Di susun oleh :
Kelompok 3
Safiuddin : 2021520018
Putra permana : 2021520040
Siti Ririn Sutarsih : 2021520041
Deni Prayoga : 2021520042
Imron Rofiki : 2021520043
PRODI INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MADURA
2021
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan hidayah-
Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan yang diharapkan. Dalam
makalah ini saya akan membahas tentang “Kalimat dalam Bahasa Indonesia”. Dan juga
saya berterima kasih kepada Ibu ANISA FAJRIANA OKTASARI, S.S,M.Pd selaku dosen
pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia di Universitas Madura. Makalah ini disusun
sebagai tambahan pengetahuan pada mata kuliah Bahasa Indonesia. Selain itu, makalah ini
juga dapat menambah wawasan kita.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan. Saya
mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu dan teman-teman yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha
Esa senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
COVER ..................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................. 1
3
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 FRASA
Frasa adalah kelompok kata yang terdiri atas unsur inti dan unsur keterangan yang
tidak melampaui batas fungsi sintaksis. Artinya, frasa tidak dapat menduduki dua fungsi
yang berbeda dalam kalimat sekaligus, misalnya, satu frasa menduduki fungsi subjek dan
predikat. Jika suatu kelompok kata menduduki dua fungsi yang berbeda (berarti telah
melampaui batas fungsi), kelompok kata itu disebut kalimat, bukan frasa. Amati contoh
pada (1--2) berikut.
(1) Angin
Contoh (1) di atas tidak mengungkapkan pikiran yang utuh dan tidak melampaui
batas fungsi (karena hanya menjadi bagian kalimat yang hanya menduduki salah satu
fungsi saja, mungkin fungsi subjek, objek, atau pelengkap) sehingga ujaran itu disebut
frasa atau kelompok kata. Sementara itu, contoh (2) di atas telah mengungkapkan
pikiran secara utuh dan telah melampaui batas fungsi (karena terdiri atas subjek dan
predikat) sehingga ujaran itu disebut kalimat, bukan frasa.
A. Frasa Endosentris
2
b) Dua orang Ø ditangkap polisi semalam.
Frasa dua orang penjahat pada kalimat (a) Dua orang penjahat ditangkap
polisi semalam mempunyai distribusi yang sama dengan unsurnya, baik dengan
unsur dua orang maupun dengan unsur penjahat sehingga meskipun hanya
disebutkan salah satu unsurnya, seperti pada kalimat (b) atau (c), kalimat tetap
berterima (gramatikal). Hal itu disebabkan fungsi frasa dalam kalimat tersebut
dapat digantikan oleh salah satu atau semua unsurnya. Frasa endosentris ini dapat
pula terdiri atas unsur-unsur yang setara sehingga unsur-unsur itu dapat
dihubungkan dengan kata dan atau atau seperti contoh berikut.
Selain terdiri atas unsur-unsur yang setara, frasa endosentris dapat pula
terdiri atas unsur-unsur yang tidak setara sehingga unsur-unsur itu tidak mungkin
dapat dihubungkan dengan kata dan atau atau seperti contoh berikut.
3
B. Frasa Eksosentris
C. Wujud Frasa
akan pulang
sedang membaca
tidak belajar
4
beras dari cianjur
gedung sekolah
di kamar
ke Surabaya
dari Jakarta
dalam Pasal 12
dengan cepat
atas kehadirannya
Klausa merupakan satuan gramatikal yang berupa kelompok kata, yang sekurang-
kurangnya terdiri atas subjek dan predikat, dan yang berpotensi menjadi kalimat.
Sementara itu, kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang dapat mengungkapkan pikiran
yang utuh atau setiap tuturan yang dapat mengungkapkan suatu informasi secara lengkap.
5
Jika terdapat sebuah tuturan yang menginformasikan sesuatu, tetapi belum lengkap atau
belum utuh, tuturan itu belum dapat disebut kalimat, mungkin hanya berupa kata atau
mungkin hanya berupa kelompok kata atau frasa. Ciri lain tuturan disebut kalimat adalah
adanya predikat di dalam tuturan tersebut. Agar mudah memahami perbedaan klausa dan
kalimat, perhatikan contoh berikut.
c). Karena sakit, Deni tidak hadir dalam seminar itu. (kalimat {terdiri atas dua
klausa})
Tampak bahwa tuturan contoh (1a—1b), (2a—2b), semuanya berupa klausa, tetapi
tuturan pada (1c), (2c) berupa kalimat bukan klausa. Kalimat berikut termasuk kalimat.
b. Hati-hati!
Meskipun ada yang hanya terdiri atas satu kata, yaitu hati-hati seperti pada contoh
(ib), keseluruhan tuturan di atas merupakan kalimat sebab tuturan-tuturan tersebut telah
mengungkapkan suatu pikiran yang lengkap. Dalam bentuk lisan, kalimat ditandai dengan
alunan titinada, keras lembutnya suara, dan disela jeda, serta diakhiri nada selesai. Dalam
bentuk tulis, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik, tanda
seru, atau tanda tanya. Sementara itu, di dalamnya dapat disertai tanda baca lainnya seperti
tanda koma, tanda titik koma, tanda hubung, dan/atau tanda kurung. Contoh (ii) berikut
juga termasuk kalimat.
B : O ....
6
Tuturan pada contoh di atas semuanya termasuk kalimat sebab tuturan-tuturan itu
telah mengungkapkan pikiran secara lengkap. Kelengkapan pikiran pada tuturan di atas,
selain ditentukan oleh situasi pembicaraan, juga ditentukan oleh alunan nada yang
menyertainya.
Dalam pola kalimat dasar kita dapat menjumpai Subjek (S), Prediket (P), Objek
(O), Pelengkap (Pel), dan Keterangan (Ket) yang merupakan unsur pembangun sebuah
kalimat. Unsur-unsur kalimat ini memiliki fungsi dan tugasnya masing-masing di dalam
sebuah kalimat. Kalimat minimal harus memiliki unsur Subjek (S) dan Prediket (P).
a. Subjek
Subjek merupakan salah satu fungsi dalam kalimat yang merupakan bagian klausa
yang menjadi pokok kalimat. Subjek atau pokok kalimat merupakan unsur utama
kalimat. Subjek menentukan kejelasan kalimat. Pada umumnya subjek berupa
nomina, frasa nominal, atau klausa.
b. Predikat (P)
Predikat merupakan salah satu fungsi di dalam kalimat yang merupakan
bagian klausa yang menjadi unsur utama di dalam kalimat. Predikat merupakan
konstituen pokok yang disertai konstituen subjek di sebelah kiri dan jika ada
konstituen objek, pelengkap, dan/atau keterangan wajib di sebelah kanan. Predikat
biasanya berupa frasa verbal atau frasa adjektival.
Contoh : Ayahnya guru bahasa Inggris.
c. Objek (O)
Objek merupakan salah satu fungsi di dalam kalimat yang kehadirannya
bergantung pada jenis predikatnya. Objek adalah konstituen kalimat yang
kehadirannya dituntut oleh predikat yang berupa verba transitif pada kalimat aktif.
Objek biasanya berupa nomina atau frasa nominal.
Contoh : Adi mengunjungi Pak Rustam.
Ibu mencuci baju.
d. Pelengkap (Pel)
Pelengkap seperti halnya objek adalah unsur kalimat yang kehadirannya
juga bergantung pada predikat. Pelengkap berwujud frasa nominal, frasa verbal,
frasa adjektival, frasa adjektival, frasa preposisional, atau klausa. Pelengkap
berada langsung di belakang predikat jika tidak ada objek dan di belakang objek
kalau unsur ini hadir.
Contoh : Ibunya sakit kepala.
e. Keterangan (Ket)
7
Keterangan merupakan fungsi sintaksis yang paling beragam dan paling
mudah berpindah letaknya. Keterangan dapat berada di akhir, di awal, dan bahkan
di tengah kalimat. Konstituen keterangan biasanya berupa frasa nominal, frasa
preposisional, atau frasa adverbial.
Contoh : Dia memotong rambutnya di kamar.
Dia mencuci piring di dapur.
a. Kalimat Simpleks
f) Minggir! (P)
Contoh kalimat di atas termasuk kalimat simpleks karena hanya terdiri atas
satu klausa. Satu klausa biasanya berupa satu informasi. Oleh karena itu, unsur
inti (komponen inti) yang terdapat di dalam kalimat simpleks pun juga hanya satu
informasi. Satu informasi itu biasanya ditandai oleh kehadiran satu fungsi
predikat.
b. Kalimat Kompleks
8
tidak dapat mengungkapkan apa-apa karena informasinya belum jelas. Selain itu,
klausa subordinatif merupakan pengembangan dari salah satu fungsi kalimat
sehingga klausa ini hanya menduduki salah satu fungsi yang ada di dalam
kalaimat. Oleh karena itu, hubungan antarkedua klausa dalam kalimat kompleks
ini tidak sederajat atau tidak sejajar.
c. Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa utama atau
lebih yang dapat berdiri sendiri sebagai kalimat yang lepas. Klausa yang satu
dalam kalimat majemuk bukan merupakan bagian dari klausa yang lain atau
klausa yang satu bukan merupakan pengembangan dari salah satu fungsi yang ada
dalam klausa itu. Hubungan antara klausa yang satu dan yang lain dalam kalimat
ini menyatakan hubungan koordinatif.
Contoh (a) s.d. (d) tersebut merupakan kalimat majemuk yang masing-
masing terdiri atas dua klausa utama, yaitu Yanto membaca stilistika (klausa
pertama) dan istrinya membuatkan susu jahe (klausa kedua) pada (a); Giyarti
memesan bakso (klausa pertama) dan suaminya memesan sate sapi (klausa kedua)
pada (b); Gandhung sedang belajar (klausa pertama) dan (Gandhung) malah tidur
di kamar depan (klausa kedua) pada (c); Peserta dilarang makan atau minum
(klausa pertama) dan (peserta) dilarang bergurau (klausa kedua) pada (d); serta
Adikku bekerja di Medan (klausa pertama) dan kakakku bekerja di Yogya (klausa
kedua) pada (89e).
9
d. Kalimat Majemuk Kompleks
Kalimat majemuk kompleks adalah kalimat yang terdiri atas tiga klausa
atau lebih. Dua di antara klausa dalam kalimat majemuk ini merupakan klausa
utama, sedangkan klausa yang lain merupakan klausa subordinatif yang berfungsi
sebagai pemerluas salah satu atau kedua fungsi dalam klausa utama.
Kekompleksan dalam kalimat majemuk ini ditandai dengan perluasan salah satu
atau lebih unsur (fungsi) dalam kalimat. Berikut disajikan beberapa contoh.
a) Ayah sedang melukis dan adik sedang belajar ketika kebakaran itu
terjadi.
b) Bahwa setiap amal ibadah akan mendapat 700 kali kebaikan sudah
diketahui banyak orang, tetapi tidak semua orang mau melakukannya
karena manusia cenderung kikir.
Kalimat majemuk kompleks (a) terdiri atas dua klausa utama, yaitu Ayah
sedang melukis dan adik sedang belajar serta satu klausa subordinatif ketika
kebakaran itu terjadi. Kedua klausa utama yang dirangkaikan dengan konjungsi
dan merupakan kalimat majemuk, sedangkan klausa yang lain adalah klausa
subordinatif yang ditandai dengan penggunaan konjungsi ketika. Klausa
subordinatif dalam kalimat majemuk kompleks bukan merupakan kalimat yang
mandiri, melainkan merupakan bagian dari salah satu fungsi yang ada di dalam
kalimat majemuk.
Kalimat majemuk kompleks (c) terdiri atas satu klausa subordinatif dan dua klausa
utama. Dua klausa utama, yaitu Harno akan membelikan adiknya sepatu basket dan Hardi
akan membelikan istrinya ponsel, yang dirangkaikan dengan konjungsi sedangkan
merupakan kalimat majemuk, sedangkan klausa yang lain, yaitu jika rapel penelitinya
10
turun merupakan klausa subordinatif yang ditandai dengan penggunaan konjungsi jika.
Klausa subordinatif dalam kalimat majemuk kompleks bukan merupakan kalimat yang
mandiri, melainkan merupakan bagian dari salah satu fungsi yang ada di dalam kalimat
majemuk. Dengan demikian, kekompleksan kalimat majemuk tersebut ditandai dengan
perluasan salah satu atau lebih unsur (fungsi) dalam klausa utama.
a) Secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis.
Kalimat efektif menurut penulis: kalimat efektif adalah kalimat yang dapat
menimbulkan pikiran dan gagasan yang dapat dimengerti oleh orang lain dan
menarik perhatian pembaca mengenai pokok pembicaraan. Sebuah kalimat efektif
mempunyai ciri-ciri khas, yaitu kesepadanan struktur, keparalelan bentuk,
ketegasan makna, kehematan kata, kecermatan penalaran, kepaduan gagasan.
a) Kesepadan Struktur
Contoh :
11
b) Keparalelan Bentuk
Contoh :
c) Ketegasan Makna
Contoh :
Contoh :
Contoh :
Contoh:
12
Novi itutidak cantik, tetapiberhati tulus.
Contoh:
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Frasa adalah kelompok kata yang terdiri atas unsur inti dan unsur keterangan yang
tidak melampaui batas fungsi sintaksis. Artinya, frasa tidak dapat menduduki dua fungsi
yang berbeda dalam kalimat sekaligus, misalnya, satu frasa menduduki fungsi subjek dan
predikat. Klausa merupakan satuan gramatikal yang berupa kelompok kata, yang sekurang-
kurangnya terdiri atas subjek dan predikat, dan yang berpotensi menjadi kalimat.
Sementara itu, kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang dapat mengungkapkan pikiran
yang utuh atau setiap tuturan yang dapat mengungkapkan suatu informasi secara lengkap.
Dalam pola kalimat dasar kita dapat menjumpai Subjek (S), Prediket (P), Objek (O),
Pelengkap (Pel), dan Keterangan (Ket) yang merupakan unsur pembangun sebuah kalimat.
Unsur-unsur kalimat ini memiliki fungsi dan tugasnya masing-masing di dalam sebuah
kalimat. Kalimat minimal harus memiliki unsur Subjek (S) dan Prediket (P).Kalimat yang
jumlahnya banyak biasanya disusun dengan pola yang mempunyai makna. Pola-pola
tersebut disusun berdasarkan unsur-unsur pembangin kalimat.
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat menimbulkan pikiran dan gagasan yang dapat
dimengerti oleh orang lain dan menarik perhatian pembaca mengenai pokok
pembicaraan.Kalimat efektif juga mempunyai ciri-ciri khas, yaitu kesepadanan struktur,
keparalelan bentuk, ketegasan makna, kehematan kata, kecermatan penalaran, kepaduan
gagasan, dan kelogisan bahasa.Jadi, yang dimaksud kalimat efektif adalah kalimat yang
memenuhi syarat sebagai berikut: 1) Secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan
pembicara atau penulis. 2) Sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam
pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis.
3.2 Saran
13
Dengan penyusunan makalah ini, penyusun berharap masyarakat Indonesia
dapat lebih mengetahui dan memahami lebih mendalam tentang kalimat dalam
bahasa indonesia,baik mengenal maupun dalam pembuatan kalimat.
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan, dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Rahardi, R. Kunjana. 2009. Penyuntingan Bahasa Indonesia untuk Karang-Mengarang.
Jakarta:
Nursalim. 2011. Pengantar Kemampuan Berbahasa Indonesia Berbasis Kompetensi.
Pekanbaru: Zanafa Publishing
Sasangka, Sri Satriya Tjatur Wisnu. 2015. Kalimat, Jakarta: Pusat Pembinaan Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
14