Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

AGAMA

“KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA”

Disusun Oleh
Kelompok 3
INDAH PURNAMA SARI
UCI KURSIAH

Dosen Pembimbing
DESTION, S.Pd.I.,M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA


JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MAHAPUTRA MUHAMMAD YAMIN
SOLOK
2021

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul “Kerukunan
Antar Umat Beragama”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

Solok, Desember 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan ......................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Agama Islam Merupakan Rahmat Bagi Seluruh Alam. .............. 2
B. Ukhuwah Islamiyah dan Ukhuwah Insaniah ............................... 5
C. Kebersamaan Umat Beragama Dalam Kehidupan Sosial ........... 7

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan .................................................................................. 11
B. Saran ............................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang terdiri
dari beragam agama. Kemajemukan yang ditandai dengan keanekaragaman
agama itu mempunyai kecenderungan kuat terhadap identitas agama masing-
masing dan berpotensi konflik. Oleh karena itu, untuk mewujudkan kerukunan
hidup antarumat beragama yang sejati, harus tercipta satu konsep hidup
bernegara yang mengikat semua anggota kelompok sosial yang berbeda agama
guna menghindari ledakan konflik antarumat beragama yang terjadi tiba-tiba.
Agama Islam mengajarkan kepada umatnya untuk selau menjaga silahturahmi
baik dengan keluarga, sahabat, tetangga maupun dengan pemerintahan
ataupun dengan negara, Perilaku untuk menjaga kerukan hidup beragama
maupun dengan pemerintah dapat kita teladani dari berbagai perilaku nabi
Muhammad SAW.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah pada makalah ini adalah:
1. Agama Islam merupakan rahmat bagi seluruh alam.
2. Ukhuwah Islamiyah dan Ukhuwah Insaniah
3. Kebersamaan umat beragama dalam kehidupan sosial

C. Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan penulisan makalah ini adalah
1. Untuk mengetahui agama Islam merupakan rahmat bagi seluruh alam.
2. Untuk mengetahui Ukhuwah Islamiyah dan Ukhuwah Insaniah
3. Untuk mengetahui kebersamaan umat beragama dalam kehidupan sosial

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Agama Islam Merupakan Rahmat Bagi Seluruh Alam


1. Makna agama Islam
Kata Islam berarti damai, selamat, sejahtera, penyerahan diri, taat,
dan patuh. Pengertian tersebut menunjukkan bahwa agama Islam adalah
agama yang mengandung ajaran untuk menciptakan kedamaian,
keselamatan, dan kesejahteraan kehidupan umat manusia pada khususnya,
dan semua makhluk Allah pada umumnya. Kondisi tersebut akan terwujud
apabila manusia sebagai penerima amanah Allah dapat menjalankan aturan
tersebut secara benar dan kafaah.
Ajaran agama Islam memiliki karakteristik sebagai berikut :
a. Sesuai dengan fitrah hidup manusia, artinya:
1) Ajaran agama Islam mengandung petunjuk yang sesuai dengan
sifat dasar manusia, baik dari aspek keyakinan, perasaan, maupun
pemikiran.
2) Sesuai dengan kebutuhan hidup manusia.
3) Memberikan manfaat tanpa menimbulkan komplikasi.
4) Menempatkan manusia dalam posisi yang benar.
Kondisi itu ditegaskan oleh Allah dalam QS. Ar-Rum 30:30.

b. Ajarannya sempurna, artinya materi ajaran Islam berisi petunjuk-


petunjuk pada seluruh kehidupan manusia. Petunjuk itu adakalanya
disebut secara eksplisit dan adakalanya disebut secara implisit.
Penegasan tentang kesempurnaan ajaran Islam dijelaskan dalam QS.
Al-Maidah 5:3
c. Kebenarannya mutlak. Kebenaran itu dapat dipahami karena ajaran
Islam berasal dari Allah yang Maha Benar dan dapat pula dipahami
melalui bukti-bukti materiil, serta bukti riilnya. QS. Al-Baqarah 2:147
d. Mengajarkan keseimbangan dalam berbagai aspek kehidupan.
Sekalipun menurut ajaran Islam manusia diciptakan hanya untuk

2
3

beribadah kepada Allah, tetapi nilai ibadah manusia terdapat pada


seluruh aspek kehidupan, dan manusia harus memperhatikan berbagai
aspek kepentingan dalam hidupnya tersebut sebagaimana Allah
sebutkan dalam QS. Al-Qashash 28:77
e. Fleksibel dan ringan, artinya ajaran Islam memperhatikan dan
menghargai kondisi masing-masing individu dalam menjalankan
aturannya dan tidak memaksakan orang Islam untuk melakukan suatu
perbuatan di luar batas kemampuan. QS. Al-Baqarah, 2:286
f. Berlaku secara universal, artinya ajaran Islam berlaku untuk seluruh
umat manusia di dunia sampai akhir masa. QS. Al-Ahzab 33:40
g. Sesuai dengan akal pikiran dan memotivasi manusia untuk
menggunakan akal pikirannya. QS. Al-Mujadilah 58:11
h. Inti ajarannya “Tauhid” dan seluruh ajarannya mencerminkan
ketauhidan Allah
i. Menciptakan rahmat, kasih sayang Allah terhadap makhluk-Nya,
seperti ketenangan hidup bagi orang yang meyakini dan menaatinya
(QS. Al-Fath 48:4). Kerahmatan yang diwujudkan Islam juga
dinyatakan Allah ketika menjelaskan misi kerasulan Muhammad SAW
(QS. Al-Anbiya 21:107)

2. Kerahmatan Islam bagi Seluruh Alam


Fungsi Islam sebagai rahmat Allah tidak bergantung pada
penerimaan atau penilaian manusia. Substansi rahmat terletak pada
manusia sendiri maupun oleh makhluk-makhluk yang lain, apabila
manusia sebagai pengemban amanah Allah telah menaati ajaran tersebut.
Fungsi Islam sebagai rahmat Allah telah menaati ajaran tersebut.
Bentuk-bentuk kerahmatan Allah pada ajaran Islam itu adalah:
a. Islam menunjuki manusia jalan hidup yang benar. Ajaran Islam
sebagiannya bersifat supra rasional atau ta’abbudi, artinya di atas
kemampuan akal manusia untuk mengetahuinya. Ajaran itu diperlukan
manusia, baik bagi substansi pengetahuan maupun sebagai sarana
pengabdian, seperti kemahaesaan Allah, ajaran shalat, dll.
4

b. Islam memberikan kebebasa kepada manusia untuk menggunakan


potensi yang diberikan oleh Allah secara bertanggung jawab.
Sekalipun Allah memberikan petunjuk kebenarannya kepada manusia,
tetapi Allah tidak memaksakan kehendakNya bagi manusia Untuk
menerima petunjuk-Nya. Dalam QS. Yunus ayat 99 yang artinya: Dan
jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang
berada di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak)
memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman
semuanya?

Dalam QS. Al-Baqarah ayat 256 Allah juga menyatakan: Tidak


ada paksaan untuk (memasuki) agama (islam), sesungguhnya telah
jelas jalan yang benar daripada jalan yang salah.
 Islam menghargai dan menghormati semua manusia sebagai hamba
Allah, baik mereka muslim maupun non muslim. Di hadapan Allah
semua manusia itu sama, oleh karena itu semua manusia
mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama. Yang
membedakan manusia yang satu dengan yang lain hanyalah
ketakwaannya.
 Islam mengatur pemanfaatan alam secara baik dan proposional.
Dalam QS. Al Baqarah ayat 29 yang artinya: Dialah Allah, yang
menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia
berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit.
Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. Selain itu Allah
berfirman di dalam QS. Ar-Rum ayat 41 yang artinya: Telah
nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan
tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian
dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan
yang benar).
5

B. Ukhuwan Islamiyah dan Ukhuwah Insaniah


1. Makna Ukhuwah Islamiyah
Kata ukhuwah berarti persaudaraan, maksudnya perasaan simpati
dan empati antara dua orang atau lebih. Ukhuwah atau persaudaraan
berlaku pula pada semua umat manusia secara universal tanpa
membedakan agama,suku, dan aspek lainnya, yang disebut ukhuwah
insaniyah. Persaudaraan sesama muslim, berarti saling menghormati dan
saling menghargai relativitas masing-masing sebagai sifat dasar
kemanusiaan, seperti perbedaan pemikiran, sehingga tidak menjadi
penghalang untuk saling membantu atau menolong karena di antara
mereka terikat oleh satu keyakinan dan jalan hidup, yaitu Islam.
Agama Islam memberikan petunjuk yang jelas untuk menjaga agar
persaudaraan sesama muslimdapat terjalin dengan kokoh sebagaimana
disebutkan dalam QS. Al-Hujurat ayat 10-12 yang artinya: 10. orang-
orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah
(perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah
terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. 11. Hai orang-orang
yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan
kumpulan yang lain, boleh Jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari
mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan
lainnya, boleh Jadi yang direndahkan itu lebih baik. dan janganlah suka
mencela dirimu sendiri[1409] dan jangan memanggil dengan gelaran
yang mengandung ejekan. seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan)
yang buruk sesudah iman[1410] dan Barangsiapa yang tidak bertobat,
Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim. 12. Hai orang-orang yang
beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena
sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari
keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah
seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang
sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan
bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat
lagi Maha Penyayang.
6

2. Makna Ukhuwah Insaniyah


Konsep persaudaraan sesama manusia, ukhuwah insaniyah,
dilandasi oleh ajaran bahwa semua umat manusia adalah makhluk Allah.
Oleh karena itu sejak awal penciptaan, Allah tidak tetapkan manusia
sebagai satu umat, padahal Allah bisa bila mau. Itulah fitrah manusia,
sebagai mana Allah je;askan dalam QS. Al-Maidah (5) :48.
Prinsip kebebasan itu menghalangi pemaksaan suatu agama oleh
otoritas manusia, bahkan Rasulpun dilarang melakukannya, sebagai mana
firman Allah dalam QS. Yunus 10:99, dalam QS. al-Baqarah (2):256 , dan
dalam QS. al-Kahfi(18):29.
Dalam praktek, ketegangan yang sering timbul intern umat
beragama, antar umat beragama, dan antara umat beragama dengan
pemerintah disebabkan oleh:
a. Sifat masing-masing agama yang mengandung tugas dakwah atau misi
b. Kurangnya pengetahuan para pemeluk agama akan agamanya sendiri
dan agama pihak lain
c. para pemeluk agama tidak mampu menahan diri, sehingga kurang
menghormati bahkan memandang rendah agama lain.
d. Kaburnya batas antara sikap memegang teguh keyakinan agama dan
toleransi dalam kehidupan masyarakat
e. Kecurigaan masing-masing akan kejujuran
f. Kurangnya saling pengertian dalam menghadapi masalah perbedaan
pendapat

Para pemimpin dan tokoh agama mempunyai peranan yang besar :


a. Menerjemahkan nilai-nilai dan norma-norma agama dalam kehidupan
masyarakat
b. Menerjemahkan gagasan-gagasan pembangunan ke dalam bahasa yang
dimengerti oleh masyarakat
c. Memberikan pendapat,saran,dan kritik yang sehat terhadap ide-ide
yang dilakukan untuk suksesnya pembangunan.
d. Mendorong dan membimbing masyarakat dan umat beragama untuk
ikut serta dalam usaha pembangunan.
7

C. Kebersamaan Umat Beragama dalam Kehidupan Sosial


1. Pandangan Agama Islam terhadap umat Non Islam
Dari segi aqidah, orang yang tidak mau menerima islam disebut
kafir atau non muslim. Sikap kufur, atau penolakan terhadap perintah
Allah pertama kali ditunjukan oleh iblis ketika diperintahkan untuk sujud
kepada Adam AS sebagaimana dikisahkan dalam QS. Al-Baqarah 2:34.
Ketika Rasulullah SAW mulai menyampaikan ajaran islam kepada
masyarakat Arab, sebagian ada yang mau menerima dan sebagian lagi
menolak. Orang-orang yang menolak disebut kafir, diantara orang-orang
kafir tersebut ada yang mengganggu, menyakiti, dan memusuhi orang
islam disebut kafir harbi, sedangkan orang kafir yang hidup rukun dengan
orang islam disebut kafir dzimmi.
Dalam surat al-baqarah ayat 256 memberitahukan bahwa apakah
seseorang itu mau menjadi muslim atau tidak adalah factor hidayah.satu
contoh, ketika Nabi sampai di Madinah beliau membuat perjanjian dengan
orang kafir, yang dikenal sebagai “Perjanjian Madinah” yang isinya
mengatur :
a. Hak dan kewajiban intern umat islam yang terdiri dari kaum Muhajirin
dan Ansor.
b. Antara orang islam dengan orang Yahudi , berkewajiban untuk
memperhatikan Yastrib terhadap serangan pihak luar
c. Orang islam dan orang yahudi masing-masing bebas menjalankan
syariat agamanya.

Kerukunan beragama bukan berarti rukun sehingga menyamakan


agama dan mencampur adukkan agama, akan tetapi rukun dalam
pengertian saling menghormati dan tidak saling mencurigai pemeluk
agama lain.

2. Tanggung Jawab Sosial Umat Islam


Umat Islam adalah umat yang terbaik yang diciptakan Allah dalam
kehidupan dunia ini. Demikian firman Allah dalam QS. Ali Imran 3:110.
Kebaikan umat Islam itu bukan sekadar simbolik, karena telah
8

mengikrarkan keyakinan Allah sebagai Tuhannya dan Muhammad SAW


sebagai Rasulullah, tetapi karena identifikasi diri sebagai muslim
memberikan konsekuensi untuk menunjukkan komitmennya dalam
beribadah kepada Allah dan berlaku sosial. Dalam Al-qur’an kedua
komitmen itu disebut hablun minallah dan hablun minannas. Allah
mengingatkan akan resiko kehinaan bagi manusia yang tidak mau
menunjukkan komitmen kehidupannya pada kedua aspek tersebut.
Bentuk tanggung jawab sosial umat Islam, diantaranya adalah :
a. Menjalin silaturahmi dengan tetangga. Dalam sebuah Hadits
Rasulullah menjadikan kebaikan seseorang kepada tetangganya
menjadi salah satu indikator keimanan. Pada masyarakat pedesaan
yang relatif homogen dan penduduknya menetap, komunikasi mereka
pada umumnya lebih intensif dan akrab, tetapi bagi masyarakat
perkotaan yang relatif heterogen dan penduduknya terdiri dari para
perantau dengan tingkat kesibukan yang tinggi, komunikasi social
mereka relatif lebih renggang.
b. Memberikan infaq sebagian dari harta yang dimiliki, baik yang wajib
dalam bentuk zakat maupun yang sunnah dalam bentuk sedekah. Harta
adalah rezeki yang Allah karuniakan kepada para hamba-Nya yang
harus disyukuri baik secara lisan maupun melalui pemanfaatan secara
benar. Dalam QS. Ibrahim 14:7 Allah berfirman: Dan (ingatlah) tatkala
Tuhanmu memaklumkan: Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti
Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari
(nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.
c. Menjenguk bila ada anggota masyarakat yang sakit dan ta’ziah bila ada
anggota masyarakat yang meninggal dengan mengantarkan jenazahnya
sampai di kubur.
d. Memberi bantuan menurut kemampuan, bila ada anggota masyarakat
yang memerlukan bantuannya. Rasulullah melarang orang Islam
menolak permintaan bantuan orang lain yang meminta kepadanya
seandainya ia mampu membantunya. Hubungan sosial akan terjalin
dengan baik, apabila masing-masing anggotanya mau saling membantu
9

dan saling peduli akan nasib pihak lain. Dalam konteks masyarakat
modern, formulasi dari pemberian bantuan lebih kompleks dan luas,
seperti bantuan beasiswa pendidikan dan bantuan bila terjadi musibah
bencana alam.
e. Penyusunan sistem sosial yang efektif dan efisien untuk membangun
masyarakat, baik mental spiritual maupun fisik materialnya.
Pembangunan mental, khususnya untuk generasi muda, perlu
memperoleh perhatian yang serius. Bahaya narkoba, tindak kriminal,
dan pergaulan bebas menjadi ancaman serius bagi generasi muda yang
secara cepat berkembang dan merusak mental mereka. Peran sekolah
dalam masalah ini sangat kecil, sehingga diperlukan kepedulian sosial
untuk menanggulanginya.

3. Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar


Amar ma’ruf dan nahi munkar artinya memerintahkan orang lain
untuk berbuat baik dan mencegah perbuatan jahat. Sikap amar ma’ruf dan
nahi munkar akan efektif, apabila orang yang melakukan juga memberi
contoh. Oleh karena itu diperlukan kesiapan secara sistemik dan
melibatkan kelompok orang dengan perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan secara terorganisasi. Perintah amar ma’ruf dan nahi munkar
diperintahkan oleh Allah dalam QS. Ali Imran 3:104 yang artinya : Dan
hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang
munkar, merekalah orang-orang yang beruntung. Di samping sistem dan
sarana pendukung, amar ma’ruf dan nahi munkar juga memerlukan
kebijakan dalam bertindak. Dalam hal ini Rasulullah memberikan tiga
tingkatan, yaitu :
a. Menggunakan tangan atau kekuasaan apabila mampu.
b. Menggunakan lisan.
c. Dalam hati apabila langkah pertama dan kedua tidak memungkinkan.
10

Bentuk amar ma’ruf dan nahi munkar yang tersistem diantaranya adalah :
a. Mendirikan mesjid
b. Menyelenggarakan pengajian
c. Mendirikan lembaga wakaf
d. Mendirikan lembaga pendidikan Islam
e. Mendirikan lembaga keuangan atau perbankan syari’ah
f. Mendirikan media massa Islam: koran, radio, televisi, dan yang lain
g. Mendirikan panti rehabilitasi anak-anak nakal
h. Mendirikan pesantren
i. Menyelenggarakan kajian-kajian Islam
j. Membuat jaringan informasi sosial

Sebagai agama yang universal dan komprehensif, Islam


mengandung ajaran yang integral dalam berbagai aspek kehidupan umat
manusia. Islam tidak hanya mengajarkan tentang aqidah dan ibadah
semata, tetapi Islam juga mengandung ajaran di bidang iptek dan bidang-
bidang kehidupan lainnya.
Keberadaan agama Islam menjadi wujud kasih sayang Allah bagi
Makhluk-Nya. Oleh karena itu Islam disebut agama rahmat bagi semesta
alam karena menghormati sesama manusia sebagai makhluk Allah dan
bahkan semua makhluk-Nya. Islam melarang berbuat yang merusak alam
lingkungannya. Ketidakstabilan alam akan berakibat buruk bagi alam dan
juga bagi manusia.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kerukunan antar umat beragama maupun umat beragama dengan
pemerintah dapat terwujud dengan adanya sikap saling toleransi diantara
sesama yang tercermin dalam piagam madinah. Sebagai umat Islam kita
memilki kewajiban untuk menjaga tali silahturahmi dengan siapa saja tidak
mengenal perbedaan baik itu dari segi suku, bangsa, maupun agama, agar
tercipta persatuan dan kesatuan yang pada akhirnya mampu mendorong
terciptanya suatu bentuk kehidupan yang damai dan sejahtera.

B. Saran
Dari tugas makalah tersebut, banyak hal yang dapat kita pelajari.
Seperti halnya yang sudah kami harapkan dan sampaikan pada kata pengantar
tugas makalah ini, yaitu semoga dengan terselesaikannya makalah ini dapat
menambah wawasan kita dan pemahaman kita mengenai karakteristik agama
islam yang baik dan benar yang tentu saja sesuai dengan kaidah yang berlaku
Demikian makalah yang dapat kami buat. Apabila ada kata-kata yang
kurang berkenan di hati atau belum sesuai dengan apa yang Anda harapkan,
kami mohon maaf. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun kami agar dalam tugas-tugas selanjutnya,kami dapat
menyelesaikannya dengan lebih baik lagi.

11
DAFTAR PUSTAKA

Husnan, Djaelan. 2007. Islam Integral : Membangun Kepribadian Islami. Jakarta :


Jurusan MKU FIS Universitas Negeri Jakarta.

12

Anda mungkin juga menyukai