Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Kini budaya membaca di Indonesia menjadi persoalan yang sangat menarik untuk dibahas.
Mengingat budaya membaca di Indonesia masih rendah dan belum mendarah daging dikalangan
masyarakat. Ditengah melesatnya budaya popular, eksistensi buku pun sekarang bukan lagi menjadi
prioritas. Bahkan masyarakat lebih mudah menyerap budaya berbicara dan mendengar daripada
membaca kemudian menuangkannya dalam bentu tulisan. Masyarakat Indonesia masih banyak
didominasi oleh budaya komunikasi lisan atau budaya tutur. Masyarakat cenderung lebih senang
menonton dan mengikuti siaran televise ketimbang membaca buku, Koran, majalah, dan lainnya. Salah
satu kategori siswa-siswi tingkat SMA yang ikut andil dalam hal ini dan sekaligus menjadi subjek
penelitian adalah siswa-siswi tingkat SMA. Di era modern sekarang ini, justru minat membaca siswa-
siswi di tingkat SMA sudah mulai tekikis, yang dimana mereka lebih mau berlama-lama memegang
gadget, menonton drama korea daripada membaca buku. Mungkin banyak sekali factor yang membuat
minat baca berkurang. Apalagi sekarang ini sulit sekali menumbuhkan rasa kesadaran akan pentingnya
membaca bagi para siswa.

Berdasarkan Benediktus (2017:917) bahwa berdasarkan data UNESCO di tahun 2012 indeks budaya
membaca terhadap penduduk Negara-Negara ASEAN adalah Budaya Indonesia berada pada peringkat
paling rendah dengan nilai 0,001, artinya budaya membaca Negara Indonesia berada pada peringkat
yang sangat memprihatinkan karena diantara 1000 orang penduduk Indonesia hanya satu orang yang
membudayakan membaca atau memiliki minat membaca yang tinggi, selebihnya perlu pembinaan
terhadap minat membaca. Saat ini minat membaca masih menjadi pekerjaan rumah yang masih belum
terselesaikanbagi bangsa Indonesia. Berbagai program telah dilakukan untuk menumbuhkan minat
membaca masyarakat. Akan tetapi, berbagai program tersebut belum mencapai hasil yang maksimal.
Untuk mewujudkan bangsa berbudaya baca, maka bangsa ini perlu melakukan pembinaan
minat membaca anak. Pembinaan baca anak merupakan langkah awal sekaligus cara yang efektif,
menuju bangsa berbudaya membaca.

Sehubungan dengan hasil penelitian tersebut budaya membaca penduduk Indonesia khususnya
siswa harus lebih ditingkatkan untuk menunjang tujuan pendidikan, kemudian setelah budaya membaca
terlaksana, maka akan timbul minat membaca. Ilham (2016:166) Membaca dapat digambarkan sebagai
jendela dunia. Oleh karena itu, seseorang yang memiliki kebiasaan gemar membaca buku dapat
dipastikan memiliki pengetahuan, pemahaman yang tidak terbatas, sedangkan seseorang yang tidak
memiliki kebiasaan gemar membaca buku atau tidak memiliki minat membaca akan berpengetahuan
dan pemahaman yang terbatas. Farida Rahim (2018:28) mengatakan bahwa orang yang mempunyai
minat membaca yang kuat akan diwujudkannya dalam kesediaan mendapatkan bahan bacaan dan
kemudian membacanya atas kesadarannya sendiri. Bahan bacaan yang dimaksud, adalah: (a) surat
kabar; (b) majalah; (c) buku pelajaran; (d) buku pengetahuan selain buku pelajaran, (e) dan buku cerita.

Dalam penelitian yang dilakukan di beberapa sekolah menengah atas (X,Xi,Dan XII) di kawasan
daerah sumatara utara, Setelah dianalisis diketahui persentase minat membaca siswa secara
keseluruhan adalah 30% dan diketahui faktor pendukung minat membaca siswa adalah kesadaran anak,
kapasitas buku yang memadai, suasana yang menyenangkan serta adanya dukungan dari lingkungan
sekitar, sedangkan faktor penghambatnya adalah banyak siswa yang merasa membaca adalah suatu hal
yang membosankan dan lebih mementingkan mencari materi pembelajaran dari sumber-sumber
internet karena lebih mudah dan praktis. Dan ada juga siswa yang hanya membaca buku saat hendak
ujian atau masa-masa yang diperlukan saja. Keterbatasan buku yang hendak Dibaca juga mempengaruhi
minat baca siswa tersebut. Dapat dilihat di dalam survei yang dilakukan banyak siswa yang hanya
membaca buku-buku yang diberikan oleh sekolah, dan tidak sedikit juga siswa yang lebih menyukai buku
tentang fiksi dari pada buku pembelajaran. Alasannya yaitu buku cerita tentang fiksi lebih menarik
dibanding dengan buku pembelajaran. Namun dengan bahan bacaan yang sekiranya disukai oleh siswa,
misalnya buku-buku cerita dan novel anak untuk ukuran siswa sekolah dasar.

Dalam kegiatan keseharian, siswa lebih senang bermain dan jarang membuka buku untuk
membaca. Membaca buku pelajaran pun hanya dilakukan saat ada ulangan atau tes saja. Biasanya siswa
dituntut untuk membaca bacaan yang berhubungan dengan pelajaran, hal tersebut memang perlu
dilakukan namun hal itu menimbulkan pemikiran bahwa motivasi siswa dalam membaca adalah sebagai
target nilai, bukan untuk disenangi atau dinikmati.Karena sebenarnya menumbuhkan minat baca siswa
tidak hanya dengan bahan-bahan bacaan yang berhubungan dengan pelajaran. Minat baca siswa yang
rendah ini berpengaruh pada tingkat pengetahuan dan wawasan siswa. Siswa yang mempunyai
intensitas membaca yang tinggi akan memperoleh pengetahuan dan wawasan yang luas. Karena dengan
membaca, seseorang dapat memperoleh informasi.

Membaca juga menjadi kunci keberhasilan belajar peserta didik di sekolah. Kemampuan
membaca dan minat membaca yang tinggi adalah modal dasar untuk keberhasilan anak dalam berbagai
mata pelajaran. Kenyataanya, dalam dunia pendidikan siswa yang memperoleh peringkat baik disekolah
umumnya memiliki p\ngetahuan dan wawasan yang lebih luas dibandingkan dengan siswa yang
memperoleh peringkat lebih rendah dan itu dibuktikan dengan kegemaran mereka membaca buku atau
bahan bacaan. Oleh karena itu, minat membaca anak perlu ditanamkan sejak dini mulai dari lingkungan
keluarga, sekolah dan masyarakat.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan dari latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam
penelitian ini adalah:

“Seberapa Besar Minat Baca Terhadap Siswa SMA sederajat pada tahun pelajaran 2020/2021

1.3 TUJUAN PENELITIAN


Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
 untuk mengetahui bagaimana minat membaca pada siswa
 Mengetahui upaya apa saja yang digunakan untuk mengembangkan minat membaca siswa
 Dapat lebih memahami faktor pendukung dan penghambat minat membaca pada siswa
 Dan mampu melahirkan atau menciptakan solusi yang berguna untuk membangkitkan minat
baca pada individu.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
a. Manfaat Teoritis

Secara teoritis manfaat dari penelitian ini adalah menambah pengetahuan khususnya di bidang ilmu
pendidikan.

b. Manfaat Praktis

1) Bagi Guru

Dapat memberikan bahan referensi yang tepat bagi guru dalam menumbuhkan minat baca siswa,
serta menambah pengetahuan guru tentang minat membaca dan hasil belajar di sekolah .

2) Bagi Siswa

Dapat memotivasi siswa akan pentingnya membaca guna menambah ilmu pengetahuan dan dapat
memanfaatkan layanan sekolah berupa perpustakan sehingga diharapkan dengan memanfaatkan
perpustakaan, dapat menumbuhkan minat baca dan meningkatkan hasil belajar siswa di sekolah.

3) Bagi Madrasah

Sebagai bahan masukan bagi sekolah dalam mengembangkan fasilitas sekolah terutama dalam
penyediaan sumber-sumber belajar.

1.5 IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah melalui survey yang kami lakukan pada siswa-siswi tingkat SMA,
terdapat identivikasi dan pembatasan permasalahan yang dihadapi para siswa-siswi yang
mengakibatkan rendahnya minat membaca mereka adalah sebagai berikut:

1. Rendahnya minat baca siswa-siswi tingkat SMA


2. Factor-faktor yang menyebababkan minat baca siswa-siswi tingkat SMA rendah
3.

Anda mungkin juga menyukai