Anda di halaman 1dari 4

Menelusuri konsep negara, tujuan negara, dan urgensi dasar negara

1. Menelusuri Konsep Negara


Menurut Diponolo (1975: 23-25) negara adalah suatu organisasi kekuasaan yang berdaulat
yang dengan tata pemerintahan melaksanakan tata tertib atas suatu umat di suatu daerah tertentu.
Konsep negara Indonesia adalah pemerintah pusat menguasai kedaulatan secara penuh baik ke
dalam ataupun ke luar. Dimana hubungan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah
dan rakyatnya dapat dilakukan secara langsung. Dalam negara kesatuan, hanya terdapat satu
kepala negara, satu konstitusi, satu kabinet menteri, dan satu parlemen. Termasuk juga dengan
pemerintahan, yaitu pemerintah pusat sebagai penguasa tertinggi dalam segala aspek
pemerintahan.
2. Menelusuri Konsep Tujuan Negara
Secara teoretik, ada beberapa tujuan negara ialah kekuatan berupa kekuasaan dan
kebesaran/keagungan sebagai tujuan negara,kepastian hidup berupa keamanan dan ketertiban
sebagai tujuan negara,kemerdekaan sebagai tujuan negara,kesejahteraan dan kebahagiaan hidup
sebagai tujuan negara,dan keadilan sebagai tujuan negara. Oleh karena itu, pendekatan dalam
mewujudkan tujuan negara tersebut dapat dilakukan dengan 2 (dua) pendekatan yaitu
pendekatan kesejahteraan dan pendekatan keamanan.
3. Menelusuri Konsep dan Urgensi Dasar Negara
Secara terminologis atau secara istilah, dasar negara dapat diartikan sebagai landasan dan
sumber dalam membentuk dan menyelenggarakan negara. Kedudukan dasar negara berbeda
dengan kedudukan peraturan perundang-undangan karena dasar negara merupakan sumber dari
peraturan perundang-undangan. Implikasi dari kedudukan dasar negara ini, maka dasar negara
bersifat permanen sementara peraturan perundang-undangan bersifat fleksibel dalam arti dapat
diubah sesuai dengan tuntutan zaman. Dasar negara merupakan suatu norma dasar dalam
penyelenggaraan bernegara yang menjadi sumber dari segala sumber hukum sekaligus sebagai
cita hokum baik tertulis maupun tidak tertulis dalam suatu negara. Cita hukum ini akan
mengarahkan hukum pada cita-cita bersama dari masyarakatnya. Urgensi Pancasila sebagai
Dasar Negara, yaitu agar para pejabat publik dalam menyelenggarakan negara tidak kehilangan
arah dan agar partisipasi aktif seluruh warga negara dalam proses pembangunan dalam berbagai
bidang kehidupan bangsa dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila. Dengan demikian, pada gilirannya
nanti cita-cita dan tujuan negara dapat diwujudkan sehingga secara bertahap dapat diwujudkan
masyarakat yang makmur dalam keadilan dan masyarakat yang adil dalam kemakmuran.

Menanya alasan diperlukannya kajian Pancasila sebagai dasar negara


Pancasila merupakan pandangan hidup dan kepribadian bangsa yang nilai-nilainya
bersifat nasional yang mendasari kebudayaan bangsa, maka nilai-nilai tersebut merupakan
perwujudan dari aspirasi ( cita-cita hidup bangsa) [ muzayin,1992:16]. Pancasila dibuat
berdasarkan keseimbangan, keserasian dan keselarasan dalam keanekaragaman kebudayaan.
Pancasila dilandaskan dari nilai-nilai 5 sila. Dengan menerapkan pola hidup yang berlandaskan
nilai-nilai Pancasila maka perpecahan bangsa, perasaan adil dan tidak adil dan juga diskriminasi
dapat diminimalkan. Karena Pancasila memberikan arahan dan tata hukum yang jelas
berdasarkan 5 sila, sehingga akan menciptakan negara yang lebih baik. Dengan demikian
diharapkan warga negara dan juga penyelenggara pemerintah dapat memahami dan
mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari mulai dari kegiatan yang sederhana sampai
pengamalan Pancasila dalam kehidupan kenegaraan sehingga tercipta kehidupan bermasyarakat
dan bernegara sesuai cita-cita bangsa.

.Mengenali sumber historis, yuridis, politis, dan sosiologis


1. Historis
Soekarno pernah mangatakan ‘jangan sekali-kali melupakan sejarah’ atau sekarang ini lebih
dikenal dengan singkatan JAS MERAH. Dengan mempelajari bagaimana perjuangan para
pejuang dahulu untuk merebut kemerdekaan dari para penjajah, secara tidak langsung kita
menghargai betapa keras perjuangan para pahlawan dan dengan begitu dapat tumbuh rasa
nasioanlisme pada diri kita. Sejarah mempunyai fungsi penting dalam membangun
kehidupan bangsa dengan lebih bijaksana di masa depan. Hal tersebut sejalan dengan ungkapan
seorang filsuf Yunani yang bernama Cicero (106-43SM) yang mengungkapkan, “Historia
Vitae 28 Magistra”, yang bermakna, “Sejarah memberikan kearifan”. Materi perkuliahan
Pancasila melalui pendekatan historis adalah amat penting dan tidak boleh dianggap remeh
guna mewujudkan kejayaan bangsa di kemudian hari. Dalam peristiwa sejarah nasional,
banyak hikmah yang dapat dipetik, misalnya mengapa bangsa Indonesia sebelum masa
pergerakan nasional selalu mengalami kekalahan dari penjajah? Jawabannya antara lain
karena perjuangan pada masa itu masih bersifat kedaerahan, kurang adanya persatuan, mudah
dipecah belah, dan kalah dalam penguasaan IPTEKS termasuk dalam bidang persenjataan.
(Sukma, 2021).
2. Yuridis
Secara yuridis ketatanegaraan, Pancasila merupakan dasar negara Republik Indonesia
sebagaimana terdapat pada Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun
1945, yang kelahirannya ditempa dalam proses kebangsaan Indonesia. Melalui Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 sebagai payung hukum.Tampaknya, Pancasila
sebagai sumber hukum di Indonesia masih kurang dipahami benar oleh sebagian bangsa
Indonesia. Padahal, maraknya korupsi, suap, main hakim sendiri, anarkis, sering terjadinya
konflik dan perpecahan, dan adanya kesenjangan sosial saat ini, kalau diruntut lebih disebabkan
belum dipahaminya, dihayati, dan diamalkannya Pancasila (Rahmadani, 2021). Secara yuridis,
pancasila merupakan dasar negara RI sebagaimana yang terdapat dalam pembukaan UUD RI
tahun 1945, yang kelahirannya ditempa dalam proses kebangsaan Indonesia. Pancasila sebagai
sumber dari segala hukum, karena Pancasila merupakan ideologi negara sekaligus dasar filosofis
bangsa dan Negara sehingga setiap materi harus sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila.(Saputra,)

3. Politis
Pancasila merupakan dasar dari negara, dengan adanya dasar tersebut diharapkan mampu
menjadikan sebuah negara yang kokoh, tidak mudah terbawa arus yang dibawa dari negara lain.
Begitupun dengan Indonesia, dengan harapan yang demikian maka dasar negara pun harus
kokoh suapaya tercipta sebuah negara yang kokoh pula. Pada pasal 1 ayat (2) UUD 1945,
terkandung makna bahwa pancasila menjelma menjadi asas system demokrasi konstitusional.
Bagi warga negara yang berkiprah dalam suprastruktur politik, yaitu Lembaga negara dan
Lembaga pemerintahan, Pancasila merupakan norma hukum. Dengan demikian, sector
masyarakat akan berfungsi memberikan masukan yang baik kepada sector pemerintah dalam
system politik. Dengan demikian, diharapkan akan terwujud clean government dan good
governance demi terwujudnya masyarakat yang adil dalam kemakmuran dan masyarakat yang
makmur dalam keadilan (meminjam istilah mantan Wapres Umar Wirahadikusumah).
4. Sosiologis
Latif menerangkan secara singkat bahwa pokok moralitas dan Haluan kebangsaan-
kenegaraan menurut alam Pancasila sebagai berikut :
a. Nilai ketuhanan sebagai etika dan spiritual yang dianggap penting sebagai fundamental
etika kehidupan bernegara. Menurut Pancasila negara diharapkan dapat mekindungi dan
mengembangkan kehidupan beragama.
b. Nilai kemanusiaan universal yang bersumber dari hukum Tuhan, hukum alam, dan sifat
ssosial dianggap penting sebagai fundamental etika-politik kehidupan bernegara dalam
pergaulan dunia.
c. Nilai etis kemanusiaan harus mengakar kuat dalam lingkungan pergaulan kebangsaan
yang lebih dekat sebelum menjangkau pergaulan dunia yang lebih jauh. Indonesia
memiliki prinsip dan visi kebangsaan yang kuat, bukan saja kemajemukan masyarakat
dalam kebaruan komunitas politik bersama, melainkan mampu memberi kemungkinan
bagi keragaman komunitas untuk tidak tercabut dari akar tradisi.
d. Dalam prinsip musyawarah-mufakat, keputusan tidak didikte oleh golongan atau
mayoritas atau kelompok elit politik juga para pengusaha, tetapi dipimpin oleh
kebijaksanaan warga tanpa pandang bulu.
e. Dalam visi keadilan social menurut Pancasila yang dikehendaki adalah keseimbangan
peran antara manusia sebagai makhluk individu dan peran manusia sebagai makhluk
sisal, juga antara pemenuhan hak sipil, politik dengan hak ekonomi, social juga budaya.

Anda mungkin juga menyukai