Anda di halaman 1dari 6

Kondisi Pelabuhan Pulau Baai

Hidro oceanografi
Pelabuhan Pulau Baai terletak di bekas rawa dengan dasar pasir lembut
dan panjang kolam 4 km, lebar 2,5 km dengan kedalaman -7 M LWS. Pelabuhan
ini juga didukung dengan breakwater (penahan gelombang) sebelah kiri
sepanjang
595m dan kanan sepanjang 420m.
Arus
Arus pasang surut terbesar yaitu pada saat pasang dengan kecepatan 0,54
meter/detik dan arahnya dari baratlaut menuju tenggara yang menunjukkan pada
saat air pasang, air laut memasuki kolam. Sebaliknya pada saat air pelabuhan
keluar menuju laut dengan arah dari tenggara menuju barat laut memiliki
kecepatan terbesra 0,03 meter/detik.
Pasang surut.
Tinggi muka laut tertinggi adalah 2,33 meter atau 70 dm diatas muka laut rata-
rata. Sedangkan muka laut terendah adalah 83 dm di bawah muka laut rata-rata.
tipe pasang surut di Pelabuhan Pulau Baai adalah tipe mixed semi diurnal, artinya
pasang dan surut akan terjadi sekali atau dua kali dalam sehari.

Sedimentasi pada Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu


Gambar (….) Pelabuhan Pulau Baai(hamdani,2013)
Pendangkalan yang terjadi pada Pelabuhan Pulau Baai disebabkan oleh
sedimentasi. Pada pelabuhan ini terjadi sedimen dari laut pada mulut pelabuhan
atau stasiun 1 dimana butirannya sama dengan yang ada di pantai. Hal ini
diakibatkan oleh sedimen (pasir) yang terbawa arus sejajar pasang surut,
kemudian berbenturan dengan arus dari pelabuhan, sehingga terjadi stagnasi yang
mengakibatkan terjadinya pengendapan butiran sedimen dan menyebabkan
penyempitan alur lalu lintas pelayaran sehingga mengganggu akitivitas pada
pelabuhan ini.

Gambar (…) Kondisi Sedimentasi pada alur masuk Pelabuhan Pulau


Baai(hamdani,2013)

Selain pada mulut pelabuhan, terdapat pula sedimentasi yang terjadi pada
lima stasiun lain pada pelabuhan tersebut. Keenam stasiun tersebut ditunjukkan
oleh gambar (….), sedangkan koordinat keenam stasiun tersebut ditunjukkan pada
tabel(…)

Gambar (…) enam lokasi terjadinya sedimentasi (Hutari dkk, 2018)


Tabel (….) titik koorditan keenam stasiun (Hutari dkk, 2018)

Lokasi Penelitian Titik Koordinat


Longitude Latitude
Stasiun I 102.271587 03.901928
Stasiun II 102.283166 03.898969
Stasiun III 102.278740 03.902849
Stasiun IV 102.284149 03.919602
Stasiun V 102.288870 03.905120
Stasiun VI 102.301660 03.898683

Kualitas air pada keenam staisun tersebut ditunjukkan oleh tabel (…). kualitas air
pada keenam stasiun diketahui dengan beberapa parameter yaitu temperature, pH,
Salinitas, dan Kecerahan.
Tabel (…) kualitas air pada keenam lokasi (Hutari dkk, 2018)
Lokasi Parameter
Temperatur Salinitas pH Kecerahan Kedalaman
(oC) (%) (%) (m)
Stasiun I 28,50 28,00 7,40 53,00 7
Stasiun II 28,25 27,75 7,30 21,00 16
Stasiun III 29,75 28,00 7,30 25,00 10
Stasiun IV 32,00 28,50 7,40 60,00 2,5
Stasiun V 32,00 28,50 7,40 62,00 2
Stasiun VI 30,00 27,50 7,00 77,00 2

Tekstur Sedimen pada enam stasiun


Tekstur pada keenam stasiun di pelabuhan ini ditunjukkan pada tabel (…)

Tabel (…) tekstur sedimen Pelabuhan Pulau Baain Bengkulu (Hutari dkk,
2018)

Lokasi Pasir (%) Lanau (%) Jenis Sedimen


Stasiun I 99,80 0,20 Pasir
Stasiun II 99,70 0,30 Pasir
Stasiun III 99,80 0,20 Pasir
Stasiun IV 99,70 0,30 Pasir
Stasiun V 86,80 13,20 Pasir
Stasiun VI 93,00 7,00 Pasir

Stasiun I atau mulut pelabuhan ini terjadi sedimentasi denngan presentase


99,8% pasir dan 0,20% lanau. Arus yang terjadi pada area ini adalah arus yang
menyusur pantai yang merupakan pergerakan massa air yang bergerak sejajar
dengan garis pantai. Arus ini memiliki keterkaitan dengan ukuran partikel,
semakin besar partikel yang diendapkan maka pengaruh arus laut akan semakin
besar. Hal ini berarti bajwa tempat mengendapnya pertikel yang lebih kecil berada
pada titik sumber dari mana partikel tersebut berasal.
Sedimen pada stasiun II terdiri dari 99,70% pasir dan 0,30% lanau. Lokasi
ini terbuka terhadap arah tiupan angin sehinga hempasan gelombang cukup kuat.
Gelombang yang kuat ini menyebab kan abrasi pantai sehingga garis pantai
mundur ke arah darat. Sedimen yang digerus oleh gelombang diangkut oleh arus
menyusur pantai dan diendapkan pada lokasi dimana energi gerak air lemah.
Karena itu lah terjadi sedimentasi pada area ini yang berakibat pada
pendangkalan.

Stasiun III merupakan tempat keluar masuknya transportasi laut dan


terletak pada dekat breakwater. Diameter sedimen di belakangan breakwater
cenderung lebih halus karena letaknya terlindungi oleh bereakwater dan sedikit
mendapat pengaruh gelombang laut.

Lain halnya pada stasiun IV, lokasi ini terdapat fraksi pasir kasar yang
dominan yang diduga berasal dari limbah batubara. Selain faktor alam, aktivitas
manusia juga mempengaruhi terjadinya sedimentasi. Aktivitas manusia pada area
sekitar ini memiliki andil dalam mensuplau poorly sorted sediment. Poorly sorted
sediment adalah perbedaan besar butir yang mencolok sehingga partikel yang
dianalisis besaran butirnya dapat dilihat secara visual.

Stasiun V terletak di depan ekosistem mangrove. Ekosistem ini adalah


ekosistem yang terdapat di area pentai yang selalu tergenang air laut dan
terpengaruh oleh pasng surut air laut tetapi tidak terpengaruh oleh iklim. Akar-
akar yang tertanam pada ekosistem ini dapat mengakumulasi sedimen, merangkap
serasah, dan bereperan pada pembentukan formasi tanah.

Posisi stasiun VI adalah berada pada dekat muara sungai. Pada area ini,
faraksi sedimen adalah pasir berukuran sedang. Fraksi sedang dapat dijumpai di
muara sungai dan sebaran sedimen bergantung pada pola arus dasar perairan.

Fraksi Sedimen pada enam stasiun

Fraksi pada keenam stasiun ditunjukkan pada tabel (…). Dari keenam
stasiun tersebut, yang paling banyak adalah fraksi pasir halus. Fraksi pasir halus
paling dominan pada stasiun I,II,III, dan V. fraksi pada stasiun IV adalah pasir
kasar dan fraksi pasir sedang pada stasiun VI.

Tabel (…) Fraksi sedimen dominan (Hutari dkk, 2018)


Lokasi Fraksi sedimen Ukuran (mm)
Stasiun I Pasir halus 0,125
Stasiun II Pasir halus 0,125
Stasiun III Pasir halus 0,125
Stasiun VI Pasir kasar 0,600
Stasiun V Pasir halus 0,125
Stasiun VI Pasir sedang 0,300

Fraksi pasir halus yang ditemukan pada lokasi I,II, III, dan V
mengindikasikan bahwa pada lokasi-lokasi tersebut dilalui oleh arus yang lemah
karena arus tersebut tidak terlalu kuat untuk mentransport fraksi pasir kasar.
Akan tetapi hal ini tidak berlaku pada stasiun IV. Stasiun ini sebenarnya dilewati
arus yang lemah pula akan tetapi area tersebut didominasi oleh fraksi pasir kasar.
Hal ini disebabkan oleh limbah batubara yang tersebar pada area tersebut. Stasiun
VI memiliki fraksi pasir sedang karena berdapa pada dekat muara sungai.

Laju Sedimentasi pada enam lokasi


Laju sedimentasi pada Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu ditunjukkan pada tabel
(..).

Tabel (…) Laju sedimentasi pada enam stasiun (Hutari dkk, 2018)
Lokasi Laju Sedimentasi
(mg/cm2/hari)
Stasiun I 1.501,20
Stasiun II 840,04
Stasiun III 2.879,56
Stasiun IV 761,90
Stasiun V 70,37
Stasiun VI 39,70
Dari tabel tersebut, kita dapat mengetahui bahwa laju sedimentasi yang
paling besar adalah pada stasiun I dan III. Hal ini disebabkan salah satunya oleh
kualitas air. Temparatur pada satsiun I relatif lebih rendah dari stasiun lainnya.
Hal ini menyebabkan semakin besarnya laju sedimentasi pada area tersebut.
Stasiun ini memiliki dampak terjadinya pendangkalan, lokasi ini terdapat di Pantai
Teluk Sepang dengan kecepatan arus sekitar 0,13 m/s yang berasal dari arah barat
laut yang memutar balik ke arah timur atau mulai bergerak dari laut lepas menuju
kolam pelabuhan.
Stasiun III terletak di mulut pelayaran sebelah kiri dengan kedalaman
perairan 10 m. sedimentasi terjadi di mulut alur bagian luar diakibatkan oleh arus
yang keluar dari kolam pelabuhan kecepatannya tidak cukup besar untuk
membawa sedimen ke laut lepas kembali, sehingga sedimen tertahan dan terjadi
penumpukan. Meskipun area ini memiliki temperatur yang cukup tinggi, laju
sedimentasinya begitu besar karena adanya pergerakan air yang
melemah dan partikel tertahan di breakwater.

Sumber :
Arifin dkk. (2003, Desember).pendangkalan Alur Pelayaran di Pelabuhan Pulau
Baai Bengkulu. Dikutip 13 Mei 2019 dari :
ejournal.mgi.esdm.go.id/index.php/jgk/article/view/101

Hutari dkk. (2018, April). Analisis Sedimentasi di Pelabuhan Baai Kota


Bengkulu. Dikutip 13 Mei 2019 dari :
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/jurnalenggano/article/view/5750

Hamdani dkk. (2013, Juli). Kajian Teknologi Sand by Passing Penanggulangan


Sedimentasi dan Erosi Pantai Bengkulu (Pelabuhan Pulau Baai). Dikutip 13 Mei
2019 dari : https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkts/article/view/7837/6422

Anda mungkin juga menyukai