PROPOSAL SKRIPSI
Disusun Oleh:
HALIMATUL SADIAH
A1C318105
NNHGGN
UNIVERSITAS JAMBI
2021
IMPLEMENTASI LESSON STUDI BERBASIS TBLA UNTUK
MENGANALISIS PENDAGOGICAL CONTENT KNOWLEGDE (PCK)
CALON GURU MODEL PADA MATERI HUKUM NEWTON DI SMAN. 9
KOTA JAMBI
PROPOSAL SKRIPSI
Disusun Oleh:
HALIMATUL SADIAH
A1C318105
NNHGGN
UNIVERSITAS JAMBI
2021
HALAMAN PERSETUJUAN
Proposal skripsi yang berjudul Implementasi Lesson Studi Berbasis TBLA Untuk
Menganalisis Pendagogical Content Knowlegde (PCK) Calon Guru Model Pada
Materi Hukum Newton di SMAN. 9 Kota Jambi. Proposal Skripsi Program Studi
Pendidikan Fisika, yang disusun oleh Halimatul Sadiah, Nomor Induk Mahasiswa
A1C318105 telah diperiksa dan disetujui untuk diseminarkan.
panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
Model Pada Materi Hukum Newton di SMAN. 9 Kota Jambi” ini dapat diselesaikan guna
memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar sarjana Pendidikan Strata-1 di
jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi.
proposal skripsi ini. Banyak hambatan yang dihadapi dalam penyusunannya, namun
skripsi ini. Oleh karena itu, dengan penuh kerendahan hati, pada kesempatan ini patutlah
2. Prof. Dr. M. Rusdi, S.Pd., M.Sc. selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan.
3. Bapak Haerul Phatoni, S.Pd., M.Pfis. selaku ketua Jurusan Pendidikan Fisika
4. Ibu Nova Susanti, S.Pd., M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi I yang telah
proposal skripsi.
5. Ibu Neneng Lestari, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi II yang telah
proposal skripsi.
6. Seluruh dosen program studi Pendidikan Fisika yang telah memberikan ilmu dan
7. Kedua orang tua, ayahanda Fahmi Joni dan ibunda Saidar tercinta yang
senantiasa memberikan do’a dan kasih sayang dan dukungan kepada penulis.
8. Saudara kandung tercinta Rika Purnama Sari, Muhammad Amin, Pitri Risda
Wati, Utri Ulan Dari, Firmansyah yang senantiasa memberikan do’a dan
9. Serta seluruh teman-teman terdekat Yosa Guntari, Dina Mariana, Darini, Riza
Azriyanti, Eva Novrianti BM, Wardatu Jannah, dan Nuning Tri Handayani yang
kepada penulis.
manfaat, Penulis beharap semoga proposal skripsi ini dapat bermanfaat dan semoga Allah
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN.........................................................................................3
KATA PENGANTAR .....................................................................................................4
DAFTAR TABEL............................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................6
1.3 Tujuan Penelitian................................................................................................6
1.4 Manfaat Penelitian..............................................................................................6
BAB I KAJIAN TEORETIK...........................................................................................8
2.1 Kompetensi Guru...............................................................................................8
2.1.1 Pengertian Kompetensi Guru......................................................................8
PENDAHULUAN
merupakan usaha yang sengaja diadakan dan dilakukan secara sistematis serta
informal di sekolah, dan luar sekolah yang berlangsung seumur hidup (Ratnasari
kualitas guru. Seorang guru memiliki peran yang paling besar dalam upaya
mutu guru dalam mengajar dan berprilaku profesional. Pendidikan yang bermutu
ini dapat diperoleh melaui proses pembelajaran di dalam kelas yang di lakukan
pembelajaran.
yang tepat ketika mengajar, sehingga apa yang disampaikan oleh guru dapat
berpartisipasi dan aktif dalam pembelajaran. Selain itu suasana belajar juga
menjadi menyenangkan karena siswa menjadi tidak terbebani dengan soal yang
dianggap sulit. Jadi, perlu bagi seorang guru untuk melakukan segala sesuatu agar
siswa merasa senang dengan pelajaran tersebut. Tetapi kenyataannya, sampai saat
siswa.
Maka dari itu untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab dalam
menjalankan profesi guru, maka guru harus memiliki beberapa kemampuan dan
kompetensi guru, selain kompetensi dalam mengajar atau yang sering disebut
(content) pembelajaran secara baik. Kompetensi guru tidak hanya harus dimiliki
oleh guru melainkan sebagai calon guru juga harus memiliki kompetensi guru.
Dengan demikian, untuk menjadi seorang guru yang profesional perlu disiapkan
Knowledge (PCK). PCK ini merupakan pengetahuan yang sangat penting dan
harus dimiliki oleh seorang guru maupun calon guru karena calon guru dituntut
untuk menjadi guru yang bermutu dan berkinerja tinggi guna menghadapi
persaingan yang sangat ketat. PCK calon guru dapat dilihat dari bagaimana cara
guru mengajar dan sejauh apa penguasaan mengenai konsep yang akan diajarkan
dapat berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, teori, dan model. Fisika dipandang
efisien yaitu salah satunya melalui kegiatan praktik. Berdasarkan teori dan
kemampuan siswa dalam menguasai materi pokok fisikan (memahami dan dapat
atau calon guru, khususnya pada pembelajaran fisika. Maka diperlukan strategi
dan pendekatan pembelajaran yang lebih banyak melibatkan siswa secara aktif
dalam proses pembelajaran. Salah satu cara yang dapat dilakukan dengan
yang sesuai dengan situasi, kondisi, atau permasalahan yang dihadapi pendidik
(Herlindawati, 2021).
Kota Jambi dengan melakukan wawancara kepada guru fisika di peroleh hasil,
Pedagogical Content Knowledge, guru fisika SMA Negeri 9 Kota Jambi juga
begitu guru fisika SMA Negeri 9 Kota Jambi berpendapat bahwa pengetahuan
permasalahanyang sering terjadi yaitu ketidaktahuan seorang guru atau calon guru
mengenai kompetensi yang harus dimiliki seorang guru agar menjadi guru yang
tidak pahamnya guru atau calon guru tentang pengetahuan cara mengajar serta
materi yang akan diajarkan. Hal ini yang membuat penguasaan Pedagogical
Content Knowledge para guru dan calon guru berada pada kategori rendah.
Knowledge guru atau calon guru melaui beberapa instrumen. Kemudian akan
model TBLA diperlukan kamera yang berfungsi merekam segala aktivitas guru
dan peserta didik atau aktivitas peserta didik dan guru sehingga membantu
dapat meningkatkan proses pembelajaran dikelas. Oleh karena itu peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian yang berjudul “Implementasi Lesson Studi
Calon Guru Model Pada Materi Hukum Newton di SMAN. 9 Kota Jambi”.
menjadi tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
Lesson Studi.
dalam belajar.
pengetahuan dan bekal sebagai calon guru serta salah satu syarat
KAJIAN TEORETIK
kemampuan personal, keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara kaffah
dasar yang dimiliki seorang guru untuk mendukung dalam melaksanakan tugas
ditegaskan bahwa setiap guru wajib memenuhi standar kualifikasi akademik dan
kompetensi professional.
ketrampilan dan sikapnya, serta hasil kerjanya sesuai standar (ukuran) yang
Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, dijelaskan bahwa
harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan
kompetensi guru adalah untuk mendapatkan guru yang baik dan profesional, yang
perannya sebagai pengajar dimana guru harus bisa menyesuaikan apa yang
dibutuhkan masyarakat dan jaman dalam hal ini yaitu kemajuan ilmu pengetahuan
guru yang telah menjadi bagian dari guru sehingga guru dapat melakukan
perilaku-perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya.
Perbedaan pokok antara profesi guru dengan profesi lainnya terletak dalam tugas
dan tanggung jawabnya. Tugas dan tanggung jawab tersebut erat kaitannya
Kemampuan dasar itu tidak lain ialah kompetensi yang harus dimiliki oleh
seorang guru.
a. Kompetensi Pedagogik
b. Kompetensi Kepribadian
c. Kompetensi Sosial
d. Kompetensi Profesional
penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai standar isi
teknologi, atau seni yang relevan dan secara konseptual menaungi atau
dalam kinerja guru. Secara utuh sosok kompetensi guru itu meliputi pengenalan
peserta didik secara mendalam, penguasaan bidang studi baik disiplin ilmu
(diciplinary content) maupun bahan ajar dalam kurikulum sekolah (pedagogical
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi proses dan hasil belajar, serta tindak lanjut
profesi sebagai guru. Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen No.14/2005 dan
berikut.
a. Kompetensi Kepribadian
dan berwibawa, Berakhlak mulia, Menjadi teladan bagi peserta didik dan
berkelanjutan.
b. Kompetensi Paedagogik
c. Kompetensi profesional
materi ajar ada dalam kurikulum sekolah, hubungan konsep antar mata
d. Kopetensi Sosial
(mendiseminasikannya).
Menurut Rusman dalam Marhamah (2017) Lesson Studi merupakan salah
lain. Sementara Friedkin (2005) mendefinisikan lesson studi sebagai proses yang
memperbaiki pembelajaran.
Lesson studi adalah suatu proses sistematis yang digunakan oleh guru-
guru atau calon guru secara kolaboratif untuk mengembangkan rencana dan
calon guru atau guru secara kolaboratif mempelajari kurikulum dan merumuskan
pembinaan guru dalam meningkatkan kinerja guru. Hal ini dilakukan bersama
oleh sekelompok guru demi mewujudkan kinerja guru. Lesson Studi bukan
kegiatan penerapan metode atau strategi pembelajaran yang sesuai dengan situasi,
dilakukan.
community. Lesson Studi merupakan model pembinaan profesi guru, yang dalam
dengan guru lain sejenis, dan sering dianggap sebagai research lesson (kaji
pembelajaran). Melalui proses ini tim Lesson Studi memusatkan perhatiannya
pendidikan dalam hal ini peningkatan mutu profesional guru. Dengan demikian
telah dilakukan
Bentuk lesson studi manapun yang menjadi pilihan bagi seorang guru
a) Perencanan (Plan)
dihadapan rekan guru yang lain sehingga mendapat saran dan masukan
b) Pelaksanaan (Do)
c) Refleksi (See)
guru model saling belajar dari pembelajaran yang telah diamati dan hasil
(studi lesson), dan evaluasi (review session). Tahapan persiapan terdiri atas 3
Tahap pembelajaran (studi lesson) terdiri atas implementasi kelas atau kegiatan
tahap peninjauan (review session) terdiri atas kegiatan evaluasi kelas dan
mengamati praktik pembelajaran guru dari perspektif siswa. Melalui lesson studi,
guru dapat secara objektif melihat apa yang terjadi dalam praktik pembelajaran.
Menurut Hendayana dalam Abdul Rozak (2013) lesson studi
Tahap do diawali dengan briefing yang dipimpin oleh kepala sekolah atau
penerapan metode atau strategi pembelajaran yang sesuai dengan situasi, kondisi,
a. Tahap Perencanan
b. Tahap Pelaksanaan
pembelajaran.
c. Tahap Refleksi
pembelajaran.
Tahap tindak lanjut dalam Lesson Studi sebagai bentuk untuk tindak lanjut
pembelajaran berikutnya.
lainnya mengamati
melaksanakannya. Selain itu juga faktor budaya dan biaya. Hambatan budaya dan
konteks merupakan salah satu hal yang harus diatasi dalam pelaksanaannya.
komitmen dan kesungguhan hati untuk melakukan yang terbaik, kurang memiliki
sikap mau belajar sepanjang hayat, dan lebih tertarik melakukan sesuatu bila ada
atau yang akan diajarkan kepada siswa. Kedalaman dan keluasan konten bidang
studi yang diajarkan di sekolah menengah (SMP) akan berbeda dengan konten
yang diajarkan di SMA atau di perguruan tinggi. Pengetahuan materi bidang studi
ini dapat berupa pengetahuan tentang konsep, teori, gagasan, kerangka organisasi
konsep, bukti-bukti empiris, juga praktek dan pendekatan yang baku dalam
mengembangkan pengetahuan.
Pengetahuan dan karakteristik inkuiri antara bidang studi satu dengan yang lain
bisa sangat berbeda dan guru harus memahami lebih baik bidang studi yang akan
guru ajarkan kepada siswa. Dalam bidang studi IPA misalnya, pengetahuan guru
mencakup fakta-fakta dan teori ilmiah, metode ilmiah dan penalaran berbasis
bukti empiris.
berpikir, metode pembuktian dan bukti. Senada dengan content knowledge ini
(Feronika, 2018).
pebelajar, pengelolaan kelas, dan penilaian proses dan hasil belajar. Guru yang
mengembangkan habits of mind dan sikap belajar yang positif. Untuk itu, guru
memerlukan pengetahuan tentang teori belajar kognitif dan sosial serta teori
2014).
mudah diakses oleh siswa. Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa salah satu
faktor yang memungkinkan guru menjadi efektif adalah guru yang kaya PCK,
memindahkan konsep dan keterampilan dari guru kepada siswa saja tetapi
problematik.
PCK sebagai pengetahuan profesional guru terdiri dari lima komponen dan
mengajarkannya)
b. Pengetahuan tentang kurikulum (apa dan kapan mengajarnya)
(PCK) adalah cara penyajian dan formulasi materi subjek sehingga dapat
dipahami oleh siswa. PCK dapat dilihat sebagai interseksi antara pedagogi dan
konten. Oleh karena itu PCK adalah cara praktis mengetahui materi subjek yang
digunakan oleh instruktur bila guru mengajar. PCK adalah bentuk pengetahuan
professional guru yang disusun berbeda dari pengetahuan materi subjek guru.
representasi materi yang diperkuat dengan analog ilustrasi, contoh, penjelasa, dan
topik tertentu mudah atau sulit (Yuliati, 2017). Sementara menurut Purwaningsih
bagaimana mengajarkan isi materi tertentu dengan cara khusus agar pemahaman
siswa tercapai.
PCK sebagai pengetahuan profesional guru terdiri dari lima komponen dan
yang harus dimiliki oleh guru yaitu pengetahuan konten, pengetahuan pedagogik
dalam Lesson Analysis yang merupakan bagian dari Lesson Studi. Model TBLA
peristiwa pada saat transkrip dialog. Model TBLA diyakini mampu membuka
berfungsi merekam segala aktivitas guru dan peserta didik sehingga membantu
(Mutiani, 2020).
2.5 Science Technology Engineering Matemathic (STEM)
pembelajaran secara kolektif dari beberapa disiplin ilmu yakni Sains, Teknologi,
Rekayasa, dan Matematika, dalam satu payung ilmu. Integrasi bidang ilmu yang
termasuk dalam STEM tersebut telah menjadi daya tarik di Amerika Serikat sejak
perubahan zaman. Untuk memperjelas definisi STEM dapat dilihat pada gambar
di bawah ini.
masalah yang terjadi di kehidupan abad 21. Pendekatan STEM dapat membentuk
peserta didik menjadi sumber daya manusia yang mampu berpikir kritis dan
kreatif, sistematis dan logis sehingga mampu memenuhi standar sumber daya
manusia abad 21 serta mampu menghadapi tantangan global yang semakin
pembelajaran yang dilakukan dengan STEM ini yaitu melatih daya kritis siswa
untuk memecahkan masalah yang kompleks dengan multidisiplin ilmu. Hal ini
dihadapi.
yang memadukan beberapa disiplin ilmu yaitu sains, teknologi, teknik dan
kerangka pengembangan STEM yaitu sains, matematika, dan teknologi & teknik.
Interaksi antara dua atau lebih disiplin ilmu adalah sebuah model pembelajaran
tidak hanya dapat diterapkan di sekolah dasar dan sekolah menengah, tetapi juga
No STEM Keterangan
1 Sains Literasi sains kemampuan dalam
(Science) mengidentifikasi informasi ilmiah, lalu
mengaplikasikannya dalam dunia nyata dan juga
mempunyai peran dalam mencari solusi.
2 Teknologi Literasi teknologi keterampilan dalam
(Technology) menggunakan berbagai teknologi, belajar
mengembangkan teknologi, menganalisis
teknologi dapat mempengaruhi pemikiran siswa
dan masyarakat.
3 Teknik Literasi desain kemampuan dalam
(Engineering) mengembangkan teknologi dengan desain yang
lebih kreatif dan inovatif melalui penggabungan
berbagai bidang keilmuan.
4 Matematika Literasi matematika kemampuan dalam
(Mathematics) menganalisis dan menyampaikan gagasan,
rumusan, menyelesaikan masalah secara
matematik dalam pengaplikasiaannya.
(Sumber: Khoiriyah, 2018)
pembelajaran yang menggabungkan dua atau lebih bidang ilmu yang termuat
dalam STEM yaitu Sains, Teknologi, Teknik atau rekayasa, dan Matematika.
a. Science
b. Technology
c. Engineering
(interdisipliner).
d. Mathematics
situasi berbda.
Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika dan dapat diringkas sebagai berikut:
manusia
c. Enggineering adalah keterampilan dan pengetahuan untuk mendesain dan
bersaing dan siap untuk bekerja sesuai bidang yang ditekuninya. Dalam konteks
alam) sebagai warga negara yang konstruktif, peduli, serta reflektif dengan
matematika.
di bawah ini.
pada level awal (Pendidikan awal) yaitu untuk menumbuhkan dan menstimulus
masalah.
yaitu berfokus pada penguatan kegiatan dan pengayaan keterampilan STEM yang
dilakukan melalui kegiatan yang dapat menunjukan konsep STEM pada level
STEM yang dilanjutkan pada dunia industri dan komunitas maka peserta didik
pembangunan nasional.
menjadi sumber daya manusia yang mampu berpikir kritis dan kreatif, sistematis
dan logis. Melalui penelitian pada materi Gas Ideal Kelas XI SMA pembuatan
Salah satu metode yang diharapkan dapat mengatasi hal di atas adalah metode
sebagai berikut.
penelitian masih belum sesuai dengan hasil yang diharapkan maka akan
berikut:
a. Pengamatan (Observe)
yang diajarkan.
Dalam tahap ini peserta didik mengamati dan mencari informasi tambahan
baru. Peserta didik diminta mencari dan mencari ide baru dari informasi
yang sudah ada, pada langkah ini peserta didik memerlukan ketrampilan
c. Inovasi (Innovation)
Langkah inovasi peserta didik diminta untuk menguraikan hal-hal yang
d. Kreasi (Creativity)
Dalam langkah ini merupakan pelaksanaan dari hasil pada langkah ide
baru.
e. Nilai (Society)
adalah nilai yang dimiliki oleh ide yang dihasilkan peserta didik bagi
sebagai berikut:
yang terdiri dari 7 karakteristik dapat dilihat bahwa dalam pembelajaran ini
aktivitas yang dilakukan bermuara pada peran aktif siswa mulai dari berpikir kritis
STEM terintegrasi.
a. Pendekata Silo
mendapatkan penilaian.
b. Pendekatan Tertanam
keadaan dunia nyata dan cara yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan
c. Pendekatan Terintegrasi
masalah, dan informasi ilmiah yang menjadi suatu solusi dari suatu
dan penggabungan beberapa mata pelajaran dalam waktu yang tidak sama
membahas tentang hubungan antara gerak benda dan gaya. Disini anda akan
1. Hukum I Newton
Pada zaman dahulu, orang percaya bahwa alam ini bergerak dengan
menyebutnya dengan gerak alami. Di lain sisi, untuk benda yang jelas-jelas
Aristoteles ini terbukti salah saat Galileo dan Newton mengemukakan pendapat
benda tersebut ditiadakan, maka benda tersebut akan terus bergerak tanpa
bahwa ‘‘ jika resultan gaya pada suatu benda sama dengan nol, maka benda
yang diam akan tetap diam dan benda yang bergerak akan tetap bergerak dengan
mempertahankan geraknya. Oleh karena itu, hukum 1 Newton juga sering disebut
benda, makin besar kelembamannya. Saat mengendarai sepeda motor anda bisa
langsung memperoleh kelajuan besar dalam waktu singkat. Namun, saat anda naik
kereta, tentu memerlukan waktu yang lebih lama untuk mencapai kelajuan yang
besar. Hal itu terjadi karena kereta api memiliki massa yang jauh lebih besar dari
yang anda naiki direm secara mendadak, maka anda akan terdorong ke depan dan
saat kendaraan yang anda naiki tiba-tiba bergerak, maka anda akan terdorong ke
belakang.
2. Hukum II Newton
Hukum 1 Newton hanya membahas benda yang tidak dikenai gaya dari
luar, artinya benda tidak mengalami percepatan. Bagaimana jika suatu benda
mendapat gaya dari luar atau pada benda tersebut bekerja beberapa gaya yang
resultannya tidak sama dengan nol? Pada kondisi ini benda mengalami perubahan
percepatan.
Misalkan anda mendorong sebuah kotak di atas lantai licin (gaya gesek
dorong terhadap kotak anda perbesar menjadi dua kali semula (2F), ternyata
percepatan yang dihasilkan juga dua kali semula (2a). Ketika gaya dorong anda
tingkatkan menjadi tiga kali semula (3F), ternyata percepatan yang dihasilkan juga
menjadi tiga kali semula (3a). Jadi, dapat disimpulkan bahwa percepatan
berbanding lurus dengan besarnya resultan gaya yang bekerja pada suatu benda (a
~ f).
Sekarang, taruhlah sebuah kotak (dengan massa sama) di atas kotak yang
tadi anda dorong (massa kotak menjadi 2 kali semula (2m)). Ternyata dengan
1
gaya F dihasilkan percepatan yang besarnya setengah percepatan semula ( a).
2
Kemudian tambahkan lagi sebuah kotak (dengan massa sama) di atas kotak yang
tadi anda dorong (massa menjadi 3 kali semula). Ternyata dengan gaya F
1
dihasilkan percepatan yang besarnya sepertiga percepatan semula ( a). Jadi,
3
1
α ).
m
“Percepatan yang dihasilkan oleh resultan gaya yang bekerja pada suatu benda
berbanding lurus dengan resultan gaya, dan berbanding terbalik dengan massa
∑F
α= atau ∑F = m× a
m
(2.2)
1
α
m
Keterangan :
lantai melalui tubuh atlet. Lantai yang mendapatkan gaya tekan, membalas dengan
menekan ke atas dengan gaya yang besarnya sama. Seandainya lantai memberikan
gaya ke atas lebih kecil dari pada gaya yang diterimanya, maka si atlet akan
terperosok melalui lantai tersebut. Jika lantai memberikan gaya yang lebih besar
dari pada gaya yang diterimanya maka atlet tersebut akan terangkat ke udara.
Newton menyatakan bahwa suatu gaya yang bekerja pada sebuah benda selalu
berasal dari benda lain. Artinya, tidak ada gaya yang hanya melibatkan satu
benda. Gaya yang hadir sedikitnya membutuhkan dua benda yang saling
gaya pada B (aksi), maka B akan mengerjakan gaya pada A (reaksi). Pasangan
Bunyi hukum III Newton adalah sebagai berikut “Jika benda A mengerjakan
gaya pada benda B, maka benda B akan mengerjakan gaya pada benda A, yang
besarnya sama tetapi arahnya berlawanan”. Hukum ini biasanya juga dinyatakan
sebagai berikut “Untuk setiap aksi, ada suatu reaksi yang sama besar tetapi
berlawanan arah”. Secara matematis hukum III Newton dapat ditulis sebagai
berikut.
Faksi = −¿Freaksi
Contoh yang menunjukkan gaya aksi reaksi adalah ketika anda berjalan di
atas lantai. Saat berjalan, kaki anda menekan lantai ke belakang (aksi). Sebagai
reaski, lantai mendorong telapak kaki anda ke depan sehingga anda dapat berjalan.
memperlambat gerak suatu benda. Pada kehidupan sehari-hari gaya yang anda
kenal biasanya adalah gaya langsung. Artinya, sesuatu yang memberi gaya
berhubungan langsung dengan yang dikenai gaya. Selain gaya langsung, juga ada
gaya tak langsung. Gaya tak langsung merupakan gaya yang bekerja diantara dua
benda tetapi kedua benda tersebut tidak bersentuhan. Contoh gaya tak langsung
adalah gaya gravitasi. Ada beberapa jenis gaya, antara lain gaya berat, gaya
1. Gaya Berat
massa dengan berat. Misalnya, orang mengatakan “Doni memiliki berat 65 kg”.
Pernyataan orang tersebut keliru karena sebenarnya yang dikatakan orang tersebut
adalah massa Doni. Anda harus dapat membedakan antara massa dan berat.
benda. Massa (m) suatu benda besarnya selalu tetap dimanapun benda tersebut
berada, satuannya kg. Berat (w) merupakan gaya gravitasi bumi yang bekerja pada
maka benda tersebut akan jatuh ke bumi. Jika gaya hambatan udara diabaikan,
maka gaya yang bekerja pada benda tersebut hanyalah gaya gravitasi (gaya berat
benda). Benda tersebut akan mengalami gerak jatuh bebas dengan percepatan ke
bawah sama dengan percepatan gravitasi. Jadi, gaya berat (w) yang dialami benda
besarnya sama dengan perkalian antara massa (m) benda tersebut dengan
percepatan gravitasi (g) ditemapat itu. Secara matematis dapat ditulis sebagai
berikut.
w=m×g (2.3)
Keterangan :
w : gaya berat (N)
m : massa benda (kg)
g : percepatan gravitasi (ms-2)
2. Gaya Normal
Anda ketahui bahwa benda yang dilepaskan pada ketinggian tertentu akan
jatuh bebas. Bagaimana jika benda tersebut diletakkan di atas meja, buku
misalnya, gaya yang menahan buku agar tidak jatuh adalah gaya tekan meja pada
buku. Gaya ini ada karena permukaan buku bersentuhan dengan permukaan meja
dan sering disebut gaya normal. Gaya normal (N) adalah gaya yang bekerja pada
bidang yang bersentuhan antara dua permukaan benda, yang arahnya selalu tegak
lurus dengan bidang sentuh. Jadi, pada buku terdapat dua gaya yang bekerja, yaitu
gaya normal (N) yang berasal dari meja dan gaya berat (w). Kedua gaya tersebut
buku.
Ingat, gaya normal selalu tegak lurus arahnya dengan bidang sentuh. Jika
bidang sentuh antara dua benda adalah horizontal, maka arah gaya normalnya
adalah vertikal. Jika bidang sentuhnya vertikal, maka arah gaya normalnya adalah
horizontal. Jika bidang sentuhnya miring maka gaya normalnya juga akan miring.
3. Gaya Gesekan
Jika anda mendorong sebuah lemari besar dengan gaya kecil, maka lemari
tertentu bola tersebut pasti berhenti. Mengapa hal-hal tersebut dapat terjadi? Apa
yang menyebabkan lemari sulit di gerakkan dan bola berhenti setelah menempuh
jarar tertentu?
Gaya yang melawan gaya yang anda berikan ke lemari atau gaya yang
menghentikan gerak bola adalah gaya gesek. Gaya gesek adalah gaya yang
bekerja antara dua permukaan benda yang saling bersentuhan. Arah gaya gesek
Untuk benda yang bergerak di udara, gaya geseknya bergantung pada luas
permukaan benda yang bersentuhan dengan udara. Makin besar luas bidang
sentuh, makin besar gaya gesek udara pada benda tersebut sedangkan untuk benda
padat yang bergerak di atas benda padat, gaya geseknya tidak tergantung luas
bidang sentuhnya.
Gaya gesek dapat dibedakan menjadi dua, yaitu gaya gesekan statis dan
gaya gesekan kinetis. Gaya gesek statis (fs) adalah gaya gesek yang bekerja pada
benda selama benda tersebut masih diam. Menurut hukum I Newton, selama
benda masih diam berarti resultan gaya yang bekerja pada benda tersebut adalah
nol. Jadi, selama benda masih diam gaya gesek statis selalu sama dengan yang
bekerja pada benda tersebut. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut.
Keterangan :
fs : gaya gesekan statis maksimum (N)
µs : koefisien gesekan statis
Gaya gesek kinetik (fk) adalah gaya gesek yang bekerja pada saat benda
dalam keadaan bergerak. Gaya ini termasuk gaya dissipatif, yaitu gaya dengan
usaha yang dilakukan akan berubah menjadi kalor. Perbandingan antara gaya
gesekan kinetis dengan gaya normal disebut koefisien gaya gesekan kinetis (ms).
Keterangan :
fk : gaya gesekan kinetik (N)
µk : koefisien gesekan kinetis
4. Gaya Sentripetal
ditimbulkan karena adanya gaya. Oleh karena itu, percepatan sentripetal ada
antara massa benda dan percepatan yang dialami benda tersebut. Sesuai hukum
FS = m× α S (2.6)
Karena
v2 v2
αS = = w2r Maka FS = m = mw2r (2.7)
r r
Keterangan :
FS : gaya sentripetal (N)
m : massa benda (kg)
v : kecepatan linier (m/s)
r : jari-jari lingkaran (m)
w : kecepatan sudut
gerak benda. Gaya sentripetal tidak mengubah besarnya kelajuan benda. Setiap
hukum Newton. Dalam subbab ini anda akan membahas beberapa contoh
penerapan hukum-hukum Newton. Misalkan pada gerak lurus, gerak vertikal, dan
pada suatu benda, ada beberapa catatan. Pertama, gambarlah diagram secara
terpisah yang menggambarkan semua gaya yang bekerja pada benda tersebut
(gambar diagram bebas). Kedua, gaya yang searah dengan perpindahan benda
Sebuah benda yang diletakkan di atas bidang datar licin ditarik horizontal
benda bergerak pada sumbu X (horizontal), maka gaya yang bekerja pada benda
(2.9)
Komponen yang menyebabkan benda bergerak di atas bidang datar licin adalah
komponen horizontal F, yaitu Fx. Oleh karena itu, persamaannya dapat ditulis
sebagai berikut.
Fx = F cos α (2.10)
F cos α
α= (2.11)
m
Bagaimana jika bidang datar tempat benda berada diatas bidang kasar?
Untuk sebuah benda yang berada diatas bidang kasar, anda harus
Sebuah benda yang diletakkan di atas meja tidak akan jatuh. Hal itu
dikarenakan adanya gaya lain yang bekerja pada benda selain gaya berat, yaitu
gaya normal. Ingat, arah gaya normal selalu tegak lurus dengan bidang sentuh.
yang membentuk sudut yang dapat dilihat pada gambar diatas. Diambil sumbu X
sejajar bidang miring dan sumbu Y tegak lurus dengan bidang miring. Maka
∑Fy = N – Wy (2.12)
atau
∑Fy = N – mg cos θ (2.13)
Karena benda tidak bergerak pada sumbu y, maka ∑Fy = 0 atau N = mg cos θ
Karena benda bergerak pada sumbu X (gaya yang menyebabkan benda bergerak
adalah gaya yang sejajar dengan bidang miring), maka percepatan yang dialami
∑Fx = m × α (2.15)
mahasiswa calon guru dari kriteria kurang baik menjadi kriteria sangat
baik. Penelitian dengan jumlah sampel yang lebih besar dengan calon guru
dari berbagai disiplin ilmu masih perlu dilakukan agar pengaruh Lesson
tereksplorasi.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Amintarti, Atiek Winarti, Arif
Pembelajaran Kimia. Hasil dari penelitian ini adalah dari hasil TBLA
yang dapat dilihat dari kualitas percakapan yang terjadi antara guru dan
hasil belajar siswa MTS Laboratorium Kota Jambi yakni 26,63% tuntas
pada siklus I dan pada siklus II meningkat menjadi 66,67%. Begitu juga
dengan konten dan juga mengetahui bagaimana elemen konten dapat diatur untuk
dilakukan sampai pada hasil yang diinginkan yaitu untuk meningkatnya indikator
PCK yang dibutuhkan. Siklus kegiatan dilakukan sebanyak 2 kali dan jika belum
tahapan refleksi siklus pertama, dilakukan lagi tahapan perencanaan untuk siklus
kedua. Siklus kedua ini dimaksudkan untuk memperbaiki kekurangan pada siklus
pertama.
Pada tahap plan yang harus disiapkan oleh peneliti adalah desain
Untuk skala penilaian dan lembar observasi peneliti menggunakan tabel panduan
kedudukan seseorang dalam suatu kontinu sikap terhadap objek sikap, mulai dari
pendagogic content knowledge calon guru dan dapat diterima siswa melalui setiap
berikutnya.
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
BAB III
METODE PENELITIAN
Berdikari RT.28, Payo Selincah, Paal Merah, Kota Jambi, Jambi 36254. Pada
kualitatif dan kuantitatif. Kombinasi atau gabungan antara penelitian kualitatif dan
Pada data penelitian kualitatif, data dalam penelitian ini berupa RPP,
dokumentasi berupa foto dan video yang didapatkan melalui penerapan Lesson
Analysis (TBLA). Sumber dalam data penelitian ini adalah peserta didik kelas
Pada data penelitian kuantitatif, data dalam penelitian ini berupa instrumen
mengamati semua kegiatan siswa yang telah ditentukan sebelumnya. Data lain
berupa instrumen evaluasi, pada data instrumen evaluasi data berupa soal-soal
latihan yang diberikan kepada siswa. Data lain berupa transkip pembelajaran
diperoleh melalui hasil rekaman percakapan siswa dan guru yang terjadi pada saat
kegiatan pembelajaran. Pada sumber data diperoleh melalui rekaman suara dengan
dipindahkan menjadi sebuah transkip berupa sebuah tulisan berupa aktivitas yang
Pada data kualitatif alat pengumpulan data yang perlu dipersiapkan berupa
1. Observasi
1. Instrumen
oleh guru model, sehingga guru model dibantu oleh tim Lesson tudi dalam
disediakan oleh guru model berupa soal-soal yang akan diberikan kepada
siswa.
TBLA adalah transkrip yang diperoleh dari tim peneliti dan juga tim
menggunakan excel.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
melalui penerapan lesson studi. Data yang dihasilkan di peroleh dari hasil
Grafik sebagaimana gambar 3.2 dan 3.3 menunjukkan bagian atas adalah sesi
percakapan oleh siswa. Garis mendatar yang membatasi sesi percakapan guru dan
siswa pada grafik merupakan indeks percakapan yang terekam pada full transcript.
Indeks ini juga merupakan sequens waktu (dalam menit) saat pembelajaran
terjadi.
yang dilakukan pada siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan bahwa selama proses
pembelajaran tidak hanya didominasi oleh guru, tetapi juga oleh siswa. Hal ini
terlihat dari banyaknya siswa yang merespon selama proses pembelajaran dan dari
banyaknya percakapan yang terjadi, baik percakapan yang terjadi antara guru dan
siswa maupun siswa dengan siswa lainnya. Pada siklus 2 juga ditemukan
beberapaa siswa yang tidak aktif dalam pembelajaran yang dilakukan pada siklus
tahap perencanaan (plan), pelaksanaan (do), dan refleksi (see) yang terdiri dari II
tahap kegiatan. Tetapi jika dalam II tahap tersebut penelitian belum mendapatkan
hasil yang diinginkan maka siklus akan terus dapat bertambah hingga
mendapatkan hasil yang diinginkan. Namun jika sudah mendapatkan hasil yang
penelitian ini peneliti akan berkolaborasi dengan guru mata pelajaran fisika yang
mengajar di SMA Negeri 9 Kota Jambi beserta tim observer. Adapun skema
Siklus I
Plan I
Mendiskusikan desain pembelajaran,
mempersiapkan kelas pembelajaran dan alat
perekam video/audio yang digunakan
RPP-Alat Perekam
Media Pembelajaran
Do
Pembelajaran dengan Dilakukan
menerapkan Lesson Studi seperti
Plan I
Observasi I
Merekam semua kegiatan yang See I
terjadi selama pembelajaran dan Mendiskusikan dan menganalisis proses
membuat transkrip pembelajaran menggunakan TBLA
pembelajaran (Transcript Based Lesson Analysis
Siklus II
See II Observasi II Do II Plan II
Siklus
Selanjutnya
3.6.1 Siklus I
a. Perencanaan (plan)
pelaksana, dosen pembimbing, dan guru bidang studi sebagai observer yang akan
b. Pelaksanaan (do)
sudah disepakati bersama anggota tim Lesson Studi dan para observer dapat
mengobservasi pembelajaran yang akan dilakukan oleh guru model yaitu peneliti
sendiri yang mana dalam hal ini guru model melakukan proses pembelajaran
secara kolaboratif. Pada saat guru model sedang melakukan proses pembelajaran
guru yang lain atau tim Lesson studi bertugas sebagai observer atau pengamat.
Tugas pengamat adalah mengobservasi siswa pada saat proses pembelajaran dan
pembelajaran berlangsung.
c. Refleksi (see)
Inti dari Lesson studi adalah pada tahap pelaksanaan dan refleksi. Tahap
refleksi merupakan tahap yang sangat penting dalam Lesson Studi karena pada
tahap inilah setiap anggota tim Lesson Studi akan mengemukakan berbagai
pembelajaran.
refleksi dan analisis segera setelah pembelajaran selesai. Hasil refleksi digunakan
hal berikut:
3. Mencari jalan keluar untuk mengatasi masalah yang ditemukan agar proses
3.6.2 Siklus II
berdasarkan hasil observasi yang akan diperoleh pada tahap pertama, sehingga
Abdul Rozak & Eva Fauziah. (2013). Implementasi Lesson Study Sebagai Upaya
Alifa, D. M., Azzahroh, F., & Pangestu, I. R. (2018). Penerapan Metode STEM
Amintarti, S., Winarti, A., Sholahuddin, A., Wati, M., Lambung Mangkurat Jl
Audio Visual dalam Setting Lesson Study Terhadap Hasil Belajar IPA
Prestasi Belajar Fisika. Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA, 5(1), 68–
75.
Davidi, E. I. N., Sennen, E., & Supardi, K. (2021). Integrasi Pendekatan STEM
5(3).
Basri, Hasan (2021). Kompetensi Guru dalam Memotivasi Belajar Siswa di Kelas
XI IPS Smas ar-Rahman Kec. Medan Helvetia. Vol 1.No 3.
Abstrak.
Fauziah, Safiah, I., & Habibah, S. (2017). Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar
Elektronik Lensa Berbasis STEM Pada Mata Kuliah Optik Untuk Mahasiswa
Handayani, S., Mintarti, S. U., Rachmawati, D., & Wahyono, H. (2020). Evaluasi
Sahjohan. Riyanto (2021). Kompetensi Guru, Gaya Belajar Dan Prestasi Belajar
Pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Ditinjau Dari Disiplin, Minat Belajar,
SMA pada materi gelombang bunyi. Jurnal Riset Dan Kajian Pendidikan
Mutiani, M., Warmansyah Abbas, E., Syaharuddin, S., & Susanto, H. (2020).
Issue 9.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Silabus
Kelas/Semester : X/Ganjil-Genap
Materi
Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
diskusi kelas.
Mempresentasikan hasil
percobaan benda yang
bergerak lurus dengan
kecepatan tetap dan gerak
lurus dengan percepatan
tetap dalam bentuk grafik.
3.5 Menganalisis gerak Gerak parabola: Mengamati simulasi
parabola dengan Gerak Parabola ilustrasi/demonstrasi/videog
menggunakan vektor, Pemanfaatan erak parabola yang aktual
berikut makna Gerak Parabola dijumpai di kehidupan
fisisnya dan dalam sehari-hari
penerapannya dalam Kehidupan Mendiskusikan vektor
kehidupan sehari-hari Sehari-hari posisi, kecepatan gerak dua
4.5 Mempresentasikan dimensi pada gerak
data hasil percobaan parabola, hubungan posisi
gerak parabola dan dengan kecepatan pada
makna fisisnya gerak parabola
Menganalisis dan
memprediksi posisi dan
kecepatan pada titik tertentu
berdasarkan pengolahan
data percobaan gerak
parabola.
Mempresentasikan hasil
kegiatan diskusi kelompok
tentang penyelesaian
masalah gerakparabola
3.6 Menganalisis Gerak melingkar: Menemukan besaran
besaran fisis pada Gerak frekuensi, periode, sudut
gerak melingkar melingkar tempuh, kecepatan linier,
dengan laju konstan dengan laju kecepatan sudut, percepatan,
(tetap) dan konstan (tetap) dan gaya sentripetal pada
penerapannya dalam Frekuensi dan gerak melingkar melalui
kehidupan sehari- Periode tayangan film, animasi, atau
hari Kecepatan sketsa
4.6 Melakukan sudut Melakukan percobaan
percobaan berikut Kecepatan secara berkelompok untuk
presentasi hasilnya linier menyelidiki gerak yang
tentang gerak Gaya menggunakan hubungan
melingkar, makna sentripetal roda-roda
fisis dan Menganalisis besaran yang
pemanfaatannya berhubungan antara gerak
linier dan gerak melingkar
pada gerak menggelinding
Materi
Kompetensi Dasar Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
NO INDIKATOR 1 2 3 4
1 Memastikan bahwa peserta didik
mendapatkan kesempatan yang sama
NO INDIKATOR 1 2 3 4
2 Menjelaskan alasan pelaksanaan
kegiatan/aktivitas yang dilakukan