Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

Oleh
Nama : Muamar
NIM : C1L019061
Kelompok : 3 (tiga)

JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2021
ii

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Praktikum : Laporan Akhir Sistem Informasi Geogafis


Nama : Muamar
NIM : C1L019061
Jurusan : Kehutanan
Kelompok : 3 (tiga)

Laporan akhir praktikum ini disusun dan disahkan sebagai syarat untuk
memenuhi nilai dan syarat lulus pada mata kuliah Sistem Informasi Geografis.

Menyetujui,

Koordinator Asisten
Asisten

Yudi Akamalullah, S.Hut. Nandita Pasya Salsabila


NIM. C1L018052

Tanggal Pengesahan :
iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan Akhir Sistem Informasi
Geografis..Laporan disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Sistem
Informasi Geografis. Selain itu, Laporan ini bertujuan menambah wawasan
tentang Sistem Informasi Geografis bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga laporan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.Laporan
ini masih jauh dari kata sempurna baik dari bentuk penyusunan maupun
materinya, Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat kami
harapkan demi sempurnanya laporan ini.
Semoga laporan ini memberikan informasi yang bermanfaat bagi pembaca
dan untuk pengembangan wawasan serta peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita
semua.

Mataram , 5 Desember 2021

Penulis
iv

DAFTAR ISI

Halaman
COVER....................................................................................................................i
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS..................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL.................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR............................................................................................vii
I PENDAHULUAN................................................................................................1
3.1. Latar Belakang........................................................................................1
3.1. Tujuan Praktikum...................................................................................2
3.1. Manfaat Praktikum.................................................................................3
II. TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................4
2.1. SIG............................................................................................................4
2.2. Pemetaan..................................................................................................4
2.3. ArcGIS dan Google Earth........................................................................4
2.4. Geoferencing.............................................................................................5
2.5. Digitasi......................................................................................................5
2.6. Data DEM................................................................................................6
2.7. Peta DAS..................................................................................................6
III. METODE PRAKTIKUM...............................................................................7
3.1. Waktu dan Tempat.................................................................................7
3.2. Alat dan Bahan........................................................................................7
IV PEMBAHASAN................................................................................................8
4.1. Acara 1......................................................................................................9
4.2. Acara 2....................................................................................................13
4.3. Acara 3....................................................................................................16
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................19
5.1. Kesimpulan............................................................................................19
5.2. Saran.......................................................................................................20
v

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................21
LAMPIRAN..........................................................................................................23
vi

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1 Fungsi dari aplikasi Google Earth dan ArcGis...........................................8
vii

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. Hasil Akhir Acara 1.............................................................................12
Gambar 2. Hasil Akhir Acara 2.............................................................................16
Gambar 3. Hasil Akhir Acara 3.............................................................................18
1

I. PENDAHULUAN

4.1. Latar Belakang


SIG adalah sistem komputer yang digunakan untuk mengumpulkan,
memeriksa, mengintegrasikan, dan menganalisa informasi-informasi yang
berhubungan dengan permukaan bumi. Pada dasarnya, istilah sistem informasi
geografi merupakan gabungan dari tiga unsur pokok yaitu sistem, informasi, dan
geografi. Dengan demikian, pengertian terhadap ketiga unsur-unsur pokok ini
akan sangat membantu dalam memahami SIG. Dengan melihat unsur-unsur
pokoknya, maka jelas SIG merupakan salah satu sistem informasi. SIG
merupakan suatu sistem yang menekankan pada unsur informasi geografi. Istilah
“geografis” merupakan bagian dari spasial (keruangan). Kedua istilah ini sering
digunakan secara bergantian atau tertukar hingga timbul istilah yang ketiga,
geospasial. Ketiga istilah ini mengandung pengertian yang sama di dalam konteks
SIG. Penggunaan kata “geografis” mengandung pengertian suatu persoalan
mengenai bumi permukaan dua atau tiga dimensi.
Tujuan pokok dari pemanfaatan Sistem Informasi Geografis adalah untuk
mempermudah mendapatkan informasi yang telah diolah dan tersimpan sebagai
atribut suatu lokasi atau objek. Ciri utama data yang bisa dimanfaatkan dalam
Sistem Informasi Geografis adalah data yang telah terikat dengan lokasi dan
merupakan data-dasar yang belum dispesifikasi (Husein, R, 2000). Teknologi GIS
mengintegrasikan operasi pengolahan data berbasis database yang biasa
digunakan, seperti pengambilan data berdasarkan kebutuhan serta analisis statistic
dengan menggunakan visualisasi yang khas serta berbagai keuntungan yang
mampu ditawarkan melalui analisis geografis melalui gambar-gambar tertentu
(Qoriani, Hersa Farida. 2012 : 2).
Saat ini di Indonesia, SIG (Sistem Informasi Geografis) baik perangkat
lunak, perangkat keras, maupun aplikasi-aplikasinya telah dikenal secara luas
sebagai alat bantu untuk proses pengambilan keputusan. Sebagian besar institusi
pemerintah, swasta, baik bidang akademis maupun nonakademis maupun individu
yang memerlukan informasi yang berbasiskan data spasial telah mengenal dan
2

menggunakan sistem SIG. ArcGIS adalah perangkat yang sangat populer dan
handal dalam melakukan tugas-tugas Sistem Informasi Geografis (SIG).
Meskipun cukup banyak perangkat lunak alternatif yang lebih murah dan bahkan
gratis, tetapi ArcGIS masih menjadi perangkat lunak SIG yang utama. ArcGIS
tidak saja dalam hal membuat peta, melainkan yang lebih utama adalah membantu
praktisi SIG melakukan analisis dan pengelolaan data spasial secara efektif dan
efisien. Penyusun memanfaatkan perangkat lunak ArcGIS Desktop versi 10.3
sampai 10.8 dalam mengaplikasikan Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk
analisis, pemodelan, dan pengelolaan data-data spasial maupun data-data atribut
dari suatu daerah aliran sungai ArcGis merupakan perangkat lunak yang terbilang
besar. Perangkat lunak ini menyediakan perangkat kerja yang bersifat scalable
(bisa diperluas sesuai kebutuhan) untuk mengimplementasikan suatu rancangan
aplikasi SIG baik bagi pengguna tunggal (single user) maupun bagi lebih dari satu
pengguna yang berbasiskan desktop, menggunakan server, memanfaatkan layanan
web, atau bahkan yang bersifat mobile untuk memenuhi kebutuhan pengukuran
dilapangan. ArcGis adalah produk sistem software yang merupakan kumpulan
(terintegrasi) dari produk – produk software lainnya dengan tujuan untuk
membangun sistem SIG yang lengkap. Dalam kaitan inilah pihak pengembang
ArcGis merancangnya sedemikian rupa hingga terdiri dari beberapa framework
yang siap berkembang terus dalam rangka mempermudah pembuatan aplikasi -
aplikasi SIG yang benar – benar sesuai dengan kebutuhan penggunanya.
Prahasta,Edy (2011:1)
4.2. Tujuan Praktikum
Tujuan dari Praktikum ini adalah :
a. Mampu mengenal/mengetahui aplikasi ArcGIS dan Google Earth beserta tools
dan fungsinya.
b. Mampu melakukan georeferencing.
c. Mampu melakukan digitasi.
d. Mengetahui fungsi dan kegunaan dari tools geoprocessing
e. Mampu melakukan analisis permukaan (kontur dan kelerengan) menggunakan
data DEM dan layouting.
3

f. Mampu membuat peta DAS.

4.3. Manfaat Praktikum


Manfaat dari praktikum ini yaitu menambah pengetahuan dan wawasan
mahasiswa dalam bidang Sistem Informasi Geografis terutama dalam hal
pemetaan dan daerah aliran sungai suatu wilayah.
4

II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1. SIG
Sistem Informasi Geografis, atau dalam bahasa Inggris lebih dikenal
dengan Geographic Information System, adalah suatu sistem berbasis komputer
yang digunakan untuk mengolah dan menyimpan data atau informasi yang
bereferensi geografis (Adil, A., & Kom, S. 2017).
Komponen SIG (Sistem Informasi Geografis) merupakan sistem kompleks
yang biasanya terintegrasi dengan lingkungan sistem-sistem komputer yang lain
di tingkat fungsional dan jaringan. Menurut Gistut, komponen SIG terdiri dari
perangkat keras, perangkat lunak, data dan informasi geografi, sera manajemen
(Wibowo et al., 2011).
2.2. Pemetaan
Pemetaan merupakan suatu usaha untuk menyampaikan, menganalisis, dan
mengklasifikasi data yang bersangkutan, serta menyampaikan ke dalam bentuk
peta dengan mudah, memberi gambaran yang jelas, rapi, dan bersih. Pemetaan
yang mempunyai tujuan khusus sering disebut peta tematik, peta yang dibuat
sesuai dengan kebutuhan. Pada umumnya yang dipentingkan dalam peta tematik
adalah penyajian data dalam bentuk simbol, karena simbol menyampaikan isi peta
dan sebagai media komunikasi yang baik antara pembuat peta dengan pengguna
peta. Pembuat peta harus berusaha membuat simbol yang sederhana, mudah
digambar tetapi cukup teliti, sedangkan bagi pengguna peta, simbol itu harus jelas
dan mudah dibaca atau dipahami (Novitasari, N. W., dkk., 2015).
2.3. ArcGIS dan Google Earth
ArcGIS adalah salah satu software yang dikembangkan oleh ESRI
(Environment Science & Research Institute) yang merupakan kompilasi fungsi-
fungsi dari berbagai macam software GIS yang berbeda seperti GIS desktop,
server, dan GIS berbasis web. Produk utama dari ArcGIS adalah ARC-GIS
desktop, dimana ArcGIS desktop merupakan software GIS professional yang
komprehensif dan dikelompokkan atas tiga komponen yaitu: ArcView (komponen
yang fokus ke penggunaan data yang komprehensif, pemetaan dan analisis),
ArcEditor (lebih fokus ke arah mengedit data spasial) dan ArcInfo (lebih lengkap
5

dalam menyajikan fungsi-fungsi GIS termasuk untuk keperluan analisis


geoprosesing).
Google Earth merupakan progam tiruan bumi dibuat oleh Keyhole, yang
mempunyai informasi letak lokasi dalam koordinat garis lintang dan garis bujur
memiliki data model elevasi digital yang dikumpulkan oleh Misi Topografi Radar
Ulang Alik NASA (Alivah, dkk., 2016). Program ini memetakan bumi dari super
imposisi gambar yang dikumpulkan dari pemetaan satelit, fotografi udara dan
globe GIS (Sistem Informasi Geografis) tiga dimensi.
2.4. Geoferencing
Georeferencing merupakan proses pemberian sistem koordinat dari citra
yang belum mempunyai acuan sistem koordinat ke dalam sistem koordinat dan
proyeksi tertentu. Georeferencing hanya dilakukan untuk citra MODIS (Ridha, S.
2017).
Setiap raster citra satelit, foto udara, peta hasil scanning, dan peta digital,
mempunyai keterkaitan dalam melakukan georeferencing. Misalnya, peta digital
mempunyai sistem koordinat proyeksi dan geografis dapat digunakan untuk
georeferencing citra satelit dan foto udara yang belum mempunyai sistem koor-
dinat. Selain raster, data vektor dapat dimanfaatkan untuk melakukan georeferen-
cing terhadap raster (citra satelit, foto udara, dan peta hasil scanning). Vektor
yang digunakan berupa titik (point), garis (polyline), dan area (polygon).
(Andi,,2018)
2.5. Digitasi
Digitasi merupakan proses mengubah fitur geografis pada peta analog
(format raster) menjadi format digital (format vektor) menggunakan meja digitasi
digitizer yang dihubungkan dengan komputer . Digitizer merupakan perangkat
pada meja digitasi digunakan untuk melacak fitur-fitur yang ada pada peta analog
yang kemudian disimpan sebagai data spasial. Digitasi juga dapat dilakukan
dengan on screen, yaitu digitasi pada layar komputer / laptop dengan bantuan
piranti lunak seperti ArcGIS, ArcView, dan piranti lunak lainnya (Luthfina, M. A.
W., dkk ., 2019).
6

Digitasi merupakan proses konversi unsur-unsur geografis dunia nyata


pada peta digital kedalam format data shapefile yang berunsur titik, garis dan area
atau poligon (Kurniawan, J. 2016).
2.6. Data DEM
Digital Elevation Model (DEM) merupakan salah satu model untuk
menggambarkan bentuk topografi permukaan bumi sehingga dapat
divisualisasikan kedalam tampilan 3D (tiga dimensi). Ada banyak cara untuk
memperoleh data DEM, interferometri SAR (Synthetic aperture Radar)
merupakan salah satu algoritma untuk membuat data DEM. Data citra SAR atau
citra radar yang digunakan dalam proses interferometri dapat diperoleh dari
wahana satelit atau pesawat (Usud, A., & Sukojo, B. M. 2014).
DEM berfungsi untuk menampilkan informasi ketinggian atau elevasi
daerah penelitian. Data DEM ini merupakan data dasar untuk membuat peta
genangan banjir daerah penelitian. DEM berasal dari titik ketinggian permukaan
tanah dari peta RBI dan pengukuran lapangan yang kemudian diinterpolasi
(Cahyadi,dkk., 2017). DEM berfungsi untuk menampilkan informasi ketinggian
atau elevasi daerah penelitian. Data DEM ini merupakan data dasar untuk
membuat peta genangan banjir daerah penelitian. DEM berasal dari titik
ketinggian permukaan tanah dari peta RBI dan pengukuran lapangan yang
kemudian diinterpolasi (Cahyadi, A. dkk., 2017).
2.7. Peta DAS
Daerah aliran sungai (DAS) merupakan daerah resapan air yang dapat
mengatur sistem tata air. Secara alami kualitas DAS dipengaruhi oleh faktor
biofisik pembentuk tanah yaitu relief, topografi, fisiografi, iklim, tanah, air, dan
(Komaruddin, N. 2008).
Peta Daerah Aliran Sungai adalah peta yang berisi informasi obyek-obyek
pada sekitar aliran sungai tersebut.
7

III. METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat


Adapun waktu dan tempat dilaksanakan praktikum yaitu, acara 1 tentang
Pengenalan Pengenalan Aplikasi (Arcgis, Google Earth), Georeferencing dan
Digitasi dilaksanakan pada hari Selasa, 09 November 2021, Pukul 16.00-selesai.
Yang bertempatan di lantai 4, ruangan 408 Jurusan Kehutanan.
Acara 2 tentang Geoprocessing dan Analisi Permukaan yang dilaksanakan
pada hari Selasa, 16 November 2021, Pukul 16.00-selesai. Yang bertempatan di
lantai 4, ruangan 408 Jurusan Kehutanan.
Acara 3 tentang Daerah Aliran Sungai yang dilaksanakan pada hari Selasa,
23 November 2021, Pukul 16.00-selesai. Yang bertempatan di lantai 4, ruangan
408 Jurusan Kehutanan.
3.2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah alat tulis, kertas dan
laptop. Sedangkan untuk bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah
Arcgis, google earth, modul, sample, titik koordinat, data DEM, data kecamatan
mataram, dan data pemukiman.
8

IV. PEMBAHASAN

SIG (Sistem Informasi Geografis) ini merupakan sistem informasi komputer yang
digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memeriksa, mengintegrasikan,
memanipulasi, menganalisis dan menampilkan data yang berhubungan dengan
lokasi-lokasi di permukaan bumi. Sistem pengolahan data berkembang sangat
cepat seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi komputer. Salah satu
sistem pengolahan data yang sangat popular di beberapa negara maju, khususnya
dalam bidang survei dan pemetaan adalah Sistem Informasi Geografis (SIG).
Pada praktikum SIG yang telah dilakukan , telah dijelaskan serta dipraktikan cara
mencari lokasi melalui Goggle Earth, cara memasukkan lokasi dari Google Earth
ke ArcGIS, cara mendigitasi, georeferencing, pembuatan peta kelerengan,
membuat garis kontur, pembuatan peta DAS, layout dan menjelaskan terkait
dengan data DEM.
Tabel 1 Fungsi dari aplikasi Google Earth dan ArcGis
No Google Earth ArcGIS
1. Memudahkan untuk melihat Mulai membuat, mengedit
gambaran bumi secara 3D yang menampilkan, melakukan query dan
memungkinkan kita melihat suatu analisis spasial hingga menghasilkan
objek di permukaan bumi tidak informasi spasial, baik dalam bentuk
hanya tampak atas melainkan peta maupun dalam bentuk report
dalam bentuk aslinya. dalam bentuk tabel (attribute)
2. Dapat menampilkan seluruh Memastikan bahwa data dan
kondisi morfologi dan kontur informasi terkait GIS dari suatu
permukaan bumi secara real yaitu wilayah itu relevan. Setidaknya
foto tampak atas dari permukaan minimal berupa data dasar geografis
bumi dengan resolusi gambar yang dari wilayah studi yang tengah
cukup bagus serta keterangan dipelajari – seperti bentang alam,
derajat lintang dan bujurnya untuk kontur, koordinat wilayah, dan
setiap daerah di muka bumi. sebagainya.
3. Dapat digunakan untuk mencari Untuk membuat atau mengedit peta.
alamat, GPS, mengetahui tempat- Seringkali, peta yang dibuat
9

tempat penting di suatu wilayah memiliki tema khusus yang sudah


beserta penjelasan dan foto disesuaikan dengan kebutuhan dari si
aslinya, mengetahui cuaca di pembuatnya dengan memanfaatkan
wilayah tertentu, dan memetakan tools yang disediakan di dalamnya.
rute serta mengkalkulasi jarak
suatu tempat

4.1. Acara 1
Georeferencing merupakan proses pemberian sistem koordinat pada suatu objek
gambar dengan cara menempatkan suatu titik kontrol terhadap suatu
persimpangan antara garis lintang dan bujur pada gambar berupa objek tersebut,
atau dengan menempatkan titik ikat pada lokasi yang sudah diketahui
koordinatnya. Dalam praktikum kali ini, proses georeferencing dilakukan dengan
bahan dasar diambil melalui google earth yang kemudian mengolah atau
melakukan georeferencing menggunakan ArcGIS (ArcMap).
Tahapan dalam melakukan georeferencing adalah sebagai berikut :
a. Pengambilan Citra melalui Google Earth
Adapun langkah-langkah untuk melakukan pengambilan citra melalui aplikasi
Google Eart yaitu :
1. Buka aplikasi google earth
2. Tentukan tempat yang akan kita gunakan untuk geoferencing
3. Pilih add placemark / pin
4. Tentukan titik satu
5. Beri nama penanda
6. Catat koordinatnya, Lattitude (X) dan Longitude (Y)
7. Setelah itu klik Ok
8. Ulangi Langkah ini untuk titik kedua, tiga dan empat
9. Klik file
10. Save
11. Kemudian save image
12. Klik map option dan hilangkan semua centangnya
13. Klik resolution dan pilih maximum
14. Kemudian save image
10

15. Tentukan nama dan dimana tempat penyimpanan filenya


b. Geoferencing dengan ArcGIS
Langkah-langkah untuk melakukan Geoferencing dengan aplikasi ArcGIS yaitu :
1. Buka aplikasi ArcMap yang sudah terinstall
2. Klik add data
3. Kemudian cari file Peta yang sudah kita siapkan sebelumnya dari google
earth > Setelah itu klik kanan pada layer dan pilih properties
4. Pilih bagian Coordinate System dan pilih Projection Transverse Mercator >
UTM > WGS 1984 > Northen > WGS 1984 UTM ZONE 48N (sesuaikan
dengan daerah citra mana yang diambil)
5. Klik add control point
6. Pilih titik pertama yang sudah dibuat diawal
7. Klik kanan tepat dimana titik berada dan klik kanan untuk input koordinat
8. Masukan koordinat yang sudah kita catat diawal tadi > Ulangi Langkah ini
untuk titik kedua, tiga dan empat
9. Ketika sudah semua titik diinput > klik bagian geoferencing > update
geoferencing
10. Klik link table
11. Yang ditampilkan merupakan nilai tingkat error dari geoferencing tadi
c. Membuat Polygon
Langkah-langkah untuk melakukan pembuatan polygon yaitu :
1. Klik catalog
2. Kemudian klik kanan dan pilih new
3. Pilih shapefile
4. Tentukan nama
5. Pilih jenis polygon
6. Klik edit
7. Kemudian keluar jendela referensi koordinat dan pilih WGS 1984 UTM Zone
48N
8. Kemudian klik ok
9. Klik kanan pada layer polygon
11

10. Pilih edit feature


11. Kemudian klik start editing
12. Klik polygon pada jendela create feature
13. Kemudia pilih daerah yang diinginkan dan gambar polygonnya
14. Jika sudah selesai menggambar polygon yang diinginkan kemudian klik
editor > stop editing
15. Klik kanan pilih open attribute table > Klik kemudian pilih bagian add field
16. Setelah itu tentukan nama > dan tipe pilih text
17. Kemudian klik ok
18. Selanjutnya klik editor dan pilih start editing
19. Kemudian pada attribute table edit pada kolom nama dan isi nama
polygonnya
20. Klik kanan pada kolom luas kemudian pilih calculate geometry
21. Kemudian tentuan satuannya pada jendela calculate geometry
22. Setelah itu editor > stop editing > klik kanan pada layer polygon > pilih
properties > labels > Centang
23. Pilih nama untuk menampilkan nama yang telah kita buat tadi Kemudian ok
d. Membuat Polyline
Langkah-langkah untuk melakukan pembuatan polyline yaitu :
1. Sama seperti pembuatan polygon catalog > new > shapefile
2. Tentukan nama
3. Pilih polyline
4. Klik edit
5. Pilih WGS 1984 UTM Zone 48N
6. Kemudian ok
7. Klik kanan
8. Pilih edit feature
9. Kemudian pilih start editing
10. Klik polyline pada jendela create feature
11. Kemudian tentukan tempat dan gambar polylinenya
12. Klik kanan
12

13. Pilih open attribute tabel


14. Klik kemudian pilih add field
15. Tentukan nama
16. Kemudian pilih tipe text > Dan klik ok
17. Caranya sama seperti sebelumnya, kemudian > Tentukan nama
18. Tipe data pilih double > Ok
19. Klik editor dan pilih start editing > Tentukan nama polyline yang sudah di
gambar tadi
20. Klik kanan pada kolom luas kemudian pilih calculate geometry > Tentukan
satuanya
21. Kemudian klik ok
22. Klik kanan pada layer polyline > properties > labels
23. CentangKlik dan pilih nama
24. Kemudian ok
25. Setelah semua dilakukan kemudian save hasilnya
26. Selesai.

Gambar 1. Hasil Akhir Acara 1

4.2. Acara 2
Analisis permukaan digunakan untuk menampilkan data secara tiga dimensi
menggunakan data DEM (Digital Elevation Model). Data DEM adalah data
13

digital yang menggambarkan geometri dari bentuk permukaan bumi. Pada


praktikum acara 2 ini, kita akan memanfaatkan Data DEM untuk melakukan
pembuatan data kontur, dan kelerengan suatu area atau lahan. Kontur adalah garis-
garis pada peta yang memiliki ketinggian berdasarkan suatu tempat atau area
tersebut berada. Kelerengan merupakan berbandingan antara beda tinggi (jarak
vertical) suatu lahan.
Tahapan dalam melakukan geoprocessing dan analisis permukaan adalah sebagai
berikut :
a. Input Peta
Langkah-langkah untuk melakukan input peta yaitu :
1. Buka aplikasi ArcMap yang sudah terinstall
2. Klik add data
3. Tentukan dimana lokasi file
4. Pilih file yang akan di input
5. Klik add
6. Klik select feature
7. Tentukan lokasi yang akan kita pisah atau export
8. Kemudian klik kanan pada layer peta
9. Klik data
10. Klik export data
11. Selanjutnya klik yes
b. Pengolahan Data DEM
Langkah-langkah untuk melakukan pengolahan data DEM yaitu :
1. Add data DEM
2. Tentukan lokasi data DEM
3. Pilih data DEM
4. Klik add
5. Klik arc toolbox
6. Klik data management > raster > raster processing > clip
7. Pilih data DEM
8. Pilih layer yang di awal tadi kita export
9. Centang
14

10. Ok
c. Mengetahui Garis Kontur Data DEM
Langkah-langkah untuk mengetahui garis kontur data DEM yaitu :
1. Pada arc toolbox pilih 3d analyst tools > raster surface > contour
2. Pilih layer yang tadi di clip
3. Tentukan intervalnya
4. Ok
5. Kemudian hilangkan semua centang pada layer kecuali layer contour
d. Menentukan Kelas Kelerengan
Langkah-langkah untuk menentukan kelas kelerengan yaitu :
1. Hilangkan semua centang kecuali layer export output
2. Klik arc toolbox
3. Pilih 3s analyst tools > raster surface > slope
4. Pilih data clip DEM
5. Ok
6. Klik kanan pada layer slope > Pilih symbology > Pilih classes 5 > Ok
7. Klik arc toolbox
8. Pilih 3d analyst tools > raster reclass > reclassify
9. Pilih layer slope > Klik classify > Pilih classes 5 > Ok
10. Kemudian klik ok
11. Klik kanan pada layer reclass slope > open attribute table
12. Klik table option > add field
13. Tentukan nama
14. Pilih tipe text > Ok
15. Klik kanan pada layer reclass slop > edit feature > start editing
16. Kemudian isi kolom pada table class sesuai yang sudah ditentukan
17. Jika sudah klik editor > stop editing
18. Klik kanan pada layer reclass slop klik properties
19. Pilih symbology
20. Pilih class pada value field
21. Ok
15

e. Membuat Layout Peta


Langkah-langkah untuk membuat layout peta yaitu :
1. Klik view > layout mode
2. jika ingin mensetting ukuran layout > Klik file > page and print setup >
Tentukan ukurannya > Ok
3. Kemudian atur tata letak petanya dengan klik pada peta dan geser sesuai
keinginan
4. Aktifkan fitur drawing dengan klik kanan pada area kosong di toolbar
5. Klik pilih rectangle > atur ukurannya untuk dijadikan background
6. Jika sudah klik kanan pilih order
7. Klik send backward agar posisinya ada di dasar
8. Klik insert > text > double klik pada text yang keluar
9. Edit sesuai keinginan > Ok
10. Klik insert > north arow
11. Pilih sesuai keinginan
12. Ok > atur tata letak
13. Klik insert > scala text
14. Pilih sesuai keinginan
15. Ok > atur tata letak
16. Klik kanan pada peta > properties
17. Pilih grid > Klik new grid > Next
18. Kemudian klik apply
19. Klik insert > scala bar > Pilih sesuai keinginan
20. Klik properties > Pilih kilometers pada division units > Ok
21. Ok > atur tata letak
22. Klik insert > legends > Pilih layer peta yang diinginkan > Kemudian klik next
sampai akhir > atur tata letak
23. Klik insert > pilih data frame > Atur tata letaknya
24. Buka explorer dan cari dimana file .shp yang digunakan > drag dan drop ke
new data frame
16

Gambar 2. Hasil Akhir Acara 2


4.3. Acara 3
Proses pembuatan peta DAS didasari dengan menggunakan data DEM. DEM
adalah singkatan dari Digital Elevation Model, merupakan sebuah citra satelit
yang menyajikan kenampakan topografi muka bumi. DEM memiliki segudang
manfaat yang bisa di aplikasikan untuk berbagai keperluan pemetaan, seperti
pembuatan hillshade (tiga dimensi muka bumi), kontur, kemiringan lereng, dll.
Tahapan dalam melakukan pembuatan peta DAS adalah sebagai berikut :
a. Pembuatan Peta DAS
Langkah-langkah untuk membuat peta DAS yaitu :
1. Buka aplikasi ArcMap yang telah terinstall
2. Input data DEM
3. Projection and transformations > raster > project raster
4. Pilih data dem yang di input tadi
5. Tentukan koordinat yang digunakan
6. Masih di menu arctoolbox, spatial analyst tools > hydrology > fill > Pilih data
dem > Ok
7. Spatial analyst tools > flow direction > pilih layer fill > Ok
8. Spatial analyst tools > hydrology > flow accumulation > Pilih layer flowdir >
Ok
9. Spatial analyst tools > conditional > con
10. Pilih layer flowacc
11. Pilih layer flowdir
17

12. Pilih layer flowdir > Ok


13. Spatial analyst tools > hydrology > stream order
14. Pilih layer con
15. Pilih layer flowdir > Ok
16. Klik kanan pada layer stream > properties > Pilih definition query > Klik
query builder > Ikutin sesuai yang tertera > Ok
17. Pilih symbology > klik quantities > graduated symbols > pilih grid code >
pilih 3 > ok
18. Spatial analyst tools > hydrology > basin > pilih layer flowdir > ok
19. Conversion tools > from raster > raster to polygon > pilih layer basin > ok
20. Klik kanan pada layer rastertbasin > properties > pilih symbology > klik
categories > unique values > pilih grid code > klik add all values > ok
b. Pembuatan Layout Peta DAS
Langkah-langkah untuk membuat layout peta yaitu :
1. Klik mode layout
2. Klik file > page and print setup
3. Tentukan ukuran kertas yang digunakan
4. Ok
5. Klik insert > text kemudian atur posisinya
6. Double klik text untuk kemudian edit sesuai judulnya
7. Ok
8. Klik insert > north arrow
9. Pilih sesuai yang diinginkan
10. Ok > atur posisi
11. Klik insert > scale text
12. Pilih yang diinginkan
13. Ok > atur posisi
14. Klik insert > legend
15. Tentukan layer yang akan dijadikan legenda
16. Next > ok > atur posisi
18

17. Klik insert > data frame kemudian input kembali peta yang digunakan untuk
pembuatan peta das.

Gambar 3. Hasil Akhir Acara 3

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


19

5.1. Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, dapat diperoleh kesimpulan sebagai
berikut:
a. Google Earth adalah suatu perangkat lunak yang dapat digunakan untuk
melihat peta diseluruh penju dunia dan juga bisa digunakan untuk mengambil
gambar di suatu wilayah. ArcGis adalah paket perangkat lunak yang terdiri dari
produk perangkat lunak sistem informasi geografis (SIG) yang dapat
digunakan untuk melakukan georeferencing, digitasi, analisis permukaan serta
pembuatan peta DAS.
b. Georeferencing merupakan proses pemberian sistem koordinat pada suatu
objek gambar dengan cara menempatkan suatu titik kontrol terhadap suatu
persimpangan antara garis lintang dan bujur pada gambar berupa objek dengan
langkah-langkah seperti yang tertera pada pembahasan.
c. Digitasi adalah proses di mana objek-objek tertentu seperti jalan, rumah,
sawah, sungai dan lain-lain yang sebelumnya hanya ada dalam format raster
diubah menjadi objek-objek vektor (poligon, garis, titik) dengan langkah-
langkah seperti yang tertera pada pembahasan.
d. Geoprocessing adalah kumpulan fungsi-fungsi yang terhubung dengan sistem
arcview dan melakukan operasi dengan didasarkan dari lokasi geografis layer-
layer input dengan fungsi-fungsi tools seperti yang tertera pada pembahasan.
e. Analisis permukaan digunakan untuk menampilkan data secara tiga dimensi
menggunakan data DEM dengan langkah-langkah pengerjaan seperti yang
tertera pada pembahasan.
f. Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah daerah yang di batasi punggung-punggung
gunung dimana air hujan yang jatuh pada daerah tersebut akan ditampung oleh
punggung gunung tersebut dan akan dialirkan melalui sungai-sungai kecil ke
sungai utama. Proses pembuatan DAS didasari dengan menggunakan data
DEM dengan langkah-langkah pengerjaan seperti yang tertera pada
pembahasan.
20

5.2. Saran
Saran untuk praktikum yaitu :
a. Untuk Praktikum
Diharapkan untuk praktikum selanjutnya agar pelaksanaannya dimajukan lagi
agar tidak terlalu mepet dengan UAS.
b. Untuk Praktikan
Diharapkan untuk praktikum selanjutnya praktikan bisa membawa laptopnya
masing-masing agar bisa lebih mengerti cara-cara mengoperasikan aplikasi
yang digunakan dan tidak meminta lagi jawaban dari temen.
c. Untuk Asisten Praktikum
Diharapkan untuk praktikum selanjutnya agar Asisten Praktikum bisa
menjelaskan secara lebih detail lagi terkait langkah-langkah pengoperasian
aplikasi yang digunakan, karena pada saat praktikum kemarin penjelasan
langkah-langkah antara kelas yang satu dengan kelas yang lain berbeda
penjelasannya.
21

DAFTAR PUSTAKA

Adil, A., & Kom, S. (2017). Sistem Informasi Geografis. Penerbit Andi
Alivah, E. N., Setiawan, A., & Sediyono, E. (2016, November). Penerapan
Metode Kerucut Terpancung Dan Bujur Sangkar Dalam Perhitungan Luas
Lahan Berkontur Menggunakan Bantuan Media Informasi Google
Earth/Google Maps. In Prosiding Seminar Nasional Matematika dan
Pendidikan Matematika.
Cahyadi, A., Marfai, M. A., Mardiatno, D., & Nucifera, F. (2017). Pemodelan
Spasial Bahaya Banjir Rob Berdasarkan Skenario Perubahan Iklim dan
Dampaknya di Pesisir Pekalongan.
Komputer, W. (2014). Sistem Informasi Geografis Menggunakan ArcGIS. Elex
Media Komputindo.
Kurniawan, J. (2016). PERBANDINGAN FUNGSI SOFTWARE ARCGIS 10.1
DENGAN SOFTWARE QUANTUM GIS 2.14. 5 UNTUK
KETERSEDIAAN DATA BERBASIS SPASIAL. Jurnal Online
Mahasiswa (JOM) Bidang Teknik Geodesi, 1(1).
Luthfina, M. A. W., Sudarsono, B., & Suprayogi, A. (2019). Analisis Kesesuaian
Penggunaan Lahan Terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun 2010-
2030 Menggunakan Sistem Informasi Geografis di Kecamatan Pati. Jurnal
Geodesi Undip, 8(1), 74-82.
Novitasari, N. W., Nugraha, A. L., & Suprayogi, A. (2015). Pemetaan Multi
Hazards Berbasis Sistem Informasi Geografis di Kabupaten Demak Jawa
Tengah. Jurnal Geodesi Undip, 4(4), 181-190.
Prahasta, Edy. (2011). Tutorial ArcGIS Dekstop untuk Bidang Geodesi &
Geomatika.PT Informatika.Bandung.
Qoriani, Hersa Farida. (2012). Sistem Informasi Geografis Untuk Mengetahui
Tingkat
Ramadhany, A. S., Subardjo, P., & Suryo, A. A. D. (2012). Daerah Rawan
Genangan Rob di Wilayah Semarang. Journal of Marine Research, 1(2),
174-180.
22

Ridha, S. (2017). Pengembangan Buku Tutorial Sistem Informasi Geografis Topik


Georeferencing Model Gorr and Kurland. Jurnal Pendidikan Geografi
(JPG) Geo Education Teori, Penelitian Dan Pengembangan, 2(1), 1-10.
Sukojo, B. M., & Aini, N. (2018). Analisa Perbandingan Berdasarkan Identifikasi
Area Kebakaran dengan Menggunakan Citra Landsat-8 dan Citra Modis
(Studi Kasus: Kawasan Gunung Bromo). Geoid, 13(2), 174-180.
Usud, A., & Sukojo, B. M. (2014). ANALISIS PENGARUH TUTUPAN
LAHAN TERHADAP KETELITIAN ASTER GDEM V2 DAN DEM
SRTM V4. 1 (STUDI KASUS: KOTA BATU, KABUPATEN MALANG,
JAWA TIMUR). Geoid, 10(1), 8-14.
Wibowo, K. M., Kanedi, I., & Jumadi, J. (2011). Sistem Informasi Berbasis Web
dengan PHP dan MySQL. Jurnal Media Infotama, 11(1), 51–60.
Wismarini, T. D., & Ningsih, D. H. U. (2010). Analisis Sistem Drainase Kota
Semarang Berbasis Sistem Informasi Geografi dalam Membantu
Pengambilan Keputusan bagi Penanganan Banjir. Dinamik, 15(1).

Anda mungkin juga menyukai