Disusun oleh :
1
DAFTAR ISI
COVER......................................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................3
BAB I
PENDAHULUAN......................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................................4
BAB II
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................5
1. Peran Kepolisian Republik Indonesia (Polri).............................................................................5
2. Peran Kejaksaan Republik Indonesia.........................................................................................7
3. Peran Hakim Sebagai Pelaksana Kekuasaan Kehakiman.........................................................9
4. Peran Advokat dalam Penegakan Hukum................................................................................10
5. Peran Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).........................................................................12
BAB III
PENUTUP................................................................................................................................................14
2.1 KESIMPULAN..............................................................................................................................14
2.2 SARAN...........................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................16
2
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas taufik dan rahmat-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam senantiasa kita sanjungkan kepada
junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta semua umatnya hingga kini.
Dan semoga kita termasuk dari golongan yang kelak mendapatkan syafaatnya.
Dalam kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkenan membantu pada tahap penyusunan hingga selesainya makalah ini. Harapan kami
semoga makalah yang telah tersusun ini dapat bermanfaat sebagai salah satu rujukan maupun
pedoman bagi para pembaca, menambah wawasan serta pengalaman, sehingga nantinya saya
dapat memperbaiki bentuk ataupun isi makalah ini menjadi lebih baik lagi.
Kami sadar bahwa kami ini tentunya tidak lepas dari banyaknya kekurangan, baik dari
aspek kualitas maupun kuantitas dari bahan penelitian yang dipaparkan. Semua ini murni
didasari oleh keterbatasan yang dimiliki kami. Oleh sebab itu, kami membutuhkan kritik dan
saran kepada segenap pembaca yang bersifat membangun untuk lebih meningkatkan kualitas di
kemudian hari.
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
Fungsi dan tujuan kepolisian semacam itu kemudian dijabarkan lebih lanjut dalam tugas
pokok kepolisian yang meliputi:
1. memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat;
2. menegakkan hukum; dan
3. memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat (Pasal 13).
5
1. melaksanakan pengaturan, penjagaan, pengawalan dan patroli terhadap kegiatan masyarakat dan
pemerintah sesuai kebutuhan;
2. menyelenggarakan segala kegiatan dalam menjamin keamanan, ketertiban dan kelancaran lalu
lintas di jalan;
3. membina masyarakat untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, kesadaran hukum masyarakat
serta ketaatan warga masyarakat terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan;
4. turut serta dalam pembinaan hukum nasional;
5. memelihara ketertiban dan menjamin keamanan umum;
6. melakukan koordinasi, pengawasan dan pembinaan teknis terhadap kepolisian khusus, penyidik
pegawai negeri sipil dan bentuk-bentuk pengamanan swakarsa;
7. melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap semua tindak pidana sesuai dengan hukum
acara pidana dan peraturan perundang-undangan lainnya;
8. menyelenggarakan identifikasi kepolisian, kedokteran kepolisian, laboratorium forensik dan
psikologi kepolisian untuk kepentingan tugas kepolisian;
9. melindungi keselamatan jiwa raga, harta benda, masyarakat dan lingkungan hidup dari gangguan
ketertiban dan/atau bencana termasuk memberikan bantuan dan pertolongan dengan menjunjung
tinggi hak asasi manusia;
10. melayani kepentingan warga masyarakat untuk sementara sebelum ditangani oleh instansi
dan/atau pihak yang berwenang;
11. memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan kepentingannya dalam lingkup tugas
kepolisian;
12. melaksanakan tugas lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
7
2) penyelengaraan dan pelaksanaan pembangunan prasarana dan sarana, pembinaan manajemen,
administrasi, organisasi dan tatalaksanaan serta pengelolaan atas milik negara menjadi tanggung
jawabnya;
3) pelaksanaan penegakan hukum baik preventif maupun yang berintikan keadilan di bidang
pidana;.
4) pelaksanaan pemberian bantuan di bidang intelijen yustisial, dibidang ketertiban dan
ketentraman umum, pemberian bantuan, pertimbangan, pelayanan dan penegaakan
hukum di bidang perdata dan tata usaha negara serta tindakan hukum dan tugas lain, untuk
menjamin kepastian hukum, kewibawaanm pemerintah dan penyelamatan kekayaan
negara, berdasarkan peraturan perundang-undangan dan kebijaksanaan yang ditetapkan Jaksa
Agung;
5) penempatan seorang tersangka atau terdakwa di rumah sakit atau tempat perawatan jiwa atau
tempat lain yang layak berdasarkan penetapan Hakim karena tidak mampu berdiri sendiri atau
disebabkan hal - hal yang dapat membahayakan orang lain, lingkungan atau dirinya sendiri;
6) pemberian pertimbangan hukum kepada instansi pemerintah, penyusunan peraturan perundang-
undangan serta peningkatan kesadaran hukum masyarakat;
Koordinasi, pemberian bimbingan dan petunjuk teknis serta pengawasan, baik di dalam
maupun dengan instansi terkait atas pelaksanaan tugas dan fungsinya berdasarkan peraturan
perundang-undangan dan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Jaksa Agung .
Hakim adalah pejabat peradilan negara yang diberi wewenang oleh undang – undang untuk
mengadili. Mengadili merupakan serangkaian tindakan hakim untuk menerima, memeriksa, dan
memutuskan perkara hukum berdasarkan asas bebas, jujur dan tidak memihak disebuah sidang
pengadilan berdasarkan ketentuan perundang – undangan. Hakim tidak boleh dipengaruhi oleh
kekuasaan – kekuasaan lain dalam memutusjkan perkara. Apabila hakim mendapatkan pengaruh
9
dari pihak lain dalam memutuskan perkara, maka keputusan hakim cenderung tidak adil, yang
pada akhirnya akan meresaahkan masyarakat, serta wibawa hukum dan hakim akan hilang.
Peradilan Umum adalah salah satu pelaksana kekuasaan Kehakiman bagi rakyat
pencari keadilan pada umumnya (Pasal 2 UU No.2 Tahun 1984). Pengadilan Negeri
bertugas dan berwenang, memeriksa, mengadili, memutuskan dan menyelesaikan perkara
pidana dan perkara perdata di tingkat pertama (Pasal 50 UU No.2 Tahun 1986).
Pengadilan dapat memberikan keterangan, pertimbangan dan nasihat tentang hukum
kepada instansi pemerntah di daerahnya apabila diminta (Pasal 52 UU No.2 Tahun 1986). Selain
menjalankan tugas pokok, pengadilan dapat diserahi tugas dan kewenangan lain oleh atau
berdasarkan Undang-Undang.
Setiap hakim melaksanakaan proses peradilan dilaksanakan disebuah tempat yang
dinamakan pengadilan. Peradilan menunjukan pada proses berjalannya mengadili perkara
sesuai dengan kategori perkara yang diselesaikan. Sedangkan pengadilan menunjukan tempat
untuk mengadili perkara/tempat melaksanakan proses peradilan guna mengakan hukum.
10
4. Peran Advokat dalam Penegakan Hukum
Advokat disebut juga penasihat hukum adalah orang yang diberi kuasa untuk memberi
bantuan di bidang hukum baik perdata atau pidana kepada yang memerlukannya., baik berupa
nasihat (konsultasi) maupun bantuan hukum aktif baik didalam maupun diluar pengadilan
dengan jalan mewakili, mendampingi, membela dan melakukan tindakan hukum lain untuk
kepentingann hukum para pengguna jasanya. Melalui jasa hukum yang diberikan , advokat
menjalankan tugas profesi demi tegaknya keadilan berdasarkan hukum untuk kepentingan
masyarakat pencari keadilan , termasuk usaha memberdayakan masyarakat dalan menyadari hak
– hak fundamental mereka di depan hukum .
Keberadaan advokat sebagai salah satu lembaga penegak hukum diaatur dalam UU RI
No. 18 Thn. 2003 tentang Advokat. Melalui UU ini , Setiap orang yang memenuhi syarat dapat
menjadi seorang advokat.
Adapun persyaratan untuk menjadi advokat di Indonesia diatur dalam pasal 3 UU RI NO.
18 Thn. 2003, yaitu :
a. Warga negara RI;
b. Bertempat tinggal di Indonesia;
c. Tidak berstatus sebagai pejabat negara atau pegawai negeri;
d. Berusia sekurang – kurangnya 25 tahun
e. Berijazah sarjana dengan latar belakang pendidikan tinggi hukum;
f. Lulus ujian yang diadakan Organisasi Advokat;
g. Magang sekurang – kurangnya 2 tahun berturut – turut pada kantor advokat;
h. Tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana
penjara 5 tahun atau lebih;
i. Berperilaku baik, jujur, bertanggung jawab, adil, dan mempunyhai integritas yang tinggi.
11
a. Advokat bebas mengeluarkan pendapat atau pernyataan dalam membela perkara yang menjadi
tanggung jawabya di dalam sidang pengadilan dengan tetap berpegang pada kode etik profesi
dan peraturang perundang – undangan.
b. Advokat bebas dalam menjalankan tugas profesinya untuk membela perkara yang menjadi
tanggung jawabnya dengan tetap berpegang pada kode etik profesi dan peraturan perundang –
undangan.
c. Advokat tidak dapat dituntut dengan itikad baik untuk kepentingan pembelaan klien dalam
sidang pengadilan.
d. Advokat berhak mendapatkan informasi, data, dan dokumen lainnya, baik dari instansi
pemerintah maupun pihak lain yang berkaitan dengan kepentingna tersebut yang diperlukan
untuk pembelaan kepentingan kliennya sesuai dengan peratuan perundang – undangan.
e. Advokat berhak atas kerahasiaan hubungannya dengan klien, termasuk perlindungan atas berkas
dan dokumennya terhadap penyitaan atau pemeriksaaan dan perlindungan terhadap penyadapan
atas komunilkasi elektronik advokat.
f. Advokat tidak dapat diidentikan dengan kliennya dalam membela perkara klien oleh yang
berwenang dan/atau masyarakat.
· Kewajiban yang harus dipatuhi oleh seorang advokat diantaranya adalah sebagai
berikut :
a. Advokat dalam menjalankan tugas profesinya dilarang membedakan perlakuanterhadap klien
berdasarkan jenis kelamin, agama. Polituk, keturunan, ras, atau latar belakang sosial. Dan
budaya.
b. Advokat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui atau diperoleh dari kliennya karena
hubungan profesinya, kecuali ditentukan lain oleh undang – udang.
c. Advokat dilarang memegang jabatan lain yang bertentangan dengan kepentingan tugas dan
martabat profesinya.
d. Advokat dilarang memegang jabatan lain yang meminta pengabdian sedemikian rupa sehingga
merugikan profesi advokat atau mengurangi kebebasan dan kemerdekaaan dalam menjalankan
tugas profesinya.
e. Advokat yang menjadi pejabat negara, tidak melaksanakantugas profesi advokat selama
memangku jabatan.
12
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Tujuan dibentuknya KPK adalah untuk mengatasi,
menanggulangi dan memberantas korupsi.
Untuk mencapai tujuan tersebut, KPK mempunyai tugas sebagai berikut.
a. Koordinasi dengan instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi.
b. Supervisi terhadap instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi.
c. Melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak pidana korupsi.
d. Melakukan tindakan-tindakan pencegahan tindak pidana korupsi.
e. Melakukan monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan negara.
Selain memiliki tugas tersebut, komisi ini memiliki beberapa wewenang sebagai berikut.
a. Mengoordinasi penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan tindak pidana korupsi.
b. Menetapkan sistem pelaporan dalam kegiatan pemberantasan tindak pidana korupsi.
c. Meminta informasi tentang kegiatan pemberantasan tindak pidana korupsi kepada instansi
terkait.
d. Melaksanakan dengar pendapat atau pertemuan dengan instansi yang berwenang melakukan
pemberantasan tindakan korupsi.
e. Meminta laporan instansi terkait pencegahan tindak pidana korupsi.
Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya itu, KPK perpedoman pada asas sebagai
berikut.
1) Kepastian hukum, yakni asas dalam negara hukum yang mengutamakan landasan peraturan
perundang-undangan, kepatutan, dan keadilan dalam setiap kebijakan menjalankan tugas dan
wewenang KPK.
2) Keterbukaan, yakni asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh
informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang kinerja KPK dalam menjalankan
tugas dan fungsinya.
3) Akuntabilitas, yakni asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir kegiatan
KPK harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang
kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4) Kepentingan umum, yakni asas yang mendahulukan kesejahteraan umum dengan cara yang
aspiratif, akomodatif, dan selektif.
5) Proporsionalitas, yakni asas yang mengutamakan keseimbangan antara tugas, wewenang,
tanggung jawab, dan kewajiban KPK.
13
BAB III
PENUTUP
2.1 KESIMPULAN
· Menurut Andi Hamzah sebagaimana dikutip oleh Soemardi dalam artikelnya yang
berjudul Hukum dan Penegakan Hukum (2007), perlindungan hukum dimaknai sebagai daya
upaya yang dilakukan secara sadar oleh setiap orang maupun lembaga pemerintah, swasta yang
bertujuan mengusahakan pengamanan, penguasaan dan pemenuhan kesejahteraan hidup sesuai
dengan hak-hak asasi yang ada.
· Pelanggaran hukum disebut juga perbuatan melawan hukum, yaitu tindakan seseorang yang
tidak sesuai atau bertentangan dengan aturan-aturan yang berlaku. Dengan kata lain, pelanggaran
hukum merupakan pengingkaran terhadap kewajiban-kewajiban yang telah ditetapkan oleh
peraturan atau hukum yang berlaku, misalnya kasus pembunuhan merupakan pengingkaran
terhadap kewajiban untuk menghormati hak hidup orang lain.
· Penegakan hukum merupakan syarat terwujudnya perlindungan hukum . Kepentingan setiap
orang akan terlindungi apabila hukum yang mengaturnya dilaksanakan baik oleh masyarakat
ataupun aparat penegak hukum .
· Perlindungan dan penegakan hukum sangat penting dilakukan karena dapat
mewujudkan hal – hal berikut ini :
a. Tegaknya supremasi hukum
b. Tegaknya Keadailan
c. Mewujudkan perdamaian dalam kehidupan di masyarakat
· Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, 2002) sangat tergantung pula
dari beberapa faktor, antara lain:
a. Hukumnya.
14
b. Penegak hukum
c. Masyarakat,
d. Sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum.
e. Kebudayaan,
· Dasar Hukum Perlindungan dan Penegakan Hukum di Indonesia , diantaranya :
1. Pasal 27 ayat (1) UUD RI 1945
2. Pasal 28 D ayat (1) UUD RI 1945
3. Pasal 30 ayat (4) UUD RI 1945
· Peran Lembaga Penegak Hukum dalam Menjamin Keadilan dan Kedamaian
1. Peran Kepolisian Republik Indonesia (Polri)
2. Peran Kejaksaan Republik Indonesia
3. Peran Hakim sebagai Pelaksana Kekuasaan Kehakiman
4. Peran Advokat dalam Penegakan Hukum
5. Peran Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
· Pelanggaran hukum disebut juga perbuatan melawan hukum, yaitu tindakan seseorang
yang tidak sesuai atau bertentangan dengan aturan-aturan yang berlaku. Dengan kata lain,
pelanggaran hukum merupakan pengingkaran terhadap kewajiban-kewajiban yang telah
ditetapkan oleh peraturan atau hukum yang berlaku, misalnya kasus pembunuhan merupakan
pengingkaran terhadap kewajiban untuk menghormati hak hidup orang lain.
· Sanksi hukum diberikan oleh negara, melalui lembaga-lembaga peradilan, Sanksi sosial
diberikan oleh masyarakat, misalnya dengan cemoohan, dikucilkan dari pergaulan, bahkan yang
paling berat diusir dari lingkungan masyarakat setempat.
· Wujud dari partisipasi masyarakat adalah dengan menampilkan perilaku yang
mencerminkan ketaatan atau kepatuhan terhadap hukum. Ketaatan atau kepatuhan terhadap
hukum yang berlaku merupakan konsep nyata dalam diri seseorang yang diwujudkan dalam
perilaku yang sesuai dengan sistem hukum yang berlaku. Tingkat kepatuhan hukum yang
diperlihatkan oleh seorang warga negara, secara langsung menunjukkan tingkat kesadaran
hukum yang dimilikinya.
2.2 SARAN
Berdasarkan pembahasan di atas dan simpulan yang telah di kemukakan sebelumnya, pada
bagian ini penulis mengemukakan beberapa saran sebagai berikut:
1. Penulis berharap dari adanya tugas ini dapat memberikan manfaat yang banyak bagi para
pembaca terutama siswa sebagai generasi mudah.
15
2. Penulis berharap agar siswa lebih mudah memahami perlindungan dan penegakkan hukum.
3. Penulis menyadari bahwa masih banyak siswa yang belum memahami tentang perlindungan dan
penegakkan hukum maka dalam hal ini perlu mendapatkan perhatian dari para guru terutama
para ahli hukum.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kompasiana.com/skrl/54f5dd5da33311b5528b470c/uud-1945-pasal-28-d-ayat-1
http://www.smansax1-edu.com/2014/11/dasar-hukum-perlindungan-dan-penegakan.html
http://www.kartikaafriyanti.blogspot.com
16