Anda di halaman 1dari 2

Nama saya Putri Rohanah Nurjehan, mahasiswi dari Universitas Pendidikan Indonesia,

Prodi Pendidikan Khusus 2020, Kata “mahasiswa” merupakan kata yang tidak asing lagi di
kalangan masyarakat umum, khususnya di kalangan masyarakat umum. Menurut masyarakat,
mahasiswa adalah intelektual dan diyakini mampu membawa perubahan bagi negara.
“Apatis..!!” satu kata yang menurut saya pas bagi kebanyakan mahasiswa dizaman
sekarang ini dan tak terpungkiri lagi termasuk diri saya sendiri. Sebelumnya saya termasuk ke
dalam mahasiswa yang apatis yang tidak peduli terhadap lingkungan sekitar . tetapi ada satu
kejadian yang membuat saya tersentuh hati dan tersadar.
Singkat cerita, saya mendengar percakapan antara dua adik laki-laki dan perempuan,
mereka tidak belajar karena tidak sekolah dan harus bekerja untuk mendapatkan uang untuk
makan. Sejak saat itu, saya mengerti bahwa saya tidak boleh bangga dengan status
“mahasiswa” saya, karena saya hanyalah salah satu dari anak-anak yang bisa mengenyam
pendidikan tinggi tetapi tidak bisa bersyukur dengan bantuan dan berbagi. Pengetahuan dengan
saudara-saudara kita yang malang. Beruntung seperti saya. Sekarang saya malu pada diri
sendiri, dan terkadang saya bertanya pada diri sendiri "Perilaku sosial apa yang telah saya
lakukan dalam hidup saya? Apakah saya merasakan kehadiran saya di masyarakat?
Jawabannya tidak...! Ketidakpedulian ini membuat saya mati di keramaian. Jadi Saya
termotivasi untuk bergabung dengan organisasi pengembangan masyarakat karena saya pikir
mungkin melalui organisasi ini saya dapat membantu berbagi ilmu dengan anak-anak yang
akan menjadi penerus negeri ini. Dan saya memiliki 6 program yang saya buat guna membantu
serta mengabdikan diri kepada masyarakat, yang pertama ialah program mendirikan “Class
Layover” yaitu kelas singgah maksudnya mendirikan sebuah kelas yang nanti nya difungsikan
untuk tempat mengajar anak anak jalanan yang tidak mampu mengeyam pendidikan. Tak perlu
memerlukan ruangan yang besar.. cukup menyediakan ruangan yang berukuran 4x6 meter ,
namun jika tidak memiliki biaya untuk menyediakan ruangan tersebut kita bisa memanfaatkan
area umum yang biasa nya menjadi tempat pemukiman anak anak jalanan tinggal misalnya kita
memanfaatkan area kolong jembatan untuk mengajar anak-anak tersebut. Dalam menjalankan
program ini tak perlu memerlukan ruangan yang mewah.
Lalu program kedua saya ialah mendirikan perpustakaan mandiri, yaitu dengan
mengumpulkan buku buku sekolah atau buku buku cerita yang sudah tak terpakai dan masih
layak pakai. keberadaan perpustakaan ini akan dirasakan sekali oleh kalangan masyarakat
terutama anak-anak yang bisa memanfaatkan perpustakaan ini sebagai sarana belajar dan
sekaligus bermain.
Kemudian program saya ketiga ialah mengadakan pelatihan keterampilan bagi orang
tua atau pemuda-pemudi ,sehingga mampu membantu perekonomiannya misalnya
keterampilan dalam memanfaatkan berbagai barang-barang bekas yang tidak terpakai
kemudian didaur ulang sehingga menjadi barang yang mempunyai nilai jual , contohnya yaitu
memanfaatkan batok kelapa menjadi sebuah celengan yang cantik yang bisa dijual atau
memanfaatkan sabun batang untuk membuat sebuah rangkaian bunga yang indah dan tentunya
memiliki nilai jual yang tinggi.
Lalu program saya yang ke empat ialah mengadakan ProJaSih (Program Jalan Bersih)
atau bisa kita sebut dengan JJB, pada kalangan anak muda sudah tidak asing dengan sebutan
JJS (jalan-jalan sore) yang biasanya dikaitkan dengan makan-makan serta berkumpul jalan
jalan bersama teman teman, Dari pada kita hanya jalan jalan bersama teman teman yang hanya
menghamburkan uang lebih baik kita jalan jalan tetapi bermanfaat bagi banyak orang banyak
yaitu cara nya dengan mengadakan ProJaSih atau bahasa kerennya JJB. Program ini merupakan
program dimana para relawan mahasiswa membersihkan areal jalan dengan memungut sampah
serta membersihkan jalanan dari jerat jerat paku yang dapat membahayakan para pejalan kaki
dan pada pengendara baik pengendara motor ataupun mobil.
Program selanjutnya yang kelima ialah mengadakan Santunan Anak Yatim
(SANATIM) .program ini memerlukan memang memerlukan biaya tetapi kita tidak perlu
menadahkan tangan untuk mencari dana tersebut. Kita bisa mengadakan danus (Dana Usaha)
dengan bejualan yang keuntungan nya bisa kita manfaatkan untuk berbagi kepada saudara
saudara kita yang membutuhkan. Atau kita bisa mengumpulkan pakaian kita yang sudah tak
terpakai dan masih layak pakai , pakaian tersebut bisa kita jual dan hasilnya bisa menambah
dana untuk melaksanakan program ini. Yang terpenting dalam program ini ialah berusaha
dengan semaksimal mungkin .
Dan program terakhir saya ialah mengadakan TPA yaitu pengajian yang bersifat social
, disini kita bisa berbagi ilmu agama kepada adik adik kita , penanaman ilmu agama sejak dini
merupakan hal yang penting karena pengetahuan agama merupakan sumber dari segala sumber
ilmu pengetahuan lainnya dan sebagai cara guna membentuk kepribadian penerus anak bangsa
yang berakhlak mulia.

Anda mungkin juga menyukai