan hasil usaha. Kewajiban dari pemberi kerja adalah membayar
iuran sesuai dengan yang ditetapkan dalam Peraturan Dana Pensiun. Bantuan aktuaris
biasanya tidak diperlukan, meskipun nasehat aktuaris kadang-kadang digunakan untuk
memperkirakan manfaat pensiun yang akan diterima peserta pada saat pensiun ,
berdasarkan jumlah iuran saat ini dan dimasa depan serta estimasi hasil investasi Dana
Pensiun.

Peserta berkepentingan untuk mengetahui kegiatan investasi Dana Pensiun karena


sangat menentukan manfaat pensiun yang diterima. Baik peserta maupun pemberi kerja
berkepentingan untuk mengetahui apakah iuran telah dilakukan sesuai dengan Peraturan
Dana Pensiun, pengawasan atas kekayaan Dana Pensiun telah dilakukan secar tepat, atau
kegiatan operasional Dana Pensiun telah dilaksanakan secara efisien dan wajar. Sedangkan
Pemerintah berkepentingan untuk mengetahui apakah Dana Pensiun telah dikelola sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Tujuan dari pelaporan Dana Pensiun yang menyelenggarakan PPIP adalah
menyediakan informasi secara periodik mengenai penyelenggaraan program pensiun, posisi
keuangan, serta kinerja investasi. Tujuan tersebut lazimnya dapat dipenuhi dengan
menyusun laporan yang antara lain terdiri dari :

a) Penjelasan atas kegiatan penting Dana Pensiun selama satu periode pelaporan dan
dampak setiap perubahan Peraturan Dana Pensiun;
b) Laporan tentang transaksi dan kinerja investasi selama periode pelaporan dan posisi
keuangan Dana Pensiun pada akhir periode pelaporan; dan
c) Penjelasan mengenai kebijakan/arahan investasi.

Kelebihan Program Pensiun Iuran Pasti

Program pensiun pasti memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut :

a. Pendanaan ( biaya atau iuran ) dari perusahaan lebih dapat diperhitungkan atau
diperkirakan.
b. b. Karyawan dapat memperhitungkan besarnya iuran yang dilakukan setiap tahunnya.
c. Lebih mudah untuk diadministrasikan.

Kelemahan Program Pensiun Iuran Pasti


Kelemahan-kelemahan program pensiun iuran pasti antara lain sebagai berikut :

a. Penghasilan pada saat mencapai usia pensiun lebih sulit untuk diperkirakan.
b. Karyawan menanggung risiko atas ketidakberhasilan investasi.
c. Tidak dapat mengakomodasikan masa kerja yang telah dilalui karyawan.
B. PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI

Program pensiun manfaat pasti atau sering disebut defined benefit plan adalah
suatu program pensiun yang memberikan formula tertentu atas manfaat akan diterima
karyawan pada saat mencapai usia pensiun. Atas dasar formula manfaat dimaksud,
besarnya iuran yang diperlukan dihitung aktuaris. Perbandingan iuran karyawan dan
pemberi kerja bervariasi tergantung pada kesepakatan yang dicapai, namun pada umumnya
iuran pemberi kerja lebih besar daripada iuran karyawan.

Menurut PSAK No. 18, Dalam PPMP, besarnya manfaat pensiun yang dijanjikan
kepada peserta dientukan dengan rumus manfaat pensiun yang telah ditetapkan dalam
Peraturan Dana Pensiun. Rumus tersebut dipengaruhi oleh masa kerja, faktor penghargaan
per tahun masa kerja, dan penghasilan dasar pensiun.

PPMP menbutuhkan bantuan akturis secara periodik untuk menentukan nilai


kewajiban aktuaria, mengkaji kembali asumsi aktuarial yang digunakan dan
merekomendasikan tingkat iuran yang seharusnya.

Tujuan pelaporan Dana Pensiun yang menyelenggarakan PPMP adalah menyediakan


informasi secara periodik mengenai penyelenggaran program pensiun, posisi keuangan,
serta kinerja investasi yang berguna untuk menentukan besarnya kekayaan Dana Pensiun
dihubungkan dengan besarnya kewajibannya membayar manfaat pensiun kepada peserta
pada saat tertentu. Tujuan ini dapat dipenuhi dengan menyusun laporan yang antara lain
terdiri dari :

a) Penjelasan mengenai kegiatan penting selama satu periode pelaporan dan dampak
dari setiap perubahan peraturan Dana Pensiun;
b) Laporan tentang transaksi dan kinerja investasi selama periode pelaporan dan posisi
keuangan Dana Pensiun pada akhir periode pelaporan;
c) Penjelasan mengenai kebijakan/arahan investasi; dan
d) Perhitungan kewajiban aktuaria berdasarkan laporan aktuaris yang terakhir.
Kelebihan Program Pensiun Manfaat Pasti
Program pensiun manfaat pasti atau defined benefit plan memiliki beberapa kelebihan
sebagai berikut :

a. Lebih menekankan pada hasil akhir.


b. Manfaat pensiun ditentukan terlebih dahulu mengingat manfaat dikaitkan dengan
gaji karyawan.
c. Program pensiun manfaat pasti dapat mengakomodasi masa kerja yang telah dilalui
karyawan apabila program pensiun dibentuk jauh setelah perusahaan berjalan.
d. Karyawan lebih dapat menentukan besarnya manfaat yang akan diterima pada saat
mencapai usia pensiun.

Kelemahan Program Pensiun Manfaat Pasti


Kelemahan-kelemahan program pensiun manfaat pasti adalah sebagai berikut :

a. Perusahaan menanggung risiko atas kekurangan dana apabila hasil investasi tidak
mencukupi.
b. Relatif lebih sulit untuk di administrasikan.

Kewajiban Aktuaria

Dalam laporan keuangan Dana Pensiun yang menyelenggarakan PPMP, perlu


diungkapkan penjelasan yang memadai mengenai sumber perhitungan kewajiban aktuaria,
seperti metode penilaian dan asumsi aktuarial yang digunakan aktuaris, nama aktuaris, dan
tanggal laporan aktuaris yang terakhir.

Frekuensi Penilaian Aktuarial

Dana Pensiun yang menyelenggarakan PPMP wajib memiliki laporan aktuaris sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku. Dalam laporan keuangan Dana Pensiun harus
disebutkan tanggal laporan aktuaris terakhir yang digunakan sebagai dasar penyusunan
laporan keuangan yang bersangkutan.

Laporan Keuangan Dana Pensiun


Laporan keuangan Dana Pensiun terdiri atas laporan aset bersih, laporan perubahan aset
bersih, neraca, perhitungan hasil usaha, laporan arus kas, dan catatan atas laporan
keuangan.

Khusus untuk Dana Pensiun yang menyelenggarakan PPMP, laporan mengenai


kewajiban akturia dan perubahannya perlu disusun sebagai lampiran laporan keuangan.

Sebagai informasi tambahan atas laporan keuangan perlu disajikan antara lain
portofolio investasi, rincian biaya yang merupakan beban Dana Pensiun selama satu periode
sesuai dengan Peraturan Dana Pensiun (untuk Dana Pensiun Pemberi Kerja), atau rincian
biaya yang dapaat dipungut dari Peserta atau dibebankan pada rekening Peserta selama
satu perode sesuai dengan Peraturan Dana Pensiun (untuk Dana Pensiun Lembaga
Keuangan).

Penilaian Aset Dana Pensiun

Aset Dana Pensiun dinilai sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku,
namun mengingat tujuan Dana Pensiun dan kekhususan informasi yang diperlukan, maka
dalam neraca, untuk aset tertentu disamping nilai historis, perlu ditentukan pula nilai
wajarnya. Selisih antara nilai historis dan nilai wajar disajikan sebagai Selisih Penilaian
Investasi.

Untuk tujuan penyusunan laporan aset bersih dan laporan perubahan aset bersih,
investasi Dana Pensiun dinilai berdasarkan nilai wajar (fair value). Surat-surat berharga
dinilai berdasarkan harga pasar karena dianggap sebagai nilai yang paling tepat untuk
mengukur nilai surat berharga pada tanggal laporan dan hasil investasi selama satu periode
tersebut. Surat-surat berharga yang nilai jatuh temponyasudah ditetapkan dan memang
dimaksudkan untuk membayar manfaat pensiun, dinilai berdasarkan nilai jatuh temponya
dengan asumsi tingkat pengembalian yang tetap. Jika suatu investasi tidak memiliki nilai
wajar, maka perlu diungkapkan alasan mengapa nilai wajar tidak dapat ditentukan. Aset
operasional dinilai berdasarkan nilai buku.

Penyajian Informasi dalam Laporan Keuangan


Laporan Keuangan Dana Pensiun perlu mengungkapkan informasi relevan antara lain
sebagai berikut :

(a) Laporan Aset Bersih:

i. Nilai aset pada akhir periode dengan klasifikasi yang tepat;


ii. Dasar penilaian aset;
iii. Investasi sesuai dengan rincian jumlah investasi menurut jenis; dan
iv. Kewajiban selain daripada kewajiban aktuaria.

(b) Laporan Perubahan Aset Bersih:

i. Biaya jasa kini (iuran normal) yang jatuh tempo, baik yang berasal dari
pemberi kerja atau pemberi kerja dan peserta atau peserta;
ii. Biaya jasa lalu (iuran tambahan) yang jatuh tempo;
iii. Hasil investasi, antara lain bunga, dividen, dan sewa;
iv. Pendapatan lain-lain;
v. Manfaat yang sudah dibayarkan dan yang masih terutang, dirinci untuk
peserta yang pensiun, meninggal, atau cacat, juga untuk pembayaran
manfaat secara sekaligus;
vi. Beban administrasi;
vii. Beban investasi;
viii. Beban lain-lain;
ix. Pajak penghasilan;
x. Keuntungan atau kerugian dari pelepasan investasi dan penurunan atau
kenaikan nilai investasi; dan
xi. Pengaihan dana ke dan dari Dana Pensiun lain

(c) Neraca :

i. Posisi keuangan Dana Pensiun; dan


ii. Nilai historis; khusus untuk investasi ditentukan juga nilai wajarnya.

(d) Perhitungan Hasil Usaha :


i. Pendapatan dan beban investasi;
ii. Beban administrasi; dan
iii. Pendapatan lain-lain.

(e) Laporan Arus Kas :

Laporan arus kas disajikan sesuai dengan sifat kegiatan usaha Dana Pensiun selama
periode pelaporan; dan

(f) Catatan atas Laporan Keuangan.

Laporan Keuangan Dana Pensiun

Laporan keuangan Dana Pensiun, baik yang menyelenggarakan Program Pensiun


Manfaat Pasti (PPMP) maupun Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP), mencakup :

(a) Laporan aset bersih;


(b) Laporan perubahan aset bersih;
(c) Neraca;
(d) Perhitungan hasil usaha;
(e) Laporan arus kas; dan
(f) Catatan atas laporan keuangan.

Laporan Aset Bersih

Laporan ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang jumlah aset bersih yang
tersedia untuk membayar manfaat pensiun kepada peserta pada tanggal laporan.

Total seluruh aset Dana Pensiun tidak termasuk piutang jasa lalu (past service) yang
belum jatUh tempo, dikurangi seluruh kewajiban kecuali kewajiban aktuaria, menunjukan
jumlah aset bersih yang tersedia untuk manfaat pensiun pada tanggal laporan. Aset untuk
tujuan penyusunan laporan ini, dinilai sesuai dengan penjelasan pada paragaraf 28.

Laporan Perubahan Aset Bersih


Laporan ini berisi informasi tentang perubahan atas jumlah aset bersih yang tersedia
untuk manfaat pensiun, serta menguraikan penyebab perubahan tersebut yang terperinci
atas penambahan dan/atau pengurangan yang terjadi selam satu periode tertentu.

Neraca, Perhitungan Hasil Usaha, dan Laporan Arus Kas

Neraca, laporan hasil usaha, dan laporan arus kas disusun berdasarkan Kerangka
Dasar Penyusunan dan Pelaporan Laporan Keuangan yang berazas utama biaya historis.
Khusus untuk investasi, ditentukan juga nilai wajanya. Selisih antara nilai historis dan nilai
wajar disajikan sebagai Selisih Penilaian Investasi. Selisih Penilaian Investasi bukan
merupakan unsur hasil usaha, tetapi akan mengoreksi nilai historis mnjadi nilai wajar.

Untuk penyusunan laporan keuangan Dana Pensiun yang menyelenggarakan PPMP,


penentuan kewajiban aktuaria berdasarkan laporan aktuaris terakhir. Dalam Neraca, selisih
antara nilai kewajiban aktuaria dan aset bersih disajikan sebagai Selisih Kewajiban Aktuaria.

Dalan nearaca Dana Pensiun yang menyelenggaraka PPMP, piutang kepada pemberi
kerja sehubungan dengan jasa masa lalu karyawan diakui sebesar jumlah yang telah jatuh
tempo pada tanggal laporan.

Penilaian Aset Dana Pensiun

Untuk tujuan penyusunan laporan aset bersih dan laporan perubahan aset bersih,
aset dinilai sebagai berikut :

a. Uang tunai, rekening giro, dan deposito di bank dinilai menurut nilai nominal;
b. Sertifikat deposito, Surat Berharga Bank Indonesia, Surat Berharga Pasar
Uang, dan surat pengakuan utang lebih dari setahun dinilai berdasarkan nilai
tunai;
c. Surat berharga berupa saham dan obligasi yang di perjualbelikan di bursa
efek, dinilai menurut nilai pasar yang wajar pada tanggal laporan;
d. Penyertaan pada perusahaan yang sahamnya tidak diperdagangkan di bursa
efek, dilaporkan berdasarkan nilai apraisal sebagai hasil penilaian
independen;
e. Investasi pada tanah dan bangunan dilaporkan berdasarkan nilai apraisal
sebagai hasil penilaian independen ;
f. Piutang dilaporkan berdasarkan jumlah yang dapat ditagih, setelah
memperhitungkan penyisihan piutang tidak tertagih; dan
g. Aset operasional antara lain komputer, peralatan kantor, dan peralatan
lainnya dilaporkan berdasarkan nilai buku.

Bila suatu aset, misalnya gedung, digunakan sebagian untuk investasi dan sebagian
untuk kegiatan operasional, maka penggolongan aset sebagai investasi atau aset
operasional ditentukan berdasarkan mana yang lebih signifikan.

Pengungkapan

Informasi tentang hal tersebut dibawah ini perlu diungkapkan secukupnya dalam
catatan atas laporan keuangan, antara lain :

(a) Penjelasan mengenai program pensiun serta perubahan yang terjadi selama periode
laporan :

 Nama pendiri Dana Pensiun dan mitra pendiri (jika ada);


 Kelompok karyawan yang menjadi peserta program jumlah pensiun;
 Jumlah peserta program pensiun dan jumlah pensiunan;
 Jenis program pensiun;
 Iuran yang berasal dari peserta, jika ada;
 Untuk PPMP, penjelasan mengenai manfaat pensiun yang dijanjikan; dan
 Penjelasan mengenai rencana penggabungan, pemisahan, pemindahan
kelompok peserta, dan pembubaran Dana Pensiun (jika besar
kemungkinannya terjadi.

(b) Penjelasan singkat mengenai kebijakan akuntansi yang penting;

(c) Penjelasan mengenai kebijakan pendanaan;

(d) Rincian portofolio investasi; dan


(e) Perhitungan kewajiban aktuaria, metode penilaian, asumsi aktuarial, serta nama dan
tanggal laporan aktuaris terakhir (dalam hal PPMP).

KETENTUAN TRANSISI

Jika penerapan Pernyataan ini mengakibatkan perubahan kebijakan akuntansi,


perubahan tersebut dilaporkan secara prospektif.

TANGGAL EFEKTIF

Pernyataan ini berlaku efektif untuk laporan keuangan Dana Pensiun yang mencakup
periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 1995. Penerapan lebih dini
dianjurkan.

Kasus Akuntansi Dana Pensiun PPMP

Pada 1 Januari 2002 PT Sportif, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang produksi
perlengkapan olahraga,  mendirikan sebuah dana pensiun dengan nama Dana Pensiun PT
Sportif yang menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti. Berikut hasil
perhitungan aktuaris per tanggal pendirian:

• Kekayaan untuk pendanaan           Rp  0,-


• Kewajiban aktuaria                        Rp  1.200.000.000,- 
• Kewajiban aktuaria 31/12/03          Rp  1.500.000.000,- (Nilai proyeksi) 
• Iuran Normal Pemberi Kerja           Rp  120.000.000,- per tahun
• Iuran Normal Peserta                    Rp 80.000.000,- per tahun       
• Iuran Tambahan                            Rp 120.000.000,- per tahun

Transaksi yang terjadi selama tahun 2002 adalah sebagai berikut :

Iuran normal diterima adalah sebesar Rp 200 jt, masing-masing Rp 120 jt dari pemberi
kerja dan sisanya berasal dari pesertaa

Jumlah iuran tambahan yang dibayar oleh pemberi kerja adalah sebesar Rp 100.000.000,-

Pada tanggal 30 Juni, pengurus membeli aktiva operasional berupa komputer seharga Rp
10.000.000,- dan peralatan kantor lainnya  Rp 5.000.000,-. Oleh kebijakan manajemen
kedua jenis aset tersebut disusutkan selama 5 tahun tanpa nilai sisa dengan metode garis
lurus.

Untuk meningkatkan nilai aset Dana Pensiun, pengurus pada tanggal 1 Juli melakukan
penanaman investasi sebagai berikut:

 Deposito berjangka waktu satu tahun (ARO Nominal) dalam mata uang dollar USA
senilai $10.000,-. dengan tingkat bunga sebesar 4% per tahun. Kurs pada saat
penempatan adalah US $ 1 = Rp 9.300,-
 Saham PT A (tercatat di bursa efek) dengan harga Rp 20.000.000,-
 Obligasi PT B senilai Rp 20.000.000,- dengan tingkat kupon 8% per tahun dengan
biaya perolehan sebesar Rp 18.000.000,-. Obligasi tersebut  jatuh tempo pada
tanggal 1 Juli 2008. Dana Pensiun berniat untuk memegangnya sampai jatuh
tempo.
 Obligasi PT X senilai Rp 10.000.000,- dengan tingkat kupon 9% per tahun dengan
biaya perolehan sebesar Rp 8.000.000,-. Obligasi tersebut  jatuh tempo pada
tanggal 1 Juli 2006. Dana Pensiun berniat untuk segera menjual obligasi tersebut
apabila harga pasarnya telah menguntungkan
 Melakukan penempatan langsung pada PT Gurita yang baru didirikan pada
tanggal 1 Januari 2001 dengan biaya Rp 50.000.000,- dengan jumlah kepemilikan
20%.   Nilai wajar aset perusahaan pada tanggal tersebut adalah Rp
200.000.000,-. Goodwill diamortisasi selama 5 tahun.
 Pada akhir tahun 2002, PT Gurita mengumumkan laba bersih sebesar Rp
60.000.000,- dan membagikan deviden sebesar Rp 30.000.000,-
 Selain di PT Gurita, Dana Pensiun juga melakukan penempatan langsung pada PT
Global senilai Rp 40.000.000,-. Nilai kepemilikan yang diperoleh adalah 15%
 Pada akhir tahun, Dana Pensiun menerima deviden dari PT Global sebesar Rp
5.000.000,-
 Pada tanggal 25 Agustus Dana pensiun membeli sebidang tanah seharga Rp
40.000.000,-. Dana pensiun baru membayar sebesar Rp 30.000.000,- atas
investasi tersebut
 Beban operasional (Gaji Pengurus & Dewan Pengawas) selama tahun 2002 adalah
sebesar Rp 3.000.000,-
 Atas penempatan langsung di PT Gurita, pengurus menggunakan pencatatan
metode ekuitas karena dianggap lebih murah dan dianggap akan memberikan
nilai yang lebih wajar sehubungan dengan kegiatan usaha PT Gurita selaku
supplier dengan turn over persediaan yang cukup tinggi. Sedangkan di PT Global
digunakan nilai appraisal
 Kurs US $ pada pada tanggal neraca adalah  US $ 1 = Rp 9.500,-
 Bunga obligasi dibayarkan satu tahun sekali setiap tanggal 1 Januari
 Berikut daftar nilai wajar investasi per 31 Desember 2002 
            Saham PT A                                                 Rp 18.000.000,-
            Penempatan langsung PT Global                    Rp 35.000.000,-
            Obligasi PT B                                                Rp 19.000.000,-
            Obligasi PT X                                                Rp 11.000.000,-
            Tanah                                                           Rp 45.000.000,-

Buatlah jurnal terkait dengan transaksi-transaksi di atas


 Dana Pensiun PT Sportif
Jurnal Umum tahun 2002

Debet Kredit
Uraian
SKA 1.200.000.00,-
            Kewajiban Aktuaria   1.200.000.000,-
Piutang Iuran Normal PK 120.000.000,-  
Piutang Iuran Peserta   80.000.000,-  
Piutang Iuran Tambahan 120.000.000,-  
            Iuran Normal PK   120.000.000,-

            Iuran Normal Peserta   80.000.000,-


            Iuran Tambahan   120.000.000,-
Kas & Bank 300.000.000,-  
            Piutang Iuran Normal   120.000.000,-
PK
            Piutang Iuran Peserta   80.000.000,-
            Piutang Iuran   100.000.000,-
Tambahan
Komputer 10.000.000,-  
Peralatan Kantor   5.000.000,-  
            Kas   15.000.000,-
Deposito berjangka 93.000.000,-  
Saham    - PT A 20.000.000,-  
Obligasi - PT B 18.000.000,-  
Obligasi - PT X   8.000.000,-  
Penempatan Langsung - PT 50.000.000,-  
Gurita
Penempatan Langsung - PT 40.000.000,-  
Global
             Kas   229.000.000,-
Tanah 40.000.000,-  
             Kas   30.000.000,-
             Utang Investasi   10.000.000,-
Beban Operasional-pengurus   3.000.000,-  
             Kas    3.000.000,-
Beban Penyusutan -   1.000.000,-  
Komputer
Beban Penyusutan - Perltn.      500.000,-  
Kntr
            Akumulasi   1.500.000,-
Penyusutan
Kas    1.900.000,-  
            Pendapatan Bunga-   1.900.000,-
Deposito
(6/12 x 4% x $10.000,-x Rp 9.500,-= 1.900.000,-)
Piutang Bunga       
1.250.000,-
             Pendapatan Bunga-    1.250.000,-
Obligasi
Obligasi B : 8% x 20 jt x 6/12    
= 800.000,-
Obligasi X : 9% x Rp 10jt x    
6/12= Rp 450.000,-
Kas     5.000.000,-  
             Pendapatan Deviden   5.000.000,-
 

2.000.000,-  
a)
SPI-Deposito
SPI-Obligasi Bb)    200.000,-  
SPI-Obligasi Xc) 3.000.000,-  
SPI-Penempatan PT Guritad) 10.000.000,-  
SPI-Tanahe)   5.000.000,-  
            SKA   20. 200.000,-
a) Rp (9.500 –9.300) x 10.000,-=2.000.000,-    
b) {(Rp 20 jt – 18 jt) : 5 x 6/12 = 200.000,-    
c) 11jt - 8jt = 3 jt    
d) Goodwill = 50jt – 20%x200jt = 10 jt    
     Bagian laba           : 20% x 60jt  = 12jt    
      -/- amortisasi goodwill : 10jt/5  =   2 jt    
      Bagian laba bersih (SPI)            =  10 jt    
e)  Rp 45 jt – 40 jt = 5 jt    
SKA     6.0000.000,-  
             SPI-Penempatan PT Gurita   6.000.000,-
SPI-Penempatan PT Gurita     6.0000.000,-  
             Pendapatan Dividen   6.000.000,-
Deviden 20% x 30jt = 6jt    
SKA 7.000.000,-  
           SPI-Saham A a)   2.000.000,-
           SPI- Penemp. PT Global b)   5.000.000,-
a) 20jt- 18jt = 2jt    
b) 40jt – 35jt = 5jt    
Pendapatan bunga-Deposito   1.900.000,-  
Pendapatan bunga-Obligasi   1.250.000,-  
Pendapatan deviden 11.000.000,-  
            Beban Operasional-Pengurus   3.000.000,-
            Beban Penyusutan  
            SHU  
SHU 9.650.000,-  
             SKA  
Iuran Normal-PK 120.000.000,-  
Iuran Normal-Peserta   80.000.000,-  
Iuran Tambahan 120.000.000,-  
             SKA   320.000.000,-
SKA 300.000.000,-  
             Kewajiban Aktuaria   300.000.000,-
Kasus Akuntansi Dana Pensiun PPIP

Pada 1 Januari 2002 PT Sportif, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang


produksi perlengkapan olahraga,  mendirikan sebuah dana pensiun dengan nama
Dana Pensiun PT Sportif yang menyelenggarakan Program Pensiun Iuran Pasti.
Berdasarkan Peraturan Dana Pensiun ditetapkan sebagai berikut:

Iuran Normal Pemberi Kerja          : 8% PhDP

Iuran Normal Peserta                   : 2% PhDP

Transaksi yang terjadi selama tahun 2002 adalah sebagai berikut :

 Iuran normal diterima adalah sebesar Rp 90 jt, masing-masing Rp 70 jt dari


pemberi kerja dan sisanya berasal dari peserta.
 Pada tanggal 30 Juni, pengurus membeli aktiva operasional berupa
komputer seharga Rp 8.000.000,- dan peralatan kantor lainnya  Rp
4.000.000,-. Oleh kebijakan manajemen kedua jenis aset tersebut
disusutkan selama 5 tahun tanpa nilai sisa dengan metode garis lurus.
 Untuk meningkatkan nilai aset Dana Pensiun, pengurus pada tanggal 1 Juli
melakukan penanaman investasi sebagai berikut:
 Deposito berjangka waktu satu tahun (ARO Nominal) senilai
US$ 4.000,-. dengan tingkat bunga sebesar 8% per tahun. Kurs
pada saat penempatan adalah US$ 1 = Rp 9.000,-
 Saham PT A (tercatat di bursa efek) dengan harga Rp
10.000.000,-
 Obligasi PT B senilai Rp 20.000.000,- dengan tingkat kupon
8% per tahun dengan biaya perolehan sebesar Rp 18.000.000,-.
Obligasi tersebut  jatuh tempo pada tanggal 1 Juli 2008. Dana
Pensiun berniat untuk memegangnya sampai jatuh tempo
 Obligasi PT X senilai Rp 10.000.000,- dengan tingkat kupon
9% per tahun dengan biaya perolehan sebesar Rp 8.000.000,-.
Obligasi tersebut  jatuh tempo pada tanggal 1 Juli 2006. Dana
Pensiun berniat untuk segera menjual obligasi tersebut apabila
harga pasarnya telah menguntungkan
 Melakukan penempatan langsung pada PT Gurita yang baru
didirikan pada tanggal 1 Januari 2003 dengan biaya Rp
20.000.000,- dengan jumlah kepemilikan 20%.   Nilai wajar aset
perusahaan pada tanggal tersebut adalah Rp 80.000.000,-.
Goodwill diamortisasi selama 5 tahun
 Pada akhir tahun 2002, PT Gurita mengumumkan laba bersih
sebesar Rp 30.000.000,- dan membagikan deviden sebesar Rp
10.000.000,-
 Selain di PT Gurita, Dana Pensiun juga melakukan
penempatan langsung pada PT Global senilai Rp 20.000.000,-.
Nilai kepemilikan yang diperoleh adalah 15%
 Pada akhir tahun, Dana Pensiun menerima deviden dari PT
Global sebesar Rp 2.000.000,-
 Pada tanggal 25 Agustus Dana pensiun membeli sebidang tanah seharga
Rp 20.000.000,-. Dana pensiun baru membayar sebesar Rp 12.000.000,-
atas investasi tersebut
 Beban operasional (Gaji Pengurus & Dewan Pengawas) selama tahun
2002 adalah sebesar Rp 2.000.000,-
 Atas penempatan langsung di PT Gurita, pengurus menggunakan
pencatatan metode ekuitas karena dianggap lebih mudah dan murah.
Sedangkan di PT Global digunakan nilai appraisal
 Jumlah PhDP tahun 2002 adalah sebesar Rp 1.000.000.000,-
 Kurs US $ pada pada tanggal neraca adalah  US $ 1 = Rp 9.500,-
 Bunga obligasi dibayarkan satu tahun sekali setiap tanggal 1 Januari
 Berikut daftar nilai wajar investasi per 31 Desember 2002:
 Saham PT A                                               Rp 9.000.000,-
 Penempatan langsung PT Global                  Rp 18.000.000,-
 Obligasi PT B                                             Rp 21.000.000,-
 Obligasi PT X                                              Rp 11.000.000,-
 Tanah                                                         Rp 21.000.000,-
Dana Pensiun PT Sportif
Jurnal Umum tahun 2002

Debet Kredit
Uraian
Piutang Iuran Normal PK 80.000.000,-
Piutang Iuran Peserta 20.000.000,-
            Iuran Normal PK   80.000.000,-
            Iuran Normal Peserta   20.000.000,-
Kas & Bank   90.000.000,-
            Piutang Iuran Normal PK   70.000.000,-
            Piutang Iuran Peserta   20.000.000,-
Komputer 8.000.000,-
Peralatan Kantor 4.000.000,-
            Kas   12.000.000,-
Deposito berjangka 36.000.000,-
Saham    - PT A 10.000.000,-
Obligasi - PT B 18.000.000,-
Obligasi - PT X   8.000.000,-
Penempatan Langsung - PT Gurita 20.000.000,-
Penempatan Langsung - PT Global 20.000.000,-
             Kas   112.000.000,-
Tanah 20.000.000,-
             Kas   12.000.000,-
             Utang Investasi   8.000.000,-
Beban Operasional-pengurus   2.000.000,-
             Kas   2.000.000,-
Beban Penyusutan - Komputer      800.000,-
Beban Penyusutan - Perltn. Kntr      400.000,-
            Akumulasi Penyusutan   1.200.000,-
Kas      15.200.000,-
            Pendapatan Bunga-Deposito   15.200.000,-
(6/12 x 8% x $4.000,-x Rp 9.500,-= 1.900.000,-)
Piutang Bunga      1.250.000,-
             Pendapatan Bunga-Obligasi   1.250.000,-
Obligasi B : 8% x 20 jt x 6/12 = 800.000,-  
Obligasi X : 9% x Rp 10jt x 6/12= Rp  
450.000,-
Kas     4.000.000,-
             Pendapatan Deviden   4.000.000,-
Deviden 20% x 10jt = 2jt  
Pend. Belum Terealisasi     4.000.000,-
            SPI-Penempatan PT Gurita   4.000.000,-
SPI-Depositoa) 2.000.000,-
SPI-Obligasi Bb)    200.000,-
SPI-Obligasi Xc) 3.000.000,-
SPI-Penempatan PT Guritad) 5.200.000,-
SPI-Tanahe)   1.000.000,-
            Pend. Belum Terealisasi   11. 400.000,-
a) Rp (9.500 –9.000) x 4.000,-  
=2.000.000,-
b) {(Rp 20 jt – 18 jt) : 5 x 6/12 = 200.000,-  
c) 11jt - 8jt = 3 jt  
d) Goodwill = 20jt – 20%x80jt = 4 jt  
     Bagian laba           : 20% x 30jt  =    6jt  
      -/- amortisasi goodwill : 4jt/5    =   0.8  
jt
      Bagian laba bersih (SPI)            =    
5,2 jt
e)  Rp 21 jt – 20 jt = 1 jt  
Pend. Belum Terealisasi 3.000.000,-
           SPI-Saham A a)   1.000.000,-
           SPI- Penemp. PT Global b)   2.000.000,-
a) 10jt- 9jt = 1jt  
b) 20jt – 18jt = 2jt  
Pendapatan bunga-Deposito 15.200.000,-
Pendapatan bunga-Obligasi   1.250.000,-
Pendapatan deviden   2.000.000,-
            BebanOperasional-Pengurus   2.000.000,-
            Beban Penyusutan   1.200.000,-
            SHU   15.250.000,-
SHU  15.250.000,-
             Kewajiban MP   15.250.000,-
Iuran Normal-PK  80.000.000,-
Iuran Normal-Peserta  20.000.000,-
             Kewajiban MP   100.000.000,-
BAB III
PENUTUP

Dana Pensiun sebagai suatu lembaga yang mandiri dan mendapatkan


kepercayaan untuk mengelola dana milik peserta program pensiun haruslah
dikelola secara profesional. Sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku,
pengurus Dana Pensiun secara berkala berkewajiban untuk membuat laporan
tertentu sehubungan dengan pertanggung-jawabannya. Salah satu laporan
penti ng adalah laporan keuangan. Mengingat bahwa misi dan kegiatan Dana
Pensiun adalah berlainan dengan perusahaan, maka sudah jelas perlu disusun
standar akuntansi secara khusus sebagai pedoman bagi Dana Pensiun dalam
penyusunan laporan keuangan. Dengan berlakunya Standar Akuntansi Keuangan
diharapkan agar laporan keuangan Dana Pensiun dapat menyajikan informasi
keuangan yang signifi kan secara lebih andal dan dapat diperbandingkan sehingga
dapat meningkatkan keamanan dan kredibilitas Dana Pensiun.

Dengan adanya program dana pensiun di perusahaan bukan hanya dapat


menyisihkan dari pendapatan bulanan, tetapi biasanya perusahaan juga turut menyisihkan
sebagian dari dana perusahaan. Secara singkat maka dana pensiun yang dilakukan lebih
awal sangat baik dan sangat mempengaruhi besarnya dana yang harus disisihkan tiap bulan
serta tingkat pengembalian yang diinginkan. Investasi lebih awal memberikan cukup waktu
untuk mengumpulkan dana yang inginkan dan memiliki waktu untuk melakukan perubahan
dalam pemilihan investasi apabila mengalami kerugian.

Anda mungkin juga menyukai