Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

TAFSIR, TA`WIL DAN TARJAMAH

Ditulis dalam rangka memenuhi salah satu tugas terstruktur pada mata kuliah

Studi Qur`an Dan Hadist

Dibawah Dosen Pengampu:

Dr. H. Matkur, M.Si.

Oleh

Kelompok 14

1. Ali Imron (202101080023)

PROGRAM BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KH. ACHMAD SIDDIQ (UIN KHAS) JEMBER

September, 2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. Tuhan semesta alam yang telah menurunkan kitab suci Al-
Qur`an sebagai petunjuk bagi umat manusia. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan
kepada Nabi Agung Muhammad SAW. Dengan berkat serta rahmat-Nya sehingga makalah ini
bisa diselesaikan. Makalah ini ditujukan untuk tugas mata kuliah Studi Qur`an Dan Hadist.
Melalui kata pengantar ini penyusun mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini bisa menjadi acuan dan bermanfaat.

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................................................

DAFTAR ISI..............................................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................................

A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Masalah 2

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................................................

A. Pengertian Tafsir 4
B. Macam-macam Tafsir 4
C. Pengertian Ta`wil 7
D. Macam-macam Ta`wil 9
E. Pengertian Tarjamah 9
F. Macam-macam Tarjamah 10
G. Perbedaan dan Persamaan Ketiganya 11

BAB III PENUTUP ..................................................................................................................................................

A. Kesimpulan 13
B. Saran 14

BAB IV DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Al-qur`an merupakan pedoman hidup umat Islam karena Al-Qur`an itu berbahasa
Arab tidak dipungkiri dari ayat-ayat masih banyak yang bersifat global. Sehingga tidak
bisa dipahami secara tekstur, untuk itu perlu penerjemahan dan penafsiran sehingga Al-
Qur`an bisa di pahami secara tekstual.
Dalam menafsirkan ayat-ayat Allah SWT yaitu Al-Qur`an tidak boleh ditafsirkan
sesuka hati, karena ada tata cara dan undang-undangnya dalam menafsirkan Al-Qur`an,
misalnya dalam rangka menafsirkan kata-kata ‫ريب‬::‫( غ‬aneh, ganjil) atau mentakwilkan
‫( تركيب‬susunan kalimat).
Al-Qur`an merupakan petunjuk bagi seluruh umat manusia. Di samping itu dalam
ayat dan surat yang sama diinformasikan juga bahwa Al-Qur`an sekaligus menjadi
penjelasan (bayyinat) dari petunjuk tersebut sehigga kemudian mampu menjadi pembeda
(furqaan) antara yang baik dan yang buruk. Di sinilah manusia mendapatkan petunjuk
dari Al-Qur`an. Manusia akan mengerjakan yang baik dan akan meninggalkan yang
buruk atas dasar pertimbangannya terhadap petunjuk Al-Qur`an tersebut.
Al-Qur`an adalah kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW
dengan melalui Malaikat Jibril AS. Dalam fungsinya sebagai petunjuk Al-Qur`an dijaga
keasliannya oleh Allah SWT. Salah satu hikmah dari penjagaan keasliannya dan kesucian
Al-Qur`an tersebut adalah agar manusia mampu menjalani kehidupan dunia ini dengan
benar menurut Sang Pencipta Allah Azza Wa Jalla. Keaslian dan kebenaran Al-Qur`an
terdeterminasi dengan pertimbangan agar manusia tidak tersesat dalam mengurangi
kehidupannya ini dan selamat dunia maupun akhirat. Kemampuan setiap orang dalam
memahami lafadz dan ungkapan Al-Qur`an tidaklah sama, padahal penjelasannya
sedemikian gemilang dan ayat-ayatnya pun sedimikian rinci.1
Takwil,tafsir,dan terjemah merupakan disiplin ilmu yang menjelaskan tentang
kandungan Al-Qur’an. Takwil lebih menitikberatkan pada penjelasan kandungan makna
1
Zainuddin dan Moh Ridwan, Tafsir, Ta`wil, dan Terjemah, Jurnal Online Kopertais Wilayah IV (EKIV)-Cluster
Madura, Al-Allam Vol. 1 No.1 Januari 2020, 1-2.

1
2

Al-Qur’an, sementara tafsir lebih memfokuskan pada penjelasan lafadznya. Dan terjemah
memindahkan kata-kata dari suatu bahasa yang sinonim dengan bahasa yang lain. Dari
segi sejarah, penafsiran Al-Qur’an secara menyeluruh baru dilakukan pada awal abad
keempat. Setelah itu muncul tafsir-tafsir lain dengan berbagai pendekatan disiplin
ilmu. Namun belakangan ini, muncul pendapat dari beberapa ilmuan muslim yang
mengusulkan perlunya penafsiran Al-Qur’an dengan pendekatan baru. Salah satu ilmuan
itu adalah Abdullah Saeed. Dalam kaitan ini Saeed melihat bahwa ini telah terjadi
perubahan yang signifikan dalam sejarah manusia. Sebab itu, menurutnya perlu adanya
upaya pendekatan kontekstual dalam menafsirkan Al-Qur’an.
Tafsir merupakan hal yang tidak asing lagi bagi kita, bahkan di Indonesia sendiri
kitab-kitab tafsir telah dikaji di banyak pondok pesantren, ini merupakan satu tanda
bahwa keilmuan tafsir dalam negara kita cukup membanggakan, selain itu tafsir sendiri
merupakan salah satu cara dimana kita bisa memahami Al-Qur’an, keberadaan tafsir ini
begitu popular di masyarakat mulai dari zaman Nabi saw sendiri sampai sekarang, maka
ini merupakan salah satu warisan ilmu yang perlu mendapatkan perhatian serius demi
kemaslahatan umat islam dan perlu dikembangkan sesuai dengan tuntutan ilmu
pengetahuan dan teknologi zaman.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana yang dimaksud dengan tafsir?
2. Bagaimana yang dimaksud dengan ta`wil?
3. Bagaimana yang dimaksud dengan tarjamah?
4. Apa persamaan dan perbedaan ketiganya?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian tafsir.
2. Untuk mengetahui pengertian ta`wil.
3. Untuk mengetahui pengertian tarjemah.
4. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan ketiganya.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Tafsir
Tafsir diambil dari kata fassara-yapsiru-tafsiran yang berarti keterangan,
penjelasan atau uraian. Secara istilah tafsir berarti menjelaskan makna ayat Al-Qur`an
keadaan kisah dan sebab turunnya ayat tersebut dengan lafadz yang menunjukkan kepada
makana dzahir.
Menurut beberapa ahli:
1. Menurut Al-Jurjani, tafsir adalah menjelaskan makana ayat keadaannya kisahnya dan
sebab yang karenanya ayat diturunkan dengan lafadz yang menunjukkan kepadanya
dengan jelas sekali.
2. Menurut Az-Zarkazyi, tafsir adalah suatu pengetahuan yang dapat dipahamkan
kibullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW menjelaskan maksud-
maksudnya mengeluarkan hukum-hukumnya dan hikmahnya.
3. Menurut Al-Kilbyi, tafsir adalah mensayarahkan Al-Qur`an menerangkan maknanya
dan menjelaskan apa yang dikehendakinya dengan nashnya atau dengan isyaratnya
ataupun dengan najwahnya.
4. Menurut Syeikh Thorir, tafsir adalah mensyarahkan lafadz yang sukar difahamkan
oleh pendengan dengan uraian yang menjelaskan maksud dengan menyebut
muradhifnya atau yang mendekatinya atau ia mempunyai petunjuk kepadanya melalui
suatu jalan.2
Kata tafsir diambil dari kata fassara yufassiru tafsirun berasal dari kata fassara
yang berarti keterangan atau uraian. Al-Jurjani berpendapat bahwa kata tafsir merupakan
pengertian bahasa Al-Kasyf Wa Al-Izhar yang artinya menyingkap dan melahirkan.3
B. Macam-macam Tafsir
1. Tafsir Bil Ma’tsur
Tafsir Bil Ma`tsur adalah cara menafsirkan ayat al-Qur’an dengan ayat al-Qur’an,
menafsirkan ayat Al Qur’an dengan sunnah, menafsirkan ayat al-Qur’an dengan

2
Ibid, 2.
3
Al-Jurjani, At-Ta`rifa, At-Thaba`ah Wa An-Nasyr Wa At-Tauzi`, Jeddah, t.t, 63.

4
5

pendapat para sahabat, atau menafsirkan ayat al-Qur’an dengan perkataan para
tabi’in.
a. Menafsirkan Al-Qur’an dengan Al-Qur’an:
Misalnya dalam surat Al-Hajj yat 30 :
‫و أحلت لكم األنعام إال ما يتلى عليكم‬

Artinya: “Dan telah dihalalkan bagi kamu semua binatang ternak, terkecuali yang
diterangkan kepadamu keharamannya.”
Kalimat ‘diterangkan kepadamu’ (illa ma yutla ‘alaikum) ditafsirkan dengan surat
Al-Maidah ayat 3 : “Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi,
(daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah.”
b. Menafsirkan Al-Qur`an dengan As-Sunnah atau Hadist
Contoh Surat Al-An’am ayat 82 :
‫قال أكذبتم بآيايت ومل حتطوا هبا علما أماذا كنتم تعملون حىت إذا جاءوا‬

Artinya: “Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka


dengan kezaliman, mereka itulah orang-orang yang mendapat kemenangan dan mereka
orang-orang yang mendapat petunjuk.”
Kata “al-zulm” dalam ayat tersebut, dijelaskan oleh Rasul Allah saw dengan
pengertian “alsyirk” (kemusyrikan).
c. Menafsirkan Al-Qur’an dengan pendapat para sahabat
Contoh surat an-Nisa’ ayat 2 :
Mengenai penafsiran sahabat terhadap Alquran ialah diriwayatkan oleh Ibnu Jarir
dan Ibnu Halim dengan Sanad yang saheh dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas yang
menerangkan ayat ini :
‫و آتوا اليتامى أمواهلم وال تتبدلوا اخلبيث بالطيب وال تأكلوا أمواهلم إىل أموالكم إنه كان حوبا كبريا‬

Artinya: “Dan berikanlah kepada anak-anak yatim (yang sudah baligh) harta mereka,
jangan kamu menukar yang baik dengan yang buruk dan jangan kamu makan harta
mereka bersama hartamu. Sesungguhnya tindakan-tindakan (menukar dan memakan)
itu, adalah dosa yang besar.”
Kata ”hubb” ditafsirkan oleh Ibnu Abbas dengan dosa besar.
d. Menafsirkan Al-Qur’an dengan pendapat para Tabi’in:
6

Contoh bukunya:
1. Jami al-bayan fi tafsir Al.Qur’an, Muhammad B. Jarir al. Thabari, W. 310 H.
terkenal dengan tafsir Thabari.
2. Bahr al-Ulum, Nasr b. Muhammad al- Samarqandi, w. 373 H. terkenal dengan
tafsir al- Samarqandi.
3. Ma’alim al-Tanzil, karya Al-Husayn bin Mas’ud al Baghawi, wafat tahun 510,
terkenal dengan tafsir al Baghawi.
2. Tafsir Bir Ra’i
Tafsir Bir Ra`i adalah penafsiran Al-Qur’an berdasarkan rasionalitas pikiran (ar-
ra’yu), dan pengetahuan empiris (ad-dirayah). Tafsir jenis ini mengandalkan
kemampuan “ijtihad” seorang mufassir, dan tidak berdasarkan pada kehadiran riwayat-
riwayat (ar-riwayat).
Contoh surat al-Alaq ayat 2 :
‫خلق اإلنسان‬
Kata alaq disini diberi makna dengan bentuk jamak dari lafaz alaqah yang berarti
segumpal darah yang kental. Tafsir Mahmud (Terpuji). Suatu penafsiran yang cocok
dengan tujuan syar’i, jauh dari kesalahan dan kesesatan, sesuai dengan kaidah-kaidah
bahasa Arab, serta berpegang teguh pada ushlub-ushlubnya dalam memahami nash Al-
Qur’an.
3. Tafsir Mahmud (Terpuji)
Tafsir Mahmud (Terpuji). Suatu penafsiran yang cocok dengan tujuan syar’i, jauh
dari kesalahan dan kesesatan, sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Arab, serta
berpegang teguh pada ushlub-ushlubnya dalam memahami nash Al-Qur’an.
4. Tafsir Al Bathil Al-Madzmum
Tafsir Al-Bathil Al-Madzmum merupakan suatu penafsiran berdasarkan hawa
nafsu, yang berdiri di atas kebodohan dan kesesatan. Manakala seseorang tidak faham
dengan kaidah-kaidah bahasa Arab, serta tujuan syara’, maka ia akan jatuh dalam
kesesatan, dan pendapatnya tidak bisa dijadikan acuan.
Contoh bukunya:
1. Mafatih al-Ghayb, Karya Muhammad bin Umar bin al-Husain al Razy, wafat
tahun 606, terkenal dengan tafsir al Razy.
7

2. Anwar al-Tanzil wa asrar al-Ta’wil, Karya ‘Abd Allah bin Umar al-Baydhawi,
wafat pada tahun 685, terkenal dengan tafsir al-Baydhawi.
3. Aal-Siraj al-Munir, Karya Muhammad al-Sharbini al Khatib, wafat tahun 977,
terkenal dengan tafsir al Khatib.
5. Tafisir Bil Isyari
Suatu penafsiran diamana menta`wilkan ayat tidak menurut zahirnya namun
disertai usaha menggabungkan antara yang zahir dan yang tersembunyi.”
Contoh : “Innallaha ya`murukum an tadzbahuu baqarah”
Yang mempunyai makna Zhahir adalah “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu
menyembelih seekor sapi betina.” Tetapi dalam tafsir Isyari diberi makna dengan
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyembelih nafsu hewaniah.”
Contoh bukunya :
1. Tafsir al-Qur’an al Karim, Karya Sahl bin ‘Abd. Allah al-Tastari, terkenal dengn
tafsir al Tastari.
2. Haqa’iq al-Tafsir, Karya Abu Abd. Al-Rahman al- Salmi, terkenal dengan Tafsir
al-Salmi.
3. Tafsir Ibn ‘Arabi, Karya Muhyi al-Din bin ‘Arabi, terkenal dengan nama tafsir
Ibn ‘Arabi.4
C. Pengertian Ta`wil
Ta`wil secara bahasa berasal dari kata Al-Awl artinya kembali atau dari kata Al-
Ma`al artinya tempat kembali, Al-Iyalah yang berarti Al-Siyasah yang berarti mengatur.
Muhammad Husaya Al-Dzahabi mengemukakan bahwa dalam pandangan ulama salaf,
ta`wil memiliki dua pengertian:
1. Ta`wil adalah penafsiran suatu pembicaraan teks dan menerangkan maknanya, tanpa
mempersoalkan apakah penafsiran dan keterangan itu sesuai dengan apa yang tersurat
atau tidak.
2. Ta`wil adalah subtansi yang dimaksud dari sebuah pembicaraan itu sendiri (nafs al-
murad bi al-kalam). Jika pembicaraan itu berupa tuntutan , maka tak’wilnya adalah
perbuatan yang dituntut itu sendiri. Dan jika pembicaraan itu berbentuk berita. Maka
yang dimaksud adalah substansi dari suatu yang di informasikan.
4
Zainuddin dan Moh Ridwan, Tafsir, Ta`wil, dan Terjemah, Jurnal Online Kopertais Wilayah IV (EKIV)-Cluster
Madura, Al-Allam Vol. 1 No.1 Januari 2020, 2-5.
8

Menurut Definisi lain:


“Takwil ialah mengembalikan sesuatu pada ghayahnya (tujuannya), yakni menerangkan
apa yang dimaksud.”5
Sedangkan pengertian Ta’wil, menurut sebagian ulama, sama dengan Tafsir.
Namun ulama yang lain membedakannya, bahwa ta’wil adalah mengalihkan makna
sebuah lafazh ayat ke makna lain yang lebih sesuai karena alasan yang dapat diterima
oleh akal (As-Suyuthi, 1979: I, 173). Sehubungan dengan itu, Asy-Syathibi (t.t.: 100)
mengharuskan adanya dua syarat untuk melakukan penta’wilan, yaitu:
1. Makna yang dipilih sesuai dengan hakekat kebenaran yang diakui oleh para ahli
dalam bidangnya (tidak bertentangan dengan syara’ atau akal sehat).
2. Makna yang dipilih sudah dikenal di kalangan masyarakat Arab klasik pada saat
turunnya Al-Quran.
Secara Terminologi, Ulama Salaf mendefinisikan takwil sebagai berikut:
a) Imam Al-Ghazali dalam Kitab Al-Mutashfa “Sesungguhnya takwil itu dalah ungkapan
tentang pengambilan makna dari lafazh yang bersifat probabilitas yang didukung oleh
dalil dan menjadikan arti yang lebih kuat dari makna yang ditujukan oleh lafazh zahir.”
b) Imam Al-Amudi dalam kitab Al-Mustasfa: “Membawa makna lafazh zohir yang
memunyai ihtimal (probabilitas) kepada makna lain yang didukung dalil”.
Kaum muhadditsin mendefinisikan takwil, sejalan dengan definisi yang
dikemukakan oleh ulama ushul fiqh, yaitu: Menurut Wahab Khalaf takwil yaitu
“memalingkan lafazh dari zahirnya, karena adanya dalil.” Menurut Abu Zahra takwil
adalah mengeluarkan lafazh dari artinya yang zahir kepada makna yang lain, tetapi bukan
zahirnya. Dari pengertian kedua istilah ini dapat disimpulkan, bahwa Tafsir adalah
penjelasan terhadap makna lahiriah dari ayat Alquran yang penegrtiannya secara tegas
menyatakan maksud yang dikehendaki oleh Allah. Sedangkan ta’wil adalah pengertian
yang tersirat yang diistimbathkan dari ayat Alquran berdasarkan alasanalasan tertentu.
Kata ta’wīl berasal dari kata al-awl, yang berarti kembali (ar-rujǔ’) atau dari kata
alma’ǎl yang artinya tempat kembali (al-mashīr) dan al-aqībah yang berarti kesudahan.
Ada yang menduga bahwa kata ini berasal dari kata al-iyǎlah yang berarti mengatur (al-
siyasah). Secara istilah, ta’wil berarti memalingkan suatu lafal dari makna zahir kepada

5
Ash-Shiddeqy dan TM Hasbi, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Quran, Jakarta: Bulan Bintang, Bandung, 1994, 178.
9

makna yang tidak zahir yang juga dikandung oleh lafal tersebut, jika kemungkinan
makna itu sesuai dengan al-kitab dan sunnah.
Ta’wil menurut istilah:
1. Al-Jurjani: ialah memalingkan lafad dari makna yang dhahir kepada makna yang
muhtamil, apabila makna yang mu’yamil tidak berlawanan dengan Al-Qur`an dan
As-Sunnah.
2. Imam Al-Ghazali dalam Kitab Al-Mutashfa: “Sesungguhnya ta`wil itu dalah
ungkapan tentang pengambilan makna dari lafadz yang bersifat probabilitas yang
didukung oleh dalil dan menjadikan arti yang lebih kuat dari makna yang ditujukan
oleh lafadz dzahir.”
3. Menurut Wahab Khalaf: ta`wil yaitu memalingkan lafadz dari dzahirnya, karena
adanya dalil.
4. Menurut Abu Zahra: ta`wil adalah mengeluarkan lafadz dari artinya yang dzahir
kepada makna yang lain, tetapi bukan dzahirnya.6
D. Macam-macam Ta`wil
1. Ta’wil yang jauh dari pemahaman, yakni ta’wil yang dalam penetapannya tidak
mempunyai dalil yang terendah sekalipun.
2. Ta’wil yang mempunyai relevasi, paling tidak memenuhi standar makna terendah serta
diduga sebagai makna yang benar.7
E. Pengertian Tarjamah
Kata tarjamah berasal dari bahasa arab “tarjama” yang berarti menafsirkan dan
menerangkan dengan bahasa yang lain (fassara wa syaraha bi lisanin akhar), kemudian
kemasukan “ta’ marbutah” menjadi al-tarjamatun yang artinya pemindahan atau
penyalinan dari suatu bahasa ke bahasa lain.
Tarjamah Menurut Istilah:
1. Tarjamah Harfiyah : memindahkan kata-kata dari suatu bahasa yang sinonim dengan
bahasa yang lain yang susunan kata yag diterjemahkan sesui dengan kata-kata yang
menerjemahkan, dengan syarat tertib bahasanya.

6
Zainuddin dan Moh Ridwan, Tafsir, Ta`wil, dan Terjemah, Jurnal Online Kopertais Wilayah IV (EKIV)-Cluster
Madura, Al-Allam Vol. 1 No.1 Januari 2020, 7-8.
7
Ibid, 9.
10

2. Tarjamah Tafsiriah atau Maknawiyah : menjelaskan maksud kaliamat (pembicaraan)


dengan bahasa yang lain tanpa keterikatan dengan tertib kalimat aslinya atau tanpa
memerhatikan susunannya.8
F. Macam-Macam Tarjamah
1. Tarjamah Interbahasa
Tarjemah ini juga disebut dengan mengungkapkan kalimat dengan redaksi yang
berbeda. Yaitu menjelaskan kata-kata dalam suatu bahasa dengan kata-kata berbeda
dalam bahasa yang sama.
2. Tarjamah Antarbahasa
Tarjamah semacam ini lazim disebut dengan tarjamah hakiki. Yaitu menjelaskan
kata-kata atau simbol-simbol dengan simbol lain dari bahasa yang berbeda.
3. Tarjamah antar simbol atau transferensi
Yaitu menerjamahkan simbol bahasa yang berupa kata-kata dengan simbol lain.
Seperti menerjemah kata ‘kepala’ atau kata ‘pedang’ dengan gambar kepala atau pedang.
Sementara Izzuddin Muhammad Najib menyuguhkan beberapa model terjemahan,
yakni:
1. Tarjamah Setia atau Harfiyah
Yaitu penerjemahan dengan menyalin teks asli (bahasa sumber) secara linier kata
demi kata tanpa perubahan struktur kalimat dan tanpa memperhatikan makna-makna
istilah yang ada dalam bahasa sumber. Contoh:
Berkata Kami: “Turunlah kalian semua dari jannah, yaitu dari sorga secara semua.
Mengulang-ulang Allah, pada kata ihbitu supaya diathafkan kepada kata”.
2. Tarjamah dengan Perubahan
Tarjamah model ini sering pula disebut dengan penyaduran. Dalam penerjamahan
ini, teks bahasa asal disalin secara kalimat demi kalimat. Contoh:
"Al-Quran Al-Adzim adalah simbol agung bagi kaum muslim dalam dunia seni tinggi, di
dalam Al-Quran terkandung himah zaman dan filsafat wujud”.
3. Tarjamah Bebas atau Tarjamah Kreatif
Tarjamah ini juga disebut dengan penerjemahan makna tanpa meninggalkan teks
harfiyah. Dalam terjemah model ini, penerjemah lebih memntingkan isi atau makna teks

8
Ibid, 12.
11

bahasa sumber, kemudian berusaha menyuguhkan dalam gaya dan suasana bahasa target;
baik istilah, estetika dan bahkan ada upaya pembuangan/penyempitan, penambahan satu-
dua kata atau lebih. Contoh:
“Aku berjalan mondar mandir di beranda, surat itu kugenggam dalam tanganku.”9
G. Persamaan dan Perbedaan Ketiganya
Persamaan Tafsir, Ta`wil dan Tarjamah, yaitu:
1. Ketiganya menerangkan makna ayat-ayat Al-Qur’an.
2. Ketiganya sebagai sarana untuk memahami Al-Qur’an.
Perbedaan Tafsir, Ta`wil dan Tarjamah, yaitu:
1. Tafsir: menjelaskan makna ayat yang kadang-kadang dengan panjang lebar, lengkap
dengan penjelasan hokum-hukum dan hikmah yang dapat diambil dari ayat itu dan
seringkali disertai dengan kesimpulan kandungan ayat-ayat tersebut.
2. Ta’wil: mengalihkan lafadz-lafadz ayat Al-Qur’an dari arti yang lahir dan rajih
kepada arti lain yang samar dan marjuh.
3. Tarjamah: hanya mengubah kata-kata dari bahasa Arab kedalam bahasa lain tanpa
memberikan penjelasan arti kiandungan secara panjang lebar dan tidak
menyimpulkan dari isi kandungannya.10
Tentang perbedaan tafsir dan ta’wil ini banyak pendapat ulama yang pendapat
tentang ini,dan pendapat ulama itu tidak sama dan bahkan ada yang jauh perbedaan satu
sama lain, maka dari itu bias kita simpulkan sebagai berikut:
1. Tafsir lebih banyak digunakan pada lafadz dan mufradat sedangkan takwil lebih
banyak digunakan pada jumlah dan makna-makna. Tafsir yang bersangkutan dengan
riwayah sedangkan ta’wil apa-apa yang bersangkutan dengan dirayah. Tafsir
menjelaskan secara detail sedangkan ta’wil hanya menjelaskan secara global tentang
apa yang dimaksud dengan ayat itu.
2. Ta’wil menjabarkan kalimat-kalimat dan menjelaskan maknanya sedangkan tafsir
menjelaskan secara dengan sunnah dan menyampaikan pendapat para sahabat dan
para ulama dalam penafsiran itu. Tafsir menjelaskan lafas yang dzahir, adakalanya
secara hakiki dan adakalanya secara majazi sedangkan ta’wil menjelaskan lafas
secara batin atau yang tersembunyi yang diambil dari kabar orang orang yang sholeh.
9
Ibid, 12-13.
10
Ibid, 13-14.
12

3. Tarjemah, baik harfiah maupun tafsiriyah bukanlah atau tidaklah sama dengan tafsir.
Atau dengan kata lain, tarjemah tidaklah identik dengan tafsir. Oleh karena perlu
diketahui inti-inti perbedaan yang prinsip antara kedua istilah tersebut dalam
penjabarannya. Perbedaan-perbedaan dimaksud antara lain:
a. Bahasa tafsir dalam prakteknya selalu terdapat keterkaitan dengan bahasa aslinya.
Selain itu, dalam tafsir tidak terjadi peralihan bahasa, sebagaimana lazimnya dalam
terjemah. Pada terjemah yang terjadi atau dilakukan adalah peralihan bahasa, yakni
dari bahasa pertama atau yang asli ke bahasa kedua atau terjemah.
b. Dalam tafsir yang diutamakan adalah menyampaikan penjelasan dan pesan dari
bahasa aslinya yang pertama. Sedangkan pada terjemah tidak terdapat istithrad,
yakni memperluas uraian melebihi kadar mencari padanan kata. Dalam terjemah
terutama harfiah, makna yang diungkap tidak lebih dari sekedar mengganti bahasa.
c. Dalam bahasa tafsir yang menjadi pokok perhatian adalah tercapainya penjelasan
tepat sasaran baik secara global maupun secara terinci. Tidak demikian halnya
dengan terjemah. Ia pada lazimnya mengandung tuntutan terpenuhinya semua
makna yang dikehendaki oleh bahasa.
Dengan memperhatikan pernyataan-pernyataan di atas, maka dapat dikatakan
bahwa antara tafsir dengan tarjamah (baik tafsiriyah maupun harfiyah) terdapat
perbedaan yang cukup jelas. Khusus dalam hubungannya dengan upaya pemahaman
terhadap kandungan Al-Qur’an, keterangan melalui terjemahnya tentu tidak akan dapat
memberikan kejelasan yang memadai.
Antara tafsir dan tarjamah (tafsiriyah) terdapat unsur persamaan. Persamaannya
adalah, bahwa baik tafsir maupun terjemah tafsiriyah bertujuan untuk menjelaskan.
Tafsir menjelaskan sesuatu maksud yang semula sulit dipahami, sedangkan terjemah
adalah menjelaskan makna dari bahasa yang tidak dipahami melalui bahasa lain yang
dapat dipahami.11

11
https://sc.syekhnurjati.a.id (Diakses pada Kamis, 2 September 2021 Pukul: 11.21 WIB)
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Tafsir diambil dari kata fassara-yapsiru-tafsiran yang berarti keterangan,
penjelasan atau uraian. Secara istilah tafsir berarti menjelaskan makna ayat Al-Qur`an
keadaan kisah dan sebab turunnya ayat tersebut dengan lafadz yang menunjukkan kepada
makana dzahir.
Macam-macam tafsir yaitu: tafsir bil ma`tsur, tafsir bir ra`I, tafsir Mahmud, tafsir
al-bathil al-madzmum, dan tafsir bil isyari.
Ta`wil secara bahasa berasal dari kata Al-Awl artinya kembali atau dari kata Al-
Ma`al artinya tempat kembali, Al-Iyalah yang berarti Al-Siyasah yang berarti mengatur.
Macam-macam ta`wil yaitu: ta`wil yang jauh dari pemahaman, ta`wil yang
mempunyai relevasi.
Kata tarjamah berasal dari bahasa arab “tarjama” yang berarti menafsirkan dan
menerangkan dengan bahasa yang lain (fassara wa syaraha bi lisanin akhar), kemudian
kemasukan “ta’ marbutah” menjadi al-tarjamatun yang artinya pemindahan atau
penyalinan dari suatu bahasa ke bahasa lain.
Macam-macam tarjamah, yaitu: tarjamah interbahasa, tarjamah antarbahasa, dan
tarjamah antar simbol atau transferensi.
Persamaan tafsir, ta`wil, dan tarjamah yaitu: ketiganya menerangkan makna ayat-
ayat Al-Qur’an, ketiganya sebagai sarana untuk memahami Al-Qur’an.
Perbedaan tafsir, ta`wil, dan tarjamah yaitu: Tafsir: menjelaskan makna ayat yang
kadang-kadang dengan panjang lebar, lengkap dengan penjelasan hokum-hukum dan
hikmah yang dapat diambil dari ayat itu dan seringkali disertai dengan kesimpulan
kandungan ayat-ayat tersebut. Ta’wil: mengalihkan lafadz-lafadz ayat Al-Qur’an dari arti
yang lahir dan rajih kepada arti lain yang samar dan marjuh. Tarjamah: hanya mengubah
kata-kata dari bahasa Arab kedalam bahasa lain tanpa memberikan penjelasan arti
kiandungan secara panjang lebar dan tidak menyimpulkan dari isi kandungannya.

13
14

B. Saran
Dengan demikian penulis makalah ini kami meminta saran dan kritik karena
masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki agar teman-teman mahasiswa yang
membaca ataupun dosen yang membimbing agar membeti masukan demi kesempurnaan
penulisan makalah yang berjudul “Tafsir, Ta`wil, dan Tarjamah.
15
BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Shiddeqy-Ash dan Hasbi TM, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Quran, Jakarta: Bulan Bintang,
Bandung, 1994.

Al-Jurjani, At-Ta`rifa, At-Thaba`ah Wa An-Nasyr Wa At-Tauzi`, Jeddah, t.t.

Zainuddin dan Ridawan Moh, Tafsir, Ta`wil, dan Terjemah, Jurnal Online Kopertais Wilayah IV
(EKIV)-Cluster Madura, Al-Allam Vol. 1 No.1 Januari 2020.

https://sc.syekhnurjati.a.id (Diakses pada Kamis, 2 September 2021 Pukul: 11.21 WIB)

15

Anda mungkin juga menyukai