Anda di halaman 1dari 6

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori
2.1.1 Definisi Potensiometri
Potensial sel galvanik tergantung pada aktivitas zat-zat ionik tertentu di
dalam larutan sel, maka pengukuran potensial sel merupakan hal yang sangat
penting dalam kimia analitik. Dalam banyak hal suatu sel dapat disusun yang
potensialnya tergantung pada aktivitas suatu macam zat ionik tunggal dalam
larutan. Salah satu elektroda sel harus sedemikian rupa hingga potensialnya
tergantung pada aktivitas ion yang akan ditentukan; ini disebut elektroda
indikator. Elektroda yang lainnya merupakan sebuah pembanding, seperti
kalomel, yang potensialnya diketahui dan tetap selama pengukuran (Underwood,
1986).
Suatu eksperimen dapat diukur dengan menggunakan dua metode yaitu,
pertama (potensiometri langsung) yaitu pengukuran tunggal terhadap potensial
dari suatu aktivitas ion yang diamati, hal ini terutama diterapkan dalam
pengukuran pH larutan air. Kedua (titrasi langsung), ion dapat dititrasi dan
potensialnya  diukur sebagai fungsi volume titran.  Potensial sel, diukur sehingga
dapat digunakan untuk menentukan titik ekuivalen. Suatu petensial sel galvani
bergantung pada aktifitas spesies ion tertentu dalam larutan sel, pengukuran
potensial sel menjadi penting dalam banyak analisis kimia (Basset, J. dkk., 1994).
Potensiometri merupakan salah satu cara pemeriksaan fisika
kimia yang menggunakan peralatan listrik untuk mengukur potensial
elektroda indikatornya. Besarnya elektroda indikator ini tergantung pada
konsentrasi ion – ion tertentu dalam larutan. (Gandjar & Rohman, 2007)
Titrasi potensiometri sangat berguna ketika tidak ada indikator yang sesuai
untuk menentukan TAT dan ketika daerah titik ekivalen sangat pendek sehingga
tidak ada indikator yang cocok. Harga potensial yang diperoleh dapat diubah
sedemikian rupa sehingga dapat disajikan dalam nilai pH, PM dan PE. Kurva
titrasi yang diperoleh dalam percobaan seringkali serupa dengan kurva teoritis.
(Gandjar & Rohman, 2007)
Titik akhir dalam titrasi potensiometri dapat dideteksi dengan menetapkan
volume dimana terjadi perubahan potensial yang relatif besar ketika ditambahkan
titran. Dalam titrasi secara manual, potensial diukur setelah penambahan titran
secara berurutan dan hasil pengamatan digambarkan pada suatu grafik terhadap
volume titran untuk diperoleh suatu kurva titrasi. (Basset,1994)
2.1.2 Metode-metode Potensiometri
Ada dua metode yang digunakan dalam melakukan eksperimen. Pertama
dilakukan pengukuran tunggal terhadap potensial tunggal. Itu , ini cukup untuk
menetapkan aktivitas ion yang diminati. Kedua, ion itu dapat dititrasi dan
potensialnya diukur sebagai volum titran. Metode pertama disebut potensiometri
langsung dan terutama telah digunakan dalam pengukuran PH larutan air. Dewasa
ini juga ditetapkan secara meluas dalam penetapan ion - ion lain lewat
penggunaan elektrode selektif ion. Metode kedua yang disebut dengan titrasi
langsung memanfaatkan potensial untuk mendeteksi titik kesetaraan Suatu titrasi.
Metode ini dapat ditetapkan pada semua jenis reaksi yang ternyata sesuai untuk
analisis titrimetri ( Day and Underwood, 1992).
     Ada beberapa cara menentukan titik akhir titrasi dalam potensiometri
(Rivai, 1995) :
1. Penentuan titik kesetaraan titik titrasi potensiometri dengan cara
deferensial.
Penentuan titik akhir kesetaraan titik potensiometri dengan cara difrensial
adalah dengan cara merajah kurva titrasi tirunan pertama yang disebut dengan
kurva defrensial. Kurva defrensial dibuat dengan menghitung kenaikan PH
persatuan kenaikan volume larutan titran (∆PH /∆V), kemudian pembanding
∆PH /∆V disajikan dalam bentuk grafik sebagai fungsi dari volume peniter yang
ditambahkan.
2. Penentuan titik kesetaraan titrasi potensiometri dengan cara Gran.
Cara Gran merupakan cara grafik yang terbaik untuk menyajikan data
percobaan potensiometri. Dengan bantuan fungsi - fungsi tertentu sehingga kurva
titrasi dapat diubah menjadi dua garis lurus yang dapat menunjukan volume
kesetaraan yang setepatnya.
Asam berdasarkan banyak ion hidrogen yang dihasilkan dapat dibagi
menjadi dua macam yaitu ( Day and Underwood, 1992) :
1. Asam monobasis (berbasa satu) disebut juga asam monobasis yaitu asan
yang dalam air akan menghasilkan satu ion hidrogen (H+).

2. Asam polibasis ( berbasa banyak ) disebut juga asam poliprotik adalah


sam yang dalam air menghasilkan lebih dari satu ion hidrogen [H+].
Reaksi disosiasi dan tetapan keseimbangan adalah :

Keuntungan dari metode potensiometri adalah biayanya yang relatif murah


dan sederhana. Voltameter dan elektroda jauh lebih murah daripada instrumen
saintifik yang paling modern. Selain itu kelebihan dari metode potensiometri yaitu
pada saat potensial sel dibaca tidak ada arus yang mengalir dalam larutan (arus
residual tatanan sel dan efek polarisasi dapat diabaikan). Manfaat potensiometri
juga untuk menetapkan tetapan kesetimbangan. Potensial-potensial yang stabil
sering diperoleh dengan cukup cepat dan tegangan yang mudah dicatat sebagai
fungsi waktu, sehingga potensiometri kadang juga bermanfaat untuk pemantauan
yang kontinyu dan tidak diawasi (Skoog dkk., 1998).
2.2 Uraian Bahan
2.2.1 Alkohol (Dirjen POM, 1979; Rowe et al, 2009; IAI, 2013)
Nama Resmi : AETHANOLUM.
Nama Lain : Etanol, Alkohol, Ethyl alcohol, Ethyl hydroxide.
Rumus Molekul : C2H5OH.
Berat Molekul : 46,07 g/mol.
Rumus struktur :

Pemerian : Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap dan


mudah bergerak; bau khas; rasa panas. Mudah
terbakar dengan memberikan nyala biru yang tidak
berasap.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P
dan dalam eter P.
Khasiat : Sebagai antimikroba (membunuh mikrobakterium
desinfektan (membasmi kuman penyakit).
Kegunaan : Pensteril alat laboratorium, pelarut, dan penstabil.
Peyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari
cahaya, ditempat sejuk, jauh dari nyala api.
2.2.2 Asam Askorbat (Rowe, 2009)
Nama Resmi : ASCORBIC ACID
Nama Lain : Acidum ascorbicum; C-97; cevitamic acid; 2,3-
didehydro-L-threo-hexono-1,4-lactone; E300; 3-
oxo-L-gulofuranolactone, enol form;vitamin C
Rumus Molekul : C6H8O6
Berat Molekul : 176,13 g/mol.
Rumus struktur :

Pemerian : Berbau lemah atau hampir tidak berbau,


warna yang tidak telalu kristal atau putih atau
bubuk kristal kuning.
Kelarutan : Larut dalam 3-3,5 air, 1 dalam 25 alkohol dan
dalam 10 metil alkohol larut dalam aseton. Praktis
tidak larut kloroform eter, dan minyak tanah.
Khasiat : Sebagai antioksidan
Kegunaan : Sebagai sampel
Peyimpanan : Terlindung dari cahaya, dingin dan tempat yang
kering
2.2.3 HCl (Dirjen POM, 1995)
Nama Resmi : ACIDUM HIDROCHIORIDUM
Nama Lain : Asam klorida
Rumus Molekul : HCl
Berat Molekul : 36,5 g/mol.
Rumus struktur :
H - Cl
Pemerian : cairan tidak berwarna, berasap dan bau menusuk
jika diencerkan dua bagian air asap dan bau hilang
Kelarutan : Larut dalam air dingin, air panas, dietil eter.
Khasiat : -
Kegunaan : Sebagai titran
Peyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
2.2.4 NaOH (Dirjen POM, 1979)
Nama Resmi : NATRII HIDROCIDUM
Nama Lain : Natrium Hidroksida
Rumus Molekul : NaOH.
Berat Molekul : 40,00 g/mol.
Rumus struktur :
O

O Na+

Pemerian : Bentuk batang massa hablur air keping-keping,


keras dan rapuh dan menunjukkan susunan hablur
putih mudah meleleh basa sangat alakalis dan
korosif segera menyerap karbondioksida.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan etanol (95%).
Kegunaan : Sebagai titran
Peyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
2.2.5 Paracetamol (Dirjen POM, 1979)
Nama Resmi : ACETAMINOPHENUM.
Nama Lain : Parasetamol, Asetaminofen
Rumus Molekul : C8H9NO2.
Berat Molekul : 151,16 g/mol.
Rumus struktur :

Pemerian : Hablur atau serbuk hablur putih; tidak berbau; rasa


pahit
Kelarutan : Larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol
(95%), dalam 13 bagian aseton P, dalam 40 bagian
gliserol P dan dalam 9 bagian propilenglikol P;
larut dalam larutan alkali hidroksida.
Khasiat : Sebagai analgetikum; antipiretikum
Kegunaan : Sebagai sampel
Peyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya.

Anda mungkin juga menyukai