Anda di halaman 1dari 4

Nama : Dita Hutri RG

Nim : D1B020090
Kelas : F Agribisnis
MK : Agroklimatogi
RESUME
EVAPOTRANSPIRASI
1. Evapotranspirasi
proses kehilangan air melalui permukaan tanah, air, dan tanaman. Banyaknya air yang
dipergunakan untuk proses pertumbuhan tanaman (transpirasi) dan evaporasi dari tanah / air
sebagai tempat tumbuhnya tanaman tersebut (RSNI, 2004). Berhubungan langsung dengan
kebutuhan air untuk tanaman.
 Evapotranspirasi aktual : evapotranspirasi yang terjadi pada tanaman yang tumbuh di atas
tanah tertentu serta dalam waktu yang tertentu pula.
 Evapotranspirasi potensial : evapotranspirasi yang terjadi pada tanaman yang berwarna hijau,
mempunyai ketinggian pendek dan seragam serta menutup permukaan tanah secara sempurna
dan tidak pernah mengalami kekurangan air selama hidupnya.

Peristiwa berubahnya air menjadi uap dan bergerak dari permukaan tanah/air keudara di sebut
evaporasi (penguapan). Peristiwa penguapan dari tanaman di sebut transpirasi. Jika peristiwa kedua nya
terjadi bersama di sebut evapotranspirasi
EVAPOTRANSPIRASI terbagi menjadi 2 yaitu EVAPORASI dan TRANSPIRASI
1) EVAPORASI
proses pertukaran(transfer) menjadi molekul uap air di atmosfir dari air permukaan bebas, muka
tanah atau air yang tertahan diataspermukaan bangunan atau tanaman.

 Proses aktual : Proses evaporasi yang berlangsung pada kon-disi alami yang terjadi pada
keadaan daerah pada waktu tertentu, sehingga nilainya sangat bergantung pada kondisi ling-
kungan yang berlaku saat itu.
 Evaporasi potensial : Proses evaporasi yang terjadi pada suatu permukaan penguapan yang
berada dalam kondisi kecukupan air. Sering disebut sebagai kemampuan maksimal dari suatu
permukaan dalam penguapan air.

2) TRANSPIRASI
Peristiwa terlepasnya air dari dalam jaringan tanaman dan jika kondisi suhu di sekitar daun sangat
rendah, maka uap air yang dilepaskan akan mengembun di permukaan daun (gutasi).
 Transpirasi aktual : peristiwa transpirasi yang terjadi pada tanaman yang tumbuh dalam
kondisi tertentu pada waktu yang tertentu pula.
 Transpirasi potensial : transpirasi yang terjadi pada tanaman yang tumbuh pada kondisi
yang tidak pernah mengalami kekurangan air (selalu kecukupan air), selama hidupnya.

2. Mekanisme Terjadinya Proses Evaporasi Dan Evanpotranspirasi


Untuk berlangsung nya proses evaporasi, di perlukan ketersediaan energy yang cukup memadai.
Dalam penguapan air, setiap millimeter air di butuhkan energy panas berkisar 540-590 kalori atau untuk
menguapkan 1 mm air diperlukan energi panas sebesar ± 54-59 gram kalori per cm².

Energi yang diperlukan tersebut sebagian besar diperoleh dari energi radiasi matahari dan
sebagian berasal dari energi adveksi (energi sekunder dalam evaporasi) berasal dari proses pergerakan
udara dan karena adanya perbedaan suhu di udara dengan suhu permukaan evaporasi.

Rn = H + S + Λe
Rn : radiasi netto
H : panas terasa (sensible heat) : energai yang digunakan untuk memanasi udara
S : energi yang disimpan dalam permukaan
λE : energi yang digunakan untuk evaporasi
Uap air di udara yang banyak akan mempunyai akibat rendahnya suhu udara karena jumlah
energy yang dapat menyebabkan peningkatan suhu (H) akan berkurang.

3. METODE PENGUKURAN EVAPORASI


Untuk mengetahui besarnya nilai evaporasi atau evapotranspirasi di suatu daerah atau wilayah,
pada prinsipnya dapat dikelompok kan menjadi 2 yaitu:

1) Pengukuran secara langsung

pencatatan data evaporasi dengan beberapa alat ukur :

 Pan evaporimeter : Mengukur evaporasi dengan jalan mengukur penguapan air yang ada
dalam pan evaporimeter tipe A.
 Pengukuran dengan atmometer : pengukuran evaporasi dengan phiceevaporimeter yang
pada prinsipnya jumlah penguapan dihitung dari besarnya penurunan air yang ada pada
gelas ukur dan besarnya penguapan tersebut.
 pengukuran dengan Lysimeter : untuk mengukur evapotranspirasi.

2) Metode pendekatan empiris


 Metode neraca air : E = P + I – R – D- W
 Metode aerodinamika : Eo = (es – ea) f(u)
 Neraca Energi Lebih ditekankan pada kondisi radiasi matahari.
Rs (1-r) = RL + S + H + Λe (cal/cm²/det) atau E = Rs (1-r) – RL –S –H
 Metode Pen Man : E = 0.35 (ea – ed) (1 + U/100)
 Metode Thornthwaite : E = 1.6 (10 t/I)a
 Metode Blaney Cridell : U = k.T.P
 Metode Panci : ETo = Kp x Epan (mm/hari) dan E trans = ETo x Kc (mm/hari)

KETERANGAN

E = evapotranspirasi ; P = presipitasi ; I = irigasi ; R = aliran air di permukaan ; D = perkolasi


; W = kandungan air tanah ; es = tekanan uap air jenuh ; ea = tekanan uap air actual ; f(u) =
kecepatan angin ; Rs = Radiasi gelombang pendek ; r = albedo ; RL = Radiasi gelombang
panjang ; s = panas yang disimpan dalam tanah/permukaan ; H = Panas terasa ; ea – ed =
tekanan uap aktual dan jenuh ; t = suhu ; a = konstanta yang berubah-ubah menurut tempat
; U = Evapotranspirasi bulanan (inchi) ; k = koefisien tanam ; P = % sepanjang hari bulanan
dalam setahun ; ETo = evapotranspirasi potensial ; Kp = koefisien panci type ; Epan =
evaporasi yang dicatat dari panevaporimeter ; Kc = koefisien tanaman yang nilainya
tergantung pada jenis serta umur tanaman.

4. NERACA AIR

Penimbangan antara masukan (input) dan keluaran (output) air di suatu tempat pada suatu saat
atau periode tertentu.

Kegunaan penyusunan neraca air di suatu tempat dan pada satu periode di maksudkan untuk
mengetahui jumlah netto air yang di peroleh sehingga dapat di upayakan pemanfaatan air sebaik
mungkin. Berdasarkan kegunaan :

1. Neraca air umum : untuk mengetahui berlangsungnya periode basah (jumlah curah hujan
melebihi kehilangan air untuk penguapan maupun kehilangan air keluar dari sistem tanaman).
Dapat digunakan sebagai dasar klasifikasi iklim.
2. Neraca air lahan : untuk penggunaan pertanian secara umum
3. Neraca air tanaman : untuk tujuan spesifik pada suatu jenis tanaman, dengan memasukkan nilai
koefisien tanaman (Kc) pada komponen keluaran dari neraca air.

5. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EVAPOTRANSPIRASI


1) FAKTOR PERMUKAAN
a) Jenis permukaan: penguapan akan lebih cepat pada permukaan air bebas.
b) Sifat permukaan :
 Permukaan yang berwarna terang, mempunyai kemampusn untuk memantulkan radiasi
lebih besar dari pada warna gelap, sehingga jumlah energi yang diserap untuk energi
penguapan menjadi berkurang.
 Luas permukaan makin luas, makin besar kapasitas untuk menguapkan air.
c) Status air yang ada di permukaan : tingkat kejernihan air atau senyawa pengikat partikel air.
Semakin jernih, penguapan lebih mudah.
2) FAKTOR LINGKUNGAN
a) Radiasi matahari : semakin tinggi penerimaan radiasi surya di suatu tempat, penguapan yang
terjadi akan semakin besar.
b) Suhu udara : semakin tinggi suhu udara akan menyebabkan kapasitas atmosfir untuk menerima
uap air akan semakin besar, sehingga akan mengakibatkan semakin cepatnya aliran penguapan
dari permukaan ke atmosfir.
c) Kelembaban nisbi udara : perbandingan antara tekanan uap air aktual (ea) dengan tekanan uap
air jenuh (es) di permukaan penguapan.
d) Angin : kecepatan angin tinggi, penguapan tinggi
e) Tekanan uap air di udara : semakin besar tekanan uap air, kelembaban udara akan semakin
besar, sehingga laju penguapan menurun.

Anda mungkin juga menyukai