Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH FITOKIMIA

“ Metode Ekstraksi Perkolasi “

DISUSUN OLEH :

Nama : Ak. Ilham kamal jaya ( 518 011 002 )

Alqharisa mutmainnah ( 518 011 370 )

Andi mallarangan ( 518 011 003 )

Delfina kristiani jampur (518 011 140 )

Dian ekawati rachman ( 518 011 152 )

Gratia mariani ( 518 011 098 )

Ida wahini ( 518 011 124 )

Jenora i talelu ( 518 011 083 )

Linda arlita ( 518 011 205 )

Melzawin elma manuhutu ( 518 011 173 )

Mey florentia ( 518 011 088 )

Nurcahyani umar ( 518 011 090 )

Nurinayah ( 518 011 201 )

Patma safira ( 518 011 197 )

Petronela boleng ( 518 011 324 )

Rahmawati ( 518 011 202 )

Siti munifah i’nan ( 518 011 142 )

Selviyanti linda sari ( 518 011 096 )

Windy rahmi tueka ( 518 011 084 )

Kelompok : III ( TIGA )

Asisten : MATIAS OGOR, S.Farm

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PANCASAKTI
MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmatnya, Karunia, dan hidayah-Nya kami dapat menyusun makalah ini sehingga selesai
pada waktunya.
Makalah yang berjudul “METODE EKSTRAKSI PERKOLASI” ini disusun
dan dibuat berdasarkan materi yang telah dirangkum dari sumber yang terpercaya. Selain
untuk memenuhi tugas, pembuatan makalah ini bertujuan agar dapat menambah
pengetahuan bagi para  pembaca. Kami mengharapkan semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat untuk kita semua.
Ucapan terima kasih tak lupa kami sampaikan kepada  yang telah membantu kami
dalam penyusunan makalah ini. Akhir kata, kami menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Ucapan maaf
dari kami sendiri apabila terjadi kesalahan pengetikan kata dan isi dalam makalah ini.
Oleh karena itu, diharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk penyempurnaan
makalah selanjutnya.

Makassar, 19 Mei 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian perkolasi
B. Prinsip perkolasi
C. Tahap-tahap perkolasi
D. Jenis-jenis perkolator
E. Mekanisme kerja perkolasi

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan kelarutannya
terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda, biasanya air dan yang lainnya pelarut
organik. Sedangkan ekstrak (Extracta) adalah sediaan kering, kental, atau cair dibuat
dengan menyari simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok diluar pengaruh
matahari langsung ekstrak kering harus mudah digerus menjadi serbuk. Salah satu
metode ekstraksi yang dapat digunakan untuk mengekstraksi adalah perkolasi.
Perkolasi adalah cara penyarian yang dilakukan dengan mengalirkan cairan penyari
melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi. Kekuatan yang berperan pada perkolasi
antara lain: gaya berat, kekentalan, daya larut, tegangan permukaan, difusi, osmosa,
adesi, daya kapiler dan gesekan (friksi).Cara perkolasi lebih baik dibandingkan dengan
cara maserasi karena aliran cairan penyari menyebabkan adanya pergantian larutan yang
terjadi dengan larutan yang konsentrasinya lebih rendah, sehingga meningkatkan derajat
perbedaan konsentrasi. Untuk menghindari kehilangan minyak atsiri pada pembuatan
sari, maka perkolasi diganti dengan cara reperkolasi. Pada perkolasi dilakukan pemekatan
sari dengan pemanasan pada reperkolasi tidak dilakukan pemekatan. Reperkolasi
dilakukan dengan cara simplisia dibagi dalam beberapa perkolator.

B. Rumusan masalah
a. Apa yang dimaksud dengan perkolasi ?
b. Apa prinsip perkolasi ?
c. Apa saja tahap-tahap perkolasi ?
d. Apa saja jenis-jenis perkolator ?
e. Apa mekanisme kerja perkolasi ?

C. Tujuan
a. Untuk mengetahui apa itu Perkolasi
b. Untuk mengetahui prinsip perkolasi
c. Mengetahui tahap-tahap perkolasi
d. Mengetahui jenis-jenis perkolator
e. Mengetahui mekanisme kerja perkolasi
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perkolasi
Istilah perkolasi berasal dari bahasa latin per yang artinya melalui dan colare yang
artinya merembes. Jadi, perkolasi adalah penyarian dengan mengalirkan cairan penyari
melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi. Alat yang digunakan untuk mengekstraksi
disebut perkolator, dengan ekstrak yang telah dikumpulkan disebut perkolat (Ansel,
1989). Sebagian besar ekstrak dibuat dengan mengekstraksi bahan baku secara perkolasi
(Anonim, 1995).
Istilah perkolasi berasal dari kata „percolare‟ yang artinya penetesan, merupakan
ekstraksi yang dilakukan dengan penetesan cairan penyari dalam wadah silinder atau
kerucut (perkolator), yang memilki jalan masuk dan keluar. Bahan ekstraksi yang
dimasukkan secara kontinyu dari atas mengalir lambat melintasi simplisia yang umumnya
berupa serbuk kasar. Melalui pembaharuan terus-menerus bahan pelarut berlangsung
sesuai suatu maserasi banyak tingkat. Jika pada maserasi sederhana suatu ekstraksi
sempurna dari simplisia tidak terjadi, karena kesetimbangan konsentrasi antara larutan
dalam sel dengan cairan disekelilingnya dapat diatur, 10 maka pada perkolasi melalui
pemasukan bahan pelarut yang ekstraksi total secara teoritis adalah mungkin, berkaitan
dengan perbedaan konsentrasi pada posisi yang baru, secara praktek diperoleh sampai
95% bahan yang terekstraksi.
Sebelum perkolasi dilakukan, simplisia terlebih dahulu direndam menggunakan
pelarut dan dibiarkan membengkak agar mempermudah pelarut masuk ke dalam sel.
Namun pembengkakan ini juga dapat menyebabkan pecahnya wadah itu sendiri. Dalam
pengisian simplisia tidak boleh terdapat ruang rongga. Hal ini akan menggagu keteraturan
aliran cairan dan menyebabkan berkurangnya hasil ekstraksi, namun suatu pengisian
yang kompak dapat menghambat aliran pelarut atau malah menghentikannya (Voigt,
1994). Proses perkolasi terdiri dari tahapan pengembangan bahan, tahap perendaman
antara,tahap perkolasi sebenar ( (penetesan/penampungan perkolat) sampai diperoleh
ekstrak (Depkes, 2000). Keuntungan dari metode perkolasi ini adalah proses penarikan
zat berkhasiat dari tumbuhan lebih sempurna, sedangkan kerugiannya adalah
membutuhkan waktu yang lama dan peralatan yang digunakan mahal (Agoes, 2007).
Perkolasi lebih baik dibandingkan dengan cara maserasi dikarenakan adanya aliran cairan
penyari menyebabkan pergantian larutan yang terjadi dengan larutan yang konsentrasinya
lebih rendah sehingga meningkatkan derajat perbedaan konsentrasi dan keberadaan
ruangan di antara butir-butir serbuk simplisia membentuk saluran kapiler tempat mengalir
cairan penyari menyebabkan meningkatnya perbedaan konsentrasi (Anonim, 1986).

B. Prinsip perkolasi

Serbuk simplisia ditempatkan dalam suatu bejana silinder, yang bagian bawahnya
diberi sekat berpori. Cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui serbuk tersebut,
cairan penyari akan melarutkan zat aktif sel-sel yang dilalui sampai mencapai keadaan
jenuh. Gerak ke bawah disebabkan oleh kekuatan gaya beratnya sendiri dan cairan
diatasnya, dikurangi dengan daya kapiler yang cenderung untuk menahan. Perkolasi
dilakukan dengan cara dibasahkan 10 bagian simplisia dengan derajat halus yang cocok,
menggunakan 2,5 bagian sampai 5 bagian cairan penyari sampai 5 bagian cairan penyari
dimasukkan dalam bejana tertutup sekurang-kurangnya 3 jam. Massa dipindahkan sedikit
demi sedikit ke dalam perkolator, ditambahkan cairan penyari. Perkolator ditutup
dibiarkan selama 24 jam, kemudian kran dibuka dengan kecepatan 1 ml permenit,
sehingga simplisia tetap terendam. Filtrat dipindahkan ke dalam bejana, ditutup dan
dibiarkan selama 2 hari pada tempat terlindung dari cahaya.

C. Tahap-tahap Perkolasi
(1) Menimbang simplisia
(2) Simplisia dibasahi dengan pelarut
(3) Didiamkan 3 sampai 4 jam
(4) Bagian bawah bejana diberi sekat berpori (kapas) untuk menahan serbuk
(5)Simplisia dimasukkan dengan sesekali di padatkan dengan bambu kecil sehingga
tidak ada rongga udara
(6) Diberi pelarut selapis (2 cm) diatas simplisia
(7) Didiamkan selama 24 jam
(8) Kran dibuka, biarkan menetes 1 ml/menit sampai tetesan bening. . Cairan penyari
dialirkan dari atas kebawah melalui serbuk tersebut. Cairan penyari akan melarutkan zat
aktif dalam sel-sel yang dilalui sampai keadaan jenuh (9) Dipekatkan
D. Jenis-jenis perkolator
Jenis-jenis perkolator yaitu:
a. Perkolator bentuk corong, biasanya digunakan untuk pembuatan eksstrak atau tintur
dengan kadar rendah.
b. Perkolator bentuk tabung, Biasanya perkolaytor berrbentuk tabung tersebut digunakan
untuk pembuatan ekstrak cair .
c.Perkolator bentuk paruh, biasanya percolator ini digunakan untuk pembuatan ekstrak
atau tintur dengan kadar tinggi

E. Mekanisme Kerja perkolasi

Serbuk simplisia yang akan diperkolasi tidak langsung dimasukkan kedalam


bejana perkolattor, tetapi dibasahi atau dimaserasi telebih dahulu dengan cairan penyari.
Maserasi dilakukan dalam bejana tertutup. Maserasi ini penting terutama pada seruk
simplisia yang mengandung bahan mudah mengembang bila terkena air, misalnya serbuk
rimpang tanaman suku Zingiberaceae. Bila serbuk simplisia tersebut langsung dialiri
dengan cairan penyari maka cairan penyari ytidak akan menembus keseluruh sel dengan
sempurna. Hal iini disebabkan karena tidak seluruh sel mengembang. Masersi
pendahuluan sebiknya dilakukan juga pada serbuk simplisia yyang keras,y yang zat
aktifnya suliit disari atau jumlah cairan penyyarinya terbatas. Jika serbuk simplisia
sebelumnyya dibasahi dengan cairan penyari tidak akan mengalami hambatan . Setelah
seluruh sel serbuk mengembang maka lairan cairan penyari akan merata, sehingga dapat
menembus seluruh sel dengan sempurna.

Sebelum serbuk yang telah dimaserasi itu dimasukkan kedalam percolator, bagian
leher percolator diberi kapas, gabus bertoreh atau dengan cara lain. Kapas atau gabus
yahrus dijaga dengan sampai basah oleh air, kecuali bila cairan penyari mengandung air.
Hal tersebut perlu diperhatikan teruyytama bila serbuk simplisia mengandung dammar.
Perkolat yang mengandung dammar akan mengendap, karena adanya ar dalam kapas atau
gabus tersebut . Endapan tersebut akan menghalangi aliran perkolat berikutnyya. Bila
menggunakan gabus sebaiknya diatasnya diberi kertas saring dengan diameter yang lebih
besar dari gabusnya. Pinggir kertas saring digunting teratur. Pengguntingan tersebut
bertujuan agar kertas saring tersebut dapat menempel pada dinding percolator.

Setelah maserasi, massa dimasukkan ke dalam percolator . pemindahan dilakukan


sedikit demi sedikit sambil tiap kali ditekan. Penekanan ini merupkan salah satu usaha
untuk mengatur kecepatan pengaliran cairan penyari.setelah serbuk yyang dimaserasi itu
dii masukkan ke dalam perkolaor, kemudian ditutup dengan kertas saring. Cairan penyari
dituangkan perlahan-lahan hingga di atas permukaan massa masih tergenang dengan
cairan penyari. Cairan penyari harus selalu ditambahkan sehingga terjaga adanya lapisan
cairan penyari di atas permukaan massa. Untuk memudahkan pemisahan cairan penyari
di atas percolator dipasang botol cairan penyari. Karena penetes cairan penyyari di atur
sehingga kecepatan menente s cairan penyari sama dengan kecepatan menetes sari.

Setelah massa didiamkan 24 jam dalam percolator, keran di buka, keran diatur
sehingga kecepatan menetes 1 ml tiap menit. Untuk menentukan akhir perkolasi, dapat
dilakukan pemeriksaan zat aktif secara kualitatif pada perkolat terakhir. Penyarian kine,
pyule pandak, pulai, perkolat dihentikan bila reaks alkaloid sudah negaytif. Untuk jenitri
dan daun the dapat ditentukan dengan reaksi terhadap zat aktif tannin. Untuk obat yang
belum diketahui zat aktifnyya dapat dilakukan uji organoleptis seperti rasa, bau, warna
dan bentuknya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Istilah perkolasi berasal dari bahasa latin per yang artinya melalui dan colare yang
artinya merembes. Jadi, perkolasi adalah penyarian dengan mengalirkan cairan penyari
melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi. Serbuk simplisia ditempatkan dalam suatu
bejana silinder, yang bagian bawahnya diberi sekat berpori. Cairan penyari dialirkan dari
atas ke bawah melalui serbuk tersebut, cairan penyari akan melarutkan zat aktif sel-sel
yang dilalui sampai mencapai keadaan jenuh. Gerak ke bawah disebabkan oleh kekuatan
gaya beratnya sendiri dan cairan diatasnya, dikurangi dengan daya kapiler yang
cenderung untuk menahan. Jenis-jenis perkolator : perkolator bentuk corong, perkolasi
bentuk tabung, perkolasi bentuk paruh.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1995. Materi Medika Indonesia Jilid VI. Jakarta : Depkes RI

Arief TQ, Mochammad. 2004. Pengantar Metode Penelitian untuk Kesehatan. Klaten Selatan :
CSGF

Dirjen pom. 1986. Sediaan Galenik Jilid II. Jakarta : Departemen RI

Mindawarnis. 2014. Pedoman Praktikum Fitokimia. Poltekkes Kemenkes Palembang Jurusan


Farmasi

Voight, R. 1995, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, diterjemahkan oleh Soendari Noerono,
Gajah Mada University Press, Yogyakarta, 566- 567

Anda mungkin juga menyukai