Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN KEGIATAN

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN
BERKELANJUTAN
(PKB)
 

TENTANG PENGEMBANGAN
KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL PESERTA
DIDIK

NAMA : GUSTINA FRANSISKA SARI, S.Pd.


NIP : -
PANGKAT/GOL.RUANG : -
JABATAN GURU : GURU KELAS
NAMA SEKOLAH : MI MUHAMMADIYAH PADANGJAYA
ALAMAT SEKOLAH : JL. PEMUDA NO. 93
DESA : PADANGJAYA
KECAMATAN : MAJENANG
KABUPATEN : CILACAP

-1-
IDENTITAS GURU

NAMA : GUSTINA FRANSISKA SARI, S.Pd.

NIP : -

TEMPAT TANGGAL LAHIR : CILACAP, 12 AGUSTUS 1988

JENIS KELAMIN : PEREMPUAN

PANGKAT/GOL. RUANG/TMT : -

JENIS GURU : NON PNS

JABATAN GURU : GURU KELAS

ALAMAT SEKOLAH : JL. PEMUDA NO. 93

-2-
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KEGIATAN
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

Jenis Kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Yang sudah saya lakukan


adalah :
1. Pengembangan kompetensi guru dalam penyusunan perangkat pembelajaran.
2. Pengembangan kompetensi sikap spiritual peserta didik dalam penyusunan
perangkat pembelajaran.

Padangjaya,.......................................

Penyusun

GUSTINA FRANSISKA SARI, S.Pd.


NIP -

Disahkan oleh:

Kepala Madrasah Koordinator PKB

SITI NASHATUL M, S.Pd. TEGUH SISWANTO, S.Pd.I


NIP 19810211 200701 2 005 NIP -

-3-
KATA PENGANTAR

Undang – Undang Nomor 14 Tahun 2005, tentang guru dan dosen

mengamanatkan bahwa guru wajib meningkatkan kualifikasi akademiknya dan

kompetensinya secara terus menerus sesuai dengan perkembangan ilmu

pengetahuan teknologi dan seni.

Sejalan dengan hal tersebut menurut Peraturan Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No.16 tahun 2009,

tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, dimana jabatan fungsional

guru saat ini menjadi jabatan ahli. Pengembangan karier guru untuk naik setingkat

lebih tinggi di unsure utama disyaratkan yang merupakan kewajiban harus

melaksanakan kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan yang berupa

kegiatan pengembangan diri, publikasi ilmiah dan karya inovatif. .Untuk memenuhi

kewajiban tersebut kami telah melakukan dan mengikuti berbagai kegiatan untuk

memenuhi persyaratan dan kewajiban dalam penilaian kinerja guru agar kami dapat

memperoleh nilai kinerja dan angka kredit.

Demikian laporan kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan yang

dapat kami lakukan sebagai upaya peningkatan kompetensi dan keprofesionalan

kami, semoga bermaanfaat.

Padangjaya,
Penyusun

-4-
DAFTAR ISI

Cover
Identitas Guru
Lembar Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar isi
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Kegiatan
C. Manfaat Kegiatan
D. Sasaran
E. Target
BAB II : LAPORAN KEGIATAN
A. Deskripsi Tempat dan Waktu
B. Materi Kegiatan
BAB III : PENUTUP
A. Simpulan
B. Tindak lanjut
C. Dampak
D. Saran

-5-
E. BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan aspek terpenting dalam memajukan suatu bangsa,
sehingga pendidikan harus dilakukan secara profesional. Dan guru adalah ujung
tombak dalam menentukan sukses atau tidaknya pendidikan, oleh karena itu
guru garus mampu bersikap profesional dalam menyelenggarakan pendidikan.
Dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan
Angka Kreditnya, jabatan fungsional guru adalah jabatan fungsional yang
mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk
melakukan kegiatan mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang diduduki oleh pegawai negeri sipil
Kegiatan mendidik, mengajar dan mebimbing adalah kegiatan yang urgen
dalam keberhasilan pembelajaran maupun pendidikan, oleh karena itu sebelum
melaksanakan pembelajaran guru dituntut untuk mampu menyusun sebuah
perencanaan dengan baik.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka Kelompok Kerja Guru
Madrasah Ibtidaiyah (KKG-MI) Keamatan Majenang melaksanakan pelatihan
Pengembangan Silabus dan RPP, dengan harapan dapat meningkatkan
kemampuan profesionalnya dan kompetensinya di bidang perencanaan
pembelajaran.

B. TUJUAN KEGIATAN
Tujuan dilaksanakannya KKG Paket 1 materi Pengembangan Silabus dan
RPP adalah :
1. Mengembangkan kompetensi guru dalam penyusunan perangkat
pembelajaran.
2. Mengembangkan kompetensi sikap spiritual peserta didik dalam penyusunan
perangkat pembelajaran.
3. Terwujudnya sebuah pedoman dalam pengembangan pembelajaran, seperti
(1) pembuatan rencana pengelolaan pembelajaran baik secara klasikal,
kelompok kecil maupun pembelajaran secara individual; (2) penyusunan
materi ajar; (3) pengembangan sistem penilaian dalam pelaksanaan
pembelajaran berbasis kompetensi, yaitu sistem penilaiaan yang selalu

-6-
mengacu kepada Strandar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan indikator
pembelajaran yang terdapat di dalam silabus.
4. Hasil pengembangan silabus dalam bentuk perangkat pembelajaran
berfungsi sebagai alat untuk aktualisasi kurikulum secara operasional pada
tingkat satuan pendidikan, sehingga memudahkan guru dalam melakukan
tugas pembelajaran

C. MANFAAT DIKLAT
1. Memotivasi guru yang profesional untuk mengembangkan mutu dan prestasi
kerja pada madrasah tempat tugas masing-masing.
2. Meningkatkan kemampuan profesional Guru dalam mengembangkan
kemampuannya di bidang penyusunan perangkan pembelajaran

D. SASARAN
Terwujudnya peningkatan kompetensi Guru Madrasah Ibtidaiyah di
Kecamatan Banyuputih yang memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap yang
profesional sebagai guru sesuai dengan tugas dan tanggung jawab
sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undaang Guru.

E. TARGET
Target yang harus dicapai dari kegiatan tersebut adalah peserta KKG
dapat memahami dan memiliki keterampilan tentang pengembangan Silabus dan
RPP.

-7-
BAB II
LAPORAN KEGIATAN

A. DESKRIPSI TEMPAT DAN WAKTU


1. Waktu Pelaksanaan
Kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) MI Kecamatan Majenang Paket 1
Tahun Pelajaran 2018/2019 dilaksanakan pada :
a. Hari : Sabtu
b. Waktu : pukul 10.00 WIB s.d. selesai
Kegiatan dilaksanakan dalam 3 (tiga) kali pertemuan

Pertemuan
Hari, Tanggal
Ke-

1 Sabtu, 4 Agustus 2018

2 Sabtu, 11 Agustus 2018

3 Sabtu, 18 Agustus 2018

2. Tempat Pelaksanaan
a. Tempat : Ruang Aula Pendais Kec. Majenang
b. Alamat : Jl. Kauman - Majenang

B. MATERI KEGIATAN
1. Hari ke 1 ; 4 Agustus 2018
a. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar
ke dalam materi pokok, kegiatan pembe-lajaran, dan indikator pencapaian
kom-petensi untuk penilaian.
b. Prinsip-prinsip pengembangan silabus
- ILMIAH,yaitu keseluruhan materi dan kegiatan yg menjadi muatan dlm
silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
- RELEVAN, yaitu cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan
penyajian materi dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik,
intelektual, sosial, emosional, dan spiritual peserta didik.
- SISTEMATIS, yaitu komponen-komponen silabus saling berhubungan
secara fungsional dalam mencapai kompetensi.
- KONSISTEN, yaitu adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas)
antara kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar,
sumber belajar, dan sistem penilaian

-8-
- MEMADAI, yaitu cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar,
sumber belajar, dan sistem penialian cukup untuk menunjang pencapaian
kompetensi dasar
2. Hari ke 2 ; 11 Agustus 2018
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan
pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP
dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran
Pengembangan Kompetensi Sikap Spiritual Peserta Didik dalam upaya
mencapai Kompetensi Dasar (KD): Permendikbud No 65/2013
b. Prinsip Pengembangan RPP
- Mengakomodasi perbedaan individu peserta didik
- Mendorong partisipasi aktif peserta didik
- Berpusat pada peserta didik
- Mengembangkan budaya membaca dan menulis
- Memberikan umpan balik dan tindak lanjut
- Mengakomodasi keterkaitan dan keterpaduan
- Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi
3. Hari Ke 3; 18 Agustus 2018
a. Praktik Penyusunan Silabus dan RPP
b. Penutupan

-9-
BAB III
PENUTUP

A. SIMPULAN
Pelaksanaan KKG-MI Paket 1 Materi Pengembangan Silabus dan RPP
sangat bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan Guru
agar lebih berdaya guna dan berhasil guna dalam mengembangkan kualitas
pembelajaran di madrasah masing-masing.

B. TINDAK LANJUT
Peserta KKG-MI Kecamatan Majenang, mengimplementasikan
pengembangan silabus dan RPP pada madrasah tempat tugas masing-masing.

C. DAMPAK
Peningkatan pengetahuan dan keterampilan guru dalam pengembangan
silabus dan RPP yang akan memberikan kontribusi pada peningkatan kualitas
pembelajaran sekaligus membantu pengembangan karir guru sebagai tenaga
profesional.

D. SARAN
KKG-MI hendaknya secara berkelanjutan melaksanakan program kerja
dengan bekerja sama dengan pihak-pihak terkait untuk benar-benar bisa
membimbing dan memantau dari rencana tindak lanjut yang telah dibuat
sehingga tujuan dan sasaran setiap kegiatan KKG akan tercapai.

-10-
Materi :

Pemerintah telah menggulirkan Kurikulum 2013 khususnya pada sekolah-sekolah


piloting yang ditunjuk. Sedangkan sekolah-sekolah yang tidak ditunjuk dapat
menerapkan kurikulum baru ini secara mandiri. Penulis sendiri adalah salah satu
guru di Sekolah Dasar swasta yang menerapkan kurikulum 2013 secara mandiri.
Sejak awal saya tertarik dengan tulisan Saudari Tri Marhaeni P. Astuti tentang
Memahami Paradigma “Indirect Learning” (Suara Merdeka, 30 April 2013). Namun
saya baru memberikan tanggapan karena saya ingin mencocokkannya dengan
pengalaman di lapangan setelah mengimplementasikan kurikulum 2013 dalam
pembelajaran.

Berdasarkan pengalaman pembelajaran, Kurikulum 2013 dirasa dapat mengurangi


“verbalisme” atau dengan kata lain dapat mengurangi pembelajaran yang monoton
dengan metode ceramah.  Alur pembelajaran yang menerapkan pendekatan
scientific dapat membawa siswa menjadi subyek pembelajaran melalui praktik
langsung. Pendekatan scientific yang tercermin dalam kegiatan mengamati,
menanya, menalar, mencoba, menyajikan, dan  mengomunikasikan dapat mengubah
pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran yang berpusat pada
siswa. Alur pembelajaran tersebut diharapkan dapat menciptakan pembelajaran
yang bermakna sekaligus menanamkan nilai-nilai sikap baik spiritual maupun sosial.

Kompetensi sikap spiritual dan sosial yang tercermin dalam Kompetensi Inti (KI) 1
dan 2 dalam setiap Kompetensi Dasarnya tidak memiliki materi pokok yang diberikan
dalam pembelajaran, tetapi diajarkan secara indirect learning. Setiap guru yang
mengimplementasikan kurikulum 2013 harus mampu menyajikan materi pada KD di
KI 3 dan proses pembelajaran pada KD di KI 4 yang mengarah pada pencapaian KD
pada KI 1 dan 2 tanpa mengajarkan secara langsung. Guru serta merta menjadi
ujung tombak untuk mencapai kompetensi sikap spiritual dan sosial pada diri setiap
siswa.

Kemampuan guru dalam menghubungkan setiap materi pada KI 3 dan proses


pembelajaran pada KI 4 perlu dibina, karena jika materi dan proses pembelajaran
yang disajikan tidak dikaitkan dengan nilai-nilai spiritual dan sosial maka kompetensi
sikap yang diinginkan sulit untuk dicapai. Sebagaimana kita tahu bahwa bidang sains
dan teknologi masih dipimpin oleh dunia barat dimana setiap aspek dalam keilmuan
yang bersifat ilmiah bersifat obyektif dan terlepas dari nilai-nilai moral. Maka
pembelajaran scientific yang diterapkan pada kurikulum 2013 dikhawatirkan justru
akan membawa semangat barat yang sekuler. Kekhawatiran ini muncul jika guru

-11-
tidak dapat mengaitkan pembelajaran scientific dengan nilai-nilai moral ketimuran
yang agamis.

Pengurangan “verbalisme” pada kurikulum 2013 perlu diartikan secara bijak. Artinya
proses pembelajaran yang dilakukan oleh siswa perlu terus dikawal untuk dapat
mencapai kompetensi sikap spiritual dan sosial. Langkah yang harus diambil oleh
setiap guru adalah mencantumkan internalisasi nilai-nilai spiritual dan sosial dalam
pembelajaran. Meskipun pembentukan sikap siswa dilaksanakan secara tidak
langsung karena tidak ada materi pokok yang diajarkan, tetapi tetap diperlukan
internalisasi nilai-nilai sikap.

Tugas guru bukan hanya membimbing siswa untuk dapat mengasosiasikan setiap
konsep dan proses pembelajaran yang diajarkan sehingga setiap konsep dapat
membentuk konektivitas yang menjadi pemahaman dan penalaran siswa. Tetapi
lebih dari itu guru bertugas untuk membimbing siswa agar dapat mengasosiasikan
antara konsep dan proses pembelajaran dengan nilai-nilai sikap spiritual dan sosial.

Tantangan yang dihadapi guru dalam pembentukan sikap siswa adalah adanya
pengaruh dari luar, dimana banyak fenomena sosial yang bertentangan dengan nilai-
nilai sikap yang sedang dikembangkan. Contoh pada KD 1.1 mata pelajaran IPA :
“bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan
kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya,
serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang dianutnya”.  Dalam
Kompetensi Dasar ini terdapat nilai-nilai berupa sikap spiritual yaitu keimanan
dengan menyadari kebesaran Tuhan dan mengamalkan ajaran agama yang dianut.
Maka guru perlu menginternalisasikan nilai-nilai spiritual ini dalam setiap materi dan
proses pembelajaran pada KI 3 dan KI 4 mata pelajaran IPA.

Tantangan dari luar adalah adanya fenomena sosial segolongan manusia yang tidak
percaya kepada Tuhan yang tentu tidak sesuai dengan fitrah diciptakannya manusia
dan tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila khususnya sila pertama. Ada pula
segolongan manusia yang secara lisan beriman kepada Tuhan tetapi dalam
kesehariannya tidak mencerminkan sebagai manusia yang beriman dengan
meninggalkan konsekuensi dan kewajibannya sebagai manusia yang beriman.
Bahkan banyak fenomena sosial kemaksiatan yang justru menunjukkan adanya
ketidaktaatan terhadap ajaran agama dan sebaliknya melakukan hal-hal yang
dilarang oleh agama. Maka guru perlu dengan seksama memberikan internalisasi
nilai-nilai spiritual dan sosial dalam setiap pembelajaran yang dilaksanakan agar
siswa dapat memaknai setiap materi dan proses pembelajaran menjadi kesadaran

-12-
untuk menjadi hamba Tuhan yang taat dan sekaligus sebagai warga negara yang
memiliki sikap sosial yang luhur untuk mewujudkan bangsa yang bermartabat.

Sikap Spiritual dan Sosial sebagai Bekal Generasi Muda

Fenomena sosial masyarakat yang menunjukkan ketidaktaatan terhadap ajaran


agama seperti perbuatan kemaksiatan, kejahatan, dan kezaliman serta sikap sosial
yang tercela seperti kolusi, korupsi, suap, dan perbuatan tidak bertanggungjawab
lainnya diakui atau tidak sangat sulit untuk diberantas. Menyadari hal ini maka peran
guru sebagai pendidik sangat potensial untuk menyiapkan generasi muda Indonesia
menuju suatu era dimana setiap elemen bangsa mampu mengimplementasikan nilai-
nilai ketuhanan sebagaimana Pancasila sila pertama dengan semangat
keberagamaan yang tinggi. Demikian pula suatu era dimana warga negara memiliki
sikap sosial  yang luhur yang melandaskan setiap tindakannya pada budi pekerti,
akhlak terpuji dan mampu menahan diri untuk tidak melakukan tindakan yang
merugikan orang lain, masyarakat atau bahkan tindakan yang menjadikan bangsa ini
terpuruk.

Guru memiliki posisi strategis karena dalam keseharian mereka memiliki cukup
banyak waktu untuk berinteraksi dengan siswa. Guru harus memanfaatkan setiap
momentum pembelajaran untuk menginternalisasikan nilai-nilai sikap spiritual dan
sosial ke dalam benak sanubari siswa dan memberikan keteladanan yang baik.
Setiap siswa yang masih muda belia membutuhkan model-model warga negara yang
mampu menerapkan sikap spiritual dan sosial yang luhur. Keberhasilan dalam
pembentukan sikap spiritual dan sosial dalam diri siswa akan membantu
mewujudkan cita-cita kita bersama untuk mengangkat bangsa ini menjadi bangsa
yang lebih maju dan bermartabat di masa yang akan datang.

-13-

Anda mungkin juga menyukai