Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN KEUANGAN DALAM VALUTA ASING

Di Susun Oleh:
Kelompok 7

1. Arif Purnomo Aji (101901131)


2. Fenty Ahmad Senen (101901014)
3. Ahmad Muflihun (101901077)
4. Nicalwati (101901024)
5. Asni (101901020)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BUTON

BAUBAU

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWTyang telah melimpahkan


rahmat, taufik, dan hidayah-Nya dan terima kasih juga karena penulis dapat diberikan
kesempatan untuk membuat makalah ini.

Penulis berharap makalah ini dapat menjadi acuan dan pembelajaran bagi
mahasiswa/i lain untuk terus memahami dan mengetahui tentang “LAPORAN
KEUANGAN DALAM VALUTA ASING ”

Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri
maupun orang lain yang membacanya. Akhir kata, mohon maaf apabila terdapat
banyak kesalahan dalam makalah ini dan hanya kepada ALLAH SWT. kita
berlindung dan memohon ampun.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................

DAFTAR ISI.....................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................

A. Latar Belakang..............................................................................................

B. Rumusan Masalah.........................................................................................

C. Tujuan...........................................................................................................

BAB 2 PEMBAHASAN....................................................................................

A. Pengertian Valas, Kurs Dan Nilai Tukar

B. Macam-Macam Sistem Penetapan Kurs Valas

C. Factor yang mempengaruhi valas .................................................................

D. Factor yang mempengaruhi stabilitas nilai tukar

BAB 3 PENUTUP..............................................................................................

A. Kesimpulan....................................................................................................

B. Saran..............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Petengahan tahun 1997, Indonesia mengalami krisis ekonomi yang masih

berlangsung hingga saat ini. Penyebab krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia antara

lain sistem perbankan yang rapuh, defisit neraca berjalan terus-menerus, melemahnya

nilai tukar mata uang, laju inflasi yang tak terbendung, pendapatan dan produksi

menurun, ekspor terganggu sehingga penerimaan valas menurun terus dan ini

menyebabkan struktur hutang luar negeri semakin membesar.

Globalisasi dalam perdagangan ekonomi mengakibatkan berbagai perubahan

struktural dalam tata ekonomi dunia. Kebutuhan akan perlakuan akuntansi khusus untuk

transaksi mata uang asing semakin dirasakan.. Jika kontrak perjanjian pembayaran

disepakati dalam mata uang asing tentunya pihak yang memiliki kewajiban harus

menukarkan mata uangnya dengan mata uang asing sesuai dengan kesepakatan dalam

kontrak perjanjian pembayaran transaksi.

Fluktuasi besarnya nilai tukar uang akan menimbulkan resiko terjadinya laba dan

rugi (Machfoedz dan Suciwati, 2002). Permasalahan tersebut disebabkan oleh fluktuasi

nilai tukar uang sebenarnya dapat ditanggulangi dengan adanya fasilitas hedging. Tetapi

saat ini hedging sudah tidak dimungkinkan lagi karena tingkat kurs rupiah terhadap

dollar yang belum relatif stabil. Apabila perusahaan mempunyai hutang dengan luar

negeri dan tidak melakukan hedging maka kewajiban perusahaan tersebut untuk

menyelesaikan hutang semakin meningkat akibatnya perusahaan akan mengalami

kerugian yang besar karena hutang atau kewajiban dalam mata uang asing yang harus

dibayar akan semakin besar.


B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Valas, Kurs Dan Nilai Tukar ?

2. Apa Saja Macam-Macam Sistem Penetapan Kurs Valas ?

3. Jelaskan Factor Yang Mempengaruhi Valas ?

4. Jelaskan Factor Yang Mempengaruhi Stabilitas Nilai Tukar ?

C. Tujuan

1. Untuk Mengetahui pengertian vals , kurs dan nilai tukar ?

2. Untuk Mengetahui apa saja macam-macam sistem penetapan kurs valas?

3. Untuk Mengetahui factor yang mempengaruhi valas?

4. Untuk Mengetahui factor yang mempengaruhi stabilitas nilai tukar ?


BAB 2

PEMBAHASAN

A. Pengertian Valas, Kurs dan Nilai Tukar

Valuta asing (valas) atau foreign exchange (forex) atau foreign currentcy diartikan

sebagai mata uang asing dan alat pembayaran lainnya yang digunakan untuk melakukan

atau membiayai transaksi ekonomi keuangan internasional dan yang mempunyai catatan

kurs resmi pada bank sentral (Hady, 1999: 15).

Valuta asing adalah mata uang selain mata uang fungsional entitas. Dalam artikel

ini, istilah valuta asing dan mata uang asing memiliki arti yang sama dan bisa

dipertukarkan satu sama lain.

Valuta asing adalah suatu nilai yang menunjukkan jumlah mata uang dalam negeri

yang diperlukan untuk mendapatkan suatu unit mata uang asing (Sadono, 1996: 358).

Valuta asing (valas), dalam referensi keuangan internasional disebut juga foreign

exchange (forex) atau foreign currency, adalah mata uang asing atau alat pembayaran

lainnya yang digunakan dalam transaksi ekonomi internasional berdasarkan kurs resmi

yang ditetapkan oleh bank sentral. Sedangkan mata uang itu sendiri dibedakan menjadi

dua kelompok (Khalwaty, 2000:173):

a. Hard currency

Mata uang yang termasuk dalam kelompok hard currency adalah mata uang yang

mempunyai nilai relatif stabil, tidak terlalu sering mengalami apresiasi (kenaikan nilai)

atau depresiasi (penurunan nilai) jika dibandingkan dengan mata uang Negara lain.

Hard currency merupakan mata uang yang selalu digunakan dan dipilih untuk

digunakan sebagai alat pembayaran serta satuan hitung dalam transaksi ekonomi dan

keuangan internasional.
b. Soft currency

Soft currency adalah mata uang lemah yang kurang laku atau jarang sekali

digunakan sebagai alat pembayaran dan satuan hitung dalam transaksi ekonomi dan

keuangan internasional karena nilainya relative kurang stabil (inconvertible currency)

serta sering terdepresiasi jika dibandingkan dengan mata uang Negara lainnya.

Soft currency pada umumnya berasal dari negara-negara yang sedang berkebang.
Jumlah mata uang tertentu yang diperlukan untuk memperoleh satu unit valuta asing disebut
dengan nilai tukar mata uang (kurs) asing (Sadono, 1976: 292). Nilai tukar mata uang adalah
setara antara satu unit mata uang dengan jumlah mata uang lain yang setara dengan mata
uang tersebut pada satu waktu (Yusuf, 2000: 468).

Pengertian nilai tukar mata uang menurut FASB adalah rasio antara suatu unit mata uang
dengan sejumlah mata uang lain yang bisa ditukar pada waktu tertentu. SFAS No. 8 tentang
standar keseragaman untuk transaksi keuangan. SFAS No. 52 juga menjelaaskan bahwa
tujuan dasar pertukaran mata uang asing adalah untuk memberikan informasi yang secara
umum sesuai dengan pengaruh ekonomi yang diharapkan dari suatu perubahan nilai dalam
arus kas dan ekuitas perusahaan.

Perubahan atau penyesuaian kurs disebut dengan devaluasi. Devaluasi adalah

penurunan mata uang nasional dibandingkan dengan valuta asing. Devaluasi disebabkan

karena mata uang sediri dinilai terlalu tinggi dibandingkan dengan mata uang asing.

Konvertibilitas uang (currency convertibility) adalah penggunaan mata uang (valuta

asing) yang dapat dengan mudah ditukarkan dengan mata uang Negara lain (Khalwaty,

2000:170).

1 Macam-macam Sistem Penetapan Kurs Valas

Kurs valuta asing sangat mempengaruhi jumlah biaya yang harus dikeluarkan serta

besarnya manfaat yang akan diperoleh dalam transaksi barang, jasa dan surat berharga

yang berlangsung dibursa valas. Dalam perkembangan ekonomi dan keuangan

internasional terdapat tiga macam sistem penerapan kurs valas, yaitu (Khalwaty,

2000:200):
a. Sistem kurs tetap (fixed exchange rate system)

Penentuan nilai tukar mata uang dengan menggunakan emas sebagai patokannya.

b. Kurs bebas (floating exchange rate system)

Nilai tukar suatu mata uang dapat berubah tergantung pada permintaan dan

penawaran valuta asing dipasar bebas, penentuan kurs bebas lepas kaitannya dengan

emas, sehingga kurs dapat naik turun dengan bebas sesuai dengan permintaan dan

penawaran.

c. Kurs dibuat stabil.

Nilai tukar mata uang ditentukan oleh pemerintah atau bank sentral dengan

menggunakan dollar atau emas sebagai patokannya.

2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kurs Valas

Salah satu ciri globalisasi yang menonjol saat ini yaitu adanya kurs uang dan

modal dalam bentuk valas atau foreign currency antara berbagai pusat keuangan di

berbagai negara. Aliran valas yang besar dan cepat untuk memenuhi ketentuan

perdagangan, investasi dan spekulasi dari suatu tempat yang surplus ke tempat yang

defisit dapat terjadi karena beberapa faktor atau kondisi yang berbeda sehingga

berpengaruh dan menimbulkan perbedaan kurs valas atau forex rate di masing-masing

tempat.

Beberapa faktor atau kondisi yang berbeda dan mempengaruhi kurs valas di masing-

masing tempat tersebut antara lain sebagai berikut (Khalwaty, 2000:200):

a. Supply dan demand foreign currency

b. Posisi balance of payment

c. Tingkat inflasi

d. Tingkat bunga

e. Tingkat pendapatan
f. Pengawasan pemerintah

g. Ekspektasi, spekulasi dan isu atau rumor

3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Stabilitas Nilai Tukar

Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar suatu negara adalah sebagai berikut
(Madura, 2000: 100):
a. Tingkat inflasi
Perubahan dalam tingkat inflasi dapat mempengaruhi aktivitas perdagangan
Internasional, sehingga dapat mempengaruhi permintaan dan penawaran suatu
negara. Jadi tingkat inflasi dapat mempengaruhi nilai tukar.

b. Tingkat suku bunga


Perubahan tingkat suku bunga akan mempengaruhi tingkat investasi pada surat
berharga lain yang akan mempengaruhi permintaan dan penawaran mata uang
negara tersebut, sehingga akan mempengaruhi nilai mata uang suatu negara.

c. Tingkat pendapatan
Sehubungan dengan meningkatnya pendapatan penduduk disuatu negara maka akan
mengakibatkan permintaan terhadap mata uang asing meningkat sebagai akibat dari
banyaknya permintaan terhadap mata uang asing tersebut maka fungsi pasar dimana
dengan meningkatnya permintaan dan tidak meningkatnya penawaran maka nilai
tukar mata uang asing tersebut akan meningkat.

d. Kontrol pemerintah
Suatu negara dapat mempengaruhi titik keseimbangan suatu mata uang, dengan cara
sebagai berikut:
Memberikan hambatan dalam transaksi mata uang asing.
Memberikan hambatan dalam perdagangan.
Dengan intervensi di dalam pasar mata uang.
Mempengaruhi variabel-variabel makro, seperti tingkat inflasi, suku bunga
dan tingkat pendapatan.
e. Pengharapan
Nilai pasar suatu mata uang akan dipengaruhi oleh setiap berita atau informasi yang
mempunyai pengaruh dimasa datang. Seperti misalnya berita akan meningkatnya
tingkat inflasi suatu negara tertentu akan menyebabkan para pedagang valas
mencoba melepaskan mata uang negara tersebut sebagai antisipasi menurunnya
nilai mata uang negara tersebut di masa yang akan datang.

Pos moneter di bagi menjadi 3 yaitu  :

 Mata uang yang dimiliki (kas dan setara kas).


 Aset lain yang akan diterima dalam mata uang tertentu yang jumlahnya tetap atau
dapat ditentukan.
 Liabilitas yang akan dibayarkan dalam mata uang tertentu yang jumlahnya tetap atau
dapat ditentukan.

Fitur utama pos moneter adalah adanya hak untuk menerima (atau kewajiban untuk
menyerahkan) sejumlah mata uang yang jumlahnya tetap atau dapat ditentukan. Contoh pos
moneter adalah pensiun dan imbalan kerja lain yang dibayar dengan kas, provisi yang
diselesaikan secara tunai, dan dividen tunai yang diakui sebagai liabilitas. Sekuritas utang
seperti obligasi juga merupakan contoh pos moneter.

• Contoh transaksi mata uang asing

Contoh 1:

PT ABC merupakan entitas yang didirikan di Indonesia dengan tahun pelaporan keuangan
berakhir pada tanggal 31 Desember dan menggunakan Rupiah Indonesia (IDR) sebagai mata
uang fungsional. Pada tanggal 15 Mei 2018, PT ABC membeli barang seharga USD100.000
dari XYZ Co. ketika kurs pada saat itu adalah USD1 = IDR9.900. XYZ Co. merupakan
entitas yang didirikan di Amerika Serikat yang menggunakan dolar AS (USD) sebagai mata
uang fungsional.

Berdasarkan PSAK 10, transaksi valuta asing ini harus diakui dalam IDR dengan kurs spot
pada tanggal transaksi, yaitu sebagai berikut:

Perhatikan, pada tanggal tersebut PT ABC tidak menyerahkan USD kepada siapapun, hanya
menerima faktur yang senilai USD100.000. Nilai faktur itu kemudian diukur kembali pada
pembukuan PT ABC dalam IDR dengan menggunakan kurs spot tanggal transaksi. Utang
usaha biasa juga disebut utang dagang.

Contoh 2:
Diasumsikan pada tanggal 31 Desember 2018, utang usaha PT ABC pada Contoh 1 di atas
belum dibayar. Kurs yang berlaku pada tanggal 31 Desember 2018 adalah USD1 =
IDR10.500. Utang usaha adalah contoh pos moneter (liabilitas), sehingga utang usaha yang
harus dibayar dalam USD dengan jumlah tetap itu harus dilaporkan menggunakan kurs
penutup (31 Desember 2012) sebesar Rp1.050.000.000.

Jurnal penyesuaian untuk menyajikan piutang usaha dengan kurs penutup adalah sebagai
berikut:

Karena semula utang usaha itu diakui sejumlah IDR990.000.000, akun itu dikredit
(ditambah) IDR60.000.000. Selisih Kurs didebit (diakui sebagai kerugian) sebesar
IDR60.000.000. Setelah penyesuaian di atas, akun piutang usaha ke XYZ Co. bersaldo
Rp1.050.000.000.
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan

Valuta asing (valas) atau foreign exchange (forex) atau foreign currentcy diartikan

sebagai mata uang asing dan alat pembayaran lainnya yang digunakan untuk melakukan

atau membiayai transaksi ekonomi keuangan internasional dan yang mempunyai catatan

kurs resmi pada bank sentral (Hady, 1999: 15).

Valuta asing adalah mata uang selain mata uang fungsional entitas. Dalam artikel

ini, istilah valuta asing dan mata uang asing memiliki arti yang sama dan bisa

dipertukarkan satu sama lain.

Valuta asing adalah suatu nilai yang menunjukkan jumlah mata uang dalam negeri

yang diperlukan untuk mendapatkan suatu unit mata uang asing (Sadono, 1996: 358).

Valuta asing (valas), dalam referensi keuangan internasional disebut juga foreign

exchange (forex) atau foreign currency, adalah mata uang asing atau alat pembayaran

lainnya yang digunakan dalam transaksi ekonomi internasional berdasarkan kurs resmi

yang ditetapkan oleh bank sentral. Sedangkan mata uang itu sendiri dibedakan menjadi

dua kelompok (Khalwaty, 2000:173):

B. Saran

Adapun saran yang ingin penulis sampaikan adalah keinginan penulis atas partisipasi
para pembaca, agar sekiranya mau memberikan kritik dan saran yang sehat dan bersifat
membangun demi kemajuan penulisan makalah ini. Kami sadar bahwa penulis adalah
manusia biasa yang pastinya memiliki kesalahan. Oleh karena itu, dengan adanya kritik dan
saran dari pembaca, penulis bisa mengkoreksi diri dan menjadikan makalah ke depan
menjadi makalah yang lebih baik lagi dan dapat memberikan manfaat yang lebih bagi kita
semua.
DAFTAR PUSTAKA

Goedono. (1990). Teori Akuntansi : Isu-isu Kontemporer . Yogyakarta : Andi


Offset.

Hady, Hamdy. (1999). Valas Untuk Manager. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Harahap, Sofyan Safri. (1995). Aktiva Tetap. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada.

. (1994). Laporan Keuangan. Jakarta: Bumi Aksara.

. (1999). Analisa Kritis Atas Laporan Keuanga. Jakarta:


PT. Raja Grafindo Persada.

Ikatan Akuntansi Indonesia. (1999). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan.

Buku satu. Jakarta: Salemba Empat.

Ikatan Akuntansi Indonesia. (1999). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan.

Buku dua. Jakarta: Salemba Empat.

Ikatan Akuntan Indonesia. (1999). ISAK No 4. Jakarta : Devisi Publikasi Ikatan


Akuntansi Indonesia, per September.

Khalwaty, Tajul. (2000, Juli). Inflasi dan Solusinya. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.

Madura, Jeff. (2000). International Financial Management. United State Of


America: South Western College Publising.

Manullang, L. A. (1992). Pendekatan dan Aplikasi Inflation Accounting dalam


mengevaluasi kinerja riil perusahaan. Skripsi. Diakses dari
www.google.co.id tanggal 22 Agustus 2004.

Anda mungkin juga menyukai