Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

Mekanisme Penyusunan Perencanaan Pembangunan Desa

(Studi Kasus Desa Tanggul rejo Kecamatan Tempuran Kabupaten Magelang))

Dosen Pengampu : RAJA MUHAMMAD AMIN,Drs,M.Si

Disusun Oleh:

Ajeng Setyawati

2001113677

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS RIAU

2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur tak henti-hentinya penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga berhasil menyelesaikan Makalah
ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Mekanisme Penyusunan Perencanaan
Pembangunan Desa (Studi Kasus Desa Tanggul rejo Kecamatan Tempuran Kabupaten
Magelang)

Penulis menyadari bahwa Makalah yang di susun ini masih jauh dari kata sempurna,
oleh karena itu Mohon maaf apabila dalam pembuatan makalah ini masih terdapat kesalahan,
oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan penulis dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini . Penulis berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca. Untuk ke depannya, semoga pembaca dapat memperbaiki
bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Pekanbaru, Desember 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB 1 4
PENDAHULUAN 4
1.1. Latar Belakang 4
1.2Rumusan Masalah 5
1.3 Tujuan 6
BAB II 6
PEMBAHASAN 6
2.1. Pengertian Perencanaan 6
2.2. Pembangunan 7
2.3 Pembangunan Desa 7
2.4. Tujuan Perencanaan Pembangunan Desa 7
2.5. Penyusunan RPJM DESA 8
2.6.LANGKAH LANGKAH PENYUSUNAN RKP DESA 10
2.7. Cara Meningkatkan Partisipasi Masyarakat 11
2.8. Kendala yang dihadapi dalam perencanaan pembangunan desa 12
BAB III 13
PENUTUP 13
3.1Kesimpulan 13
3.2SARAN 13
DAFTAR PUSTAKA 14
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perencanaan Desa merupakan tahapan awal yang harus dan wajib dilakukanoleh
pemerintah Desa sebagai acuan dalam membangun Desa, Rencana Pembangunan Desaharus
diselaraskan dengan visi dan misi Kepala Desa terpilih. Mengacu UU Nomor 6 Tahun 2014
Tantang Desa, maka dapat diasumsikan bahwa Desa memiliki hak untukmengurus dapur rumah
tangganya sendiri atau Desa harus menjadi sebagai objek Pembangunan, mulai dari pengawasan,
pelaksanaan dan pemantauan.Dalam perkembangannya lahirlah undang-undang Desa no 06
tahun 2014tentang desa bahwa perencanaan pembangunan harus dilakukan disetiap desa dan
menjadikewajiban desa sebagai upaya perencanaan pembangunan yang sistematis.Dalam era
undang-undang desa no 06 tahun 2014 ini upaya pemerintah semakin nyata dalam memberikan
kewajiban jelas bahwa perencanaan pembangunan harus benar-benar melibatkan masyarakat,
dengan melibatkan masyarakat diharapkan dapat aktif terlibat dalam perencanaan pembangunan
agar cita-cita pembangunan dapat tercapai.Pembangunan harus menerapkan prinsip-prinsip
desentralisasi, yaitu bergerak dari bawah (bottom up), dengan mengikut sertakan masyarakat
secara aktif dalam pembangunan desa. Melalui proses semacam ini maka keinginan-keinginan
dan kebutuhan masyarakat desa dapat disalurkan dan diwujudkan dalam program-program
pembangunan desa.Dari pemikiran diatas, jelaslah bahwa dalam pelaksanaan pembangunan desa
sangat dibutuhkan prakarsa masyarakat setempat, dilakukan oleh masyarakat itu sendiri dan
keputusan yang diambil bermanfaat untuk kesejahteraan masyarakat itu sendiri, sertadilakukan
secara terus menerus, saling berkesinambungan dan berorientasi ke masa depan.

Jika perencanaan hendak melibatkan masyarakat, maka terdapat beberapakendala yang


akan muncul, yaitu : (1) terdapat kenyataan bahwa masyarakat umumnyaadalah pihak yang tidak
memiliki kesempatan untuk menikmati pendidikan formal yangmemadai. Masalah seperti
pendidikan rendah, kemampuan baca tulis dan keterbatasan pengetahuan, dan (2) terdapat suatu
kenyataan bahwa masyarakat telah sekian lama adadalam politik otoriter sentralistik.Akibat dari
kenyataan tersebut membuat langkah-langkah dalam pembangunantidak mampu dilaksanakan
dengan benar. Dengan pengetahuan maka akan timbul pemahaman yang sama dan memadai
terhadap persoalan yang dihadapi serta memudahkandalam mengidentifikasi faktor-faktor
penyebabnya, merumuskan bagaimana cara untuk mengatasinya sehingga dapat menentukan
keputusan yang baik melalui potensi yang ada.Khususnya pada masyarakat di Desa Tanggulrejo
Kecamatan Tempuran Kabupaten Magelang pelaksanaan beberapa program pembangunan, baik
yang didanai olehAPBD Kabupaten Magelang maupun murni swadaya masyarakat seringkali
terbentur pada keterbatasan masyarakat. Masyarakat tidak memiliki kemampuanuntuk
melaksanakan pembangunan khususnya dalam kegiatan perencanaan seperti :mengidentifikasi
permasalahan, merencanakan langkah-langkah dan memutuskan program pembangunan apa
yang benar-benar mereka butuhkan.Gambaran diatas tercermin pada Program Pendukung
Pemabangunan Desayang dilaksanakan pada tahun 2002. Dimana pada pelaksanaan program
yang sepenuhnyadiserahkan kepada masyarakat saat itu seharusnya lebih diprioritaskan pada
pengerasan jalan desa yang masih berupa tanah yang sulit dilewati pada musim penghujan,
namum justru mereka lebih memilih untuk rehabilitasi jembatan local yang kondisinya
relativemasih cukup bagus. Kegiatan rehabilitasi tersebut juga nampak kurang siap
akibatketerbatasan sumber daya manusia, terlihat dari perencanaan yang tidak
memperhatikanaspek kontruksi dan pemeliharannya sehingga kerusakan pada jembatan terjadi
dalamwaktu yang relatif singkat. Dari uraian tersebut di atas dianggap perlu untuk melakukan
penelitian terkaitdengan apa yang terjadi dan dilakukan oleh masyarakat di lokasi penelitian
sehubungandengan pelaksanaan pembangunan di tempatnya. Untuk itu penelitian ini dilakukan
dengan

mengambil judul “Perencanaan Pembangunan Desa” (Studi Kasus di Desa Tanggul


rejo Kecamatan Tempuran Kabupaten Magelang). Diharapkan penelitian ini dapat
memberikansumbangan bagi tercapainya tujuan dan proses pembangunan perdesaan yang
partisipatif

1.2Rumusan Masalah
1.Apa yang dimaksud dengan perencanaan pembangunan desa ?

2.Bagaimana cara meningkatkan partisipasi masyarakat dalam perencanaan


pembangunan desa ?
3.Apa kendala yang dihadapi dalam perencanaan pembangunan desa ?

1.3 Tujuan
1.Untuk mengetahui pengertian perencanaan pembangunan desa.

2.Untuk mengetahui partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan desa.

3.Untuk mengetahui kendala dalam perencanaan pembangunan desa.

BAB II

PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Perencanaan
Dalam pelaksanaan proses perencanaan tersebut kepala desa harus melibatkan
masyarakat sebagai subyek pembangunan, proses yang melibatkan masyarakat ini, mencakup
dengar pendapt terbuka secara ekstensif dengan sejumalah besar warga negara yang mempunyai
kepedulian, dimana dengar pendapt ini disusun dalam suatu cata untuk mempercepat para
individu, kelompok kelompok kepentingan dan para pejabat agensi memberikan kontribusi
mereka kepada pembuatan desain dan redesain kebijakan dengan tujuan mengumpulkan
informasi sehingga pembuat kebijakan bisa membuat kebijakan lebih baik. Dengan pelibatkan
tersebut maka perencanaan menjadi semakin baik, aspirasi masyarakat semakin tertampung
sehingga tujuan dan langkah langkah yang diambil oleh pmerintah desa semakin baik dan sesuai
dengan tujuan yang diharapkan. Senada dengan apa yang disampaiakan oleh Robinson Tarigan,
Perencanaan adalah menetapkan suatu tujuan dan memilih langkah-langkah yang diperlukan
untuk mencapai tujuan tersebut. Menurut Yulius Nyerere perencanaan merupakan proses
memilih diantara berbagai kegiatan yang diinginkan karena tidak semua yang diinginkan itu
dapat dilakukan dan dicapai dalam waktu yang bersamaan Dalam ketentuan umum permendagri
lebih jelas dikatakan pada pasal 1 ayat 10, Perencanaan pembangunan desa adalah proses
tahapan kegiatan yang diselenggarakan oleh pemerintah Desa dengan melibatkan Badan
Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan
pengalokasian sumber daya desa dalam rangkamencapai tujuan pembangunan desa. Pemaparan
diatas sangatlah jelas bahwa perencanaan adalah proses penting dalam pelaksanaan
pembangunan dan pelibatan masyarakat merupakan upaya untuk mendekatkan kebutuhan
masyarakat dalam kerangka pilihan keputusan dalam perencanaan.

2.2. Pembangunan
Pembangunan merupakan sebuah proses kegiatan yang sebelumya tidak ada menjadi ada,
atau yang sebelumnya sudah ada dan dikembangkan menjadi lebih baik, menurut Myrdal
pembangunan adalah sebagai pergerakan ke atas dari seluruh sistem sosial. Artinya bahwa
pembangunan bukan melulu pembangunan ekonomi, melainkan pembangunan seutuhnya yaitu
semua bidang kehidupan dimasyarakat. Sedangkan menurut Rostow pembangunan adalah tidak
hanya lebih banyak otput yang dihasilkan tetapi juga lebih banyak otput dari pada yang
diproduksi sebelumnya. Dengan peningkatan pelibatan masyarakat dalam proses pembangunan
maka diharapkan hasil pembangunan sesuai dengan kebutuhan dan sesuai dengan tujuan
pembangunan itu sendiri sebagaimana disebutkan dalam Permendagri 114 Pasal 1 ayat 9.
Pembangunan Desa adalah upaya peningkatan kualitas hidup dan kehidupan untuk sebesar-
besarnya kesejahteraan masyarakat Desa. Dari uaran tersebut sangatlah jelas bahwa
pembangunan yang melibatkan masyarakat secara aktif akan mampu mencapai tujuan yang
diharapkan

2.3 Pembangunan Desa


Pembangunan Desa adalah proses kegiatan pembangunan yang berlangsung didesa yang
mencakup seluruh aspek kehidupan dan penghidupan masyarakat. Menurut peraturan Pemerintah
Republik Indonesia no 72 tahun 2005 tentang desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bahwa
perencanaan pembangunan desa disusun secara partisipatif oleh pemerintah desa sesuai dengan
kewenangannya dan menurut ayat (3) bahwa dalam menyusun perencanaan pembangunan desa
wajib melibatkan lembaga kemasyarakatan desa.

2.4. Tujuan Perencanaan Pembangunan Desa


1. Pedoman Penyusunan RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah) Desa, RKP
(Rencana Kerja Pemerintah Desa).

2. Memperkuat hak dan kewenangan serta mengoptimalkan sumber-sumber kekayaan desa.


3.Mencerminkan keberpihakan Negara terhadap hak-hak desa untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Pembangunan desa mencakup bidang penyelenggaraan pemerintah desa,
pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa dan pemberdayaan masyarakat
desa. Perencanaan pembangunan desa disusun secara berjangka yaitu : Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Desa (RPJMDes) untuk jangka waktu 6 (enam) tahun dan Rencana
Pembangunan Tahunan Desa atau yang disebut Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP DESA),
merupakan penjabaran dari RPJM Desa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.

2.5. Penyusunan RPJM DESA


Agar perencanaan pembangunan desa terarah dan dapat menjadi pedoman bersama
seluruh desa di republic Indonesia, maka permendagri 114 tentang perencanaan desa mengatur
secara spesifik dalam proses dan langkah langkah penyusunan. Penyusunan RPJM Desa
meliputi:

1.Pembentukan tim penyusun RPJM Desa.

Tim penyusun RPJM Desa merupakan tim yang dibentuk oleh kepala desa melalui Surat
keputusan Kepala Desa dengan struktur kepala desa sebagai Pembina, sekretaris desa sebagai
ketua dan ketua lembaga pemberdayaan sebagai sekretaris dengan anggota tokoh masyarakat,
kader pemberdayaan masyarakat serta wakil perempuan. Jumalh tim penyusun ini paling sedikit
7 orang dan paling banyak 11 orang

2. Penyelarasan arah kebijakan perencanaan pembangunan kabupaten/kota.

Penyelarasan arah kebijakan ini merupakan kegiatan untuk mengintegrasikan


perencanaan pembangunan kabupaten kota dengan desa.. Ini diperlukan karena kegiatan
pembangunan harus berdasar pada RPJM desa. Penyelarasan pembangunan tersebut meliputi : a.
pembangunan jangka menengah daerah kabupaten/kota; b. rencana strategis satuan kerja
perangkat daerah; c. rencana umum tata ruang wilayah kabupaten/kota; d. rencana rinci tata
ruang wilayah kabupaten/kota; dan e. rencana pembangunan kawasan perdesaan

3. Pengkajian keadaan Desa.

Pengkajian keadaan Desa merupakan proses melihat secara obyektif kondisi desa dengan
melibatkan masyarakat yang dikoordinasikan oleh tim perumus. Dalam melakukan pengkajian
keadaan Desa menggunakan 3 alat kaji yaitu kalender musim, peta sosial desa dan diagram
kelembagaan. Dalam kegiatan ini proses yang harus dilakukan adalah penyelarasan data desa,
penggalian gagasan dan penyusunan laporan hasil penggalian gagasan dari masyarakat.

4. Penyusunan rencana pembangunan Desa

melalui musyawarah Desa; Setelah dilakukan rekapitulasi dan disampaikan kepada


kepala desa maka kepala desa kemudian menyampaikan kepada BPD untuk dilakukan
Pembahasan dalam musyawarah Desa dengan menfokuskan pada arah pembangunan desa,
prioritas pembangunan desa yang dilakukan secara demokratis dan partisipatif

5. Penyusunan rancangan RPJM Desa;

Hasil musyawarah desa kemudian disusun oleh tim perumus ke dalam format
penyusunan rancangan rencana pembangunan jangka menengah desa dengan memperhatikan
hasil musyawarah desa dan hasilnya disampaikan ke kepala desa untuk dapat diperiksa dan
ditelita sebelum dilakukan musyawarah perenncanaan pembangunan Desa (Musrenbangdes)

6. Penyusunan rencana pembangunan Desa melalui musyawarah perencanaan pembangunan


Desa

Hasil dari penyusunan rancangan rencana pembangunan desa kemudian dibahas melalui
musrenbangdes dengan tujuan untuk menyusun Rencana Pembangunan jangka menengah desa
dan menyepakati secara bersam untuk dapat ditetapkan dalam Perdes Rencana pembangunan
Jangka Menengah desa

7. Penetapan RPJM Desa.

Setelah dilakukan Musrenbangdesa dan diperoleh kesepakatan secara bersama maka tim
penyusun kemudian melakukan revisi atas apa yang sudah dibahas dalam musyawarah tersebut
kemudian kepala desa membahas bersama raperdes tentang RPJM desa dengan Badan
permusyaratan desa untuk dijadikan peraturan desa Langkah langkah perencanaan pembangunan
desa tersebut mencerminkan bahwa dalam proses perencanaan pembangunan merupakan inti dari
pelaksanaan pembangunan sehingga memerlukan proses yang panjang.
2.6.LANGKAH LANGKAH PENYUSUNAN RKP DESA
A).penyusunan perencanaan pembangunan Desa melalui musyawarah Desa.

Penyusunan perencanaan pembangunan desa dilakukan melalui musyawarah desa yang


diselenggarakan Badan Permusyawaratan desa dengan Kepala desa untuk menyusun rencana
pembangunan desa.

B).Pembentukan tim penyusun RKP Desa.

tim penyusun RKP desa merupakan tim yang dibentuk oleh kepala desa melalui Surat keputusan
Kepala Desa dengan struktur kepala desa sebagai Pembina, sekretaris desa sebagai ketua dan
ketua lembaga pemberdayaan sebagai sekretaris dengan anggota tokoh masyarakat, kader
pemberdayaan masyarakat serta wakil perempuan. Jumalh tim penyusun ini paling sedikit 7
orang dan paling banyak 11

C).Pencermatan pagu indikatif Desa dan penyelarasan program/kegiatan masuk ke Desa

Tim penyusun RKP kemudian melakukan pencermatan terhadap pagu indikatif desa dan
melakukan penyelarasan program yang masuk ke desa meliputi rencana dana Desa yang
bersumber dari APBN, ADD, bagi hasil pajak dan restrbusi, rencana bantuan keuangan dari
anggaran pendapatan dan belanja daerah provinsi dan anggaran pendapatan belanja daerah
kabupaten/kota

D.)Pencermatan ulang dokumen RPJM Desa

Pencermatan atas Rencana Pembangunan jangka Menengah desa merupkan upaya


identifikasi untuk tahun anggaran berikutnya sebagai masukan dalan Penyusunan RKP Desa

E) penyusunan rancangan RKP Desa.

Penyusunan Rancangan RKP desa harus berpedoman pada hasil kesepakatan


musyawarah Desa, pagu indikatif Desa,pendapatan asli Desa, rencana kegiatan Pemerintah,
pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota, jaring aspirasi masyarakat
yang dilakukan oleh DPRD kabupaten/kota, hasil pencermatan ulang dokumen RPJM Desa, hasil
kesepakatan kerjasama antar Desa; dan hasil kesepakatan kerjasama Desa dengan pihak ketiga

F)Penyusunan RKP Desa melalui musyawarah perencanaan pembangunan Desa.


Hasil rancangan RKP desencana kerja Pembangunan desa dengan melibatkan masyarakat dan
pemangku kepentingan. Melakukan prioritas pembangunan dengan mengevaluasi hasil
perencanaan tahun sebelumnya. Hasil prioritas kemudian dijadikan Rencana kerja pembangunan
desa

G)Penetapan RKP Desa.

Setelah disepakati dalam musrenbangdesa maka selanjutanya dilakukan pembenahan terhadap


hasil musyawarah tersebut, kemudian kepala desa menyusun raperdes RKP desa dan hasil
pembahasan RKP menjadi lampiran Perdes.

H)Pengajuan daftar usulan RKP Desa.

Setelah dilakukan penetapan melalui perdes maka daftar usulan kemudian diserahkan ke
kecamatan sebagai bahan atau materi pembahasan dalam musrenbang Kecamatan dan kabupaten.
Hasil pembahasan kemudian diinformasikan untuk kegiatan pembangunan tahun berikutnya

2.7. Cara Meningkatkan Partisipasi Masyarakat


Untuk memotivasi masyarakat agar memiliki kemauan untuk berpartisipasi dalam
pembangunan, maka program pembangunan yang ditetapkan benar-benar menjamin bahwa
pembangunan harus meliputi :

-Menguntungkan rakyat Dapat dipahami oleh rakyat Harus mengikutsertakan dalam


pelaksanaannya

-Dilaksanakan sesuai dengan yang dimaksud dan keinginan rakyat secara jujur, terbuka dan
dapat dipertanggungjawabkan. Pada kondisi ini diperlukan pergeseran orientasi pemerintah dari
commad and control menjadi stimulator, fasilitator, coordinator, dan entrepreneur (wirausaha),
untuk membangkitkan kembali kemauan partisipasi masyarakat dalam pembangunan.

Orientasi pemerintah tersebut dilakukan melalui penyedian program-program pembangunan


termasuk didalamnya program pembangunan yang ditujukan bagi penyelesaian masalah sosial
seperti kemiskinan, yang dikembangkan dengan memadukan berbagai aspirasi yang
berkembang dimasyaraka. Melalui program-program semacam inilah diharapkan mampu
meningkatkan taraf hidup masyarakat.
2.8. Kendala yang dihadapi dalam perencanaan pembangunan desa
Permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan Desa pada umumnya berada pada masalah
sturktural dan sosial budaya. Adapun masalah yang dihadapi dalam upaya pembangunan desa
yaitu : 1.Masalah Sosial Budaya

2.Rendahnya tingkat pendidik

3.Minimnya sarana dan prasarana di pedesaan

4,Terbatasnya lapangan pekerjaan di pedesaan

5.Rendahnya Kesadaran Petani terhadap adopsi inovasi pertanian

6.Masalah Ekonomi

7.Keterbelakangan perekonomian

8.Tidak tersedianya permodalan untuk petani dan harga pupuk yang lumayan ting
BAB III

PENUTUP
3.1Kesimpulan
Perencanaan pembangunan merupakan proses yang sangat penting dalam pelaksanaan
pembangunan, salah satu kunci keberhasilan tujuan pembangunan adalah sejauh mana
perencanaan pembangunan dilakukan. Dalam Undang-undang desa no 06 Tahun 2014 tentang
desa sudah diharuskan dan menjadi persyaratan penerimaan dana desa maka desa harus membuat
perencanaan dalam bentuk Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa. RPJM desa ini
merupakan penjabaran Visi Misi Kepala desa yang dalam pelaksanaannya harus melibatkan
masyarakat sebagai subyek pembangunan.

3.2SARAN
Dengan perencanaan pembangunan desa semoga dapat menjadikan desa menjadi lebih baik lagi,
dan pembangunan selanjutnya semoga dapat melibatkan partisipasi masyarakat karena dengan
mengikutsertakan masyarakat akan menjadi wawasan dan pengetahuan bagi masyarakat itu
sendiri
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Ir. Ali Hanapiah Muhi,MP Fenomena pembangunan desa. Institut Pemerintahan Dalam
Negeri, Jatinangor, Jawa Barat, 2011 (Ebook diakses 14 oktober 2012)

http://endanghas .wordpress.com/2010/01/06/masalah-ekonomi-sosial-budaya-danfisik/(online).

http:tentangdesa.com/perencanaan-desa/

http://afpmidpwjatim.blogspot.co.id/2016/04perencanaan-pembangunan-desa.html?=1

http:makalah-anaksilaraja.blogspot.co.id/2014/04/15-partisipasi-masyarakat-dalam.html?m=1

Permendagri Integrasi Pembangunan.

Undang- undang desa no 06 Tentang Desa

Anda mungkin juga menyukai