Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN INDIVIDU

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN


NUTRISI
Disusun untuk Memenuhi Tugas Laporan individu
Praktek Profesi Ners Departemen Keperawatan Dasar

Oleh:

Nama : Petrus Sudi Zada


NIM : 2108.14901.339

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES WIDYAGAMA HUSADA
MALANG
2021
NUTRISI

1. DEFINISI
Nutrisi merupakan elemen penting untuk proses dan fungsi tubuh. Pada
umumnya tubuh memerlukan bahan bakar untuk menyediakan energi untuk fungsi organ
dan pergerakan badan. Ketika energi tubuh dipenuhi lengkap oleh asupan kalori pada
makanan. Ketika energy tubuh dipenuhi lengkap oleh asupan kalori pada makanan, maka
berat badan tidak berubah. Jika pemasukan kalori melebihi kebutuhan energi, maka berat
seseorang akan bertambah, begitu juga sebaliknya. (Potter Perry, 1997).
Makanan terkadang digambarkan menurut kepadatan nutrient. Proporsi nutrient
penting untuk jumlah kalori. Makanan dengan kepadatan nutrient tinggi menyediakan
sejumlah besar nutrient yang berhubungan dengan kalori. (A. Aziz Alimul, 2006)

2. JENIS NUTRISI
Nutrisi yang terkandung dalam suatu makan sebagian besar terdiri dari enam
kategori, yaitu :
a. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energy utama dalam diet. Tiap gram
karbohidrat menghasilkan 4 kilokalori. Karbohidrat diperoleh terutama dari
tumbuhan, kecuali laktosa.
Tanaman menyimpan karbohidrat seperti tepung. Zat tepung dibuat dari biji
yang tertutup oleh dinding sel. Karbohidrat sendiri punya peranan dalam nutrisi
manusia karena bias menambah serat untuk diet. Serat berguna pada pencegahan
dan penyembuhan penyakit ketika pemberian makanan melalui selang.
b. Protein
Protein berfungsi pada tubuh untuk mensitesis jaringan tubuh dalam
pertumbuhan, pemeliharaan, dan perbaikan. Protein yang lengkap terdiri dari
semua asam amino essensial dalam kualitas yang cukup untuk pertumbuhan dan
mempertahankan keseimbangan nitrogen dalam tubuh. Ketika tubuh dalam
keadaan nitrogen lebih, maka maka tubuh dalam keseimbangan nitrogen positive.
Nitrogen yang berlebih akan digunakan untuk pembangunan, perbaikan, dan
penempatan kembali jaringan tubuh.
c. Lipid
Lipid merupakan bentuk penghasul energy tubuh utama. Monogliserida dari
porsi lipid yang dicerna dapat diubah menjadi glukosa dalam proses
glukoneogenesis. Semua sel tubuh kecuali sel darah merah dan neuron dapat
mengoksidasi asam lemak dari energy.
d. Air
Air merupakan komponen kritis dalam bentuk cairan dalam tubuh karena
fungsi sel bergantung pada lingkungan cair. Air menyusun 60 % - 70 % dari
seluruh berat badan. Ketika kehilangan air, seseorang dapat bertahan tidak lebih
dari beberapa jam di padang pasir atau beberapa hari di lingkungan yang sangat
terlindungi.
Kebutuhan cairan dipenuhi oleh konsumsi cairan dan makanan padat yang
tinggi kadar air, seperti buah-buahan dan sayur-sayuran. Orang yang sakit
mengalami peningkatan kebutuhan cairan seperti penderita demam.
e. Vitamin
Vitamin merupakan substansi organic dalam jumlah kecil pada makanan yang
essensial untuk metabolisme normal. Vitamin terbagi menjadi 2 jenis yaitu
vitamin larut air yang terdiri dari vitamin C dan B, sedang vitamin yang lainnya
masuk kedalam klasifikasi vitamin larut lemak seperti vitamin A,D,E, dan K.
f. Mineral
Mineral adalah elemen essensial nonorganic pada tubuh sebagai katalis dalam
reaksi biokimia. Kenutuhan mineral sehari-hari adalah 100 mg. ketika berkurang
maka elemen renik juga akan berkurang dari kadar kebutuhan sehari-hari.

3. GANGGUAN NUTRISI
Gangguan nutrisi seperti mal nutrisi biasanya terjadi pada klien-klien yang
mengalami gangguan dalam saluran gastrointestinalnya. Klien yang dianjurkan untuk
tidak mengkonsumsi melalui mulut biasanya beresiko mempunyai gangguan pada
nutrisinya. Asupan makanan terkadang berubah pada pasien operatif. Persiapan
operasi biasanya melibatkan pembersihan perut minimal 8 jam berpuasa. Permulaan
asupan makanan pascaoperasi bergantung pada pengembalian fungsi perut, tingkat
prosedur bedah, keberadaaan komplikasi apapun, dan pilihan pembedah untuk
mengawali pemberian makanan. (Johnson, 2000)
4. TANDA DAN GEJALA KEKURANGAN NUTRISI
Tanda-tanda subjektif dari pasien biasanya pasien mengeluh seperti :
 Mual
 Anoreksia
 Lemas
 Lesu
Sedangkan tanda-tanda obyektif yang muncul akibat gangguan nutrisi biasanya
seperti :
 Rambut berserabut, kusam ,kusut, kering tipis, dan kasar
 Kulit kasar, kering, pucat, bersisik
 Wajah mengalami diskolorasi, bersisik, bengkak, kulit gelap di pipi dan di bawah
mata
 Konjungtiva pucat, konjungtiva serosis
 Bibir kering, lesi anguler pada sudut mulut

5. PATHWAYS

Malnutrisi Kerusakan saluran pencernaan

Kurangnya nutrisi masuk Gangguan makanan yg dicerna


ke sel

Sel kekurangan nutrisi Terjadinya mual dan refluks

Defisit Nutrisi

Lemah Lemas Gangguan aktifitas Berat badan turun


6. ETIOLOGI
Faktor-faktor yang mempengaruhi
 Fisiologis (intake nutrient)
- Kemampuan mendapat dan mengolah makanan
- Pengetahuan
- Gangguan menelan
- Perasaan tidak nyaman setelah makan
- Anoreksia
- Nausea dan vomitus
- Intake kalori dan lemak yang berlebih
 Kemampuan mencerna nutrient
- Obstruksi saluran cerna
- Malaborbsi nutrient
- DM
 Kebutuhan metabolism
- Pertumbuhan
- Stres
- Kondisi yang meningkatkan BMR (latihan,hipertyroid)
- Kanker
 Gaya hidup dan kebiasaan
Kebiasaan makan yang baik perlu diterapkan pada usia toddler
 Kebudayaan dan kepercayaan
Kebudayaan orang asia lebih memilih padi sebagai makanan pokok
 Sumber ekonomi
 Tinggal sendiri
Seseorang yang hidup sendirian sering tidak mempedulikan tugas memasak
untuk menyediakan makanannya.
 Kelemahan fisik
Contohnya atritis atau cedera serebrovaskular (CVA) yang menyebabkan
kesulitan untuk berbelanja dan masak. Mereka tidak mampu merencanakan dan
menyediakan makanannya sendiri.
 Kehilangan
Terutama terlihat pada pria lansia yang tidak pernah memasak untuk mereka
sendiri. Mereka biasanya tidak memahami nilai suatu makanan yang gizinya
seimbang.
 Depresi
Menyebabkan kehilangan nafsu makan. Mereka tidak mau bersusah payah
berbelanja, memasak atau memakan makanannya.
 Pendapatan yang rendah
Ketidakmampuan untuk membeli makanan yang cermat untuk meningkatkan
pengonsumsian makanan yang bergizi.
 Penyakit saluran pencernaan
Termasuk sakit gigi, ulkus
 Obat
Pada lansia yang mendapat lebih banyak obat dibandingkan kelompok usia
lain yang lebih muda ini berakibat buruk terhadap nutrisi lansia. Pengobatan akan
mengakibatkan kemunduran nutrisi yang semakin jauh.
A. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN (GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI)
1. Pengkajian

a) Mengkaji antropometri klien seperti berat badan, tinggi badan, lingkar lengan

b) Mencari tahu obat-obatan yang sering atau perah dikonsumsi klien

c) Megobservasi tanda-tanda perubahan nutrisi klien

d) Melihat tes laboratorium klien mengenai Hb, albumin, dan GDS

2. Diagnosa Keprawatan
a) Defisit Nutrisi

3. Intervensi

DX KRITERIA HASIL INTERVENSI


Defisit Nutrisi (0019) Status Nutrisi Manajemen nutrisi

DO: Tujuan setelah dilakukan Observasi

menurun tindakan keperawatan


Berat badan 1. Identifikasi status nutrisi
minimal 10% dibawah 1x24 jam status nutrisi 2. Identifikasi kebutuhan kalori
membaik dengan
rentang ideal dan jenis nutrient

Kriteria hasil: 3. Monitor asupan makanan

1. Porsi makanan
yang dihabiskan Terapeutik
meningkat 1. Berikan makanan tinggi serta
2. Perasaan cepat mencegah konstipasi
kenyang menurun 2. Berikan makanan yang tinggi
3. Frekuensi makan kalori dan tinggi rotein
membaik 3. Berikan suplemen makanan,jika
4. Nafsu makan
Edukasi
membaik
1. anjurkan posisi duduk,jika
mampu
2. anjurkan diet yang
diprogramkan

kolaborasi

1. kolaborasi pemberian medikasi


sebelum makan,jika perlu
2. kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
kalori dan nutrient

4. Implementasi

a) Menstimulasi nafsu makan klien

b) Menentukan status gizi pasien dan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan


nutrisi

c) Memonitor mual muntah

d) Konseling dengan klien dan keluarga

5. Evaluasi

a) Berat badan klien kembali normal

b) Nafsu makan klien kembali normal

c) Hasil laboratorium klien menunjukkan peningkatan parameter nutrisi


DAFTAR PUSTAKA

Alimul H. A. Aziz. (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan
Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Perry, Potter. (1997). Fundamental of Nursing. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Potter, Patricia A, Anne Geryfin Perry. (2006). Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses,
dan Praktek. Edisi ke-4. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Carpenito, L.J. (1995). Buku Saku: Diagnosa Keperawatan. Edisi ke-6. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.

Johnson. M. Moorhead. S. (2000). Nursing Outcome Classification (NOC). Philadelpia.


Mosby.

Anda mungkin juga menyukai