Anda di halaman 1dari 20

PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

Disusun Oleh :

Nama : CHINTIA AMELIA


NPM : 2105020065
Unit : B
Dospen : Kamariah, S.H., M.H
MK : Kewarganegaraan

FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS


ALMUSLIM BIREUEN 2021

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya sehingga Saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Pancasila
Sebagai Dasar Negara” sebagai tugas mandiri dengan
mata kuliah “Kewarganegaraan”.
Shalawat beserta salam tidak lupa pula kita sanjung sajikan kepangkuan alam
baginda Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kebodohan
menjadi alam penuh dengan ilmu pengetahuan seperti yang telah kita rasakan saat
ini.
Atas dukungan moral dan materil yang di berikan dalam penyusunan makalah
ini maka saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Kamariah,S.H., M.H selaku
Dosen Pembimbing yang memberikan dorongan dan masukan kepada saya.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat hendaknya dan
hanya kepada Allah kami mohon ampunan amin ya rabbal‟alamin.

Matangglumpangdua, 14 Desember 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................


i
DAFTAR ISI ..........................................................................................................
i1

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1. Latar Belakang.............................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.......................................................................................2
1.3. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1. Hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD NRI Tahun 1945...............3
2.2. Penjabaran Pancasila dalam Batang Tubuh UUD NRI Tahun 1945..........11
BAB III PENUTUP..............................................................................................15
3.1. Kesimpulan.................................................................................................15
3.2. Saran...........................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri
dari dua kata dari Sanskerta: pañca berarti lima dan sila berarti prinsip atau
asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan be
asila pada tahun 1945, tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari lahirnya
Pancasila. Pancasila adalah nilai-nilai kehidupan Indonesia sejak jaman nenek
moyang sampai dewasa ini. Berdasarkan hal tersebut terdapatlah perbedaan
antara masyarakat Indonesia dengan Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia. Kesepakatan bersama tersebut sifatnya luhur, tidak boleh diganti
ataupun diubah. Masyarakat pancasila pulalah yang hendak kita wujudkan,
artinya suatu masyarakat Indonesia modern berdasarkan nilai luhur tersebut.
Untuk mewujudkan masyarakat pancasila, diperlukan suatu hukum yang berisi
norma-norma, aturan-aturan atau ketentuan-ketentuan yang harus dilaksanakan
dan ditaati oleh setiap warga negara Indonesia. Hukum yang dimaksud yaitu
UUD 1945 sebagai hukum dasar tertulis di negara kita.
Dengan ditulisnya makalah ini kami berharap dapat sedikit membantu
memberikan gambaran bahwa tujuan mempelajari pancasila adalah untuk
mempelajari pancasila yang benar. Mempelajari pancasila yang benar, yakni
yang dapat di pertanggung jawabkan baik secara yuridis, konstitusional,
maupun secara objektif – ilmiah. Secara yuridis – konstitusional artinya karena
pancasila adalah dasar negara yang di pergunakan sebagai dasar mengatur dan
menyelenggarakan pemerintahan negara. Oleh karena itu setiap orang boleh
memberikan pengertian atau tapsiran menurut pendapat sendiri. Secara
objektif – ilmiah artinya karena pancasila adalah suatu paham filsafat, suatu
philoshofical way of thingking atau philoshophical sistem sehingga uraian
harus logis dan diterima oleh akal sehat.

1
1.2. Rumusan Masalah
1. Apakah hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD NRI Tahun 1945?
2. Bagaimana penjabaran Pancasila dalam Batang Tubuh UUD NRI tahun
1945?

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD NRI
Tahun 1945
2. Untuk mengetahui penjabaran Pancasila dalam Batang Tubuh UUD NRI
tahun 1945

2
BAB II PEMBAHASAN

2.1. Hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD NRI Tahun 1945


Pancasila adalah sebagai inti Pembukaan UUD 1945, sehingga
mempunyai kedudukan kuat, tetap dan tidak dapat diubah. Pembukaan UUD
1945 sebagai pokok kaidah negara fundamental secara hukum tidak dapat
diubah oleh siapapun termasuk MPR dan DPR. (Landasan Hukumnya Tap
MPRS Nomor XX/MPRS/1966 No Tap MPR No. V/MPR/ 1973 dan TAP
MPR No. IX/MPR/1978). Mengubah Pembukaan UUD 1945 berarti
membubarkan negara proklamasi. Oleh karena itu, alinea keempat (yang
memuat Pancasila) juga bersifat tetap (tidak dapat diubah), melekat kuat pada
kelangsungan hidup negara Republik Indonesia.
Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum dan tertib hokum
Republik Indonesia, perumusan otentiknya termuat dalam pembukaan yang
telah pasti demi kepastian hukumnya. Oleh karena itu, Pancasila merupakan
substitusi esensial Pembukaan UUD 1945.
Pancasila merupakan pandangan hidup yang berakar dalam kepribadian
bangsa, maka Pancasila diterima sebagai dasar negara yang mengatur hidup
kenegaraan. Hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD 1945 adalah
bahwa pokok-pokok pikiran Pembukaan tidak lain adalah sila-sila Pancasila.
Pokok-pokok pikiran tersebut antara lain negara persatuan, negara hendak
mewujudkan keadilan seluruh rakyat Indonesia, Negara yang berkedaulatan
rakyat berdasar atas kerakyatan dan permusyawaratan dan negara berdasar atas
Ketuhanan yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab
Pancasila sebagai cerminan dari jiwa dan cita-cita hukum bangsa Indonesia
tersebut merupakan norma dasar dalam penyelenggaraan bernegara dan yang
menjadi sumber hukum sekaligus sebagai cita hukum (recht-idee), baik tertulis
maupun tidak tertulis di Indonesia. Cita-cita ini secara langsung merupakan
cerminan kesamaan-kesamaan kepentingan di antara sesama warga bangsa.
Pancasila dasar negara kita dirumuskan dari nilai-nilai kehidupan
masyarakat Indonesia yang berasal dari pandangan hidup bangsa yang
merupakan kepribadian, bangsa perjanjian luhur serta tujuan yang hendak

3
diwujudkan. Karena itu pancasila di jadikan ideologi negara. Pancasila
merupakan kesadaran cita-cita hukum serta cita-cita moral luhur yang
memiliki suasana kejiwaan serta watak bangsa Indonesia, melandasi prolamasi
kemerdekaan RI 17 Agustus 1945.
Pembukaan UUD 1945 yang membuat dasar falsafah negara pancasila,
merupakan satu keasatuan nilai dan norma yang terpadu yang tidak dapat
dipisahkan dengan rangkaian pasal-pasal dan batang tubuh UUD 1945. hal
inilah yang harus kita ketahui, dipahami dan dihayati oleh setiap orang
Indonesia.
Ketuhanan yang merupakan perintah secara pokok itu perlu diberi
penjelasan. Hal itulah yang termuat dalam penjelasan otentik UU Indonesiaa.
Jadi pancasila adalah jiwa, ini sumber dan landasan UUD 1945. Secara teknis
dapat dikatakan bahwa pokok-pokok pikiran yang terdapat dalam pembukaan
UUD 1945 adalah garis besar cita- yang terkandung dalam pancasila. Batang
tubuh UUD 1945 merupakan pokok-pokok nilai-nilai pancasila yang disusun
dalam pasal-pasal.
Kedua bagian (kompenan) UUD 1945 tersebutr dijelaskan dalam
penjelasan otentik Seperti telah dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan
undang-undang dasar adalah hukum dasar yang tertulis. Hal ini mengandung
pengertian bahwa sebagai hukum,maka undang-undang dasar adalah mengikat
perintah, mengikat tembaga negara dan lembaga masyarakat dan juga
mengikat semua negara indonesia dimana saja dan setiap penduduk warga
Indonesia dan sebagai hukum, maka undang-undang dasar berisi
normanorma,atura-aturan atau ketentuan-ketentuan yang harus
dilaksanakandan ditaati.
UUD bukanlah hukum dasar biasa,melainkan hukum dasar yang
merupakan sumber hukum. Setiap produk hukum misalnya undang-undang,
peraturan pemerintah atau keputusan pemerintah, bahkan setiap kebijak sanaan
pemerintah haruslah berlandaskan atau bersumberkan pada peraturan yang
lebih tinggi,yang pada akhirnya dapat di pertanggung jawaban pada ketentuan
UUD 1945.

4
Dalam kedudukan yang demikianlah,UUD alam kerangka tata urutan
atau tata tingkatan norma hukum yang berlaku,merupakan hukum yang
berlaku yang menempati kedudukan yang tinggi. Sehubungan dengan
undangundang dasar juga berfungsi sebagai alat control untuk mengecek
apakah norma hukum yang redah yang berlaku sesuai atau tidak dengan
ketentuan undang-undang dasar.
Selain dari apa yang diuraikan dimuka dan sesuai pula dengan
penjelasan undang-undang dasar 1945, pembukaan undang-undang dasar 1945
mempunyai fungsi atau hubungan langsung dengan batang tubuh
undangundang dasar 1945 itu sendiri ialah bahwa; pembukaan undang-undang
dasar 1945 mengandung pokok-pokok pikiran itu diciptakan oleh undang-
undang dasar 1945 dalam pasal-pasalnya.
Dengan tetap menyadari keagungan nilai-nilai yang terkandung dalam
pancasila dan dengan memperhatikan hubungan dengan batang tubuh UUD
yang memuat dasar falsafah negara pancasila dan UUD 1945 merupakan
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan bahkan merupakan rangkaian kesatuan
nilai dan norma yang terpadu. UUD 1945 terdiri dari rangkaian pasal-pasal
yang merupakan perwujudan dari pokok-pokok pikiran terkandung dalam
UUD 1945 yang tidak lain adalah pokok pikiran: persatuan Indonesia,
keadilan sosial, kedaulatan rakyat berdasarkan atas kerakyatan dan
permusyawaratan perwakilan dan ketuhanan Yang Maha Esa menurut
kemanusiaan yang adil dan beradab, yang tidak lain adalah sila dari pancasila,
sedangkan pancasila itu sendiri memancarkan nilai-nilai luhur yang telah
mampu memberikan semangat kepada dan terpancang dengan khidmat dalam
perangkat UUD 1945. Semangat dan yang disemangati pada hakikatnya
merupakan satu rangkaian kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Seperti telah disinggung di muka bahwa di samping Undang-Undang
dasar, masih ada hukum dasar yang tidak tertulis yang juga merupkan sumber
hukum, yang menurut penjelasan UUD 1945 merupakan „aturan-auran dasar
yang timbul dan terpelihara dalam praktek penyelengaraan negara, meskipun
tidak tertulis‟. Inilah yang dimaksudkan dengan konvensi atau kebiasaan
ketatanegaraan sebagai pelengkap atau pengisi kekosongan yang timbul dari

5
praktek kenegaraan, karena aturan tersebut tidak terdapat dalam
UndangUndang dasar.
UUD 1945 yang hanya terdiri dari 37 pasal ditambah dengan Empat
pasal Aturan Peralihan dan dua ayat aturan Tambahan, maka UUD 1945
termasuk singkat dan bersifat supel atau fleksibal. Dalam hubumgan ini
penjelasan UUD 1945 mengemukakan bahwa telah cukuplah kalau
UndangUndang dasar hanya memuat aturan-aturan pokok garis-garis besar
sebagai instruksi kepada Pemerintah pusatdan lain-lain penyelengaraan negara
untuk menyelenggarakan kehidupan negara. Undang-Undang dasar yang
disingkat itu sangat menguntungkan bagi negara seperti Indonesia ini yang
masih harus terus berkembang secara dinamis, sehingga dengan aturan-aturan
pokok itu akan merupakan aturan yang luwes, kenyal, tidak mudah
ketinggalan zaman, sedang aturan-aturan yang menyelenggarakan aturan-
aturan pokok itu diserahkan kepada Undang-Undang yang lebih mudah
caranya membuat, menubah dan mencabut. Oleh karena itu, makin supel
(elastic)
Sifatnya aturan itu makin baik. Jadi kita harus menjadi supaya sistem
Undang-Undang dasar jangan sampai ketinggalan zaman. Yang penting dalam
pemerintahan dan dalam hal hidupnya negara ialah semangat para pemimpin
pemerintahan. Yaitu semangat yang dinamis, positif dan konstuktif seperti
yang dikehendaki oleh pembukaan UUD 1945.
Dalam pengertian yang bersifat yuridis kenegaraan, Pancasila yang
berfungsi sebagai dasar negara tercantum dalam Alinea Keempat Pembukaan
UUD NRI Tahun 1945, yang dengan jelas menyatakan, “…..maka disusunlah
Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar
Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Indonesia yang
berkedaulatan rakyat dengan berdaar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang adil beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta
dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi selutuh rakyat Indonesia”.
Sesuai dengan tempat keberadaan Pancasila yaitu pada Pembukaan UUD
NRI Tahun 1945, maka fungsi pokok Pancasila sebagai dasar negara pada

6
hakikatnya adalah sumber dari segala sumber hukum atau sumber tertib
hukum di Indonesia, sebagaimana tertuang dalam Ketetapan MPRS No.
XX/MPRS/1966 (Ketetapan MPR No. IX/MPR/1978). Hal ini mengandung
konsekuensi yuridis, yaitu bahwa seluruh peraturan perundang-undangan
Republik Indonesia (Ketetapan MPR, Undang-undang, Peraturan Pemerintah,
Keputusan Presiden, dan Praturan-peraturan Pelaksanaan lainnya yang
dikeluarkan oleh negara dan pemerintah Republik Indonesia) harus sejiwa dan
sejalan dengan Pancasila. Dengan kata lain, isi dan tujuan Peraturan
Perundang-undangan RI tidak boleh menyimpang dari jiwa Pancasila.
Berdasarkan penjelasan diatas hubungan Pancasila dengan Pembukaan
UUD NRI Tahun 1945 dapat dipahami sebagai hubungan yang bersifat formal
dan material. Hubungan secara formal, seperti dijelaskan oleh Kaelan
menunjuk pada tercantumnya Pancasila secara formal di dalam Pembukaan
yang mengandung pengertian bahwa tata kehidupan bernegara tidak hanya
bertopang pada asas sosial, ekonomi, politik, akan tetapi dalam perpaduannya
dengan keseluruhan asas yang melekat padanya, yaitu perpaduan asas-asas
kultural, religus dan asas-asas kenegaraan yang unsure-unsurnya terdapat
dalam Pancasila.
1) Hubungan Secara Formal :
Dengan dicantumkannya Pancasila secara formal di dalam
Pembukaan UUD 1945, maka Pancasila memperolehi kedudukan sebagai
norma dasar hukum positif. Dengan demikian tata kehidupan bernegara
tidak hanya bertopang pada asas-asas sosial, ekonomi, politik, yaitu
perpaduan asas-asas kultural, religigius dan asas-asas kenegaraan yang
unsurnya terdapat dalam Pancasila.
Jadi berdasarkan tempat terdapatnya Pancasila secarta formal dapat
disimpulkan sebagai berikut :
a. Bahwa rumusan Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia
adalah seperti yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alenia
IV.

7
b. Bahwa Pembukaan UUD 1945, berdasarkan pengertian ilmiah,
merupakan pokok kaedah Negara yang Fundamental dan terhadap
tertib hukum
c. Bahwa dengan demikian Pembukaan UUD 1945 berkedudukan dan
berfungsi, selain sebgai Mukaddimah dan UUD 1945 dalam kesatuan
yang tidak dapat dipisahkan, juga berkedudukan sebagai suatu yang
bereksistensi sendiri, yang hakikat kedudukan hukumnya berbeda
dengan pasal-Pasalnya. Karena Pembukaan UUD 1945 yang intinya
adlah Pancasila tidak tergantung pada batang tubuh UUD 1945,
bahkan sebagai sumbernya.
d. Bahwa Pancasila dengan demikian dapat disimpulkan mempunyai
hakikat,sifat,kedudukan dan fungsi sebagai pokok kaedah negara
yang fundamental, yang menjelmakan dirinya sebagai dasar
kelangsungan hidup negara Republik Indonesia yang di proklamirkan
tanggal 17 Agustus 1945.
e. Bahwa Pancasila sebagai inti Pembukaan UUD 1945, dengan
demikian mempunyai kedudukan yang kuat, tetap dan tidak dapat di
ubah dan terletak pada kelangsungan hidup Negara Republik
Indonesia.

2) Hubungan secara material :


Hubungan pembukaan UUD 1945 dengan Pncasila selain hubungan
yang bersifat formal, sebagaimana di jelaskan di atas juga hubungan
secara material sebagai berikut:
Bilamana kita tinjau kembali proses perumusan Pancasila dan
pembukaan UUD 1945, maka secara kronologis, materi yang di bahas
oleh BPUPKI yang pertama-tama adalah dasar filsafat Pncasila baru
kemudian Pembukaan UUD 1945. Setelah pada sidang pertama
pembukaan UUD 1945 BPUPKI membicarakan dasar filsafat negara
Pancasila berikutnya tersusunlah piagam jakarta yang di susun oleh
panitia 9, sebagai wujud bentuk pertama pembukaan UUD 1945.

8
Jadi berdasar urut-urutan tertib hukum Indonesia Pembukaan UUD
1945 adalah sebagai tertib hukum yang tertinggi, adapun tertib hukum
Indonesia bersumber pada Pancasila, atau dengan kata lain sebagai
sumber tertib hukum Indonesia. Hal ini berarti secara material tertib
hukum Indonesia dijabarkan dari nilai-nilai yang terkandung dalam
pancasila. Pancasila sebagai sumber tertib hukum indonesia meliputi
sumber nilai, sumber materi, sumber bentuk dan sifat.

Selain itu dalam hubungannya dengan hakikat dan kedudukan


pembukaan UUD 1945 sebagai pokok kaidah negara yang fundamental,
maka sebenarnya secara material yang merupakan esensi atau inti sari
dari pokok kaidah negara fundamental tersebut tidak lain adalah
Pancasila Pembukaan yang berintikan Pancasila merupakan sumber bagi
batang tubuh UUD NRI Tahun 1945. Hal ini disebabkan karena
kedudukan hukum Pembukaan berbeda dengan pasal-pasal atau batang
tubuh UUD NRI Tahun 1945, yaitu bahwa selain sebagai Mukadimah,
Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 mempunyai kedudukan atau
eksistensi sendiri. Akibat hukum dari Pembukaan ini adalah
memperkuat kedudukan Pancasila sebagai norma dasar hukum tertinggi
yang tidak dapat diubah dengan jalan hukum dan melekat pada
kelangsungan hidup Negara Republik Indonesia.
Menurut pandangan Kaelan (2000; 92), bilamana proses
perumusan Pancasila dan Pembukaan ditinjau kembali maka secara
kronologis materi yang di bahas oleh BPUPKI yang pertama-tama
adalah dasar filsafat pancasila, baru kemudian pembukaan. Setelah
siding pertama selesai, BPUPKI membicarakan Dasar Filsafat Negara
Pancasila dan berikutnya tersusunlah Piagam Jakarta yang disusun oleh
Panitia Sembilan yang merupakan wujud pertama Pembukaan UUD NRI
tahun 1945.
Dalam tertib hukum Indonesia diadakan pembagian yang
hirarkis.Undang-Undang Dasar bukanlah peraturan hukum yang
tertinggi. Di atasnya masih ada dasar pokok bagi UUD, yaitu

9
Pembukaan sebagai Pokok Kaidah Negara yang Fundamental yang
didalamnya temuat Pancasila. Walaupun UUD itu merupakan hukum
dasar Negara Indonesia yang tertulis atau konstitusi, namun
kedududkannnya bukanlah sebagai landasan hukum yang terpokok.
Menurut teori dan keadaan,sebagaimana ditunjukkan oleh Bakry
(2010: 222), Pokok Kaidah Negar yang Fundamental dapat tertulis dan
juga tidak tertulis. Pokok Kaidah yang tertulis mengandung kelemahan,
yaitu sebagai hukum positif, dengan kekuasaan yang ada dapat diubah
walaupun sebenarnya tidak sah. Walaupun demikian, Pokok Kaidah
yang tertulis juga memiliki kekuatan, yaitu memiliki formulasi yang
tegas dan sebagai hukum positif mempunyai sifat imperative yang dapat
dipaksakan.
Pokok Kaidah yang tertulis bagi negara Indonesia pada saat ini
diharapkan tetap berupa pembukaan UUD NRI tahun 1945. Pembukaan
UUD NRI tahun 1945 tidak dapat diubah, karena menurut Bakry (201:
222), fakta sejarah yang terjadi hanya satu kali tidak dapat diubah.
Pembukaan UUD RI tahun 1945 dapat juga tdak digunakan sebagai
Pokok Kaidah tertulis yang dapat diubah oleh kekuasaan yang ada,
sebagaimana perubahan ketatanegaraa yang pernah terjadi saat
berlakunya Mukadimah UUDS 1950.
Sementara itu, Pokok Kaidah yang tidak tertulis memiliki
kelemahan, yaitu karena tidak tertulis maka formulasinya tidak tertentu
dan tidak jelas semingga mudah tidak diketahui atau tidak diiingat.
Walaupun demikian, Pokok Kaidah terulis juga memiliki kekuatan, yaitu
tidak dapat diubah atau dihilangkan oleh kekuasaan karena bersifat
imperative moral dan terdapat dalm jiwa bangsa Indonesianya (Bakry,
2010: 223).
Pokok Kaidah yang tidak tertulis mencakup hukum Tuhan, hukum
kodrat, dan hukum etis. Pokok Kaidah yang tidak tertulis adalah
fundamen moral negara, yaitu “Ketuhanan Yang Maha Esa menurut
dasar kemanusiaan yang adil dan beradab”.

10
2.2. Penjabaran Pancasila dalam Batang Tubuh UUD NRI Tahun 1945
Pembukaan UUD NRI tahun 1945 mengandung pokok-pokok pikiran
yang meliputi suasana kebatinan, cita-cita dan hukum dan cita-cita moral
bangsa Indonesia. Pokok-pokok pikiran tersebut mengandung nilai-nilai yang
dijunjung tinggi oleh bangsa Indonesia karena bersumber dar pandangan hidup
dan dasar negara, yaitu Pancasila. Pokok-pokok pikiran yang bersumber dari
Pancasila itulah yang dijabarkan ke dalam batang tubuh melalui pasal-pasal
UUD NRI tahun 1945.
Hubungan Pembukaan UUD NRI tahun 1945 yang memuat Pancasila
dalam batang tubuh UUD 1945 bersifat kausal dan organis. Hubungan kausal
mengandung pengertian Pembukaan UUD NRI tahun 1945 merupakan
penyebab keberadaan batang tubuh UUD NRI tahun 1945, sedangkan
hubungan organis berarti Pembukaan dan batang tubuh UUD tahun 1945
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Dengan dijabarkannya
popok-pokok pikiran Pembukkan UUD NRI tahun 1945 yang bersumber dari
Pancasila ke dalam batang tubuh, maka Pancasila tidak saja merupakan suatu
cita-cita hukum, tetapi telah menjadi hukum positif.
Sesuai dengan penjelasan UUD NRI tahun 1945, pembukaan
mengandung 4 pokok pikiran yang diciptakan dan dijelaskan dalam batang
tubuh. Keempat pokok pikiran tersebut adalah sebagai berikut:
A. Pokok pikiran pertama berintikan “Persatuan”, yaitu “negara melindungi
segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan
berdasar atas persatuan dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia”.
B. Pokok pikiran kedua berintikan “Keadilan sosial”, yaitu “negara hendak
mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat.”
C. Pokok pikiran ketiga berintikan “Kedaulatan Rakyat”, yaitu “negara yang
berkedaulatan rakyat, berdasar atas kerakyatan dan permusyawaratan
perwakilan”

11
D. Pokok pikiran keempat berintikan “Ketuhanan Yang Maha Esa”, yaitu
negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab”.
Pokok pikiran pertama menegaskan bahwa aliran pengertian negara
persatuan diterima dalam Pembukaan UUD NRI tahun 1945, yaitu negara
yang melindungi bangsa Indonesia seluruhnya. Negara, menurut pokok pikiran
pertama ini, mengatasi paham golongan dan segala paham perorangan.
Demikian pentingnya pokok pikiran ini maka persatuan merupakan dasar
negara yang utama. Oleh karena itu, penyelenggara negara dan setiap warga
negara wajib mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan golongan
atau perorangan.
Pokok pikiran kedua merupakan causa finalis dalam Pembukaan UUD
NRI tahun 1945 yang menegaskan suatu tujuan atau suatu cita-cita yang
hendak dicapai. Melalui pokok pikiran ini, dapat ditentukan jalan dan
aturanaturan yang harus dilaksanakan dalam UUD sehingga tujuan atau cita-
cita dapat dicapai dengan berdasar kepada pokok pikiran pertama, yaitu
persatuan. Hal ini menunjukkan bahwa pokok pikiran keadilan sosial
merupakan tujuan negara yang didasarkan pada kesadaran bahwa manusia
Indonesia mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan
keadilan sosial dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Pokok pikiran ketiga mengandung konsekuensi logis yang menunjukkan
bahwa sistem negara yang terbentuk ke dalam UUD harus berdasar atas
kedaulatan rakyat dan permusyawaratan perwakilan. Menurut Bakry (2010:
209), aliran sesuai dengan sifat masyarakat Indonesia. kedaulatan rakyat dalam
pokok pikiran ini merupakan sistem negara yang menegaskan kedaulatan
berada di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR).
Pokok pikiran keempat menuntut konsekuensi logis, yaitu UUD harus
mengandung isi yang mewajibkan pemerintah dan lain-lain penyelenggara
negara untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur. Pokok pikiran
ini juga mengandung pengertian taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan
pokok pikiran kemanusiaan yang adil dan beradab sehingga mengandung

12
maksud menjunjung tinggi hak asasi manusia yang luhur dan budi pekerti
kemanusiaan yang luhur. Pokok pikiran keempat Pembukaan UUD NRI tahun
1945 merupakan asas moral bangsa dan negara (Bakry, 2010; 210).
MPR RI telah melakukan amandemen UUD NRI tahun 1945 sebanyak
empat kali secara berturut-turut terjadi pada 19 Oktober 1999, 18 Agustus
2000, 9 November 2001, dan 10 Agustus 2001. Menurut Rindjin (2012:
245246), keseluruhan batang tubuh UUD NRI tahun 1945 yang telah
mengalami amndemen dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu;
1. Pasal-pasal yang terkait aturan pemerintahan negara dan kelembagaan
negara
2. Pasal-pasal yang mengatur hubungan antara negara dan penduduknya
yang meliputi warga negara, agama, pertahanan negara, pendidikan, dan
kesejahteraan sosial
3. Pasal-pasal yang berisi materi lain berupa aturan mengenai bendera
negara, bahasa negara, lambang negara, lagu kebangsaan, peerubahan
UUD, aturan peralihan, dan aturan tambahan.
Berdasarkan hasil amandemen dan pengelompokan keseluruhan Batang
Tubuh UUD NRI Tahun 1945, berikut disampaikan beberapa contoh
penjabaran Pancasila kedalam batang tubuh melalaui pasal-pasal UUD NRI
Tahun 1945.
1) Sistem pemerintahan negara dan kelembagaan negara
a. Pasal 1 ayat (3) : Negara Indonesia adalah negara hukum. Negara
hukum yang dimaksud adalah negara yang menegakkan
supremasi hukum untuk menegakkan keadilan dan kebenaran dan
tidak ada kekuasaan yang tidak dipertanggungjawabkan.
b. Pasal 3 ayat (1) : MPR berwenang mengubah dan menetapkan
UUD
ayat (2) : MPR melantik Prisiden dan / atau Wakil Presiden ayat (3) :
MPR hanya dapat memberhentikan Presiden dan Wakil
Presiden dalam masa jabatannya menurut UUD

13
2) Hubungan antara negara dan penduduknya yang meliputi warga negara,
agama, pertahanan negara, pendidikan, dan kesejahteraan sosial.
a. Pasal 26 ayat (2) : Penduduk ialah warga negara Indonesia dan
orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia.
b. Pasal 27 ayat (3) : setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam upaya pembelaan negara.
c. Pasal 29 ayat (2) : negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap
penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk
beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.
d. Pasal 31 ayat (2) : setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan
dasar dan pemerintah wajib membiayainya.
e. Pasal 33 ayat (1) : perekonomian disusun sebagai usaha bersama
berdasar atas asas kekeluargaan.
f. Pasal 34 ayat (2) : negara mengembangkan sistem jaminan sosial
bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan
tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan.

3) Materi lain berupa aturan bendera negara, bahasa negara, lambang negara,
dan lagu kebangsaan.
a. Pasal 35 Bendera Negara Indonesia adalah Sang Merah Putih
b. Pasal 36 Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia
c. Pasal 36A Lambang negara ialah Garuda Pancasila dengan
semboyan Bhineka Tunggal Ika
d. Pasal 36B Lagu kebangsaan adalah Indonesia Raya

14
BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas hubungan Pancasila dengan
Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 dapat dipahami sebagai hubungan
yang bersifat formal dan material. Hubungan secara formal, seperti
dijelaskan oleh Kaelan menunjuk pada tercantumnya Pancasila secara
formal di dalam Pembukaan yang mengandung pengertian bahwa tata
kehidupan bernegara tidak hanya bertopang pada asas sosial, ekonomi,
politik, akan tetapi dalam perpaduannya dengan keseluruhan asas yang
melekat padanya, yaitu perpaduan asas-asas kultural, religus dan asas-asas
kenegaraan yang unsure-unsurnya terdapat dalam Pancasila.
Hubungan Pebukaan UUD NRI tahun 1945 yang memuat
Pancasila dalam batang tubuh UUD 1945 bersifat kausal dan organis.
Hubungan kausal mengandung pengertian Pembukaan UUD NRI tahun
1945 merupakan penyebab keberadaan batang tubuh UUD NRI tahun
1945, sedangkan hubungan organis berarti Pembukaan dan batang tubuh
UUD tahun 1945 merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan.
Dengan dijabarkannya popok-pokok pikiran Pembukkan UUD NRI tahun
1945 yang bersumber dari Pancasila ke dalam batang tubuh.

3.2. Saran
Pancasila tidak saja merupakan suatu cita-cita hukum, tetapi telah, menjadi
hukum positif.

15
DAFTAR PUSTAKA

Rey Manda Sianipar. 2013. “Pancasila Dalam Batang Tubuh UUD NRI 1945”.
Online. (http://reymandasianipar.blogspot.com/2013/10/pancasila-
dalmbatang-tubuh-uud-nri.html?m=1) Diakses 28 Desember 2019.

Anak Ciremai. 2016. “Makalah PPKN tentang Hubungan Pancasila”. Online.


(http://www.anakciremai.com/2016/03/makalah-ppkn-tentang-
hubunganpancasila.html?m=1) Diakses 28 Desember 2019.

Ria Vinola. 2014. “Hubungan Antara Pembukaan UUD 1945”. Online.


(http://riaviinola.blogspot.com/2014/09/hubungan-antara-pembukaan-
uud1945_79.html?m=1) Diakses 28 Desember 2019.

Bhatara Media. (Tidak ada tahun). “Sebutkan dan Jelaskan Hubungan Antara
Pancasila Dengan Pembukaan UUD 1945”. Online.
(http://www.bhataramedia.com/forum/sebutkan-dan-jelaskan-
hubunganantara-pancasila-dengan-pembukaan-uud-1945/) 28 Desember
2019.

16

Anda mungkin juga menyukai