Disusun oleh:
Kelompok X :
1. Rahmah Fajriwati 1910542012
2. Silvia Febri 1910541004
Kata Pengantar
Puji syukur senantiasa kami pajatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas semua limpahan rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
penyusunan makalah yang berjudul “Pengangguran” ini meskipun dengan
sangat sederhana.
Harapan saya semoga makalah yang telah tersusun ini dapat bermanfaat
sebagai salah satu rujukan maupun pedoman bagi para pembaca, menambah
wawasan serta pengalaman, sehingga nantinya saya dapat memperbaiki
bentuk ataupun isi makalah ini menjadi lebih baik lagi.
Sebagai penulis, saya mengakui bahwasanya masih banyak kekurangan
yang terkandung di dalamnya. Oleh sebab itu, dengan penuh kerendahan hati
saya berharap kepada para pembaca untuk memberikan kritik dan saran demi
lebih memperbaiki makalah ini. Terima Kasih.
Payakumbuh, 16 February 2020
Penyusun
PENDAHULAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan masalah
1. Identifikasi pengangguran
2. Pencarian pekerjaan
3. Upah minimum
4. Serikat Pekerja dan Tawar Menawar Kolektif
5. Teori upah efesiensi
A. Identifikasi pengangguran
1. Pengertian pengangguran
1) Pengangguran struktural
2) Pengangguran friksional
3) Pengangguran musiman
4) Pengangguran teknologi
5) Pengangguran konjungtur
6) Pengangguran normal
Pengangguran yang disebabkan karena memang belum mendapat pekerjaan
karena pendidikan dan keterampilan yang tidak memadai.
7) Pengangguran kiknikal
8) Pengangguran keahlian
Pengangguran yang disebabkan karena tidak adanya lapangan kerja yang sesuai
dengan bidang keahlian.
9) Pengangguran total
Pengangguran terselubung terjadi jika tenaga kerja yang tidak bekerja secara
optimal karena sesuatu alasan tertentu. Misalnya, untuk mengerjakan suatu pekerjaan
sebenarnya cukup dilakukan oleh lima orang, tetapi dilakukan oleh tujuh orang. Oleh
karena itu, yang dua orang sebenarnya adalah penganggur, hanya saja tidak kentara.
Setengah menganggur adalah tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam
dalam satu minggu.
1) Aspek kependudukan
2) Aspek ekonomi
3) Aspek pendidikan
Jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dari jumlah pencari kerja
Kemiskinan
Ketimpangan pendapatan
Masalah pengangguran tentulah tidak muncul begitu saja tanpa suatu sebab.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pengganguran secara global adalah
sebagai berikut:
3. Kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan penyediaan tenaga terdidik
tidak seimbang. Apabila kesempatan kerja jumlahnya sama atau lebih besar
daripada angkatan kerja, pengangguran belum tentu tidak terjadi. Alasannya,
belum tentu terjadi kesesuaian antara tingkat pendidikan yang dibutuhkan dan
yang tersedia. Ketidakseimbangan tersebut mengakibatkan sebagian tenaga
kerja yang ada tidak dapat mengisi kesempatan kerja yang tersedia.
4. Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Kerja antar daerah tidak seimbang
Jumlah angkatan kerja disuatu daerah mungkin saja lebih besar dari
kesempatan kerja, sedangkan di daerah lainnya dapat terjadi keadaan
sebaliknya. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan perpindahan tenaga kerja
dari suatu daerah ke daerah lain, bahkan dari suatu negara ke negara lainnya.
Pada dasarnya setiap orang ingin bekerja sesuai dengan latar belakang
pendidikan. Dan lagi ditambah dengan sifat gengsi maka tak heran kebanyakan yang
ditemukan di Indonesia bukan pengangguran terselubung, melainkan pengangguran
terbuka yang didominasi oleh kaum intelektual (berpendidikan tinggi).
6. Pemalas
“Saya bersedia tidak digaji selama 3 bulan pertama jika diterima bekerja di
kantor bapak. Dengan demikian bapak tidak akan rugi. Jika bapak tidak puas dengan
hasil kerja saya selama 3 bulan tersebut, bapak bisa pecat saya ”. Adakah yang berani
mengambil resiko seperti itu? Saya yakin sedikit sekali. Padahal kalau dipikir-pikir itu
justru menguntungkan si pencari kerja selama 3 bulan tersebut ia bisa menimba
pengalaman sebanyak-banyaknya. Meskipun akhirnya dipecat juga, toh dia sudah
mendapat pengalaman kerja 3 bulan.
6. Dampak Penangguran
1. Dipekerjakan
2. Pengangguran:
kategori ini mencakup mereka yang tidak bekerja, siap bekerja, dan
telah berupaya mencari pekerjaan selama 4 minggu sebelumnya. Hal itu juga
mencakup orang-orang yang menunggu untuk dipanggil kembali ke suatu
pekerjaan yang darinya mereka pernah di PHK.
kategori ini mencakup orang yang tidak memiliki dua kategori pertama,
seperti siswa sepenuh waktu, ibu rumah tangga, atau pensiunan.
Setelah BLS menempatkan semua orang yang dicakup dalam sebuah kategori, alat ini
menghitung berbagai statistik untuk merangkum keadaan pasar tenaga kerja. BLS
mendefinisikan tenaga kerja sebagai jumlah yang dipekerjakan dan yang menganggur:
BLS mendefinisikan angka pengangguran sebagai persentase dari tenaga kerja yang
menganggur:
angka pengangguran
Angka tenaga kerja = angkatankerja x 100
B. Pencarian pekerjaan
Begitu juga, karena setiap wilayah dalam satu negara memproduksi barang
yang berbeda, maka ketika posisi baru terbuka disuatu wilayah, wilayah-wilayah lain
kemungkinan akan mengalami pengangguran. Pertimbangkan, misalnya apa yang
terjadi jika harga minyak dunia jatuh. Produsen-produsen minyak dunia di Texas
bereaksi terhadap penurunan harga teersebut dengan mengurangi produksi dan
memotong lapangan pekerjaan. Pada saat yang sama, penurunan harga bensin
merangsang penjualan mobil, sehingga produsen-produsen mobil di Michigan
menaikkan produksi dan menambah pekerja. Perubahan komposisi permintaan antar
industri atau wilayah dinamakan dengan pergeseran sektoral (sectoral shift). Karena
pekerja memerlukan waktu untuk menemukan pekerjaan di sektor-sektor yang baru,
maka pergeseran sektoral menyebabkan pengangguran temporer.
Data yang ada menunjukkan bahwa sedikitnya 10% dari pekerjaan manufaktur
di Amerika Serikat tutup setiap tahunnya. Selain itu, lebih dari 3% pekerja telah
keluar dari pekerjaannya selama bulan-bulan tertentu, yang kadangkala disebabkan
karena mereka menyadari bahwa pekerjaan yang ada tidak sesuai dengan selera dan
keahlian mereka. Banyak dari mereka, terutama yang masih muda mendapatkan
pekerjaan baru dengan upah yang lebih tinggi. Perputaran angkatan kerja ini
merupakan hal yang normal dalam perekonomian pasar yang dinamis dan berjalan
baik, tetapi akan menimbulkan sejumlah pengangguran friksional.
C. Upah minimum
1. Pengertian Upah Minimum
Juga akan ada penyesuaian indeks kebutuhan hidup layak (KHL) setiap lima
tahun, yang ditentukan oleh Dewan Pengupahan Provinsi dan Kabupaten/Kota, yang
terdiri dari wakil-wakil dari pemerintah daerah, asosiasi pengusaha dan serikat buruh.
Data Statistik yang dilansir BPS pada Februari 2012, menunjukan jumlah
angkatan kerja mencapai 120,4 juta jiwa bertambah sekitar 3,0 juta jiwa dibanding
angkatan kerja pada Agustus 2011 sebesar 117,4 juta orang; dengan jumlah penduduk
yang bekerja mencapai 112,8 juta jiwa dan sisanya 4,6 juta jiwa merupakan jumlah
pengangguran terbuka. Tingkat pengangguran di Indonesia mencapai 6,32%
mengalami penurunan dibanding tingkat pengangguran terbuka Agustus 2011 sebesar
6,56%.
Apakah Anda mengetahui apa saja yang termasuk dalam komponen upah?
Dalam Undang-Undang, ada 3 (tiga) komponen upah yaitu gaji pokok, tunjangan tetap
dan tunjangan tidak tetap. Lalu apa pengertian dari ketiga komponen upah tersebut?
Berikut adalah pengertian dari gaji pokok, tunjangan tetap dan tunjangan tidak
tetap menurut Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No. SE-07/Men/1990 tentang
Pengelompokan Upah dan Pendapatan Non Upah :
a. Gaji Pokok
Gaji pokok adalah adalah imbalan dasar (basic salary) yang dibayarkan kepada
pekerja menurut tingkat atau jenis pekerjaan yang besarnya ditetapkan berdasarkan
kesepakatan.
b. Tunjangan Tetap
Tunjangan tetap adalah pembayaran kepada pekerja yang dilakukan secara teratur dan
tidak dikaitkan dengan kehadiran pekerja atau pencapaian prestasi kerja
tertentu (penjelasan pasal 94 UU No. 13/2003). Tunjangan tetap tersebut dibayarkan
dalam satuan waktu yang sama dengan pembayaran upah pokok, seperti tunjangan
isteri dan/atau tunjangan anak, tunjangan perumahan, tunjangan daerah tertentu.
Tunjangan Tidak Tetap adalah pembayaran yang secara langsung atau tidak
langsung berkaitan dengan pekerjaan yang diberikan secara tidak tetap dan dibayarkan
menurut satuan waktu yang tidak sama dengan waktu pembayaran upah pokok,
seperti tunjangan transpor dan/atau tunjangan makan yang didasarkan pada kehadiran.
Jadi, apakah besarnya gaji yang diterima pekerja setiap bulan (gaji pokok +
tunjangan tetap + tunjangan tidak tetap) setara dengan Upah Minimum?
Sesuai pasal 5 UU No. 21 Tahun 2000, sebuah serikat buruh/serikat pekerja dapat
dibentuk oleh minimal 10 orang karyawan di suatu perusahaan. Dalam undang-
undang yang sama disebutkan bahwa pembentukan serikat pekerja ini tidak
diperbolehkan adanya campur tangan dari perusahaan, pemerintah, partai politik, atau
pihak manapun juga. Serikat pekerja juga harus memiliki anggaran dasar yang
meliputi :
Dalam pasal 14, UU No. 21 tahun 2000 tentang Serikat Buruh/Serikat Pekerja
tertera bahwa seorang pekerja/buruh tidak boleh menjadi anggota lebih dari satu
serikat pekerja/serikat buruh di satu perusahaan. Apabila seorang pekerja/serikat
buruh dalam satu perusahaan namanya tercatat di lebih dari satu serikat pekerja/serikat
buruh, yang bersangkutan harus menyatakan secara tertulis satu serikat pekerja/serikat
buruh yang dipilihnya.
Teori upah alami (natural wage) disebut juga teori upah normal. Teori ini
dikemukakan oleh David Ricardo, yang membagi upah menjadi dua macam, yakni
upah alami dan upah pasar. Apa perbedaan upah alami dengan upah pasar? Upah
alami adalah upah yang besarnya bergantung pada kekuatan permintaan dan
penawaran tenaga kerja di pasar. Upah alami merupakan upah yang dipakai sebagai
acuan agar pekerja hidup layak.
Adapun yang sesungguhnya diterima pekerja adalah upah pasar. Bila upah
pasar lebih tinggi dari upah alami maka kemakmuran akan meningkat, sehingga angka
perkawinan ikut meningkat. Angka perkawinan meningkat disebabkan oleh mudahnya
tenaga kerja mendapatkan biaya untuk menikah. Selanjutnya, angka kelahiran pun
akan meningkat. Adapun untuk angka kematian justru menurun, karena meningkatnya
kesehatan dan kesejahteraan keluarga.
Dalam bahasa Inggris teori ini disebut “Marginal Productivity Theory”. Teori
yang dikemukakan oleh Clark ini menyatakan bahwa tingkat upah memiliki
kecenderungan sama dengan tingkat produktivitas tenaga kerja terakhir yang dibayar,
yang disebut “pekerja batas” (marginal worker). Itu berarti upah yang diberikan
kepada pekerja tidak dapat melebihi tingkat produktivitas batas kerja dari pekerja.
Menurut teori ini, upah yang diberikan kepada pekerja seharusnya sepadan
dengan beban pekerjaan yang telah dilakukan pekerja dan mampu membiayai pekerja
sehingga hidup dengan layak.
Teori ini menyatakan bahwa upah yang diberikan kepada para pekerja tidaklah
sama, tapi sengaja dibedakan (diskriminasi) bagi setiap pekerja. Perbedaan upah
dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya adalah:
a. Jenis kelamin,
b. Ras (warna kulit),
c. Tingkat pendidikan,
d. Tingkat keterampilan,
e. Jenis pekerjaan.
BAB III
PENUTUP
A. kesimpulan
Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding
dengan jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali
menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas
dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya
kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran
konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan.
Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk
terhadap penganggur dan keluarganya.
Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik,
keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat
jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara.
Rekomendasi
Memulihkan kondisi pengangguran di Indonesia tentulah tidak semudah membalikan
telapak tangan. Karena itu diperlukan kerjasama dari seluruh elemen masyarakat dan
pemerintah. Solusi paling mudah untuk mengatasi hal ini adalah dengan menciptakan
lapangan usaha sendiri dan tidak mengharap yang muluk-muluk menjadi seorang karyawan
suatu perusahaan dengan gaji yang besar.
Cara lain adalah dengan menetapkan kebijakan baru yang mempersempit kesempatan
para pemilik perusahaan untuk mem-PHK karyawannya.
B.
Daftar pustaka
Ade Liana, Pebby. https://jakarta.tribunnews.com/2019/05/10/pemprov-dki-
jakarta-sebut-angka-pengangguran-turun-di-tahun-2019 . 2019.
Tribunjakarta.com .