Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

HUBUNGAN DAGANG INDONESIA DENGAN INDIA DAN CINA


Dosen Pengampu: Dr. M Iqbal Birsyada, M.Pd

Disusun Oleh:

- Bernadeta Indah Listyorini (18144400034)


- Rio Lumantau (18144400026)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah
“Hubungan Dagang Indonesia dengan India dan Cina” ini dengan baik dan tepat pada
waktunya. Dalam makalah ini kami membahas tentang awal mula terjadinya
pedagangan antara Indonesia dengan India dan Cina.
Makalah ini disusun berdasarkan sumber buku yang berhubungan dengan obyek
penulis. Dengan harapan makalah ini dapat membantu memahami dan menjelaskan
tentang hubungan Indonesia dengan negara lain terlebih pada hubungan dagang bagi
mahasiswa maupun pembaca. Tak lupa kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah
ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran atau kritik yang dapat
membangun guna penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, 21 Maret 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG.......................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH...................................................................1
C. TUJUAN............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
A. Letak Geografis Indonesia........................................................................2
B. Hubungan-Hubungan Pertama..................................................................3-5
C. Hubungan Dagang dengan India dan Cina................................................5-7
D. Proses Masuknya Pengaruh Budaya India................................................7-10

BAB III PENUTUP


A. KESIMPULAN.........................................................................................11
B. SARAN.....................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Indonesia adalah negara kepulauan yang terletak diantara benua Asia dan
Australia, serta Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Indonesia memiliki iklim
tropis basah dengan penyinaran sinar matahari sepanjang tahun. Indonesia
merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah pulau sekitar
17.408 pulau, dimana sekitar 60 % dari seluruh wilayah terdiri dari air dan
selebihnya berupa daratan
Kepulauan Indonesia terletak di daerah katulistiwa serta berada di daerah
hembusan angin muson Indo-Australia. Ciri-ciri iklim yang tropis menyebabkan
Indonesia memiliki suhu udara yang rata-rata tinggi, kelembaban udara tinggi,
serta curah hujan yang tinggi pula. Keadaan iklim tersebut dipengaruhi oleh angin
musim yang menyebabkan adanya musim kemarau dan musim penghujan di
Indonesia.
Letak Indonesia yang sangat strategis menyebabkan Indonesia berada di jalur
perdagangan internasional. Hasil penelitian prasejarah menujukan bahwa di masa
lampau berbagai suku bangsa telah memasuki kepulauan indonesia melalui
daratan Asia. Mereka menyebrangi lautan yang memisahkan kepulauan indonesia
dengan daratan Asia.
Angin musim yang berhembus di Indonesia, berpengaruh pula pada arah
perlayaran. Khususnya pada pelayaran yang menggunakan layar, mereka
memanfaatkan arah angin musim. Hal ini berpengaruh pada kegiatan perdagangan
di berbagai daerah. Ada daerah-daerah yang meningkat kegiatan perdagangannya
pada musim angin barat dan ada yang ramai perdagangannya pada musim angin
timur.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah letak geografis di Indonesia?
2. Bagaimana awal mula hubungan dagang Indonesia dengan India dan Cina?
3. Apakah India membawa pengaruh budaya ke Indonesia?
C. TUJUAN
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk membahas bagaimana letak geografis di
Indonesia, hubungan dagang Indonesia dengan India dan Cina, serta untuk
mengetahui apa saja pengaruh budaya yang di bawa oleh India ke Indonesia. Selain
itu, diharapkan makalah ini dapat membantu mahasiswa atau pembaca dalam
memahami materi tentang hubungan dagang Indonesia pada masa lampau.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Letak Geografis Indonesia


Secara umum Indonesia adalah negara kepulauan dimana sekitar 60%
wilayah terdiri atas perairan dan selebihnya adalah daratan, hal ini menyebabkan
Indonesia menjadi negara maritim. Indonesia terletak di kawasan Asia Tenggara
dan merupakan negara yang paling beragam, dimana kondisi penduduk yang
bervariasi, baik suku, agama, ras, budaya, dan bahasa. Indonesia merupakan
negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah pulau sekitar 17.408 pulau.
Wilayah Indonesia terbentang dari Sabang sampai Merauke, dan Indonesia pun
berbatasan langsung dengan negara tetangga seperti Malaysia, Papua Nugini, dan
Australia.
Secara astronomi, Indonesia berada di  6° LU – 11° LS dan 95° BT – 141°
BT, hal ini mengakibatkan adanya pembagian tiga waktu di Indonesia. Selain itu,
Indonesia juga melewati garis katulistiwa yang menyebabkan indonesia memiliki
iklim tropis. Sedangakn secara geografis, Indonesia berada pada posisi silang
yaitu diantara 2 benua dan 2 samudera. Benua yang mengapit Indonesia adalah
benua Asia dan Australia. Sedangkan samudra yang mengapit wilayah Indonesia
adalah samudera Hindia dan samudera Pasifik.
Kondisi iklim yang dipengaruhi oleh angin musim menyebabkan adanya
musim kemarau dan musim penghujan di Indonesia. Angin musim yang
berhembus juga mempengaruhi pada arah pelayaran. Khususnya pada pelayaran
yang menggunakan layar. Perahu-perahu layar yang menempuh jarak-jarak relatif
jauh dalam pelayaran perdagangan, memanfaatkan arah angin musim yang
sedang berhembus. Dengan demikian, hal ini berpengaruh pada kegiatan
perdagangan di berbagai daerah. Ada daerah-daerah yang meningkat kegiatan
perdagangan pada musim angin barat dan ada yang ramai perdagangannya ada
musim angin timur.
Pengaruh angin musim tersebut bukan hanya berpengaruh pada pelayaran
antar pulau, tetapi juga mempengaruhi pelayaran dari dan ke Indonesia pada masa
lampau. Letak Indonesia yang berada di antara Asia dan Australia telah
menyebabkan Indonesia menjadi jembatan penyebaran berbagai bangsa dijaman
prasejarah. Selain itu, letak indonesia juga berada di jalur perdagangan antara dua
pusat perdagangan internasional jaman kuno, yaitu India dan Cina. Karena letak
Indonesia diantara kedua pusat perdagangan tersebut maka berpengaruh pada
perkembangan sejarah kunonya.

2
B. Hubungan-Hubungan Pertama
Hingga saat ini perlu diakui bahwa tulisan yang khusus membahas tentang
sejarah kemaritiman awal untuk daerah Asia Selatan dan Asia Tenggara belum
pernah ada. Padahal kenyataannya historis menunjukkan bahwa sebagian pusat
politik selalu berkembang dari wilayah pantai. Langkanya tulisan yang mengupas
tentang sejarah kemaritiman itu barangkali berawal dari pemikiran tradisional
yang melihat Asia Selatan sebagai wilayah yang berbasis ekonomi pedesaan yang
konservatif atau hanya mampu mencukupi kebutuhan ekonomi sendiri.
Bagaimana halnya dengan Indonesia? Bukti arkeologi yang berasal dari masa
sebelum adanya tulisan mengisyarakatkan bahwa situs-situs awal yang
menunjukan di mulainya hidup menetap selalu di temukan di wilayah pantai.
Hasil penelitian situs sembiran, Bali, memperlihatkan bahwa permukiman di
wilayah ini telah berkembang sejak awal abad Masehi dan kemudian secara
berangsur-angsur berkembang ke daerah pedalaman.
Temuan lainnya yang menarik adalah seal yang dianggap menjadi alat tukar
masa lalu yang di temukan disejumlah situs arkeologi di Asia Tenggara dan
Semenanjung Tanah Melayu. Namun di Indonesia alat tersebut baru satu kali di
temukan dan yang menarik yaitu diduga merupakan jenis alat tukar disini adalah
gold eye-cover (kedok penutup mata dari bahan emas). Pada awal sejarah, ketika
tulisan baru di kenal dan hubungan dengan luar mulai terjalin secara intensif,
tampaknya pemukiman pantai masih terus berkembang meskipun kemudian
terjadi perubahan ke arah pedalaman. Misalnya kerajaan Tarumanegara,
meskipun sebagian besar prasastinya tersebar di daerah pedalaman, namun jalur-
jalur yang menghubungkankannya dengan daerah pantai cukup kuat.
Sejak jaman prasejarah, penduduk Indonesia adalah pelayar-pelayar yang
sanggup mengarungi lautan lepas. Lautan di sekitar dan di antara pulau-pulau
Indonesia tidak pernah menjadi penghalang, bahkan menjadi faktor pemersatu, itu
sebabnya ada hubungan antara India dan juga Cina. Berdasarkan penelitian
prasejarah, kita dapat mengetahui adanya peninggalan benda-benda prasejarah
yang mengandung ciri-ciri yang menunjukan adanya hubungan antara kepulauan
Indonesia dengan berbagai daerah Asia Tenggara. Khususnya nekara perunggu
telah menjadi sasaran penelitian banyak ahli.
J. C van Leur dan O.W.Wolters berpendapat bahwa hubungan dagang
anatara India dan Indonesia lebih dulu berkembang di banding hubungan dagang
antara Indonesia dan Cina. Mereka mengajukan dugaan bahwa hubungan dagang
antara india dan kepulauan Indonesia telah lama terjadi sebelum hal itu
disinggung dalam catatan sejarah. Ada pendapat bahwa perluasan perlayaran
perdagangan ke arah timur India karena diketahuinya angin musim yang baik
untuk berlayar menyebrangi samudra India ke timur dan sebaliknya.
Menurut kisahnya, seorang nahkoda yang bernama Hippalos adalah orang
“barat pertama” yang menemukaan. Sebelum penemuan tersebut, kapal-kapal

3
menyusuri pantai dalam pelayaran mereka menuju timur. Pengetahuan mengenai
angin musim pada abad-abad 1 masehi bertepatan pula dengan mulai dibuatnya
kapal-kapal yang cukup besar untuk pelayaran jarak jauh. Dalam meneliti masa
awal pelayaran ke arah timur India, dan khususnya ke Indonesia, para sarjana
barat pada umumnya lebih banyak menyoroti peran pelaut Barat, Arab, India,
dan Cina. Hal ini tidak mengherankan karena sesuai dengan data-data yang
tampil dalam sumber-sumber yang mereka gunakan.
Kesulitan untuk mengetahui keadaan awal hubungan antara Indonesia dengan
India disebabkan tidak tepatnya sumber-sumber yang dapat memberikan
keterangan yang jelas. Sumber-sumber tertulis dari zaman itu yang berasal dari
Indonesia tidak ada karena menurut hasil penelitian para ahli, tulisan yang
kemudian umum di gunakan di Indonesia justru berasal dari tulisan India.
Beberapa bukti Beberapa bukti mengenai hubungan India – Indonesia :
 Kitab Jataka
Mengenai kelahiran sang Budha Sidharta Gautama, dalam kitab tersebut
disebut sebut sebuah negeri yaitu Suvarnabhumi atau Sumatera. Suvarnabhumi
berarti negeri emas.
 Kitab Ramayana
Menceritakan kisah Rama- Shita yang menyebut-nyebut beberapa negeri
yaitu Yavadwipa adalah Pulau Jawa dan Swarnadwipa adalah Sumatra. Dua
pulau tersebut juga dijuluki dengan sebutan pulau perak dan emas.
Adanya nama-nama Yawadwipa dan Suwarnadwipa dalam kitab-kitab
tersebut menyebabkan beberapa ahli banyak bertumpu pada kitab-kitab tadi
dalam usaha mereka untuk mengungkapkan masa awal kedatangan pengaruh
India di Indonesia.
 Kitab Mahaniddesa
Salah satu hasil sastra India yang dianggap oleh para ahli lebih dipercaya
adalah kitab Mahaniddesa. Levi berpendapat bahwa keterangan geografis
mengenai beberapa tempat di Timut Jauh yang terdapat didalamnya
mencerminkan perbendaharaan pengetahuan di India.
 Kitab Periplous Tes Erythras Thaleses
Kitab ini adalah kitab yang sering dikaji oleh para peneliti, karena kitab ini
berisi tentang pedoman untuk berlayar di lautan Erythrasa di samudra India.
Kitab ini ditulis oleh seorang nahkoda Yunani-Mesir yang biasa mengadakan
perlayaran ke Asia Barat dan India.
Walaupun keterangan Periplous mengenai keadaan geografi timur India tidak
jelas, tetapi menurut Whetley keterangannya mengenai cara-cara berdagang di
daerah timur India cukup bernilai.

4
 Kitab Geographike Hyphegesis
Kitab ini adalah kitab petunjuk membuat peta yang telah disusun oleh orang
Yunani yang bernama Claudius Ptolomaeus. Dalam kitab ini, dapat ditemui
nama-nama tempat yang berhubungan dengan logam mulia, yaitu emas dan
perak.

C. Hubungan Dagang dengan India dan Cina


Telah diterangkan bahwa sejak zaman prasejarah di kesatuan wilayah Asia T
enggara telah terjadi lalu lintas pertukaran barang. Hubungan ini adalah salah satu
benang merah pemersatu wilayah Asia Tenggara. Dapat diduga bahwa perdagang
an dengan India bertumpu pada pola-pola perdagangan regional yang telah lama b
erkembang.
Kehadiran orang-orang India di Asia Tenggara yang ternyata besar pengaruh
nya pada perkembangan budaya wilayah ini telah lama menjadi perhatian para pe
neliti. Khususnya dalam hubungan penelitian proses peng-Indian Asia Tenggara.
Dalam hubungan ini berbagai teori telah di ajukan. Jika kita berpegang pada moti
vasi yang mendorong orang-orang India datang di Asia Tenggara, yaitu berdagan
g dan hal ini berarti mencari keuntungan, frekuensi kunjungan mereka dan jumlah
mereka tergantung dari perkembangan perdagangannya. Tentunya perdagangan it
u telah tumbuh tahap demi tahap.
Seperti yang telah di sebutkan, ada pertanyaan mengenai sebab para pedagan
g India pada suatu saat lebih menaruh minat pada daerah Timur, khususnya Asia
Tenggara. Coed`es memberi penjelasan bahwa pada awal tarikh Masehi, India ke
hilangan sumber emas yang utama. Sumber emas itu ialah Siberia. Dimasa
sebelumnya emas didatangkan dari Siberia melalui Baktira, akan tetapi bangsa
penduduk Asia Tengah memutuskan jalan-jalan dari utara. Sebagai gantinya,
India menginpor emas dari dalam jumlah besar dari kerajaan Romawi. Namun hal
ini di anggap membahayakan ekonomi negara sehingga dihentikan. Mungkin
keadaan ini mendorong para pedagang India untuk mencari emas di daerah lain.
Hal ini menarik bahwa tempat di timur India dikenal dengan nama-nama yang
mengandung arti emas dan perak.
Menurut van Leur barang-barang yang didagangkan dalam pasar internasiona
l adalah barang-barang yang bernilai tinggi. Misalnya, logam mulia, perhiasan, be
rbagai jenis tenunan, dan barang-barang pecah belah di samping bahan-bahan bak
u yang di perlukan untuk berbagai bahan kerajinan. Selain itu, juga bahan-bahan r
amuan untuk wangi-wangian dan obat. Jelas bahwa barang-barang tersebut meme
rlukan masyarakat dengan taraf perkembangan tertentu sebagai konsumen.
Awal peningkatan hubungan dagang antara indonesia dan India yang tidak da
pat di nyatakan dengan angka tahun yang pasti, dan mungkin bersamaan dengan k
urun waktu masa perluasan kekuasaan Kerajaan Cina kedaerah Tongkin Vietnam.

5
Perluasan kekuasaan Kerajaan Cina tersebut membawa kekuasaan itu kedalam ka
wasan Asia Tenggara meskipun raja-raja cina tidak pernah minat karena mengang
gap bahwa Asia Tenggara belum beradab. Sebenarnya perdagangan dengan neger
i asing yang dilakukan oleh Cina sejak berabad-abad sebelum masehi adalah perd
agangan dengan Asia Barat.
Selanjutnya kita lihat sejenak bagaimana keterangan yang bersumber dari
negeri Cina. Menurut perkiraan, hubungan Indonesia dengan Cina pada masa itu
merupakan hubungan langsung antara kedua negara. Atau dapat pula hubungan
itu merupakan pelayaran yang lebih luas antara Asia Barat dengan Cina. Menurut
O.W. Wolter, pelayaran dagang melalui perairan laut Cina Selatan pertama kali
terjadi pada kurun waktu antara abad ke-3 dan ke-5 tarikh Masehi. Walaupun
demikian bukti-bukti yang pasti menunjukkan bahwa pelayaran itu mulai terjadi
pada permulaan abad ke-5. Hal itu dapat diikuti dalam uraian berikut:
1. Perjalanan Fa-hsien
Fa-hsien adalah seorang pendeta agama Budha. Ia berlayar mengarungi
perairan Asia Tenggara sepulangnya dari tempat suci agama Buddha di India.
Pengalaman yang diperoleh dalam perjalanannya itu ia catat dan kemudian
dikumpulkan dalam sebuah buku yang diberi judul:  "A Record of the Buddhist
Religion as practised in Indiaa and the Malay archipelago".
Dalam catatannya ia katakan, bahwa kapal layarnya terdampar di sebuah
pulau bernama ja-ra-di (= Jawadwipa) atau pulau Jawa. Ditambahkannya pula
bahwa penduduk setempat banyak yang menganut agama Brahma dan beberapa
orang memeluk agama Budha. Selain dari itu banyak orang memeluk agama
berhala.
 2. Perjalanan Gunawarman
Gunawarman adalah seorang pendeta Budha. Ia mengadakan pelayaran
langsung dari Indonesia ke negeri Cina. Menurut keterangan yang bersumber
kepada berita Cina, Gunawarman bertolak dari sebuah tempat yang disebut She-
p’o. Nama tersebut sering diidentikkan dengan pulau Jawa.
Menurut O.W. Wolter, hubungan yang terjadi antara Indonesia dengan Cina
tidaklah selalu dalam hubungan dagang. Tetapi juga hubungan tersebut terjadi
dalam hal yang bersifat keagamaan. Hal itu terbukti seperti kemukakan dalam
salah satu surat yang disampaikan kepada kaisar Cina yang isinya berupa
penghargaan kepadanya. Penghargaan itu berisikan pujian karena kaisar telah
berjasa dalam pengembangan agama Buddha.
Dari uraian di atas dapat ditegaskan, bahwa sebelum abad ke-5 bangsa
Indonesia telah memasuki percaturan dunia perdagangan dengan bangsa Cina di
daratan Asia. Adapun barang-barang yang diperdagangkan antara lain berupa:
kemenyan, kayu cendana, kapur barus, rempah-rempah, bermacam-macam hasil
kerajinan dan binatang.

6
Hubungan dagang antara Indonesia sampai ke Cina, tentu tidak hanya
menyebabkan orang-orang Indonesia sampai ke Cina, tetapi juga sebaliknya.
Walaupun pada masa itu sudah dapat diadakan pelayaran langsung dari Indonesia
ke Cina, namun kunjungan tersebut masih sangatlah jarang. Namun sebaliknya,
orang-orang Cina semakin banyak mengunjungi Indonesia.
Hubungan Indonesia dengan India dan Cina telah menempatkan Indonesia di
gelanggang perdagangan internasional kuno. Akan tetapi pengaruh India dan
Cina pada perkembangan sejarah Indonesia di zaman kuno berbeda. Hubungan
dagang Indonesia dengan India dan Cina menyebabkan terjadinya perubahan-
perubahan dalam bentuk tata negara di sebagian daerah Indonesia. Pengaruh
masuknya budaya Indiake Indonesia lebih besar dibandingkan dengan Cina.
D. Proses Masuknya Pengaruh Budaya India
Pengaruh Hindu-Budha di Indonesia terlihat dari berbagai macam
peninggalan-peninggalan, yang hampir tersebar disetiap pulau di Indonesia yang
kini menjadi kebanggaan tersendiri bagi bangsa ini. Kerajaan Hindu-Budha
merupakan cikal bakal terbentuknya bangsa ini. Dengan hadirnya kebudayaan
India di Indonesia, membuat banyak sekali aspek yang dipengaruhi oleh budaya
India seperti seni, agama, tradisi, bangunan dan lain sebagainya.
Menurut Krom, orang tidak perlu membayangkan suatu peradaban yang luar
biasa, yang dapat berdiri berhadapan setaraf dengan peradaban Hindu. Akan
tetapi, jelas bahwa mereka (orang Hindu) tidak tiba di tengah-tengah orang
biadab. Namun Leur Van menganggap pernyataan Krom tersebut karena
dianggap sangat negatif. Selanjutnya ia mengatakan bahwa kunci untuk dapat
menilai dengan tepat pengaruh budaya Hindu di Indonesia adalah dengan
memperkiraan secara tepat tentang arti peradaban kuno Indonesia dalam arti
seluas-luasnya.
Proses masuknya pengaruh budaya India pada umumnya disebut
penghinduan oleh para peneliti. Istilah tersebut harus digunakan dengan hati-hati
karena bukan hanya pengaruh Hindu, tetapi juga pengaruh agama Budha.
Hubungan dagang antara orang Indonesia dengan India telah mengakibatkan
masuknya pengaruh budaya India dalam budaya Indonesia. Para peneliti
berpendapat bahwa hasil pokok pendapat bertolak pada dua anggapan. Pendapat
yang pertama menganggap bahwa Bangsa Indonesia berlaku pasif dalam proses
tersebut. Sedangkan pendapat yang kedua beranggapan bahwa Bangsa Indonesia
memberikan peran aktif dalam proses tersebut.
Dari dua pendapat tersebut, maka muncullah lima teori tentang proses
masuknya budaya India ke Indonesia. Tiga teori yang menganggap indonesia
berperan pasif dan dua teori yang menganggap Indonesia berperan akif dalam
proses tersebut. Berikut teori yang menganggap Bangsa Indoneisa berperan pasif:
 Teori Brahmana

7
Teori ini dikemukakan oleh Van Leur. Ia mengemukakan bahwa para kaum
brahmana diundang datang ke Nusantara karena ketertarikan raja-raja dengan
ajaran agama Hindu dan Buddha. Sehingga raja-raja tersebut mendatangkan para
kaum brahmana untuk mengajarkan agama tersebut kepada raja dan rakyatnya.
 Teori Waisya
Dikemukakan oleh N.J.Krom yang menyebutkan bahwa para pedagang yang
beragama Hindu dan Budhalah penyebar agama tersebut di Nusantara. Karena
perdagangan pada jaman dahulu menggunakan jalur laut dan bergantung pada
angin, ketika para pedagang ini menetap di Nusantara, mereka memperkenalkan
agama dan kepercayaannya kepada masyarakat.
 Teori Ksatria
Pada jaman masuknya Hindu-Budha ke Nusantara, di daratan India dan
China sedang berlangsung perang saudara. Raja-raja yang kalah peperangan
melarikan diri ke Nusantara untuk berlindung. Lambat laun mereka mendirikan
kerajaan di Nusantara dengan corak-corak yang berhubungan dengan agama
Hindu atau Budha yang sebelumnya mereka anut. Teori ini dikemukakan
oleh C.C. Berg, Mookerij, J.C. Moens.
Berikut teori yang menganggap Bangsa Indonesia berperan aktif:
 Teori Arus Balik
Teori ini berasumsi bahwa perkembangan ajaran Hindu dan Budha yang
pesat di India, kabarnya sampai terdengar sampai ke Nusantara, dan kemudian
menarik minat para kaum terpelajar di Nusantara untuk berguru ke India. Setelah
mereka berguru dan pulang ke Nusantara, mereka mulai menyebarkan agama
baru yang mereka pelajari disana sebagai pemuka agama dan pendeta. Teori ini
dikemukakan oleh F.D.K Bosch.
 Teori Sudra
Para budak dari India dan China datang ke Nusantara karena dibawa oleh
pemiliknya, karena mereka mencari kehidupan yang lebih baik. Pada saat mereka
menetap di Nusantara, mereka berasimilasi dan berakulturasi dengan penduduk
sekitar. Hal tersebut membawa perubahan pada penduduk yang pada awalnya
memeluk Animisme dan Dinamisme, berganti memeluk agama Hindu atau
Budha. Teori ini dikemukakan oleh van Faber.
Sudah jelas bahwa agama Hindu adalah agama yang menerapkan sistem
kasta. Namun menurut Bosch, Bangsa Indonesia melaksanakan teori tersebut,
tetapi tidak memindahkan wujudnya yang telah tercipta dalam perkembangannya
di India.

Beberapa bidang yang terpengaruh oleh kebudayaan India:


 Bidang kepercayaan atau agama

8
Sebelum budaya India masuk, di Indonesia telah berkembang kepercayaan
yang berupa pemujaan terhadap roh nenek moyang. Kepercayaan itu bersifat
Animisme dan Dinamisme. Dengan masuknya kebudayaan India, penduduk
Nusantara secara berangsur-angsur memeluk agama Hindu dan Budha, diawali
oleh lapisan elite para raja dan keluarganya. Agama Hindu dan Budha yang
berkembang di Indonesia sudah mengalami perpaduan dengan kepercayaan
Animisme dan Dinamisme, atau dengan kata lain mengalami Sinkritisme.
Sinkritisme adalah bagian dari proses akulturasi, yang berarti perpaduan dua
kepercayaan yang berbeda menjadi satu.
 Bahasa
Wujud akulturasi dalam bidang bahasa, dapat dilihat dari adanya penggunaan
bahasa Sansekerta yang dapat ditemukan sampai sekarang. Banyak penemuan-
penemuan prasasti yang menggunakan bahasa Sansekerta. Contohnya adalah
prasasti yupa dari kerajaan Kutai.
 Organisasi sosial kemasyarakatan
Hal ini dapat dilihat dalam organisasi politik yaitu sistem pemerintahan yang
berkembang di Indonesia setelah masuknya pengaruh India. Pemerintahan Raja di
Indonesia ada yang bersifat mutlak dan turun-temurun seperti di India dan ada
juga yang menerapkan prinsip musyawarah.
 Bidang Sosial
Dalam bidang sosial terjadi perubahan-perubahan dalam tata kehidupan
sosial masyarakat. Perubahan itu terjadi sebagai akibat diperkenalkannya sistem
kasta dalam masyarakat. Kasta-kasta itu diantaranya kasta brahmana, kasta
ksatria, kasta waisya, dan kasta sudra.
 Sistem pengetahuan
Wujud akulturasi dalam bidang pengetahuan, salah satunya yaitu perhitungan
waktu berdasarkan kalender tahun saka, tahun dalam kepercayaan Hindu.
Menurut perhitungan satu tahun Saka sama dengan 365 hari dan perbedaan tahun
saka dengan tahun masehi adalah 78 tahun sebagai contoh misalnya tahun saka
654, maka tahun masehinya 654 + 78 = 732 M.
 Teknologi
Teknologi yang terlihat adalah dalam seni bangunan Candi. Seni bangunan
Candi tersebut memang mengandung unsur budaya India tetapi keberadaan candi-
candi di Indonesia tidak sama dengan candi-candi yang ada di India, karena candi
di Indonesia hanya mengambil unsur teknologi pembuatannya melalui dasar-
dasar teoritis yang tercantum dalam kitab Silpasastra yaitu sebuah kitab pegangan
yang memuat berbagai petunjuk untuk melaksanakan pembuatan arca dan
bangunan. Contoh candi Borobudur salah satu dari 7 keajaiban dunia dan
merupakan salah satu peninggalan kerajaan Mataram. Itu membuktikan

9
masyarakat telah memiliki pengetahuan dan teknologi yang tinggi.
 Kesenian
Wujud akulturasi dalam bidang kesenian terlihat dari seni rupa, seni sastra,
seni bangunan dan seni pertunjukan:
a. Seni rupa
Unsur seni rupa India telah masuk ke Indonesia dibuktikan dengan
ditemukannya relief-relief cerita sang Budha pada candi Borobudur, cerita
Ramayana pada candi Prambanan.
b) Seni sastra
Bahasa Sanskerta yang berasal dari India tersebut membawa pengaruh besar
terhadap perkembangan sastra di Indonesia, seperti prasasti yang ditulis dengan
huruf Pallawa dan Sanskerta. Tidak hanya itu kitab-kitab yang dibuat pada zaman
tersebut juga memiliki nilai sastra yang tinggi.
c) Seni bangunan
Yang menjadi bukti berkembanngnya budaya India di Indonesia adalah
bangunan candi. Dasar bangunan candi merupakan hasil pembangunan bangsa
Indonesia pada zaman megalitikum yang berupa punden berundak-undak
kemudian mendapat pengaruh dari kebudayaan India sehingga menjadi wujud
sebuah candi.
d)     Seni Pertunjukan
Wayang Seni pertunjukan wayang merupakan salah satu kebudayaan asli
Indonesia dan pertunjukan wayang tersebut sangat digemari terutama oleh
masyarakat Jawa. Wujud akulturasi dalam pertunjukan wayang tersebut terlihat
dari pengambilan lakon cerita dari kisah Ramayana maupun Mahabarata yang
berasal dari budaya India.

10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Keadaan geografis Indonesia yang sangat strategis, menyebabkan Indonesia
terlibat langsung dalam perdagangan internasional kuno dengan India dan Cina.
Barang-barang yang diperdagangkan adalah barang-barang yang bernilai tinggi
seperti logam mulia, perhiasan, berbagai jenis tenunan, dan barang-barang pecah bela
h. Hubungan Indonesia dengan India dan Cina, menyebabkan masuknya budaya luar
masuk ke Indonesia. Budaya Indialah yang paling memberikan pengaruh besar
terhadap tata kemasyarakatan di Indonesia. Walaupun Cina juga melakukan kontak
langsung dengan Indonesia, namun Cina tidak memberikan perubahan yang besar
bagi Indonesia.
Masuknya budaya India ke Indonesia di tandai dengan mulai masuknya agama
Hindu-Budha, lalu diikuti oleh berbagai tradisi dan kebiasaan India yang di
akulturasikan dengan budaya asli Indonesia. Selain itu, masuknya budaya India juga
mempengaruhi sistem politik, sosial, teknologi, bahasa, dan kesenian.
B. SARAN

11
DAFTAR PUSTAKA

Djoned Poesponogoro, Marwati dan Nugroho Notosusanto.2008. Sejarah Nasional


Indonesia II. Jakarta:Balai Pustaka

12

Anda mungkin juga menyukai