DISUSUN OLEH:
Vina Irmayani
0802134327
UNIVERSITAS RIAU
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
2011
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dana Pensiun merupakan suatu badan hukum yang berdiri sendiri dan
terpisah dari Pemberi Kerja, yang berfungsi untuk mengelola dan menjalankan
program pensiun sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Mengingat bahwa Dana Pensiun mempunyai tujuan dan kegiatan usaha yang
berlainan dengan perusahaan pada umumnya, maka perlu disusun Standar
Akuntansi Keuangan yang berlaku khusus untuk Dana Pensiun sebagai pedoman
proses akuntansi serta proses penyusunan laporan keuangan. Kekhususan
Standar Akuntansi Keuangan Dana Pensiun terutama mengenai isi laporan
keuangan, penilaian aktiva dan penentuan kewajiban manfaat pensiun.
BAB II
ISI
Program pensiun adalah sebuah perjanjian yang menetapkan bahwa pemberi kerja
atau majikan pemberi tunjangan (pembayaran) kepada para karyawan setelah mereka
pensiun atas jasa-jasa yang mereka berikan ketika masih bekerja.
Dana Pensiun
Penerima
Pemberi Kerja $ Investasi $ Pensiun
(Perusahaan) Pendapatan (karyawan)
$ $
Dana Pensiun adalah badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang
menjanjikan manfaat pensiun.
Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) adalah Dana Pensiun yang dibentuk oleh orang atau
badan yang memperkerjakan karyawan, selaku pendiri, untuk menyelenggarakan Program
Pensiun Manfaat Pasti atau Program Pensiun luran Pasti, bagi kepentingan sebagian atau
seluruh karyawannya, sebagai peserta, dan yang menimbulkan kewajiban bagi pemberi
kerja.
Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) adalah Dana Pensiun yang dibentuk oleh bank
atau perusahaan asuransi jiwa untuk menyelenggarakan Program Pensiun luran Pasti bagi
perorangan, baik karyawan maupun pekerja mandiri yang terpisah dari
Dana Pensiun Pemberi Kerja bagi karyawan bank atau perusahaan asuransi jiwa yang
bersangkutan.
Peraturan Dana Pensiun adalah peraturan yang berisi ketentuan yang menjadi dasar
penyelenggaraan program pensiun.
Program Pensiun adalah setiap program yang mengupayakan manfaat pensiun bagi peserta.
Program Pensiun luran Pasti (PPIP) adalah Program Pensiun yang iurannya
ditetapkan dalam Peraturan Dana Pensiun dan seluruh iuran serta hasil pengembangannya
dibukukan pada rekening masing-masing peserta sebagai manfaat pensiun.
Program dengan Tunjangan Pasti Peserta adalah setiap orang yang memenuhi persyaratan
Peraturan Dana Pensiun untuk menjadi penerima manfaat pensiun.Pemberi Kerja adalah
badan usaha yang memiliki program pensiun bagi karyawannya. Pemberi Kerja dapat
merupakan pendiri atau mitra pendiri.
Pendiri adalah:
Mitra Pendiri adalah pemberi kerja yang ikut serta dalam suatu Dana Pensiun Pemberi Kerja
Pendiri untuk kepentingan sebagian atau seluruh karyawannya.
Pendanaan adalah pembayaran iuran oleh pemberi kerja atau pemberi kerja dan
peserta atau peserta yang sifatnya tidak dapat ditarik kembali, dalam rangka menyiapkan
dana untuk memenuhi kewajiban membayar manfaat pensiun.
Aktiva Bersih adalah total seluruh aktiva Dana Pensiun tidak termasuk piutang jasa
lalu (past service) yang belum jatuh tempo, dikurangi dengan seluruh kewajiban kecuali
kewajiban aktuaria yang dihitung oleh aktuaris.
Selisih Kewajiban Aktuaria adalah selisih Kewajiban Aktuaria dan Aktiva Bersih.
Nilai Wajar adalah suatu jumlah, untuk itu suatu aktiva mungkin ditukar atau suatu
kewajiban diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan
transaksi wajar {arm's length transaction). Pihak adalah perorangan, perusahaan, usaha
bersama atau setiap kelompok yang terorganisasi.
(1) Berapa jumlah kewajiban pemberi kerja dan kewajiban pensiun yang harus
dilaporkan dalam laporan keuangan?
(2) Berapa beban pensiun untuk periode tersebut?
Pendekatan yang biasanya digunakan oleh akuntan adalah proyeksi kewajiban tunjangan,
yaitu nilai tunjangan sekarang tunjangan yang terjamin dan yang tidak terjamin di akrualkan
sampai tanggal ini berdasarkan tingkat gaji masa depan karyawan.
Ada kesepakatan umum bahwa biaya pensiun harus dipertanggungjawabkan dengan dasar
akrual. Komponen-komponen yang ada adalah sebagai berikut :
1. Biaya Jasa. Aktuaris menghitung biaya jasa sebagai nilai sekarang tunjangan baru
yang diperoleh karyawan selama tahun berjalan.
2. Bunga atas Kewajiban. Pensiun dicatat atas dasar setelah didiskontokan karena
terdapat faktor nilai waktu dari uang.
3. Pengembalian Aktual atas Aktiva Program. Beban pensiun tahunan harus
disesuaikan untuk memperhitungkan bunga dan dividen yang terakumulasi dalam
dana dan juga kenaikan serta penurunan nilai pasar aktiva dana itu.
4. Amortisasi Biaya Jasa Sebelumnya yang Belum Diakui. Biaya jasa sebelumnya untuk
menyediakan tunjangan retroaktif ini dialokasikan ke beban pensiun di masa depan,
khususnya selama sisa tahun masa kerja karyawan yang dipengaruhi.
5. Keuntungan atau Kerugian. Volatilitas beban pensiun dapat disebabkan oleh
perubahan mendadak dan besar dalam nilai pasar aktiva program.
Proses pelaksanaan pensiun dapat dilaksanakan sesuai dengan kebijakan perusahaan. Para
penerima pensiun dapat memilih salah satu dari berbagai alternatif jenis pensiun yang ada
sesuai dengan tujuan masing masing.
1. Pensiun normal adalah pensiun yang diberikan untuk karyawan yang usia nya
telah mencapai masa pensiun seperti yang telah ditetapkan dalam peraturan dana
pensiun.
4. Pensiun cacat adalah pensiun yang diberikan bukan karena usia akan tetapi lebih
disebabkan karena karyawan yang bersangkutan mengalami kecelakaan atau cacat
sehingga dianggap tidak mampu atau tidak cakap lagi dalam bekerja. Pembayaran
pensiun dihitung seolah olah sampai usia pensiun normal dan penghasilan dasar
pensiun ditentukan pada saat yang bersangkutan dinyatakan cacat.
Program pensiun yang umumnya dipakai diperusahaan swasta dan perusahaan milik
negara maupun bagi karyawan Pemerintah terdiri atas 2 ( dua ) jenis yaitu Program Pensiun
Iuran Pasti dan Program Pensiun Manfaat Pasti.
Program pensiun iuran pasti atau benefit contribution pension plan, yaitu program
pensiun yang menetapkan besarnya iuran karyawan dan perusahaan ( pemberi kerja ).
Sedangkan benefit yang akan diterima karyawan dihitung berdasarkan akumulasi iuran
ditambah dengan hasil pengembangan atau investasinya.
Menurut PSAK No. 18 Dalam PPIP, jumlah yang diterima oleh peserta pada saat
pensiun bergantung pada jumlah iuran dari pemberi kerja, atau iuran peserta dan pemberi
kerja atau iuran peserta, dan hasil usaha. Kewajiban dari pemberi kerja adalah membayar
iuran sesuai dengan yang ditetapkan dalam Peraturan Dana Pensiun. Bantuan aktuaris
biasanya tidak diperlukan, meskipun nasehat aktuaris kadang-kadang digunakan untuk
memperkirakan manfaat pensiun yang akan diterima peserta pada saat pensiun ,
berdasarkan jumlah iuran saat ini dan dimasa depan serta estimasi hasil investasi Dana
Pensiun.
a) Penjelasan atas kegiatan penting Dana Pensiun selama satu periode pelaporan dan
dampak setiap perubahan Peraturan Dana Pensiun;
b) Laporan tentang transaksi dan kinerja investasi selama periode pelaporan dan posisi
keuangan Dana Pensiun pada akhir periode pelaporan; dan
c) Penjelasan mengenai kebijakan/arahan investasi.
a. Pendanaan ( biaya atau iuran ) dari perusahaan lebih dapat diperhitungkan atau
diperkirakan.
b. b. Karyawan dapat memperhitungkan besarnya iuran yang dilakukan setiap tahunnya.
c. Lebih mudah untuk diadministrasikan.
a. Penghasilan pada saat mencapai usia pensiun lebih sulit untuk diperkirakan.
b. Karyawan menanggung risiko atas ketidakberhasilan investasi.
c. Tidak dapat mengakomodasikan masa kerja yang telah dilalui karyawan.
B. PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI
Program pensiun manfaat pasti atau sering disebut defined benefit plan adalah
suatu program pensiun yang memberikan formula tertentu atas manfaat akan diterima
karyawan pada saat mencapai usia pensiun. Atas dasar formula manfaat dimaksud,
besarnya iuran yang diperlukan dihitung aktuaris. Perbandingan iuran karyawan dan
pemberi kerja bervariasi tergantung pada kesepakatan yang dicapai, namun pada umumnya
iuran pemberi kerja lebih besar daripada iuran karyawan.
Menurut PSAK No. 18, Dalam PPMP, besarnya manfaat pensiun yang dijanjikan
kepada peserta dientukan dengan rumus manfaat pensiun yang telah ditetapkan dalam
Peraturan Dana Pensiun. Rumus tersebut dipengaruhi oleh masa kerja, faktor penghargaan
per tahun masa kerja, dan penghasilan dasar pensiun.
a) Penjelasan mengenai kegiatan penting selama satu periode pelaporan dan dampak
dari setiap perubahan peraturan Dana Pensiun;
b) Laporan tentang transaksi dan kinerja investasi selama periode pelaporan dan posisi
keuangan Dana Pensiun pada akhir periode pelaporan;
c) Penjelasan mengenai kebijakan/arahan investasi; dan
d) Perhitungan kewajiban aktuaria berdasarkan laporan aktuaris yang terakhir.
Kelebihan Program Pensiun Manfaat Pasti
Program pensiun manfaat pasti atau defined benefit plan memiliki beberapa kelebihan
sebagai berikut :
a. Perusahaan menanggung risiko atas kekurangan dana apabila hasil investasi tidak
mencukupi.
b. Relatif lebih sulit untuk di administrasikan.
Kewajiban Aktuaria
Dana Pensiun yang menyelenggarakan PPMP wajib memiliki laporan aktuaris sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku. Dalam laporan keuangan Dana Pensiun harus
disebutkan tanggal laporan aktuaris terakhir yang digunakan sebagai dasar penyusunan
laporan keuangan yang bersangkutan.
Sebagai informasi tambahan atas laporan keuangan perlu disajikan antara lain
portofolio investasi, rincian biaya yang merupakan beban Dana Pensiun selama satu periode
sesuai dengan Peraturan Dana Pensiun (untuk Dana Pensiun Pemberi Kerja), atau rincian
biaya yang dapaat dipungut dari Peserta atau dibebankan pada rekening Peserta selama
satu perode sesuai dengan Peraturan Dana Pensiun (untuk Dana Pensiun Lembaga
Keuangan).
Aset Dana Pensiun dinilai sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku,
namun mengingat tujuan Dana Pensiun dan kekhususan informasi yang diperlukan, maka
dalam neraca, untuk aset tertentu disamping nilai historis, perlu ditentukan pula nilai
wajarnya. Selisih antara nilai historis dan nilai wajar disajikan sebagai Selisih Penilaian
Investasi.
Untuk tujuan penyusunan laporan aset bersih dan laporan perubahan aset bersih,
investasi Dana Pensiun dinilai berdasarkan nilai wajar (fair value). Surat-surat berharga
dinilai berdasarkan harga pasar karena dianggap sebagai nilai yang paling tepat untuk
mengukur nilai surat berharga pada tanggal laporan dan hasil investasi selama satu periode
tersebut. Surat-surat berharga yang nilai jatuh temponyasudah ditetapkan dan memang
dimaksudkan untuk membayar manfaat pensiun, dinilai berdasarkan nilai jatuh temponya
dengan asumsi tingkat pengembalian yang tetap. Jika suatu investasi tidak memiliki nilai
wajar, maka perlu diungkapkan alasan mengapa nilai wajar tidak dapat ditentukan. Aset
operasional dinilai berdasarkan nilai buku.
i. Biaya jasa kini (iuran normal) yang jatuh tempo, baik yang berasal dari
pemberi kerja atau pemberi kerja dan peserta atau peserta;
ii. Biaya jasa lalu (iuran tambahan) yang jatuh tempo;
iii. Hasil investasi, antara lain bunga, dividen, dan sewa;
iv. Pendapatan lain-lain;
v. Manfaat yang sudah dibayarkan dan yang masih terutang, dirinci untuk
peserta yang pensiun, meninggal, atau cacat, juga untuk pembayaran
manfaat secara sekaligus;
vi. Beban administrasi;
vii. Beban investasi;
viii. Beban lain-lain;
ix. Pajak penghasilan;
x. Keuntungan atau kerugian dari pelepasan investasi dan penurunan atau
kenaikan nilai investasi; dan
xi. Pengaihan dana ke dan dari Dana Pensiun lain
(c) Neraca :
Laporan arus kas disajikan sesuai dengan sifat kegiatan usaha Dana Pensiun selama
periode pelaporan; dan
Laporan ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang jumlah aset bersih yang
tersedia untuk membayar manfaat pensiun kepada peserta pada tanggal laporan.
Total seluruh aset Dana Pensiun tidak termasuk piutang jasa lalu (past service) yang
belum jatUh tempo, dikurangi seluruh kewajiban kecuali kewajiban aktuaria, menunjukan
jumlah aset bersih yang tersedia untuk manfaat pensiun pada tanggal laporan. Aset untuk
tujuan penyusunan laporan ini, dinilai sesuai dengan penjelasan pada paragaraf 28.
Neraca, laporan hasil usaha, dan laporan arus kas disusun berdasarkan Kerangka
Dasar Penyusunan dan Pelaporan Laporan Keuangan yang berazas utama biaya historis.
Khusus untuk investasi, ditentukan juga nilai wajanya. Selisih antara nilai historis dan nilai
wajar disajikan sebagai Selisih Penilaian Investasi. Selisih Penilaian Investasi bukan
merupakan unsur hasil usaha, tetapi akan mengoreksi nilai historis mnjadi nilai wajar.
Dalan nearaca Dana Pensiun yang menyelenggaraka PPMP, piutang kepada pemberi
kerja sehubungan dengan jasa masa lalu karyawan diakui sebesar jumlah yang telah jatuh
tempo pada tanggal laporan.
Untuk tujuan penyusunan laporan aset bersih dan laporan perubahan aset bersih,
aset dinilai sebagai berikut :
a. Uang tunai, rekening giro, dan deposito di bank dinilai menurut nilai nominal;
b. Sertifikat deposito, Surat Berharga Bank Indonesia, Surat Berharga Pasar
Uang, dan surat pengakuan utang lebih dari setahun dinilai berdasarkan nilai
tunai;
c. Surat berharga berupa saham dan obligasi yang di perjualbelikan di bursa
efek, dinilai menurut nilai pasar yang wajar pada tanggal laporan;
d. Penyertaan pada perusahaan yang sahamnya tidak diperdagangkan di bursa
efek, dilaporkan berdasarkan nilai apraisal sebagai hasil penilaian
independen;
e. Investasi pada tanah dan bangunan dilaporkan berdasarkan nilai apraisal
sebagai hasil penilaian independen ;
f. Piutang dilaporkan berdasarkan jumlah yang dapat ditagih, setelah
memperhitungkan penyisihan piutang tidak tertagih; dan
g. Aset operasional antara lain komputer, peralatan kantor, dan peralatan
lainnya dilaporkan berdasarkan nilai buku.
Bila suatu aset, misalnya gedung, digunakan sebagian untuk investasi dan sebagian
untuk kegiatan operasional, maka penggolongan aset sebagai investasi atau aset
operasional ditentukan berdasarkan mana yang lebih signifikan.
Pengungkapan
Informasi tentang hal tersebut dibawah ini perlu diungkapkan secukupnya dalam
catatan atas laporan keuangan, antara lain :
(a) Penjelasan mengenai program pensiun serta perubahan yang terjadi selama periode
laporan :
KETENTUAN TRANSISI
TANGGAL EFEKTIF
Pernyataan ini berlaku efektif untuk laporan keuangan Dana Pensiun yang mencakup
periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 1995. Penerapan lebih dini
dianjurkan.
Pada 1 Januari 2002 PT Sportif, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang produksi
perlengkapan olahraga, mendirikan sebuah dana pensiun dengan nama Dana Pensiun PT
Sportif yang menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti. Berikut hasil
perhitungan aktuaris per tanggal pendirian:
Iuran normal diterima adalah sebesar Rp 200 jt, masing-masing Rp 120 jt dari pemberi
kerja dan sisanya berasal dari pesertaa
Jumlah iuran tambahan yang dibayar oleh pemberi kerja adalah sebesar Rp 100.000.000,-
Pada tanggal 30 Juni, pengurus membeli aktiva operasional berupa komputer seharga Rp
10.000.000,- dan peralatan kantor lainnya Rp 5.000.000,-. Oleh kebijakan manajemen
kedua jenis aset tersebut disusutkan selama 5 tahun tanpa nilai sisa dengan metode garis
lurus.
Untuk meningkatkan nilai aset Dana Pensiun, pengurus pada tanggal 1 Juli melakukan
penanaman investasi sebagai berikut:
Deposito berjangka waktu satu tahun (ARO Nominal) dalam mata uang dollar USA
senilai $10.000,-. dengan tingkat bunga sebesar 4% per tahun. Kurs pada saat
penempatan adalah US $ 1 = Rp 9.300,-
Saham PT A (tercatat di bursa efek) dengan harga Rp 20.000.000,-
Obligasi PT B senilai Rp 20.000.000,- dengan tingkat kupon 8% per tahun dengan
biaya perolehan sebesar Rp 18.000.000,-. Obligasi tersebut jatuh tempo pada
tanggal 1 Juli 2008. Dana Pensiun berniat untuk memegangnya sampai jatuh
tempo.
Obligasi PT X senilai Rp 10.000.000,- dengan tingkat kupon 9% per tahun dengan
biaya perolehan sebesar Rp 8.000.000,-. Obligasi tersebut jatuh tempo pada
tanggal 1 Juli 2006. Dana Pensiun berniat untuk segera menjual obligasi tersebut
apabila harga pasarnya telah menguntungkan
Melakukan penempatan langsung pada PT Gurita yang baru didirikan pada
tanggal 1 Januari 2001 dengan biaya Rp 50.000.000,- dengan jumlah kepemilikan
20%. Nilai wajar aset perusahaan pada tanggal tersebut adalah Rp
200.000.000,-. Goodwill diamortisasi selama 5 tahun.
Pada akhir tahun 2002, PT Gurita mengumumkan laba bersih sebesar Rp
60.000.000,- dan membagikan deviden sebesar Rp 30.000.000,-
Selain di PT Gurita, Dana Pensiun juga melakukan penempatan langsung pada PT
Global senilai Rp 40.000.000,-. Nilai kepemilikan yang diperoleh adalah 15%
Pada akhir tahun, Dana Pensiun menerima deviden dari PT Global sebesar Rp
5.000.000,-
Pada tanggal 25 Agustus Dana pensiun membeli sebidang tanah seharga Rp
40.000.000,-. Dana pensiun baru membayar sebesar Rp 30.000.000,- atas
investasi tersebut
Beban operasional (Gaji Pengurus & Dewan Pengawas) selama tahun 2002 adalah
sebesar Rp 3.000.000,-
Atas penempatan langsung di PT Gurita, pengurus menggunakan pencatatan
metode ekuitas karena dianggap lebih murah dan dianggap akan memberikan
nilai yang lebih wajar sehubungan dengan kegiatan usaha PT Gurita selaku
supplier dengan turn over persediaan yang cukup tinggi. Sedangkan di PT Global
digunakan nilai appraisal
Kurs US $ pada pada tanggal neraca adalah US $ 1 = Rp 9.500,-
Bunga obligasi dibayarkan satu tahun sekali setiap tanggal 1 Januari
Berikut daftar nilai wajar investasi per 31 Desember 2002
Saham PT A Rp 18.000.000,-
Penempatan langsung PT Global Rp 35.000.000,-
Obligasi PT B Rp 19.000.000,-
Obligasi PT X Rp 11.000.000,-
Tanah Rp 45.000.000,-
Debet Kredit
Uraian
SKA 1.200.000.00,-
Kewajiban Aktuaria 1.200.000.000,-
Piutang Iuran Normal PK 120.000.000,-
Piutang Iuran Peserta 80.000.000,-
Piutang Iuran Tambahan 120.000.000,-
Iuran Normal PK 120.000.000,-
2.000.000,-
a)
SPI-Deposito
SPI-Obligasi Bb) 200.000,-
SPI-Obligasi Xc) 3.000.000,-
SPI-Penempatan PT Guritad) 10.000.000,-
SPI-Tanahe) 5.000.000,-
SKA 20. 200.000,-
a) Rp (9.500 –9.300) x 10.000,-=2.000.000,-
b) {(Rp 20 jt – 18 jt) : 5 x 6/12 = 200.000,-
c) 11jt - 8jt = 3 jt
d) Goodwill = 50jt – 20%x200jt = 10 jt
Bagian laba : 20% x 60jt = 12jt
-/- amortisasi goodwill : 10jt/5 = 2 jt
Bagian laba bersih (SPI) = 10 jt
e) Rp 45 jt – 40 jt = 5 jt
SKA 6.0000.000,-
SPI-Penempatan PT Gurita 6.000.000,-
SPI-Penempatan PT Gurita 6.0000.000,-
Pendapatan Dividen 6.000.000,-
Deviden 20% x 30jt = 6jt
SKA 7.000.000,-
SPI-Saham A a) 2.000.000,-
SPI- Penemp. PT Global b) 5.000.000,-
a) 20jt- 18jt = 2jt
b) 40jt – 35jt = 5jt
Pendapatan bunga-Deposito 1.900.000,-
Pendapatan bunga-Obligasi 1.250.000,-
Pendapatan deviden 11.000.000,-
Beban Operasional-Pengurus 3.000.000,-
Beban Penyusutan
SHU
SHU 9.650.000,-
SKA
Iuran Normal-PK 120.000.000,-
Iuran Normal-Peserta 80.000.000,-
Iuran Tambahan 120.000.000,-
SKA 320.000.000,-
SKA 300.000.000,-
Kewajiban Aktuaria 300.000.000,-
Kasus Akuntansi Dana Pensiun PPIP
Debet Kredit
Uraian
Piutang Iuran Normal PK 80.000.000,-
Piutang Iuran Peserta 20.000.000,-
Iuran Normal PK 80.000.000,-
Iuran Normal Peserta 20.000.000,-
Kas & Bank 90.000.000,-
Piutang Iuran Normal PK 70.000.000,-
Piutang Iuran Peserta 20.000.000,-
Komputer 8.000.000,-
Peralatan Kantor 4.000.000,-
Kas 12.000.000,-
Deposito berjangka 36.000.000,-
Saham - PT A 10.000.000,-
Obligasi - PT B 18.000.000,-
Obligasi - PT X 8.000.000,-
Penempatan Langsung - PT Gurita 20.000.000,-
Penempatan Langsung - PT Global 20.000.000,-
Kas 112.000.000,-
Tanah 20.000.000,-
Kas 12.000.000,-
Utang Investasi 8.000.000,-
Beban Operasional-pengurus 2.000.000,-
Kas 2.000.000,-
Beban Penyusutan - Komputer 800.000,-
Beban Penyusutan - Perltn. Kntr 400.000,-
Akumulasi Penyusutan 1.200.000,-
Kas 15.200.000,-
Pendapatan Bunga-Deposito 15.200.000,-
(6/12 x 8% x $4.000,-x Rp 9.500,-= 1.900.000,-)
Piutang Bunga 1.250.000,-
Pendapatan Bunga-Obligasi 1.250.000,-
Obligasi B : 8% x 20 jt x 6/12 = 800.000,-
Obligasi X : 9% x Rp 10jt x 6/12= Rp
450.000,-
Kas 4.000.000,-
Pendapatan Deviden 4.000.000,-
Deviden 20% x 10jt = 2jt
Pend. Belum Terealisasi 4.000.000,-
SPI-Penempatan PT Gurita 4.000.000,-
SPI-Depositoa) 2.000.000,-
SPI-Obligasi Bb) 200.000,-
SPI-Obligasi Xc) 3.000.000,-
SPI-Penempatan PT Guritad) 5.200.000,-
SPI-Tanahe) 1.000.000,-
Pend. Belum Terealisasi 11. 400.000,-
a) Rp (9.500 –9.000) x 4.000,-
=2.000.000,-
b) {(Rp 20 jt – 18 jt) : 5 x 6/12 = 200.000,-
c) 11jt - 8jt = 3 jt
d) Goodwill = 20jt – 20%x80jt = 4 jt
Bagian laba : 20% x 30jt = 6jt
-/- amortisasi goodwill : 4jt/5 = 0.8
jt
Bagian laba bersih (SPI) =
5,2 jt
e) Rp 21 jt – 20 jt = 1 jt
Pend. Belum Terealisasi 3.000.000,-
SPI-Saham A a) 1.000.000,-
SPI- Penemp. PT Global b) 2.000.000,-
a) 10jt- 9jt = 1jt
b) 20jt – 18jt = 2jt
Pendapatan bunga-Deposito 15.200.000,-
Pendapatan bunga-Obligasi 1.250.000,-
Pendapatan deviden 2.000.000,-
BebanOperasional-Pengurus 2.000.000,-
Beban Penyusutan 1.200.000,-
SHU 15.250.000,-
SHU 15.250.000,-
Kewajiban MP 15.250.000,-
Iuran Normal-PK 80.000.000,-
Iuran Normal-Peserta 20.000.000,-
Kewajiban MP 100.000.000,-
BAB III
PENUTUP