Anda di halaman 1dari 13

PENYAKIT INFEKSI BAKTERI

DISUSUN OLEH:

ISIKA RISMAWATI
141202000039

PRODI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

2020/2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas luasnya
limpahan rahmat dan hidayah-Nya hingga akhirnya makalah ini dapat diselesaikan
sebagaimana mestinya. Shalawat dan salam tidak luput kita kirimkan kepada Nabi
Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam, para sahabatnya serta umatnya yang senantiasa
iltizamdi di atas kebenaran hingga akhir zaman. Makalah ini mengenai “INFEKSI
PENYAKIT BAKTER”.

Makalah ini saya susun secara cepat dengan bantuan dan dukungan berbagai pihak.
Oleh karena itu saya banyak sampaikan terima kasih atas waktu, tenaga dan pikirannya yang
telah diberikan.

Dalam penyusunan laporan ini, saya menyadari bahwa hasil laporan praktikum ini
masih jauh dari kata sempurna. Sehingga saya selaku penyusun sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca sekalian. Akhir kata Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat untuk saya khususnya, dan para pembaca lainnya.

29 Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah dalam bidang kesehatan yang dari
waktu ke waktu terus berkembang. Infeksi merupakan penyakit yang dapat ditularkan
dari satu orang ke orang lain atau dari hewan ke manusia (Putri, 2010). Penyakit
infeksi dapat disebabkan oleh mikroorganisme patogen, seperti bakteri, virus, parasit
atau jamur (WHO, 2014). Penyebab timbulnya penyakit infeksi di Indonesia yang
dipengaruhi oleh iklim juga didukung oleh beberapa faktor lain, misalnya kesadaran
masyarakat akan kebersihan yang kurang, jumlah penduduk yang padat, kurangnya
pengetahuan dan implementasi dari sebagian besar masyarakat mengenai dasar
infeksi, prosedur yang tidak aman (penggunaan antibiotik yang dipergunakan tidak
tepat), serta kurangnya pedoman dan juga kebijakan dari pemerintah mengenai
pengunaan antibiotik (Nursidika et al, 2014). Setiap tahun, infeksi menewaskan 3,5
juta orang yang sebagian besar terdiri dari anak-anak miskin dan anak yang tinggal di
negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah (WHO, 2014). Data lain
menyebutkan bahwa pada tahun 2013, terdapat 6,3 juta anak-anak di bawah 5 tahun
meninggal, di mana setiap harinya terjadi sekitar 17.000 kematian. Dari data tersebut
sekitar 83 % kematian disebabkan oleh penyakit infeksi, kelahiran dan kondisi gizi
yang didapatkan oleh anak-anak (WHO, 2015). Berdasarkan hasil Riset Kesehatan
Dasar (2013) perkembangan penyakit infeksi di Indonesia dapat dilihat dari beberapa
data penyakit infeksi seperti Infeksi Saluran Pernapasan (ISPA) memiliki angka
prevalensi sebesar 25 %, pneumonia memiliki insiden 1,8 % dan prevalensi 4,5 %,
hepatitis memiliki angka prevalensi dua kali lebih tinggi pada tahun 2013
dibandingkan tahun 2007 yakni 1,2 %, sedangkan untuk diare memiliki insiden dan
prevalensi pada semua umur di Indonesia adalah 3,5 % dan 7,0 %. Penyakit infeksi
dapat disebabkan oleh bakteri patogen yang berbahaya bagi sel inangnya (Ngaisah,
2010). Salah satu bakteri yang dapat menyebabkan penyakit infeksi pada hewan dan
manusia adalah Escherichia coli 2 (Roslizawaty et al, 2013).
B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan Penyakit Infeksi Bakteri?
b. Gejala Apa Saja yang berkaitan dengan infeksi Bakteri?
c. Penyakit apa saja yang disebabkan oleh bakteri?
d. Apa saja Penyebab terjadinya infeksi bakteri?
e. Bagaimana cara mengatasi dan mencegah infeksi bakteri?
C. Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah di atas maka penelitian ini bertujuan untuk :
a. Mengetahui Definisi Penyakit Akibat bakteri
b. Mengetahui gejala penyakit akibat bakteri
c. Mengetahui penyebab akibat penyakit bakteri
d. Mengetahui Pencegahan infeksi bakteri.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi
a. Definisi Penyakit Infeksi
Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan yang paling utama di
negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Penyakit infeksi yang sering di derita adalah
penyakit diare, demam tifoid, demam berdarah, radang paru-paru. Hal ini menunjukkan
bahwa penyakit infeksi harus cepat didiagnosis agar tidak semakin parah. Penyakit infeksi
merupakan penyakit menular yang mudah menyerang anak, karena anak belum mempunyai
sistem imun yang baik. Namun, jumlah dokter umum di Indonesia belum mencukupi dan
pendistribusian dokter tidak merata. Oleh karena itu, diperlukan adanya sistem yang dapat
membantu tenaga medis non dokter untuk mendiagnosis penyakit infeksi agar penanganan
penyakit infeksi lebih cepat teratasi (Widoyono, 2011)
Penyakit infeksi yang sering di derita adalah penyakit diare, demam tifoid, demam
berdarah, radang paru-paru. Hal ini menunjukkan bahwa penyakit infeksi harus cepat
didiagnosis agar tidak semakin parah. Penyakit infeksi merupakan penyakit menular yang
mudah menyerang anak, karena anak belum mempunyai sistem imun yang baik. Namun,
jumlah dokter umum di Indonesia belum mencukupi dan pendistribusian dokter tidak merata.
Oleh karena itu, diperlukan adanya sistem yang dapat membantu tenaga medis non dokter
untuk mendiagnosis penyakit infeksi agar penanganan penyakit infeksi lebih cepat teratasi.
Metode yang digunakan sebagai mesin inferensi adalah Forward chaining. Metode ini
mempunyai konsep logika yang sama dengan dokter pada saat mendiagnosis pasien karena
berbasis if-then. Forward chaining merupakan metode yang mempunyai strategi pencarian
yang memulai proses pencarian dari sekumpulan data atau fakta, dari data-data tersebut
menghasilkan suatu kesimpulan. Pengujian dilakukan oleh dokter muda (Co-Ass) di Rumah
Sakit Umum Daerah Sunan Kalijaga Demak. Pengujian dilakukan terhadap 50 pasien yang
menghasilkan 6 kegagalan dalam mendeteksi penyakit infeksi. Nilai akurasi yang diperoleh
adalah 88%. Hasil dari pengujian dapat disimpulkan bahwa metode forward chaining dapat
diimplementasikan untuk mendiagnosis penyakit infeksi dengan melakukan tahapan akuisisi
pengetahuan dan representasi pengetahuan.(Noor Mutsaqof et al., 2016)
Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh mikroba pathogen, dan
bersifat sangat dinamis, secara umum proses terjadinya penyakit melibatkan tiga factor yang
saling berinteraksi yaitu:
 Faktor Penyebab penyakit (Agent)
 Faktor Manusia atau penjamu (Host)
 Faktor Lingkungan

Data Wod Health Statistic menunjukan bahwa lebih dari 70% kematian khususnya balita
disebabkan oleh penyakit infeksi (seperti diare, pneumonia, campak, malaria) dan malnutrisi.
Menurut UNICEF penyakit infeksi merupakan penyebab kematian utama. Dari 9 kematian
balita pertahunya di dunia, lebih dari 2 juta di antaranya meninggal akibat penyakit ISPA
(Mandal, Wilkins, Dunbar, 2006)

b. Definisi Escherichia Coli


Escherichia Coli merupakan bakteri fakultatif anaerob, kemoorganotropi, mempunyai
tipe metabolism fermentasi dan respirsi. Pertumbuhan yang baik pada suhu optimal 37
derajat celcius pada media yang mengandung 1% peptone sebagai sumber karbon dan
nitrogen. Pada media MC (Mac Conkey) koloni berwarna merah muda menghasilkan
warna hijau metalik. Pada media NA (Nutrient Agar) koloni berbentuk bulat berdiameter
1 sampai 3 mm, licin, konsistensi lembek, tepinya rata. E,coli dapat bertahan hinngga
suhu 60 derajat celcius selama 15 menit atau pada 550 derajat celcius selama 60 menit
(Mandal, Wilkins, Dunbar, 2006)
1. Klarifikasi
Domain : Bacteria
Phylum : Proterbacteria
Class : Gamma Proteobacteria
Ordo : Entereobacteriales
Famili : Entereobacteriaceae
Genus : Escherichia
Spesies : Escherichia coli (post;2005)
2. Morfologi
Escherichia Coli merupakan bakteri Gram negative yang berbetuk batangan,
berukuran 0,4-0,7 x 1,0-3,0 um, yang dapat hidup soliter maupun berkelompok.
Bakteri ini umumnya motil dan tidak membentuk spora serta bakteri ini
termaksud bakteri fakulatif anaeroba. Bakteri ini merupakan flora normal pada
saluran pencernaan manusia maupun hewan yang pertama kali di temukan oleh
theodor escherich pada tahun 1885.
Bakteri Escherechia Coli
c. Patoghenitas Escherechia Coli
Escherechia Coli merupakan flora normal dalam usus, menadi pathogen apabila
mencapai jaringan di luar saluran pencernaan, saluran air kemih, saluran empedu, paru-
paru poriteneum dan slaput otak yang menyebabkan peradangan pada tempat tersebut. E
dapat menyebabkan penyakit diare.
Escherechia Coli ini di bedakan oleh ciri khas sifat-sifat virulensinya dan setiap grup
menimbulkan penyakit melalui mekanisme yang berbeda. Antara lain Escherichia coli
Enterotoksigenetik (ETEC), factor koloniasasi ETEC yang spesifik yang menimbulkan
perlekatan ETEC pada sel epitel usus kecil. Lumen Usus terenggang oleh cairan dan
mengakibatkan hipermotitlitas serta diare, dan berlangsung selama beberapa hari.
Beberapa Starin ETEC menghasilkan eksotoksin tidak tahan panas (Brooks GF, 2007).
Enteropatogenik (EPEC) penyebab penting diare oada bayi, khususnya di negara
berkembang. EPEC melekat pada sel mukosa yang kecil. Factor yang di perantai secara
kromosom menimbulkan pelekatan yang kuat.
Akibat dari infeksi EPEC adalah diare cair yang biasanya sembuh sendiri tetapi dapat
juga kronik. Lamanya diare EPEC dapat diperpendek dengan pemberian antibiotic. Sel
EPEC invasive yaitu jika memasuki sel inang akan menyebabkan radang.
Escherichia coli menyebabkan beberapa penyakit lain yaitu infeksi saluran kemih (ISK)
yaitu antigen K yang dimiliki bakteri E.coli menyebabkan radang.
Escherichia coli menyebabkan beberapa penyakit lainnya yaitu infeksi saluran kemih
(ISK) yaitu antigen K yang dimiliki bakteri E.coli menyebabkan terjadinya invasi ke
dalam system gastrointestinal atau saluran air kemih sehingga mengakibatkan infeksi
pada saluran kencing (ISK). Adanya infeksi saluran kencing dapat menyebabkan penyakit
lain yaitu spsis.
d. Staphylococcus aureus
1. Definisi
e. Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif berbentuk coccus yang
merupakan salah satu mikrofilaria normal di dalam rongga mulut dan gigi. Bakteri ini
bersifat pathogen yang memiliki keampuan untuk menimbulkan penyakit pada manusia.
Staphylococcus aureus merupakan bakteri penyebab karies pada gigi yang apabila tidak
segera ditangani, karies dapat menyebabkan abses pada gigi bahkan kematian gigi.
2. Klarifikasi
 Domain : Bacteria
 Kerajaan : Eubacteria
 Phylum : Firmicutes
 Class : Cocci
 Ordo : Bacillales
 Family : Staphylococcaceae
 Genus : Staphylococcus
 Spesies : Staphylococcus aureus
3. Morfologi
Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif berbentuk coccous
berdiameter 0,7-1,2 um, tersusun secara berkelompok yang tidak teratur
seperti anggur, tidak membentuk spora dan tidak motil. Bakteri ini tumbuh
padahh suhu optimum 37 derajat celcius tetapi tidak membentuk pigmen
paling baik pada suhu kamar (20-25 derajat celcius).

Bakteri Staphylococcus aureus


B. Gejala Penyakit akibat infeksi bakteri
Gejala dari infeksi bakteri bergantung dari lokasi infeksi dan jenis bakteri yang menginfeksi.
Berikut ini beberapa gejala umumnya dapat terjadi pada infeksi bakteri, berdasarkan lokasi
dan penyebabnya (Novard et al., 2019):

a. Infeksi bakteri pada kulit


Infeksi bakteri pada kulit yang umumnya disebabkan oleh bakteri Gram positif
Staphylococcus dan Streptococcus.

Infeksi bakteri di kulit dapat menimbulkan gejala berupa:

 Selulitis atau peradangan pada jaringan kulit: Nyeri, kulit menjadi kemerahan, dan kulit
terasa  hangat ketika diraba
 Folikulitis: Infeksi pada folikel rambut yang dapat menyebabkan kulit menjadi kemerahan
dan bengkak seperti jerawat.

 Impetigon: Infeksi kulit yang menyebabkan kulit nampak berkerak berwarna kuning, atau
kulit dapat terlihat seperti lepuhan.

b. Infeksi bakteri akibat makanan


Infeksi bakteri akibat makanan (foodborne infection), umumnya menimbulkan gejala berupa
mual, muntah, diare, demam, menggigil, dan nyeri perut (Novard et al., 2019)

Namun, ada beberapa gejala khusus pada infeksi bakteri yang menyebabkan foodborne
infection, seperti:

 Campylobacter jejuni, yang umumnya memicu diare disertai kram perut dan demam
Clostridium botulinum, penyebab infeksi yang mengancam jiwa karena produksi
neurotoksin yang dihasilkan.
 Escherichia coli O157:H7, yang menyebabkan diare (umumnya disertai darah), mual,
muntah, demam, dan kram perut

 Listeria monocytogenes, yang menyebabkan demam, nyeri otot, dan diare


Salmonella, yang menyebabkan demam tifoid, diare, dan kram perut yang
berlangsung selama 4-7 hari.

 Vibrio, yang menyebabkan kolera (diare dengan warna dan bau khas), serta infeksi
kulit, apabila terjadi kontak dengan kulit yang luka
c. Infeksi bakteri akibat penyakit menular seksual
Infeksi bakteri akibat penyakit menular seksual (PMS) yang dapat disebabkan oleh
Chlamydia trachomatis, Neisseria gonorrhea, Treponema pallidium, dan bakteri penyebab
vaginosis bakterial. Tidak ada gejala tertentu pada tiap bakteri penyebab PMS (Novard et
al., 2019)
d. Infeksi bakteri lain
Infeksi bakteri lainnya seperti meningitis bakterial, otitis media, infeksi saluran kemih,
infeksi saluran pernapasan, dan beberapa lokasi lain (Novard et al., 2019)

C. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri


a. Tuberkolosis Paru (TB PARU)
1. Pengertian

Tuberkulosis adalah penyakit yang diderita manusia sama tuanya dengan sejarah
manusia. Penemuan lesi pada tulang belakang mummi yang sesuai dengan TB
ditemukan di Heidelberg, diduga berasal dari tahun 5000 SM. TB di Italia
diduga berasal dari tahun 4000 SM. Keadaan tersebut juga dijumpai di Denmark
dan lembah Jorda. Lukisan pada dinding berupa bentuk kelainan tulang belakang
yang sesuai dengan penemuan TB spinal pada mummi juga dapat ditemukan di
Mesir. Catatan paling tua dari penyakit TB di Indonesia dapat dilihat pada salah
satu relief di Candi Borobudur yang tampaknya menggambarkan kasus
tuberkulosis (Benurson, Amerika Serikat, 2006).

Hipokrates mendeskripsikan tentang penyakit TB paru dan menyebutnya


"Pthisis". Robert Koch menemukan basil (bentuk batang) tuberkulosis pada
akhir tahun 1882 sebagai penyebab TB paru dan hasil penemuannya
dipresentasikan pada tanggal 24 Maret 1882 di Berlin. Hal tersebut diperingati
sebagai hari TB sedunia (TB Day). Aktivis kesehatan sedunia (WHO)
dikejutkan oleh deklarasi kedaruratan global (the global emergency)
Tuberkulosis (TB) pada tahun 1993, karena sebagian besar negara di dunia tidak
berhasil mengendalikan penyakit TB. Hal tersebut disebabkan oleh rendahnya
angka kesembuhan penderita yang berdampak pada tingginya penularan.
Penyakit tersebut kembali menjadi perhatian dengan adanya fenomena ledakan
kasus HIV/AIDS dan kejadian MDR (multidrug resistance). Penyakit
tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang dapat menyerang berbagai organ
atau jaringan tubuh. Tuberkulosiparu merupakan bentuk yang paling banyak dan
paling penting (masriadi 2018)

b. Demam Tifoid
c. Kusta
d. Antraks
e. Leptospirosis
D. Penyebab terjadinya infeksi
E. Pencegahan infeksi bakteri
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

Anda mungkin juga menyukai