Dosen Pengajar
Drs. Sri Wahyono, M.Si.
Disusun Oleh :
Rianti Anike Putri (4417040047)
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan karunia-
Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Peran Eksplorasi
Karir dan Perencanaan Karir dalam Memprediksi Kualitas Pengangguran” ini.
Penulis menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari tuntunan
Tuhan Yang Maha Esa dan juga bantuan berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini
penulis menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
memberikan dorongan dan sumbangan pikiran yang bersifat positif terhadap penyelesaian
makalah ini. Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data yang penulis peroleh dari buku
panduan dan jurnal yang berkaitan dengan Perencanaan Karir.
Penulis menyadari, bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis telah berupaya dengan segala
kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
3.5 Saran ............................................................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................ 16
4
BAB I
PENDAHULUAN
Kehilangan pekerjaan yang tidak disengaja adalah salah satu peristiwa kehidupan yang
paling menegangkan yang mempengaruhi banyak individu, terlepas dari kualifikasi
mereka. Kebanyakan literatur tentang pengangguran berfokus pada hal-hal yang berdampak
negatif dan kesulitan besar yang ditimbulkan oleh kehilangan pekerjaan bagi individu yang
terkena dampak (McKee-Ryan, Song, Wanberg, & Kinicki, 2005), dan banyak penelitian
membahas pentingnya mencari pekerjaan baru sebagai tujuan utama para pengangguran. Namun,
atas pengangguran, banyak individu, terutama profesional tingkat tinggi, setengah menganggur
(Feldman & Leana, 2000) mereka bekerja di tingkat yang lebih rendah, dibayar lebih rendah dari
pada pekerjaan terakhir mereka dan mengalami penurunan karir dalam karir mereka.
Dengan demikian, siklus pencarian kerja terus berlanjut sebagian individu mencari
pekerjaan lain ( Kinicki, Prussia, & McKee-Ryan, 2000). Meskipun perhatian lebih sekarang
diberikan pada pencegahan setengah pengangguran dan pemahaman cara-cara untuk
meningkatkan kualitas pengangguran (Wanberg, Hough, & Song, 2002), sangat sedikit
perbedaan telah dijelaskan dalam hasil seperti peningkatan pekerjaan, identifikasi dengan
organisasi baru dan niat turnover, dan kehilangan pekerjaan terus dipandang sebagai gangguan
terhadap karir seseorang (Leana, Feldman, & Tan, 1998 , hal. 88).
Tanpa menyangkal dampak negatif dari kehilangan pekerjaan, penelitian ini mengkaji sisi
lain dari kehilangan pekerjaan, yaitu efek positif namun sering diabaikan yang mungkin
ditimbulkan oleh kehilangan pekerjaan pada karir individu setelah pekerjaannya kembali. Dan
sejauh ini tidak ada penelitian empiris yang meneliti aktivitas yang mungkin sangat bermanfaat
untuk mendapatkan pekerjaan ulang berkualitas tinggi. Untuk mengisi kekosongan tersebut,
maka digunakan perspektif pengembangan karir, khususnya pada konsep kemampuan
beradaptasi (Super & Knasel, 1981; Savickas, 1997). Menurut perspektif ini, untuk mengelola
keadaan terkait karir baru dan tekanan dalam perjalanan hidup, orang dewasa biasanya
5
menunjukkan sejumlah kemampuan beradaptasi karir, yang ditentukan oleh dua proses inti,
eksplorasi karir dan perencanaan karir.
1.3. Tujuan
1. Mengetahui hubungan antara eksplorasi karir dan perencanaan karir dalam
memprediksi kualitas pengangguran.
2. Mengetahui sejauh mana pertumbuhan karir pekerja dalam masa mencari pekerjaan
kembali.
3. Mengetahui hal yang mendasari intensi turnover pekerja.
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
dengan hal tersebut, Taveira & Moreno (2003) menekankan eksplorasi karir sebagai
sebuah proses psikologis yang kompleks dalam pencarian informasi tentang diri dan
lingkungan untuk mencapai tujuan karir. Proses ini melibatkan faktor kognitif dan afektif
dalam menginterpretasikan pengalaman dimasa lalu, kondisi yang dialami saat ini dan
cita-cita karir yang ingin dicapai dimasa mendatang. Ketiga hal ini dikolaborasikan untuk
memperoleh informasi yang komprehensif mengenai perkembangan karir individu.
Taveira dan Moreno (2003) menyatakan terdapat empat konsep tentang eksplorasi
karir, yakni: (1) konsep yang paling sederhana bahwa eksplorasi karir adalah bentuk
perilaku pencarian informasi atau sebagai upaya dalam mengatasi masalah karir; (2)
konsep bahwa eksplorasi karier sebagai tahap penting dalam proses pengambilan
keputusan karir, termasuk proses identifikasi dan evaluasi dari informasi karir; (3) konsep
bahwa eksplorasi karir merupakan salah satu tahap utama dalam kehidupan remaja yang
terdiri dari kristalisasi, spesifikasi dan implementasi dari pilihan karir; dan (4) konsep
terakhir yang mendeskripsikan eksplorasi karir sebagai proses yang berlangsung
sepanjang hayat yang menjadi dasar perkembangan karir.
Terdapat dua jenis eksplorasi yakni eksplorasi lingkungan dan eksplorasi diri
(Greenhaus & Callanan, 2006). Eksplorasi lingkungan adalah upaya menyelidiki berbagai
pilihan karir yang mungkin dipertimbangkan individu dalam karir mereka. Dalam
mengeksplorasi lingkungan, individu secara proaktif mengumpulkan informasi-informasi
tentang pekerjaan, organisasi, profesi atau industri yang memungkinkan individu
memperoleh informasi yang lebih baik dalam rangka pengambilan keputusan. Disisi lain,
eksplorasi diri lebih berfokus pada upaya mendapatkan pemahaman diri yang lebih baik
dengan mengeksplorasi minat pribadi, nilai, pengalaman masa lalu dan tujuan karir.
Individu yang melakukan eksplorasi diri dapat berdiskusi dan meminta masukan dari
pihak lain tentang dirinya. Selain itu, eksplorasi diri dapat dilaksanakan dengan
pendekatan kognitif berupa asesmen diri melalui instrumen-instrumen yang membantu
eksplorasi.
8
2.1.2 Rencana Karir
Melengkapi eksplorasi karir lingkungan, perencanaan karir mengacu pada uraian
perkembangan karir masa depan dan pengaturan dalam mengejar tujuan karir ( Gou-ld,
1979; Greenhaus, 1971 ). Seperti eksplorasi karir, perencanaan karir bukanlah sekali
seumur hidup tetapi sebuah aktivitas berkelanjutan yang mungkin sangat relevan selama
transisi karir seperti kehilangan pekerjaan.
Perencanaan karir penting bagi perkembangan karir seseorang maka dari itu
perlunya setiap individu mempunyai perencanaan karir yang baik. Winkel (2004: 682)
menyatakan bahwa “perencanaan yang baik disebut juga perencanaan yang matang
menuntut pemikiran tentang segala tujuan yang hendak dicapai dalam jangka waktu
panjang (long-range goals) dan dalam jangka waktu pendek (short-range goals)”. Maka
dapat disimpulkan bahwa perancanaan karir adalah kegiatan individu untuk
mengembangkan karir dengan memilih dan memutuskan karir yang akan dicapai dengan
memperhatikan peluang dan alternatif pilihan.
9
tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai suatu tujuan termasuk di dalamnya
perkiraan berbagai kejadian yang akan dihadapi. Efikasi diri yakni keyakinan bahwa
seseorang bisa menguasai situasi dan mendapatkan hasil positif. Bandura (Santrock,
2007:286) mengatakan bahwa efikasi diri berpengaruh besar terhadap perilaku.
10
pekerjaan mereka yang terakhir, sebagian besar menggunakan dimensi obyektif (Wanberg dkk.,
1999).
Identitas organisasi, suatu bentuk identifikasi sosial di mana orang mendefinisikan diri
mereka sendiri dalam istilah keanggotaan dalam organisasi tertentu (Ashforth & Mael,
1989; Dutton, Dukerich, & Harquail, 1994 ), mencerminkan koneksi individu dan perasaan
kesatuan dengan organisasi itu (Saks & Ashforth, 2002 ). Eby dan Buch (1995) menemukan
bahwa pertumbuhan karir pada pengangguran secara umum dimungkinkan, namun studi mereka
mengandalkan retrospektif dan tidak menganalisis aktivitas aktual yang dilakukan selama
menganggur.
11
diikuti dengan meningkatnya keterampilan. Bloomsbury Business dan Management
Dictionary (dalam Nouri dan Parker (2013) mendefinisikan pengembangan karir sebagai
berikut:
Career development (i.e., career growth) is defined in the current study as
progression through a sequence of jobs, involving continually more advanced or diverse
activities and resulting in wider or improved skills, greater responsibility and prestige,
and higher income.
Peluang pertumbuhan karir merupakan usaha yang dilakukan oleh karyawan
untuk selalu meningkatkan kinerja, yang dilakukan secara berulang-ulang untuk
mendapatkan apresiasi dari perusahaan berupa kenaikan jenjang jabatan. Pertumbuhan
karir merupakan upaya seseorang yang didefinisikan sebagai persepsi seseorang tentang
kemungkinan perkembangan dan kemajuan dalam sebuah organisasi Jans dalam Weng,
Elroy, Morrow, Liu (2010). Selain itu pertumbuhan karir juga dapat diartikan sebagai
pemenuhan diri dari janji-janji oleh manajer tingkat atas secara tersirat yang tertuang
dalam kontrak psikologis, yang pada gilirannya telah ditemukan berhubungan positif
dengan komitmen organisasional karyawan Coyle-Shapiro dan Morrow dalam Weng,
Elroy Morrow, Liu (2010). Weng dan Hu (2009) menyatakan bahwa pertumbuhan karir
karyawan dapat ditangkap oleh empat faktor: tujuan kemajuan karir, pengembangan
kemampuan profesional, kecepatan promosi dan pertumbuhan remunerasi.
12
Indrianto dan Suwandi (2001). Dari pengertian diatas intensitas turnover dapat
disimpulkan sebagai perilaku keinginan berpindah yang dilakukan karyawan dari tempat
kerja. Tingkat turnover intentions sebenarnya dibutuhkan dalam organisasi pada level
tertentu. Intensitas turnover dibutuhkan untuk regenerasi kedudukan karyawan yang
diharapkan dapat meningkatkan produktifitas perusahaan. Namun fenomena yang banyak
terjadi intensitas turnover melebihi dari level yang seharusnya. Karyawan yang
mempunyai keinginan berpindah menjadi tidak terkendali bahkan cenderung memberikan
dampak buruk bagi perusahaan.
Keinginan berpindah yang dilakukan para auditor junior didasari karena berbagai
alasan. Para ahli membedakan turnover intentions menjadi beberapa jenis. Price (1986)
menyatakan bahwa turnover karyawan dapat dibagi kedalam dua jenis, yaitu:
1) Voluntary Turnover
Merupakan turnover yang diajukan oleh perorangan adalah turnover sukarela.
Mobley (1986) menamakan tipe ini sebagai voluntary separation yang berarti
berhentinya seseorang dari organisasi yang diajukan oleh individu karyawan itu
sendiri.
2) Involuntary Turnover
Merupakan pergerakan keluar-masuknya seorang individu dari suatu organisasi,
yang dilakukan bukan atas kehendak individu. Nama lain tipe ini adalah
involuntary separation, yang berarti berhentinya seseorang dari organisasi atas
keinginan organisasi, termasuk kematian dan diperintahkan mengundurkan diri.
Involuntary turnover diajukan oleh pihak organisasi dimana karyawan bekerja.
13
BAB III
PENUTUP
14
organisasi baru. Hasil menunjukkan bahwa setengah pengangguran dapat dikurangi jika individu
fokus pada perencanaan karir dan eksplorasi karir lingkungan selama menganggur. Perbaikan
program outplacement menjadi penekanan yang lebih besar pada aktivitas karir serta penyediaan
dukungan sosial instrumental dengan mendorong individu yang merencanakan dan
mengeksplorasi melalui lokakarya dan program pengangguran mungkin menjadi lebih baik
dalam mengidentifikasi pilihan yang sesuai dan dalam manajemen diri karir yang lebih baik
(Raja, 2004).
3.4. Kesimpulan
Studi ini memberikan beberapa kontribusi yang menonjol. Yang membahas kondisi
dimana kehilangan pekerjaan bisa berubah menjadi berkah terselubung. Dengan cara ini,
penelitian ini meluas sebelum pertimbangan mengenai efek positif dari kehilangan pekerjaan
dengan menyarankan satu set aktivitas tertentu yang dapat menghasilkan pekerjaan dan hasil
karir yang lebih baik pada saat pengangguran. Jika seseorang memanfaatkan kehilangan
pekerjaan sebagai waktu untuk memeriksa pilihan karir lain dan terlibat dalam perencanaan
karir, kegiatan ini dapat membantu mendapatkan kualitas pengangkatan kembali yang lebih baik.
3.5. Saran
Penelitian selanjutnya mungkin dapat mencoba lebih jauh menggambarkan berbagai jenis
eksplorasi (misalnya, menjelajahi berbagai jenis organisasi, industri versus opsi wirausaha) dan
pengaruh unik pada hasil eksplorasi tidak berhenti pada titik pengangguran dan ada kekurangan
pengetahuan tentang apakah eksplorasi berbeda selama mereka mempunyai pekerjaan (Sugalski
& Greenhaus, 1986). Demikian pula, perencanaan karir dapat diperiksa lebih lanjut dalam
hubungannya dengan tujuan karir tertentu, dan berfokus pada kemungkinan intervensi bagi para
pengangguran.
15
DAFTAR PUSTAKA
doi:10.1016/j.jvb.2006.05.007
http://repository.untag-sby.ac.id/1259/5/BAB%20II.pdf
https://core.ac.uk/download/pdf/76928441.pdf
16