Anda di halaman 1dari 5

BAB II

 Target Konsumen dan Potensinya :

 E-Commerce Consumer to Consumer (C2C)

Jenis e-commerce c2c ini dilakukan antara konsumen dengan konsumen. Misalnya,
konsumen dari suatu produsen akan menjual kembali produk ke konsumen lainnya.

 E-Commerce Business to Business (B2B)

Jenis bisnis B2B ini dilakukan oleh orang atau pihak yang saling berkepentingan
dalam menjalankan bisnis, di mana keduanya saling mengenal dan mengetahui proses
bisnis yang mereka lakukan. 

 E-Commerce Consumer to Business (C2B)

Jenis C2B adalah bisnis antara konsumen dan produsen. Bisnis tersebut dilakukan
oleh konsumen kepada para produsen yang menjual produk atau jasa. Sebagai contoh,
konsumen akan memberitahukan detail produk atau jasa yang diinginkan secara
online kepada para produsen. Nantinya, produsen yang mengetahui permintaan
tersebut akan menawarkan produk atau jasa yang diinginkan konsumen. 

 E-Commerce Business to Consumer (B2C)

Jenis e-commerce B2C adalah dilakukan oleh pelaku bisnis dan konsumen. Transaksi
e-commerce ini terjadi layaknya jual-beli biasa. Konsumen mendapatkan penawaran
produk dan melakukan pembelian secara online. Sebagai contoh, produsen menjual
produk ke konsumen secara online.

 Modal Persaingan: Formula Produk dan Layanan :


 Perspektif komunikasi, E-Commerce ialah sebuah proses pengiriman barang, layanan,
informasi, atau pembayaran melalui komputer ataupun peralatan elektronik lainnya.
 Perspektif proses bisnis, E-Commerce merupakan sebuah aplikasi dari suatu teknologi
menuju otomatisasi dari transaksi bisnis dan aliran kerja.
 Perspektif layanan, E-Commerce ialah suatu alat yang memenuhi keinginan
perusahaan, manajemen, dan konsumen untuk mengurangi biaya layanan (service
cost) ketika meningkatkan kualitas barang dan meningkatkan kecepatan layanan
pengiriman
 Perspektif online, E-Commerce menyediakan kemampuan untuk membeli dan
menjual produk atau barang serta informasi melalui layanan internet maupun sarana
online yang lainnya

 Profit Yang Dapat Diperoleh


 Revenue model merupakan suatu deskripsi bagaimana perusahaan atau proyek e-
commerce dapat menghasilkan revenue (pendapatan). Model ini paling banyak
diterapkan dan dapat dilakukan dalam e-commerce maupun e-business.

BAB IV

 Penyusunan Rencana Pengembangan


Dalam perancangan suatu e-business dibutuhkan susunan – susunan rencana yang
digunakan selama mengembangkan sistem yang akan digunakan.

 Perumusan Strategi
Dalam perumusan strategi terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain :
· Melakukan analisis situasi, evaluasi diri dan analisis pesaing: baik internal maupun
eksternal; baik lingkungan mikro maupun makro.

 Pelaksanaan Strategi
Dalam pelaksanaan strategi, perusahaan melakukan apa yang sudah direncanakan.
Setelah hal yang telah direncanakan telah usai dilaksanakan, tidak semerta – merta
kegiatan itu ditinggalkan begitu saja.

 Evaluasi Strategi
Hal ini diperlukan untuk melakukan perbaikan – perbaikan terhadap kualitas kerja
yang nantinya berguna apabila rencana tersebut akan dipakai lagi atau malah
diperbaharui untuk mencapai tujuan yang lebih besar. Strategi e-business tentunya
dipengaruhi oleh strategi bisnis itu sendiri
 Pembangunan Secara Bertahap/Dinamis Implementasi E-Business
Pembangunan secara bertahap/dinamis. Implementasi e-business dalam suatu usaha
yang sebelumnya belum menerapkan e-business harus dilakukan secara bertahap dan
tidak langsung. Ada yang beriringan berjalan dengan sistem lama, implementasi
separuh (separuh sistem lama, separuh sistem e-business) atau bahkan implementasi
langsung. Selain itu butuh evaluasi terus – menerus dalam penerapan e-business yang
dikarenakan perkembangan teknologi yang berjalan sangat cepat.

 Perlu Menetapkan Prioritas Implementasi


Implementasi e-business ada yang beriringan berjalan dengan sistem lama,
implementasi separuh (separuh sistem lama, separuh sistem e-business) atau bahkan
implementasi langsung. Dalam hal implementasi perlu memperhatikan prioritas, cara
implementasi yang mana yang sangat dibutuhkan perusahaan.

 Pemilihan Teknologi Yang Tepat


Tidak semua perusahaan membutuhkan ERP, CRM dan lain sebagainya. Maka dari
itu sekali lagi yang perlu ditekankan adalah kebutuhan dari perusahaan menurut
tingkat urgensinya. Penggunaan teknologi sebaiknya berdasarkan hal – hal yang
menjadi kebutuhan paling mendesak dalam hal menunjang kinerja perusahaan dalam
pencapaian tujuan.

BAB VI

 Disclosure
Pemerintah mempromosikan dan mensosialisasikan dimulainya pilot project e-
procurement yang akan mempengaruhi pihak yang terlibat langsung dalam proses
tender pemerintah, yaitu pemerintah sebagai pelaksana tender dan pengusaha sebagai
peserta tender. Proses ini merupakan sosialisasi dan penegakan prinsip good
corporate governance di lingkungan birokrasi serta untuk mengeliminasi culture
shock atas pelaksanaannya.
 Registration and Distribution
Pemerintah mulai memperkenalkan aktivitas otomatisasi dengan menggunakan
internet pada proses registrasi dan distribusi. Pemerintah mulai membangun
komunikasi satu arah kepada pihak swasta untuk mengirimkan dan menyebarkan
pengumuman dan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan tender yang akan
dilakukan. Pada tahap ini, situs e-procurement mendisclose (mengumumkan
penawaran lelang proyek beserta spesifi-kasinya) melalui halaman website.
Pengumuman lelang elektronik bisa dibuat per satuan kerja atau per spesifikasi
proyek yang memudahkan peserta tender untuk memilih proses mana yang akan
diikutinya. Metode elektronik sederhana yang dapat disediakan misalnya adalah
downloading process untuk memperoleh formulir-formulir dan dokumendokumen
lelang. Proses ini akan mempermudah para peserta lelang karena meniadakan
aktivitas ke kantor pemerintah hanya mendapatkan dokumen-dokumen dan form-form
yang dibutuhkan.

 Electronic Bidding
Pendaftaran para peserta lelang secara elektronik. Pada tahapan ini, peserta lelang
harus memenuhi berbagai persyaratan yang ditentukan, misalnya berkenaan dengan
kelengkapan administratif, sertifikasi kemampuan pelaksanaan pekerjaan, dan
sebagainya melalui media internet. Secara teknologi, dalam aplikasi tingkat ini sudah
mulai rumit karena sistem membutuhkan keama-nan tertentu, adanya uang jaminan di
bank untuk peraturan tender tertentu dan media penyimpanan file yang cukup besar.
Datadata yang masuk akan menjadi pertimbangan bagi panitia lelang selain beberapa
aktivitas yang belum dapat digantikan sepenuhnya secara online, misalnya presentasi
proyek.

 Advanced Support Service


Proses penawaran secara elektronik atau online melalui internet dengan
menghilangkan proses-proses manual dalam tender. Proses yang paling rumit dan
canggih ini mampu menghindari tatap muka antara panitia dan peserta tender
sehingga meminimalisasi Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN). Dengan proses
tender terbuka elektronik ini, maka harga pemenang tender adalah harga yang paling
kompetitif (terjangkau dan berkualitas). Pada tahap ini dapat dikatakan bahwa
pembangunan e-procurement telah mencapai titik optimal.
BAB VIII

 Customer Relationship Management (CRM)

CRM (Customer Relationship Management) adalah strategi bisnis yang memadukan


proses, manusia dan teknologi. Membantu menarik prospek penjualan, mengkonfersi
mereka menjadi pelanggan, dan mempertahankan pelanggan yang sudah ada,
pelanggan yang puas dan loyal.

Tujuan dari CRM adalah untuk mengetahui sebanyak mungkin tentang bagaimana
kebutuhan dan perilaku pelanggan, untuk selanjutnya memberikan sebuah pelayanan
yang optimal dan mempertahankan hubungan yang sudah ada
CRM menjangkau banyak bidang dalam organisasi, termasuk :

1. Penjualan
2. Layanan Pelanggan
3. Pemasaran

Anda mungkin juga menyukai