Buletin Kaffah - 222 - 05 Jumada Al-Ula 1443 H-10 Desember 2021 M-Wajib Mengkaji Dan Mendalami Islam
Buletin Kaffah - 222 - 05 Jumada Al-Ula 1443 H-10 Desember 2021 M-Wajib Mengkaji Dan Mendalami Islam
Kewajiban mempelajari Islam bukan hanya dalam perkara thaharah atau ibadah saja;
tetapi semua ajaran Islam seperti muamalah, pidana, jihad, hingga pemerintahan khilafah, dll.
Banyak nas al-Quran maupun al-Hadis yang memerintahkan kaum Muslim untuk
bersungguh-sungguh mempelajari Islam. Allah SWT, misalnya, berfirman:
ِ قُل َهل يستَ ِوي الَّ ِذين ي ْعلَمو َن والَّ ِذين الَ ي ْعلَمو َن ۗ إِمَّنَا يتَ َذ َّكر أُولُو اْألَلْب
ابَ ُ َ ُ َ َ َ ُ ََ َْ ْ ْ
Katakanlah, “Samakah orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak
mengetahui? Sungguh orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.” (TQS az-
Zumar [39]: 9).
Para ulama juga mengungkapkan kemuliaan orang yang berilmu. Imam al-Ghazali
rahimahulLaah mengutip perkataan Khalifah ‘Umar bin al-Khaththab ra.: “Kematian seribu ahli
ibadah yang rajin shalat malam dan shaum pada siang hari itu lebih ringan ketimbang wafatnya
seorang ulama yang memahami halal dan haram dalam aturan Allah.” (Al-Ghazali, Ihyaa’
‘Uluum ad-Diin, I/23).
Umat juga membutuhkan ulama yang memiliki keluasan dan kedalaman ilmu seperti
ulama di bidang tafsir, hadis, fiqih, ushul fiqih, bahasa Arab, bahkan hingga level mujtahid.
Mereka inilah yang akan menjadi penerang bagi umat. Fardhu kifayah hukumnya bagi umat
untuk memiliki para ulama seperti ini. Jika tidak ada, berdosalah seluruh kaum Muslim sampai
kebutuhan umat akan kehadiran ulama terpenuhi. Demikian sebagaimana firman Allah SWT:
َّه وا يِف الدِّي ِن َولُِيْن ِذ ُروا َق ْو َم ُه ْم ِ ِ ٍِ ِ ِ ِ ِ ِ
ُ َو َم ا َك ا َن الْ ُم ْؤمنُ و َن لَيْنف ُروا َكافَّةً َفلَ ْوالَ َن َف َر م ْن ُك ِّل فْرقَة مْن ُه ْم طَائ َف ةٌ ليََت َفق
إِ َذا َر َجعُوا إِلَْي ِه ْم لَ َعلَّ ُه ْم حَيْ َذ ُرو َن
Tidak sepatutnya kaum Mukmin pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa sebagian dari
setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk mendalami pengetahuan agama mereka, dan
untuk memberi peringatan kepada kaumnya jika mereka telah kembali (dari berperang), agar
mereka dapat menjaga dirinya (TQS at-Taubah [9]: 122).
Demikian pula ketika Rasulullah saw. ditanya siapa manusia yang paling jahat, beliau
menjawab:
الْعُلَ َماءُ إِ َذافَ َس ُدوا
“Para ulama jika mereka berbuat kerusakan.” (Ibnu Abd al-Barr, Jaami’ Bayaan al-‘Ilm wa
Fadhlihi, 2/329).
Para ulama semacam ini diam saja ketika aset kekayaan negara dijual kepada pihak asing,
negara dijajah secara ekonomi dan politik, kaum oligarki menguasai hajat hidup rakyat dengan
membuat berbagai konstitusi. Bahkan mereka malah ikut-ikutan menikmati semua itu di atas
penderitaan umat. Mereka keras kepada sesama Muslim dan menuduh orang lain sebagai kaum
radikal, tetapi lemah-lembut kepada imperialis asing-aseng serta kaum oligarki.
Karena itu, wahai kaum Muslim, sadarlah bahwa Anda hanya akan mulia dan selamat
jika Anda mendalami agama ini, lalu menjadikannya sebagai aturan dalam kehidupan. Ingatlah,
Islam bukan sekadar ilmu. Islam adalah ideologi dan aturan kehidupan yang wajib diterapkan
dalam kehidupan yang akan mendatangkan keberkahan dan keselamatan. Meninggalkan Islam
akan membuat kita semua celaka di dunia dan akhirat. WalLaahu a’lam. []
Hikmah: