Anda di halaman 1dari 5

Nama : Ayu Lupita Siva Alicia

Nim : V1520022

TUGAS EKONOMI
MAKRO PEMIKIRAN AKHIR

1. Apa yang menyebabkan efek kebijakan moneter dan fiskal pada permintaan agregat
? Apa implikasi kelambatan tersebut terhadap perdebatan mengenai kebijakan aktif
dan pasif ?
Efek kebijakan moneter dan fiskal pada permintaan agregat :
Kebijakan moneter memengaruhi permintaan agregat karena 3 hal, yaitu
pengaruh kekayaan, tingkat suku bunga, dan pengaruh nilai tukar.
Kebijakan fiskal memengaruhi permintaan agregat yang merujuk pada keputusan
pemerintah terkait tingkat belanja atau pajak negara secara keseluruhan. Terutama
pada barang dan jasa.

Secara teori, mengapa para pendebat pro (aktif) akan pembuatan kebijakan untuk
mecoba menstabilkan ekonomi, ini karena mereka berpendapat bahwa ketika
permintaan agregt tidak cukup untuk memastikan ketenagakerjaan maka pemerintah
mengeluarkan kebijakan untuk menaikkan pengeluaran, mengurangi pajak dan
memperluas ketersediaann uang. Sedangkan, apabila permintaan agregat berlebih dan
berpotensi menyebabkan iflansi yang tinggi, maka pemerintah dapat mengambil
tindakan dengan menurunkan/memotong pengeluaran, menaikkan pajak dan
mengurangi ketersediaan uang. Tindakan ini cenderung menempatkan teori
ekonomimakro pada penggunaan terbaik dengan mengarah pada ekonomi yang lebih
stabil dan menguntungkan semua orang.

Implikasi kelambatan :
Pada awalnya, kebijakan moneter memengaruhi permintaan agregat dengan
mengubah tingkat suku bunga, yang selanjutnya memengaruhi pengeluaran (khusunya
investasi residensial dan bisnis). Tetapi pada nyatanya, banyak rumah tangga atau
perusahaan sudah menetapkan rancangan pengeluaran sebelumnya, sehingga jika ada
perubahan pada tingkat suku bunga untuk mengubah permintaan agregat bagi barang
dan jasa membutuhkan waktu yang lumayan lama untuk mengesuaikan. Sehingga
tejadi implikasi keterlambatan tersebut.
Sedangkan, pada kebijakan fiskal mengapa ia bekerja lambat, karena adanya
proses politik yang panjang yang menentukan perubahan pada pengeluaran dan pajak.
Banyak pertimbangan yang harus dipikirkan dalam membuat perubahan dalam
kebijakan ini karena harus melewati proses panjang dan butuh waktu bertahun-tahun
untuk diajukan, diresmikan, dan diimplementasikan perubahan besar dalam kebijakan
ini. Selain itu, adanya keterbatasan pemikiran yang dimiliki juga menyebabkan
fluktuasi ekonomi.
Pada intinya, para pembuat kebijakan moneter dan fiskal ini haruslah memiliki
tebakan cerdas mengenai ekonomi masa depan. Pasalnya, banyak terjadi, kebijakan
sudah dibuat dan sedang dalam proses implementasi, tetapi ada suatu hal yang tidak
diinginkan terjadi, sehingga bukannya memperbaiki ekonomi, malah memperburuk
situasi. Selain itu, kondisi ekonomi sendiripun dapat berubah sewaktu-waktu dan
tidak dapat diprediksi sehingga sulit untuk membuat perubahan dengan bidikan yang
tepat.
Kebijakan aktif dan pasif :
Pendukung kebijakan aktif sepakat apabila kedua kebijakan tersebut mampu
menstabilkan perekonomian. Pendukung dari kebijakan aktif melihat bahwa ekonomi
adalah subjek yang sering mengalami guncangan sehingga menghantarkan pada
fluktuasi output dan employment yang harusnya tidak perlu terjadi apabila kebijakan
moneter dan fiskal mampu merespon dengan baik.
Pendukung kebijakan pasif menyatakan bahwa karena kebijakan moneter dan
fiskal seringkali mengalami suatu lags, maka ujung dari kebijakan tersebut bukan
suatu kestabilan melainkan ketidakstabilan. Sebagai tambahan, mereka meyakini
bahwa penggunaan pemikiran yang terbatas dalam memahami ekonomi untuk
memformulasi kebijakan sabilisasi dan ketidakterampilan pembuatan kebijakan
adalah sumber yang seringkali memunculkan fluktuasi ekonomi.

2. Berdasarkan kepada analisis Keynesian tradisional, mengapa pemotongan pajak


memiliki dampak yang lebih kecil pada PDB daripada peningkatan yang sama besar
dalam pengeluaran pemerintah ?
Mengapa pemotongan pajak memiliki dampak lebih kecil pada PDB
dibandingkan dengan peningkatan yang sama besar dalam pengeluaran pemerintah,
karena ketika pemerintah mengeluarkan dana dalam pemotongan pajak untuk rumah
tangga, maka sebagian dana mungkin akan disimpan daripada dihabiskan. Bagian
dana yang disimpan ini tidak berkontribusi pada permintaan agregat untuk barang dan
jasa serta tidak berpengaruh apapun. Sebaliknya, ketika pemerintah menghabiskan
dana untuk membeli barang dan jasa, dana tersebut secara cepat dapat ditambahkan ke
dalam permintaan agregat. Hal ini tentu akan menambah jumlah pemasukan PDB dan
memiliki dampak yang lebih besar daripada pemotongan pajak dengan peningkatan
yang sama besar dalam pengeluaran pemerintah. Jadi, sama-sama untuk
mengeluarkan, sekalian untuk membeli barang dan jasa supaya permintaan agregat
ikut meningkat dan lebih berpengaruh pada PDB.

3. Apa yang mungkin mendorong bank sentral untuk menyebabkan siklus bisnis
politik ? Apa yang di implikasikan siklus bisnis politik pada perdebatan mengenai
aturan kebijakan ?
Hal yang mungkin mendorong bank sentarl untuk menyebabkan siklus bisnis
politik adalah adanya kekuasaan yang dimilikinya dalam mempertahankan tatanan
ekonomi. Disini, mungkin saja terjadi penyalahgunaan kekusaan. Bank sentral
terkadang tergoda untuk menggunakan kebijakan moneter yang dimilikinya untuk
memengaruhi beberapa aspek. Seperti dalam hasil pemilihan, bank sentral
bersengkokol dengan para politisi demi memperluas kebijakan yang dimilikinya
untuk merangsang produksi dan ketenagakerjaan dalam hal inflasi. Dalam hal ini
karena bank sentarl merasa memiliki otoritas terhadap kebijakan yang dimilikinya, ia
dapat penyalahgunakan kekuasaannya pada hal yang melenceng dari kebijakan.

4. Jelaskan bagaimana kredibilitas bisa memengaruhi kerugian pengurangan inflasi ?


Sebelumnya, untuk mengurangi inflasi sendiri mungkin membutuhkan periode
dengan tingginya tingkat pengangguran dan rendahnya hasil produksi. Tetapi, resesi
dari disinflasi ini hanya bersifat sementara. Setelah orang-orang tahu bahwa para
pembuat kebijakan mencoba zero inflation maka antisipasi terhadap inflasi akan
menurun dan pertukaran jangka pendek akan naik. Karena antisipasi ini lalu
disesuaikan, maka tidak ada pertukaran antara inflasi dengan pengangguran jangka
panjang. Dilihat dari penjelasan ini, mengurangi inflasi hanyalah masalah sementara
dengan keuntungan permanen di masa depan.
Kredibilitas ini sendiri merupakan kunci hal yang membuat orang harus percaya
bahwa bank sentral benar-benar melaksanakan kebijakan yang telah dinyatakannya.
Ketika bank sentral menyatakan sebuah komitmen kredibel terhadap zero inflation,
hal ini dapat langsung memengaruhi antisipasi terhadap inflasi. Perubahan antisipasi
inilah yang dapat meningkatkan pertukaran antara inflasi dengan pengangguran,
membuat ekonomi mencapai inflasi yang lebih rendah dengan biaya yang dipotong.
Para pembuat kebijakan dapat membantu dengan meloloskan perundang-
undangan yang menciptakan stabilitas harga tujuan utama bank sentral. Hal ini akan
mengurangi kerugian untuk mencapai zero inflation tanpa mengurangi keuntungan
yang dihasilkan.
Misalnya, bank sentral menetapkan inflasi pada 2%, lalu apakah bank sentral
akan stuck pada tetapan ini? Jika di peristiwa yang akan datang ternyata inflasi yang
terjadi mencapai 3%, 4% ataupun lebih, mengapa tidak menaikkan targetnya saja?
Nah, dari sini tahu, ternyata tidak ada yang spesial dari angka tetapan 2% tersebut.
Malahan dari angka nol ini, bank sentral dapat memberi klaim bahwa tingkat ini
mencapai stabilitas harga dan megeliminasi kerugian dalam inflasi.

5. Mengapa beberapa ekonom menentang target zero inflation ?


Zero inflation, ini berarti menurunkan inflasi yang disertai dengan meningkatnya
pengangguran dan rendahnya hasil produksi. Disini ternyata menimbulkan lebih
banyak asumsi buruk pada masyarakat, memang betul pada pihak yang setuju akan
mengatakan bahwa hal ini akan terjadi secara sementara, tetapi disini akan banyak
pihak yang dikorbankan seperti pekerja yang rapuh dengan kemapuan dan
pengalaman paling sedikit yang lalu kehilangan pekerjaannya. Banyak kerugian dari
pengurangan inflasi yang ditanggung oleh mereka yang paling tidak mampu
membayarnya. Berisiko untuk percaya bahwa bank sentral dapat mencapai
kredibilitas dengan cepat untuk membuat disinflasi yang tidak menyakitkan. Padahal,
pada kenyataannya, resensi disinflasi ini bisa berpotensi meninggalkan luka permanen
pada perekonomian masyarakat. Contoh, karena adanya zero inflation ini, sebuah
perusahaan akan mengurangi pengeluaran dengan menghentikan karyawan, karyawan
ini akan kehilangan pekerjaannya yang berharga dan secara permanen mengurangi
nilai mereka sebagai pekerja.

6. Jelaskan dua cara dimana defisit anggaran pemerintah melukai pekerja di masa
depan?
Defisit pemerintah terjadi ketika pemerintah memutuskan untuk meningkatkan
dan mengeluarkan lebih banyak anggaran. Hal ini selain menyebabkan defisit, juga
menyebabkan utang pemerintah semakin tinggi.
Pertama, Efek paling langsung dari utang pemerintah adalah penempatan beban
pada generasi pembayar pajak di masa depan, sehingga mereka yang harus
dikorbankan antara membayar pajak lebih tinggi atau menikmati leih sedikit layanan
dari pemerintah, atau bahkan keduanya, yang bisa jadi malah menurunkan standar
hidup generasi masa depan. Hal ini juga berlaku pada pekerja di masa depan, mereka
yang akan menanggung dari bobroknya pemerintah.
Kedua, efek dari segi makroekonomi. Defisit anggaran mempresentasikan
tabungan publik negatif, yaitu menurunkan tabungan nasional (jumlah tabungan
pribadi dan tabungan publik). Tabungan nasional yang berkurang menyebabkan
tingkat suku bunga riil naik dan investasi turun. Investasi yang turun ini menyebabkan
saham modal menjadi lebih kecil sehingga dapat mengurangi produktivitas tenaga
kerja, gaji riil, dan produksi barang dan jasa ekonomi. Dengan demikian, ketika
pemerintah meningkatkan utangnya, generasi depan lahir dengan situasi pendapatan
yang rendah dengan pajak yang lebih tinggi. Hal ini tentu akan melukai pekerja di
masa depan, karena merekalah yang seakan di korbankan.

7. Sebutkan dua situasi dimana kebanyakan ekonom melihat defisit anggaran dapat
dibenarkan?
Pertama, menyebab paling umum kenaikan utang pemerintah karena adanya
perang. Ketika konflik militer ini terjadi, pengeluaran pemerintah akan otomatis
meningkat sementara waktu, dan masuk akal apabila untuk pembiayaan ekstra ini
pemerintah memutuskan untuk meminjam. Jika tidak, pajak selama masa perang akan
naik dengan tajam. Pajak yang tinggi ini akan sangat mendistorsikan insentif yang
dihadapi oleh mereka yang terkena pajak, selanjutnya akan mengarah para kerugian
yang besar. Selain itu, tarif pajak yang tinggi seperti itu akan terasa tidak adil bagi
generasi pembayar pajak masa kini yang telah membuat pengorbanan melawan
perang yang terjadi.
Kedua, masuk akal apabila memperkenankan defisit anggaran selama penurunan
aktivitas ekonomi. Ketika ekonomi masuk ke dalam resesi, pendapatan pajak otomatis
akan turun yang dikarenakan pajak pendapatan dan pajak gaji dikenakan atas dasar
ukuran pendapatan. Jika pemerintah mencoba menyeimbangkan anggarannya selama
masa resesi, pemerintah memiliki 2 pilihan yaitu juga harus menaikkan pajak atau
mengurangi pengeluaran pada saat tingkat pengangguran tinggi. Kebijakan seperti ini,
akan cenderung menekan permintaan agregat dan dengan demikian akan cenderung
meningkatkan besarnya fluktuasi ekonomi.

8. Beberapa ekonom mengatakan bahwa pemerintah dapat terus mengalami defisit


anggaran, bagaimana hal tersebut dapat terjadi?
Hal ini terjadi karena pemerintah harus meingkatkan dan mengeluarkan uang
lebih banyak. Disini pemerintah menggunakan uang ini untuk berbagai bidang yang
efeknya akan dinikmati oleh masyarakat, seperti pelayanan kesehatan dan pendidikan.
Bayangkan saja apabila pemerintah memilih untuk menurunkan defisit anggarannya
dalam bidang pendidikan. Dalam hal ini tentu utang pemerintah akan lebih kecil
ketika generasi ini masuk pada angkatan kerja yang berarti beban pajak juga lebih
kecil. Namun, apabila para pekerja ini kurang terdidik dengan minimnya pendidikan
daripada yang seharusnya mereka terima, maka produktivitas dan pendapatan mereka
juga otomatis akan turut rendah. Dengan demikian, mengurangi defisit anggaran
dengan pembiayaan yang lebih sedikit pada bidang pendidikan justru akan membuat
generasi yang akan datang lebih miskin. Hal ini tentu saja berlaku pada bidang yang
lain.
Oleh karena itu, tentu banyak anggaran yang akan dikeluarkan oleh pemerintah
bagi kesejahteraan warganya. Selain itu, pertumbuhan populasi penduduk dan
perkembangan teknologi menyebabkan pendapatan total ekonomi tumbuh seiring
waktu. Akibatnya, kemampuan negara untuk membayar bunga utang pemerintah juga
bertumbuh seiring waktu. Selama utang pemerintah tumbuh dengan lambat dari pada
pendapatan negara, tidak ada yang bisa menghalangi utang pemerintah untuk tumbuh
selamanya.

9. Beberapa pendapatan dari modal dikenai pajak dua kali lipat, jelaskan!
Pertama-tama, tingkat tabungan negara adalah faktor utama kesejahteraan jangka
panjang ekonominya. Apabila aturan sebuah negara membuat tabungan lebih
menarik, tentu masyarakat akan lebih bersemangat untuk menabung demi masa depan
yang sejahtera. Namun, ada beberapa sistem kebijakan yang malah mematahkan
semangat masyarakat ini untuk menabung.
Salah satu dari kebijakan ini adalah pengenaan pajak dua kali lipat dari beberapa
bentuk pendapatan modal. Contohnya, seseorang menggunakan sebagian tabungannya
untuk membeli saham di sebuah perusahaan. Ketika perusahaan mendapat keuntungan
dari investasi modalnya, pertama mereka (perusahaan) akan membayar pajak atas
keuntungan ini dalam bentuk pajak pendapatan perusahaan. Jika perusahaan
membayarkan sisa keuntungan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen, maka
para pemegang saham ini untuk kedua kalinya akan terkena pajak dalam bentuk pajak
individual. Pengenaan pajak ganda ini tentu mengurangi keuntungan para pemegang
saham yang selanjutnya juga mengurangi insentif yang akan mereka simpan.

10. Efek kebalikan apa yang mungkin disebabkan oleh insentif pajak untuk
meningkatkan tabungan?
Para pembuat kebijakan harus memastikan untuk mendistribusikan beban pajak
secara adil. Masalah yang timbul adalah adanya usulan meningkatkan beban pajak
adalah bagi mereka yang paling kurang mampu membayarnya. Dalam hal ini, tidak
bisa disangkal apabila rumah tangga dengan pendapatan yang lebih tinggi juga akan
menabung dalam jumlah yang lebih tinggi dari pendapatannya dibandingkan dengan
rumah tangga yang memiliki pendapatan lebih rendah. Selanjutnya, rumah tangga
yang memiliki pendapatan lebih tinggi ini tentu akan didahulukan karena mereka
menjadi lebih sering menabung. Tentu disini yang dikorbankan adalah mereka yang
memiliki pendapatan lebih rendah, karena alih-alih meningkatkan beban pajak bagi
mereka yang memiliki pendapatan lebih besar, justru beban pajak dibebankan pada
mereka yang miskin atau berpenghasilan rendah.
Kebijakan yang dibuat untuk meningkatkan tabungan mungkin tidak terlalu
efektif, karena hanya membebankan pada satu pihak dan mengentengkan satu pihak
lain. Disini seharusnya seimbang antara yang kaya dengan yang miskin. Bagi para
pembuat kebijakan, daripada mencoba mengubah sistem perpajakan untuk mendorong
tabungan pribadi, justru seharusnya mendukung untuk meningkatkan tabungan publik
dengan mengurangi anggaran defisit dengan meningkatkan pajak untuk orang kaya.
Hal ini dapat digunakan untuk meningkatkan tabungan nasional dan meningkatkan
kesejahteraan generasi masa depan.

Anda mungkin juga menyukai