Anda di halaman 1dari 10

Nama : Yulia Nengsih

Nim : 201912018
Prodi : S1 Kesehatan Masyarakat TK.2
Mata Kuliah : Pencemaran Udara
Dosen : Pak Benny M.P Simanjuntak SKM, M.Kes

1. Jelaskan perubahan iklim yang terjadi di Indonesia (Slide ke-3)

Perubahan iklim yang terjadi di Indonesia umumnya ditandai adanya perubahan


temperatur rerata harian, pola curah hujan, tinggi muka laut, dan variabilitas iklim
(misalnya El Niño dan La Niña, Indian Dipole, dan sebagainya). Perubahan ini memberi
dampak serius terhadap berbagai sektor di Indonesia, misalnya kesehatan, pertanian,
perekonomian, dan lain-lain. Beberapa studi institusi, baik dari dalam maupun luar negeri
menunjukkan bahwa iklim di Indonesia mengalami perubahan sejak tahun 1960,
meskipun analisis ilmiah maupun data-datanya masih terbatas.

Perubahan iklim yang terjadi di Indonesia umumnya ditandai adanya perubahan


temperatur rerata harian, pola curah hujan, tinggi muka laut, dan variabilitas iklim
(misalnya El Niño dan La Niña, Indian Dipole, dan sebagainya). Perubahan ini memberi
dampak serius terhadap berbagai sektor di Indonesia, misalnya kesehatan, pertanian,
perekonomian, dan lain-lain. Beberapa studi institusi, baik dari dalam maupun luar negeri
menunjukkan bahwa iklim di Indonesia mengalami perubahan sejak tahun 1960,
meskipun analisis ilmiah maupun data-datanya masih terbatas.

Perubahan iklim berdampak sangat luas pada kehidupan masyarakat. Kenaikan


suhu bumi tidak hanya berdampak pada naiknya temperatur bumi tetapi juga mengubah
sistem iklim yang mempengaruhi berbagai aspek pada perubahan alam dan kehidupan
manusia, seperti kualitas dan kuantitas air, habitat, hutan, kesehatan, lahan pertanian dan
ekosistem wilayah pesisir.
2. Jelaskan dan paparkan bagaimana konsep rumah Go Green

Go Green dalam arsitektur lebih dikenal dengan sebutan Green Architecture atau
Green Design. Hal ini tentunya bukan berarti harus mengecat rumah dengan warna hijau.
Tidak hanya dalam perilaku di keseharian, konsep green design dapat diterapkan pada
rancangan hunian yang asri dan kian bersahabat dengan alam. Dengan menerapkan
konsep ini, hunian bukan hanya terlihat lebih indah, namun juga lebih nyaman ditinggali
dan tentunya lebih ramah lingkungan. Mari jadikan rumah kesayangan anda sebagai
pelopor gerakan hijau di lingkungan anda.
Taman dan Water Feature

Water feature pada area hunian berperan sebagai pembentuk iklim mikro. Bila
temperatur udara di luar cenderung panas, makan udara yang masuk ke dalam hunian
akan menurun. Hal ini disebabkan oleh pelepasan hawa panas yang terjadi saat melewati
elemen air sehingga terjadi penguapan yang menyebabkan turunnya temperatur udara.
Dengan adanya taman dan water feature, anda dapat mengurangi penggunaan AC
maupun kipas angin di dalam ruangan dan secara tidak langsung menghemat penggunaan
listrik.

Jendela

Bukan hanya untuk mengalirkan udara dari luar ruangan ke dalam ruangan,
jendela berperan pula untuk memasukkan cahaya matahari ke dalam ruangan. ruangan
yang minim akan cahaya matahari akan menjadi lembab dan mungkin akan timbul jamur.
Pada dinding ruangan akan timbul cat yang menggelembung sehingga tampilannya tidak
lagi terlihat indah. Keberadaan jendela membuat leluasa untuk melihat pemandangan ke
arah luar sehingga nuansa alam terasa tidak terbatasi oleh dinding masif. Adanya jumlah
jendela yang cukup pada setiap ruangan akan membuat kondisi udara di dalam ruangan
menjadi lebih segar dan membuat ruangan terlihat lebih terang.

Area Hijau

Keberadaan area hijau pada area hunian, selain untuk mempercantik visual
hunian, juga dapat menambah area serapan air oleh tanah. Jika setiap rumah memiliki
area hijau yang cukup, maka air hujan dapat diserap dengan mudah ke dalam permukaan
tanah dan akan mengurangi dampak banjir yang kini seringkali menimpa lingkungan
sekitar. Menyisakan sedikit area hijau untuk penyerapan air hujan dapat memperkaya air
tanah agar tidak mengalami kekeringan. Itulah sebabnya dibuat peraturan bangunan
mengenai adanya perbandingan KLB (Koefisien Luas Bangunan) dan KDB (Koefisien
Dasar Bangunan) untuk setiap bangunan, baik rumah maupun fungsi bangunan lain.

Dinding Bernafas

Dinding bernafas yang tersusun dari susunan bata merah, roster keramik, roster
tanah liat, atau roster beton dapat membuat hunian terasa lebih sejuk. Roster memiliki
lubang yang bentuknya beragam sehingga seringkali digunakan sebagai lubang angin.
Kini muncul tren yang menjadikan roster sebagai pengganti dinding bata massif. Roster
disusun setinggi dinding sehingga membuat tampilan hunian lebih unik sekaligus
membuat suhu udara di dalam ruangan terasa lebih sejuk. Berkembang pula rancangan
dinding bernafas yang tersusun dari bata merah yang ditumpuk secara vertikal dalam
posisi diagonal atau miring ke satu arah. Rongga sengaja dibuat pada susunan bata ini
agar pengaliran udara dapat berjalan maksimal. Di samping itu, bata dinilai lebih
membumi dan memiliki tampilan etnis yang eksotis. Bata dinilai sangat sesuai dengan
rancangan hunian yang menerapkan konsep hijau yang kaya nilai etnik.

Cross Ventilation

Adanya jendela bukan merupakan satu-satunya hal yang harus diperhatikan dalam
menciptakan hunian yang berkonsep Go Green. Posisi jendela pada dinding yang
berseberangan niscaya akan membuat aliran udara pada suatu ruangan semakin mudah
mengalir. Posisi berseberangan ini dikenal dengan istilah cross ventilation. Dengan
system ini , udara yang masuk ke dalam ruangan akan langsung menghembuskan udara
panas dan udara kotor ke luar ruangan dengan cepat. Cross ventilation membuat aliran
udara bergerak dengan mudah dan membuat udara di dalam ruangan lebih sehat.
Usahakan menerapkan system ini pada seluruh ruangan di hunian anda.

Bentuk Atap

Bentuk atap limasan atau perisai merupakan bentuk atap yang paling tanggap
akan iklim tropis di Indonesia. Mengapa demikian? karena ruang atap yang besar yang
terbentuk pada bentuk atap perisai memudahkan aliran udara masuk melalui sela-sela
penutup atap yang kemudian menghembuskan udara panas di dalam atap menuju ke luar
melalui sela-sela penutup atap lagi. Proses ini berlaku untuk atap yang dilengkapi dengan
plafon. Selain itu, ruang atap yang tinggi ikut mempengaruhi suhu udara pada ruangan di
bawahnya sehingga lebih dingin. Selain bentuk atap perisai, bentuk atap pelana pun
dianggap sesuai untuk digunakan pada rumah yang berada pada iklim tropis.
Bovenlicht

Di Indonesia, bovenlicht lebih dikenal dengan sebutan lubang angin yang


berbentuk seperti jendela kecil. Selain itu, adapula bovenlicht yang menggunakan roster
agar memberikan sentuhan tampilan unik. Bovenlicht pertama kali diperkenalkan pada
masa penjajahan Belanda. Adanya lubang angin ini pada dinding membuat udara di
dalam ruangan dapat mengalir sekalipun jendela atau pintu tidak dibuka. Lubang angin
ini umumnya terletak di atas pintu maupun jendela. Naum ada pula yang meletakkan
bovenlicht pada dinding tanpa pintu dan jendela agar ruangan dapat tetap bernafas.

Teritis
Teritis atau overtek sangat dianjurkan untuk digunakan pada hunian tropis.
Semakin lebar teritis, makan semakin teduh ruangan di bawahnya. Sebaliknya, rumah
tanpa teritis membuat sinar matahari dapat masuk ke ruangan tanpa penyekat dengan
leluasa. Selain berperan sebagai penangkal sinar matahari, adanya teritis dapat menghalau
cipratan air pada saat musim penghujan tiba. Teritis ada yang terbuat dari penerusan atap
(genteng yang ditumpu kaso), dak beton, maupun dari rangka besi dan kayu yang pada
sisi atasnya dilapisi polycarbonate transparan.

Ketinggian Ruang

Pernahkan anda memasuki rumah kolonial buatan orang Belanda yang ada di
Indonesia? Coba saja masuk dan perhatikan interior bangunan tersebut dan pengalaman
ruang apa yang tercipta di dalam rumah tersebut. Pada rumah kolonial, jarak dari lantai
hingga plafon umumnya relatif tinggi. Ketinggian ruang 3-4 meter membuat ruangan
terasa lebih sejuk, leluasa dan tidak pengap. Ketinggian ruangan yang cukup akan
membuat rumah nampak lebih tinggi dan besar walaupun berada di lahan yang mungil
sekalipun.

Sunshading

Hampir serupa dengan teritis, sunshading juga berperan sebagai penangkal sinar
matahari agar tidak langsung masuk ke dalam hunian. Hanya saja, sunshading tersusun
dalam posisi vertikal. Sunshading bisa saja tersusun dari bilah-bilah kayu, batang besi,
bambu serta susunan roster. Tidak seperti teritis, sunshading tidak dapat menghalau air
hujan dengan maksimal. Namun kehadiran sunshading dapat berfungsi ganda sebagai
secondary skin hunian anda agar tampil semakin menawan.

3. Jelaskan kondisi keadaan global warming pada saat ini terhadap


aktivitas manusia

Pemanasan global (global warming) merupakan sebuah fenomena naiknya suhu


permukaan bumi yang diakibatkan oleh emisi gas yang memerangkap panas matahari
(gas rumah kaca). Kenaikan suhu di permukaan bumi mengakibatkan berubahnya iklim
dan dapat berdampak pada terjadinya peristiwa – peristiwa alam seperti badai topan,
badai siklon tropis, banjir, endemic, kekeringan, El Nino dan berbagai bencana lainnya
yang mengakibatkan hilangnya fungsi ekosistem yang berdampak pada terjadinya
bencana ekologis (Pusat Studi Manajemen Bencana, Petrasa Wacana). Menilik lebih jauh
dari pada itu, global warming sangat berdampak bagi keseimbangan lapisan atmosfer
bumi yang tentunya juga memengaruhi kehidupan di bumi. Lapisan – lapisan atmosfer
tersebut (troposfer dan atmosfer) diganggu keseimbangannya oleh gas – gas rumah kaca
seperti CO2, CFC, HFC, NOX, SOX, CH4.

Mengapa gas – gas tersebut dapat berdampak bagi keseimbangan di bumi?

Pemenuhan gas CO2 di atmosfer dapat mengakibatkan perubahan suhu global dan
memengaruhi kondisi meteorologi dan geologi. Konsentrasi CO2 yang tinggi, dapat
memenuhi atmosfer dan memerangkap cahaya matahari di dalamnya sehingga
mengakibatkan naiknya suhu di permukaan bumi tersebut. Kenaikan suhu yang ekstrem
tersebut dapat berakibat pada mencairnya es di kutub sehingga meningkatkan volume air
laut dan berdampak pada terjadinya el nino, bencana longsor, badai, dsb. Risiko yang
ditimbulkan akibat dari bencana tersebut misalnya kerugian meterial, kerusakan fisik,
korban, kerusakan lingkungan, dll. Ditambah lagi, saat ini mulai berkurangnya pohon
sebagai penyerap CO2, dapatkah dibayangkan dampaknya bagi kehidupan di bumi? Bila
ditinjau dari efek gas lainnya, pertumbuhan penduduk yang sangat pesat sesungguhnya
menambah masalah baru, misalnya dalam penggunaan CFC (chlorofluorocarbon) yang
merupakan bahan pendingin lemari es, dan bahan pembakar pada aerosol. Tanpa disadari,
penggunaan alat rumah tangga seperti itu, dapat berbahaya bagi lapisan ozon di atmosfer.

Bidang pertanian dan industri ternyata juga memegang peranan penting dalam
kerusakan lapisan ozon di atmosfer bumi, misalnya pada gas SOX (sulfur oksida) yang
dihasilkan dari pembakaran bensin oleh mesin industri. Gas tersebut terakumulasi di
udara sehingga menambah sinar matahari yang terperangkap di permukaan bumi.
Sedangkan dalam bidang pertanian, penggunaan pupuk tanah yang seharusnya
mengandung nitrogen, ketika masuk ke tanah sebagian dari nitrogen tersebut berubah
menjadi NOX (N2O : nitro oksida) yang merupakan gas rumah kaca yang sangat kuat
(WWF Indonesia).

Di samping itu, gas methan (CH4) yang dihasilkan dari sampah dan industri
peternakan juga berpengaruh terhadap terjadinya global warming. Pada industri
peternakan, gas tersebut terdapat pada kotoran sapi. Nah, apa hubungannya gas methan
dengan sampah? Pada saat kita membuang sempah hingga sampah itu menumpuk,
kondisi sampah yang berada di bawah, akan membusuk, hal itu lah yang menghasilkan
gas methan.

4. Jelaskan bagaimana kondisi perubahan iklim yang sering terjadi di


Indonesia

Perubahan iklim adalah perubahan pada suhu, curah hujan, pola angin dan
berbagai efek-efek lain secara drastis. Dilansir dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
mendefinisikan perubahan iklim sebagai gejala yang disebabkan baik secara langsung
atau tidak langsung oleh aktivitas manusia.
Hal tersebut turut mengubah komposisi dari atmosfer global dan variabilitas iklim
alami pada periode waktu yang dapat diperbandingkan.
Komposisi atmosfer global yang dimaksud adalah komposisi material atmosfer
bumi berupa Gas Rumah Kaca (GRK) yang di antaranya, terdiri dari Karbon Dioksida,
Metana, Nitrogen, dan sebagainya.
Perubahan iklim dapat diukur dalam bentuk statistik melalui International Panel on
Climate Change. Salah satu perubahan iklim yang sering terjadi adalah bencana alam
yang terkait dengan peningkatan suhu bumi.
Dilansir Lingkunganhidup.co, suhu rata-rata bumi telah meningkat sebesar 1,5
derajat Farenheit di bandingkan beberapa abad lalu. Suhu ini diperkirakan akan naik lagi
seratus tahun ke depan sebesar 0,5 sampai 8,6 derajat Farenheit.
Dalam data NASA, tahun 2016 adalah tahun terhangat yang pernah tercatat. Data
NASA dan NOAA menunjukkan bahwa rata-rata global pada 2016 adalah 1,78 derajat F
(0,99 derajat C) lebih hangat daripada rata-rata pertengahan abad ke-20.
Kenaikan suhu seperti ini berpotensi menciptakan iklim berbahaya bagi
kelangsungan hidup. Salah satu dampak berbahaya yang kini dihadapi adalah efek Gas
Rumah Kaca. Gas Rumah Kaca (Green House Gases) adalah gas-gas di atmosfir yang
memiliki fungsi menangkap energi matahari agar tidak kembali lagi seutuhnya ke
atmosfir. Gas Rumah Kaca berfungsi menjaga suhu bumi tetap stabil.
Tetapi saat konsentrasi Gas Rumah kaca semakin meningkat membuat lapisan
atmosfer semakin tebal. Penebalan lapisan atmosfer ini akhirnya menyebabkan jumlah
panas bumi yang terperangkap di atmosfer bumi semakin banyak, sehingga
mengakibatkan peningkatan suhu bumi atau pemanasan global.
Beberapa senyawa yang menyebabkan gas rumah kaca adalah Karbon dioksida
(CO2), Nitro Oksida (NOx), Sulfur Oksida (Sox), Metana (CH4), Chloroflurocarbon
(CFC) dan Hydrofluorocarbon (HFC).

Penyebab Perubahan Iklim

Aktivitas manusia menjadi pemicu dasar perubahan iklim ini. Para ilmuwan
sepakat bahwa sebagian besar kerusakan lingkungan seperti hutan gundul, kekeringan, air
laut naik dan gunung es mencair, memicu pemanasan global yang merupakan akibat ulah
manusia.
Dilansir WWF, aktivitas manusia berupa pembakaran bahan bakar fosil dan
deforetasi dan kegiatan industri menjadi penyebab efek rumah kaca. Selain itu aktivitas-
aktivitas manusia sehari-hari seperti :
1. Mengendarai kendaraan bermotor
Bensin mengandung banyak polusi kimia termasuk CO2. Konsentrasi karbon
dioksida (CO2) di atmosfer kita, pada 2018, adalah yang tertinggi dalam 3 juta tahun.
2. Sampah
Tempat pembuangan sampah merupakan lokasi pembusukan sampah yang
mengandung banyak gas methan.
3. Kulkas
Gas CFC dapat menciptakan kondisi buruk efek rumah kaca 10 ribu kali lebih buruk
dari CO2. CFC juga menghancurkan ozon, bagian penting yang berada di lapisan atas
atmosfer. Senaywa ini berada dalam alat pendingin di rumah kita.
4. Pertanian dan peternakan
Saat petani menambah pupuk penyubur nitrogen ke dalam tanah, beberapa dari
nitrogen tersebut berubah menjadi Nitro Oksida (N2O), gas rumah kaca yang sangat
kuat. Sapi menciptakan gas methan saat rumput mengalami peragian di perut mereka.
Ada sekitar 1,2 miliar ternak sapi didunia, semuanya menambah kadar gas rumah
kaca seluruh dunia.
5. Menurut anda, bagaimana cara ataupun pencegahan terhadap kasus
kekeringan di suatu daerah

Melakukan penghijauan

Penghijauan merupakan cara sederhana mengatasi kekeringan saat musim kemarau.


Penghijauan alangkah baiknya dilakukan didaerah hulu diikuti dengan malakukan pengurangan
konversi lahan didaerah hulu.Konversi lahan bisa mengurangi kemampuan lahan dalam
menyerap air hujan.Penghijauan nantinya bermanfaat untuk mengurangi sedimentasi sehingga
tidak akan terjadi pandangan waktu.

Anda mungkin juga menyukai