Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM

DASAR BUDIDAYA TANAMAN

“PERBANYAKAN VEGETATIF CARA CANGKOK”

OLEH :

Faqih Rahman Fareza / 200240101632

Golongan V2

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

SURABAYA

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tumbuhan merupakan bagian penting dalam keberlangsungan kehidupan ini. Peran
tumbuhan sangat penting, selain sebagai perombak gas CO2 juga sebagai sumber makanan,
serat, bahan bakar dan masih banyak lagi fungsi dari tumbuhan bagi keberlangsungan dan
keseimbangan alam ini. Keberadaan sebagian tumbuhan mulai terancam akibat ulah manusia,
oleh sebab itu banyak langkah yang dilakukan oleh pecinta kelestarian agar tumbuhan tetap
terjaga dengan baik dan tidak punah. Langkah tersebut yaitu dengan melakukan
pengembangbiakan tumbuhan tersebut baik melalui seksual maupun aseksual. Flora atau
tumbuhan sama halnya dengan binatang dan manusia, sama sama melakukan kegiatan
berkembang biak dengan tujuan untuk menghindari kepunahan pada spesies atau rasnya.
Salah satu cara perkembangbiakannya adalah dengan reproduksi secara vegetatif buatan, yaitu
perkembangbiakan makhluk hidup yang terjadi tanpa melalui perkawinan. Perkawinan disini
berarti peristiwa bertemunyasel kelamin jantan yang biasa disebut benang sari dan sel
kelamin betina yang disebut putik.

Mencangkok merupakan salah satu cara pembiakan vegetatif buatan yang bertujuan untuk
memperoleh tanaman yang mempunyai sifat dan produksi yang sama dengan induknya.
Pencangkokan dilakukan dengan menyayat dan mengupas kulit di sekitar batang, lebar
sayatan tergantung dari jenis tanaman yang dicangkok. Penyayatan dibentuk sedemikian rupa
sehingga lapisan formasi dapat dihilangkan (dengan cara di kikis). Setelah luka cukup kering
diberikan perawatan Rootone-F agar bahan cangkokan cepat berakar. Media tanam yang
digunakan terdiri dari tanah dan kompos, serta dibungkus dengan sabut kelapa atau plastik.
Ketika batang di atas sayatan telah menghasilkan sistem perakaran yang baik, batang dapat
segera dipotong dan ditanam di lapangan.

Tujuan pencangkokan adalah untuk mendapatkan anakan atau bibit untuk pembangunan
bank klon, kebun benih klon,dan kebun persilangan karena dengan teknik ini, bibit yang
dihasilkan bersifat dewasa sehingga lebih cepat berbunga atau berbuah.

Kegiatan perbanyakan tanaman dengan mencangkok merupakan kegiatan yang biasa


dilakukan di nursery tanaman buah. Tanaman induk yang akan dicangkok dipilih karena
karakternya yang diinginkan. Tanaman induk juga harus memiliki kesehatan yang baik, agar
tanaman yang dihasilkan juga tidak penyakitan maupun abnormal dalam pertumbuhannya.
Tanaman induk diusahakan setelah dicangkok dan dirunduk tidak mati sehingga dapat
berkembang kembali dan menjadi tanaman induk untuk dicangkok di kemudian hari lainnya.\
1.2 Tujuan

Untuk mengetahui dan mempraktekkan bagaimana cara mencangkok yang baik dan
memenuhi syarat.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pembiakan tanaman secara tidak kawin atau aseksual merupakan dasar pembiakan
vegetatif suatu tanaman yang membatasi adanya variasi genetik pada hasilnya atau
turunannya. Bahan tanam yang digunakan dalam perbanyakan secara vegetatif meliputi
batang bawah, batang atas, dan mata tunas, setek batang, daun, akar/umbi, cabang muda, dan
planlet atau “bayi” tanaman pada perbanyakan secara kultur jaringan. Pada prinsipnya
teknologi cangkok yaitu dengan merangsang akar tumbuh dari cabang yang masih melekat
pada pohon. Pencangkokan yang berlangsung selama lima bulan dapat menghasilkan bibit
hidup dan berbunga yang lebih baik. Perbanyakan dengan cangkok tidak memerlukan batang
bawah karena perakaran keluar langsung dari cabang pohon induk yang dicangkok
(Limbongan dan Yasin, 2016).

Untuk mendapatkan tanaman yang berbuah lebih cepat daripada tanaman yang berasal
dari biji dan buah yang dihasilkan serupa buah dari tanaman induknya, perbanyakan vegetatif
melalui cangkok merupakan salah satu alternatif. Mencangkok merupakan salah satu teknik
perbanyakan vegetatif dengan cara pelukaan atau pengeratan cabang pohon induk dan
dibungkus media tanam untuk merangsang terbentuknya akar. Teknik ini sudah lama dikenal
oleh petani. Pada cara mencangkok akar tumbuh ketika cabang yang dicangkoknya masih
berada di pohon induk (Prameswari, 2014).

Penerapan teknik pembiakan vegetatif diperlukan dalam pengembangan pertanaman,


karena dapat dilakukan secara kontinyu, tidak tergantung pada musim buah, caranya cukup
mudah dan biayanya relatif murah (low cost technology) serta tanaman dapat lebih cepat
berbuah. Teknik mencangkok dan sambungan diterapkan untuk memperbanyak pohon induk
nyamplung yang telah diseleksi mengingat penggunaan teknik lainnya seperti stek cabang
dan stek pucuk sulit tumbuh/berakar apabila diambil dari pohon dewasa (Adinugraha dkk.,
2012).
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Dasar Budidaya Tanaman Materi Perbanyakan Vegetatif Cara Cangkok


dilaksanakan pada Sabtu, 16 Oktober 2021 di rumah masing-masing praktikan. 3.2 Alat dan
Bahan

3.2.1 Alat

1. Pisau yang tajam –


2. Sabit
3. Botol aqua
4. Selang kecil

3.2.2 Bahan

1. Batang atau cabang yang tidak begitu tua atau muda (umur sedang), kuat, sehat dan
subur.
2. Tanah, humus, pupuk kandang atau kompos.
3. Pembungkus dapat berupa plastik, sabut kelapa, dan lain-lain.
4. Tali rafia

3.3 Cara Kerja

1. Memilih batang atau cabang yang cukup dewasa tidak terlalu tua dan tidak terlalu
muda, berumur kurang lebih satu tahun, subur dan kuat pertumbuhannya. 2. Batang atau
cabang yang telah dipilih disayat atau dikupas kulitnya sekeliling batang, selebar 2-3 cm
tergantung jenis tanaman dan besarnya batang atau cabang. 3. Penyayatan dilakukan
sedemikian rupa, sehingga lapisan kambium hilang dan terlihat bagian kayu.
4. Hasil penyayatan dibiarkan 2 hari agar luka mengering dan kambium pada batang
kering. Dikeringkan 2-3 minggu pada tanaman yang bergetah.
5. Perlakuan selanjutnya disekeliling luka ditutupi dengan tanah humus dan dibalut
dengan sabut kelapa atau pembalit yang lainnya.
6. Menjaga kelembabannya dengan cara disiram dengan air, bisa dengan cara sistem
tetesan (infus).
7. Apabila akar telah keluar (kira-kira 2 bulan setelah dilakukan pengcangkokan), maka
cangkok siap dipotong.
8. Pemotongan dilakukan tepat dibawah pembalut dan dipotong dengan gergaji atau
dengan pisau yang tajam.
DAFTAR PUSTAKA

Agustiansyah, A., Jamaludin, J., Yusnita, Y., & Hapsoro, D. (2018). NAA lebih efektif
dibanding IBA untuk pembentukan akar pada cangkok jambu bol (Syzygium
malaccense (L.) Merr & Perry). J. Hortikultura Indonesia. 9 (1): 1-9.

Harahap,S.(2018).PengaruhPemberianZatPengaturTumbuhTerhadapPertumbuhan
CangkokAnakanSalakSidimpuan(SalaccasumatranaBecc.).Grahatani,4(3). Prameswari, Z. K.,
Trisnowati, S., & Waluyo, S. (2014). Pengaruh macam media dan zat pengatur tumbuh
terhadap keberhasilan cangkok sawo (Manilkara zapota (L.) van Royen) pada musim
penghujan. Vegetalika, 3(4), 107-118.

Limbongan, J., dan Yasin, M. (2016). Teknologi Multiplikasi Vegetatif Tanaman Budi Daya.
Bogor: Indonesian Agency for Agricultural Research and Development (IAARD)
Press.

Adinugraha, H. A. dkk. 2012. TeknikPerbanyakan Vegetatif Jenis Tanaman Acacia mangium.


BIOMA,11 (1): 6 –10.

Anda mungkin juga menyukai