Anda di halaman 1dari 4

HASIL NOTULEN

Filsafat dan Prinsip PTK

Pemateri : Ika Parma Dewi

Moderator : Hendra Sahputra Batubara

Notulen : Army Trilidia Devega

Topik : Landasan Pilosofis Antara Sekolah dan Dunia Kerja (Work Based
Learning dan Workplace Learning

Tanggal : 27/11/2021
RANGKUMAN :

Filosofi pragmatisme adalah filosofi yang paling sesuai diterapkan dalam TVET masa depan
(Miller & Gregson, 1999; Rojewski, 2009). Filosofi pragmatisme mendudukkan TVET sebagai
pendidikan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan individu dalam memenuhi seluruh
kebutuhan hidupnya. Pembelajaran dalam filosofi pragmatisme dikonstruksi berdasarkan
pengetahuan sebelumnya, pengalaman yang telah dimiliki untuk merespon dan mengantisipasi
isu-isu perubahan dunia kerja.

Selain filosofi pragmatisme, filosofi esensialisme yang mengarahkan tujuan pokok TVET untuk
memenuhi kebutuhan pasar tenaga kerja juga perlu diperhatikan. Filosofi esensialisme
mendudukkan TVET dalam kaitannya dengan efisiensi sosial. Dalam perspektif filosofi
esensialisme kurikulum dan pembelajaran dikembangkan berdasarkan kebutuhan bisnis dunia
usaha dan industri. TVET diukur dari nilai balik investasi pendidikan sebagai investasi ekonomi.

Sisi esensialisme menggambarkan bahwa TVET adalah pendidikan dan pelatihan yang bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan pasar tenaga kerja. Kurikulum TVET diorganisir secara sekuensial,
berpusat pada kebutuhan pelatih terkait pengalamannya dalam suatu bisnis atau industri.
Kurikulum TVET dikembangkan berbasis standar kompetensi kerja dunia kerja. Ciri lainnya
bahwa sistem pendidikannya memisahkan antara pendidikan akademik dan vokasional.

Disisi pragmatisme di sebelah kanan ditunjukkan bahwa tujuan TVET adalah untuk memenuhi
seluruh kebutuhan diri individu seseorang dan persiapan menjalani kehidupannya. Karakteristik
dasar TVET dalam filosofi pragmatisme adalah menekankan pada kemampuan pemecahan
masalah dan berpikir orde tinggi, pembelajarannya dikonstruksi dari pengetahuan-pengetahuan
yang dimiliki sebelumnya untuk memecahkan masalah.

Kemudian pada sisi bawah pragmatisme rekonstruksionis strand menyatakan bahwa tujuan
TVET adalah melakukan transformasi masyarakat menuju masyarakat demokratis, membangun
masyarakat belajar, organisasi belajar, bersifat proaktif, tidak mengekalkan diri hanya pada
praktik- praktik dunia kerja yang ada saat ini. Mengadopsi isu-isu dan masalah- masalah
ketidakadilan dan ketidakmerataan pekerjaan. Pragmatisme rekonstruksionis strand mendukung
pendidikan kejuruan yang mandiri tidak menggantungkan diri pada pemberi kerja serta siap
menciptakan kerja menjadi wirausahawan.

TEORI BELAJAR KONTEMPORER TVET

Belajar Berbasis Kerja : Diterapkan dalam TVET untuk memenuhi ketuntasan belajar sesuai
dengan standar insdustri.

Belajar di Tempat Kerja : belajar memecahkan masalah dalam kehidupan kerja dan berlangsung
ditempat kerja

Diskusi

1. Pak Yose :
Dari tiga paradigm di segitiga filosofi TVET ini, Negara kita saat ini menggunakan
yang mana ?
Jawaban : Menurut saya berdasarkan segitiga filosofi TVET masa depan TVET
cenderung ke filosofi pragmatisme (reconstructionist strand).

2. Novi Hendri Adi : SDM yang berkompeten di Negara terkadang tidak dipakai malah di
Negara lain mereka dapat berkembang bahkan ada beberapa yang tidak mau untuk
kembali ke Negara sendiri. Sebaliknya juga Negara kita menggunakan tenaga SDM dari
luar ketimbang SDM dalam negeri dengan beberapa pertimbangan yang ada.

3. Saipul Islami :
Terkait SDM, penghargaan sangat kurang di Negara kita untuk menghargai orang lain
dalam penemuan-penuan maupun ilmu pengetahuan yang di miliki seseorang.

4. Ronal Watrianthos : Mengubah karakter tidak hanya di titik beratkan dalam


pendidikannya saja
5. Pk Decky Antony : Adanya Lembaga pelatihan untuk menambah keahlian SDM seperti
di perusahaan-perusahaan besar asing yang menyediakan lembaga pelatihan khusus
untuk SDM yang dapat dipekerjaan pada perusahaan tersebut.

6. Army Trilidia Devega : Negara kurang memperhatikan dunia pendidikan seperti


memberikan apresiasi atau menghargai SDM yang berkompeten dalam bidangnya,
sehingga apa yang ditemukan atau apa yang menjadi penemuan baru tidak berkembang
bahkan langsung hilang begitu saja.

7. Pak Dr. Rijal, M.T


Menurut Teori bahwa pendidikan kejuruan akan berhasil jika para peserta didik
belajar sesuai dengan apa yang akan ditemukannya di dunia kerja nanti, salah satu
caranya dengan membawanya ke dunia kerja tersebut. (work base learning)
Dari penelitian membawa peserta didik berkunjung langsung ke dunia kerja, hasilnya
yang di beri perlakuan dibawa ke dunia kerja itu lebih cepat untuk menyelesaikan
masalah yang diberikan untuk mereka selesaikan dengan skill yang mereka dapatkan.
Kesadaran Pengelolaan pendidikan vokasi di Negara ini belum tinggi sehingga
persentase Negara kita mengenai pendidikan vocasi ini hanya 12 % dibandingkan
dengan Negara lain.
Politik ekonomi pasti selalu mempengaruhi kebijakan di Indonesia ini. Yang perlu
dibenahi contoh kecil seperti membangun sekolah tidak sesuai dengan keadaan
lingkungan sekitar. Sekolah penerbangan yang dibangun di daerah yang notabene
nelayan, seharusnya yang dibangun sekolah perikanan, kemaritiman dll.
Kita belum mensertifikasi keahlian-keahlian di sekolah kita.

Anda mungkin juga menyukai