Anda di halaman 1dari 12

DAMPAK GLOBALISASI MEDIA TERHADAP SENI DAN BUDAYA INDONESIA

Oleh :
Sigit Surahman
Universitas Serang Raya
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jl. Raya Cilegon – Serang Km. 5, Drangong, Serang – Banten.
saleseven@gmail.com

ABSTRAK
Globalisasi media berdampak terhadap perkembangan seni budaya Indonesia. Globalisasi
teknologi komunikasi hadir di tengah-tengah masyarakat dan memengaruhi cara pandang dan
perilaku manusia. Globalisasi media merupakan perkembangan yang tidak dapat dipisahkan
karena kehadirannya mampu melengkapi. Perkembangan media ini semakin pesat dan
canggih seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi saat ini. Dampak perkembangan
teknologi dan media ini memengaruhi seni budaya dan perilaku masyarakat atau bangsa
Indonesia. Analisis deskriptif kualitatif merupakan metode pengkajian yang digunakan
dengan tujuan mengungkap fakta, keadaan, fenomena. Variabel dalam penelitian ini adalah
globalisasi media, dan seni budaya Indonesia. Dengan menggunakan analisis deskriptif
kualitatif pengkajian ini mengungkap pengaruh dampak perkembangan globalisasi teknologi
terhadap seni budaya Indonesia.
Kata Kunci: globalisasi, seni budaya, media, indonesia

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
masyarakat. Melalui media yang kian
Globalisasi merupakan suatu fenomena terbuka dan terjangkau, masyarakat menerima
khusus dalam peradaban manusia yang berbagai informasi tentang peradaban baru yang
bergerak terus menerus dalam masyarakat datang dari seluruh penjuru dunia. Padahal, kita
global dan merupakan bagian dari proses menyadari belum semua warga negara mampu
manusia global itu. Kehadiran teknologi menilai sampai dimana kita sebagai bangsa
informasi dan teknologi komunikasi berada. Misalnya, banjir informasi dan budaya
mempercepat akselerasi proses globalisasi ini. baru yang dibawa media baik media cetak
Globalisasi menciptakan berbagai tantangan maupun media elektronik tak jarang teramat
dan permasalahan baru yang harus dijawab, asing dari sikap hidup dan norma yang
dipecahkan dalam upaya memanfaatkan berlaku di Indonesia.
globalisasi untuk kepentingan kehidupan. Globalisasi memiliki banyak
Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa penafsiran dari berbagai sudut pandang.
globalisasi kini menjadi satu kata yang santer Sebagian orang menafsirkan globalisasi
terdengar di seluruh dunia sejak awal abad sebagai proses pengecilan dunia atau
21. Pro–kontra pun selalu mewarnai menjadikan dunia sebagaimana layaknya
perjalanan globalisasi sebagai sebuah sebuah perkampungan kecil. Sebagian lainnya
fenomena. Perubahan yang terjadi secara menyebutkan bahwa globalisasi adalah upaya
menyeluruh, dirasakan secara kolektif, dan penyatuan masyarakat dunia dari sisi gaya
mempengaruhi banyak orang (lintas wilayah, hidup, orientasi, dan budaya. Pengertian lain
lintas negara, lintas budaya) yang dari globalisasi seperti yang dikatakan oleh
mempengaruhi gaya hidup dan lingkungan Barker (2004) adalah bahwa globalisasi
kita. Dunia memang selalu berubah dan merupakan koneksi global ekonomi, sosial,
globalisasi adalah dunia yang terhubung budaya dan politik yang semakin mengarah
(connected world) seolah tanpa ada batasnya; ke berbagai arah di seluruh penjuru dunia dan
atau meminjam istilahnya McLuhan sebagai merasuk ke dalam kesadaran kita.
global village (Fakih, 2006; McLuhan, 1994). Konsep akan globalisasi menurut
Globalisasi pada hakikatnya ternyata Robertson (1992), mengacu pada
telah membawa nuansa budaya dan nilai yang penyempitan dunia secara insentif dan
mempengaruhi selera dan gaya hidup
peningkatan kesadaran kita akan dunia, B. Rumusan Masalah
yaitu semakin meningkatnya koneksi global
Agar pokok pembahasan tidak
dan pemahaman kita akan koneksi tersebut.
terlalu melebar maka penulis merumuskan
Penyempitan dunia dapat dipahami dalam
masalah sebagai berikut :
konteks institusi modernitas dan
Globalisasi dalam perkembangannya
intensifikasi kesadaran dunia dapat
menimbulkan berbagai
dipersepsikan refleksif dengan lebih baik
masalah dalam bidang
secara budaya.
kebudayaan,misalnya :
a. Mulai menipis dan hilangnya budaya-
budaya asli suatu Negara atau suatu
daerah,

29
30 Jurnal Komunikasi, Volume 2, Nomor 1, Jan - April 2013, halaman 29 - 38

b. Terjadinya erosi nilai-nilai budaya, alat komunikasi membuat globalisasi


c. Menurunnya rasa kepercaayaan diri semakin pesat pula (Briggs dan Burke,
akan budaya bangsa sendiri, 2006).
d. Menipisnya gaya hidup ketimuran Globalisasi merupakan
atau meningkatnya gaya hidup kecenderungan masyarakat untuk menyatu
kebarat-baratan. dengan dunia, terutama di bidang ilmu
pengetahuan, teknologi, dan media
C. Tujuan komunikasi massa. Selain itu, para
1. Mengetahui pengaruh globalisasi cendekiawan Barat mengatakan bahwa
terhadap eksistensi kebudayaan globalisasi merupakan suatu proses
daerah. kehidupan yang serba luas, tidak terbatas,
2. Untuk meningkatkan kesadaran dan merangkum segala aspek kehidupan,
masyarakat untuk menjunjung tinggi seperti politik, sosial, dan ekonomi yang
kebudayaan bangsa sendiri karena dapat dinikmati oleh seluruh umat manusia
kebudayaan merupakan jati diri di dunia.
Mengingat bahwa dunia ditandai oleh
bangsa.
kemajemukan (pluralitas) budaya maka
D. Metode Penelitian globalisasi sebagai prosesjuga ditandai sebagai
suatu peristiwa yang terjadi di seluruh dunia
Metode yang digunakan dalam secara lintas budaya yang sekaligus
penyusunan makalah ini adalah metode mewujudkan proses
Studi Kepustakaan baik dari buku, jurnal, saling memengaruhi antarbudaya.
ataupun referensi lain yang mendukung Pertemuan antarbudaya itu tidak selalu
penelitian. berlangsung sebagai proses dua arah yang
berimbang, tetapi dapat juga sebagai
PEMBAHASAN proses dominasi budaya yang satu
A. Globalisasi Media terhadap lainnya. Misalnya pengaruh
Melihat dari besarnya peran media
budaya Barat lebih kuat terhadap budaya
massa dalam mempengaruhi pemikiran
di negara Timur.
khalayaknya, tentulah perkembangan media B. Pengertian Budaya
massa di Indonesia pada masa akan datang yang
tidak mungkin bisa terbendung lagi. Globalisasi Budaya atau kebudayaan berasal
media massa merupakan proses yang terjadi dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah,
secara natural. Globalisasi membuat perbedaan yang merupakan bentuk jamak dari buddhi
yang ada antarnegara dalam dimensi ruang, (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal
waktu dan kebudayaan semakin berkurang. yang berkaitan dengan budi dan akal
Proses globalisasi sudah terjadi sejak manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan
masuknya agama hindu, budha atau islam ke disebut culture, yang berasal dari kata Latin
nusantara, proses ini bisa dimaknai sebagai Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan.
salah satu bentuk globalisasi. Pada masa itu Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah
sekat-sekat yang membatasi wilayah dan atau bertani. Kata culture juga kadang
kebudayaan nusantara terbuka dan pada diterjemahkan sebagai “kultur” dalam
akhirnya terjadi alkulturasi budaya dengan bahasa Indonesia.
nilai-nilai yang ada pada agama-agama tersebut. Sebagai pengetahuan, kebudayaan
Akan tetapi, pada konteks globalisasi dalam merupakan suatu satuan ide yang ada dalam
dunia komunikasi, globalisasi bertumbuh kepala manusia dan bukan merupakaan suatu
seiring sejalan dengan perkembangan teknologi gejala yang terdiri atas kebiasaan dan hasil
informasi dan teknologi komunikasi. Dengan kelakuan manusia. Kebudayaan terdiri atas
kata lain, pesatnya pertumbuhan serangkaian nilai-nilai, norma-norma dan
larangan-larangan untuk melakukan suatu
tindakan dalam
Sigit Surahman, Dampak Globalisasi Media Terhadap Seni dan Budaya Indonesia 31
menghadapi suatu lingkungan social dan negara maju dan bukan negara-negara
kebudayaan. berkembang seperti Indonesia. Negara-negara
maju lebih memiliki dan mampu menggerakkan
C. Globalisasi dan Budaya komunikasi internasional. Akibatnya, negara-
Masyarakat Indonesia adalah negara berkembang, seperti Indonesia
masyarakat yang majemuk dalam berbagai hal, mengalami kekhawatiran besar dengan adanya
seperti keanekaragaman budaya, arus globalisai dalam berbagai bidang seperti
ekonomi, sosial, politik, budaya, termasuk
lingkungan alam, dan wilayah geografisnya.
kesenian kita. Bukan hanya itu saja, kemajuan
Keanekaragaman masyarakat Indonesia ini
teknologi informasi pada masa sekarang ini
dapat dicerminkan juga dalam
telah cepatnya merubah kebudayaan Indonesia
berbagai ekspresi kesenian. Dapat dikatakan
menjadi kian merosot. Sehingga menimbulkan
pula bahwa berbagai kelompok masyarakat di
berbagai opini yang tidak jelas, yang nantinya
Indonesia bisa dan mampu mengembangkan
akan melahirkan sebuah kebingungan ditengah-
keseniannya yang sangat khas. Kesenian
tengah berbagai perubahan yang berlangsung
yang dikembangkannya itu menjadi model-
begitu rumitnya dan menimbulkan
model pengetahuan dalam masyarakat.
Salah satu aspek yang terpengaruh kebingungan-kebingungan bagi
adalah kebudayaan. Terkait dengan masyarakatnya sendiri.
kebudayaan, kebudayaan dapat diartikan Proses komunikasi dan transportasi
sebagai nilai-nilai (values) yang dianut oleh internasional telah menghilangkan batas-
masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh batas budaya setiap bangsa. Kebudayaan
warga masyarakat terhadap berbagai banyak setiap bangsa cenderung mengarah kepada
hal. Atau kebudayaan juga dapat didefinisikan globalisasi dan menjadi peradaban dunia
sebagai wujudnya, yang mencakup gagasan sehingga melibatkan manusia secara
atau ide, kelakuan dan hasil kelakuan menyeluruh.
(Koentjaraningrat:2002), dimana hal-hal Proses saling mempengaruhi adalah
tersebut terwujud dalam kesenian tradisional gejala yang wajar dalam interaksi antar
kita. Sebagai salah satu hasil pemikiran dan masyarakat. Melalui interaksi dengan berbagai
penemuan seseorang adalah kesenian, yang masyarakat lain, bangsa Indonesia ataupun
merupakan subsistem dari kebudayaan. Bagi kelompok-kelompok masyarakat yang
bangsa Indonesia aspek kebudayaan merupakan mendiami indonesia telah mengalami proses
salah satu kekuatan bangsa yang memiliki dipengaruhi dan mempengaruhi. Kemampuan
kekayaan nilai yang beragam, termasuk untuk berubah merupakan sifat yang penting
keseniannya. Kesenian rakyat, salah satu bagian dalam kebudayaan manusia. Tanpa itu
dari kebudayaan bangsa Indonesia tidak luput kebudayaan tidak mampu menyesuaikan diri
dari pengaruh globalisasi. dengan keadaan yang senantiasa berubah
Dengan adanya globalisasi dalam danpada hakekatnya bangsa Indonesia dan
kebudayaan, maka tidak bisa dielakkan lagi bangsa-bangsa lain, berkembang karena adanya
perkembangan budaya yang semakin cepat. pengaruh-pengaruh dari negara luar.
Globalisasi telah menimbulkan percepatan D. Penyebaran Budaya Dunia
dan kemudahan dalam memperoleh akses
berkomunikasi dan mendapatkan informasi Globalisasi merupakan sebuah gejala
apapun. Tak pelak semua ini justru menjadi tersebarnya nilai-nilai dan budaya tertentu
bumerang tersendiri dan menjadi suatu keseluruh dunia. Cikal bakal dari persebaran
masalah yang paling krusial dalam budaya dunia ini dapat ditelusuri dari
globalisasi. perjalanan para penjelajah Eropa Barat ke
Kenyataannya bahwa memang benar berbagai tempat di dunia ini ( Lucian W. Pye,
hingga saat ini perkembangan ilmu 1966 ).
pengertahuan lebih didominasi oleh negara-
32 Jurnal Komunikasi, Volume 2, Nomor 1, Jan - April 2013, halaman 29 - 38

Dengan berkembangnya teknologi pikiran , yaitu semakin kita


komunikasi, maka kontak budaya tidak lagi menjadi universal, maka
perlu melalui kontak fisik secara langsung. Hal tindakan kita semakin
ini karena kontak melalui media telah sangat menjadi kesukuan atau lebih
memungkinkan. Karena kontak ini tidak berorientasi ‘kesukuan’ dan
bersifat fisik dan individual, maka ia bersifat berpikir secara lokal, namun
massal yang melibatkan sejumlah besar orang bertindak global”.
(Josep Klapper, 1990). Yang dimaksudkan Naisbitt disini
Dalam prosesnya banyak warga adalah bahwa kita harus berkonsentrasi kepada
masyarakat yang terlibat dalam proses hal-hal yang bersifat etnis, yang hanya dimiliki
komunikasi global tersebut, dan dalam oleh kelompok atau masyarakat itu sendiri
waktu yang bersamaan hal ini berarti sebagai modal pengembangan ke dunia
banyak pula masyarakat yang menjadi Internasional. Dengan demikian, berpikir lokal,
exposed terhadap informasi, dan terkena
bertindak global, seperti yang dikemukakan
dampak komunikasi tersebut. Sangat tidak
Naisbitt di atas, dapat diletakkan dan
mengherankan bila arus globalisasi
diposisikan pada masalah-masalah kesenian di
berlangsung dengan cepat dan bersifat
Indonesia sebagai kekuatan yang penting dalam
massal, sejalan dengan perkembang
era globalisasi ini.
teknologi komunikasi modern. Keunggulan
media massa, baik cetak maupun elektronik, E. Kondisi Kesenian dan
adalah bahwa media tersebut mampu Kebudayaan di Era Glogalisasi
menyuguhkan gambar-gambar secara jelas
dan terinci kepada para pemakainya. Arus globalisasi membuat
Sikap yang dapat muncul dari sini perubahan budaya terjadi di dalam
adalah sikap yang memandang secara kritis apa masyarakat tradisional, yaitu perubahan
yang mereka miliki dan bagaimana dari masyarakat tertutup menjadi
mengimbanginya dengan nilai-nilai budaya masyarakat yang lebih terbuka. Ilmu
lokal, termasuk sikap kritis dari bangsa pengetahuan dan teknologi telah mengubah
Indonesia sendiri terhadap apa yang sudah dunia secara mendasar. Komunikasi dan
dimiliki. Terkait dengan globalisasi, mitos yang sarana transportasi internasional telah
hidup selama ini tentang globalisasi adalah menghilangkan batas-batas budaya setiap
bahwa proses globalisasi akan membuat dunia bangsa.
seragam. Proses globalisasi akan menghapus Sekarang ini setiap hari kita bisa
identitas dan jati diri. Kebudayaan lokal atau menyimak tayangan film di tv yang bermuara
etnis akan ditelan oleh kekuatan budaya besar dari negara-negara maju seperti Amerika
atau kekuatan budaya global. Serikat, Jepang, Korea, dll melalui stasiun
Anggapan atau jalan pikiran di atas televisi di tanah air. Belum lagi siaran tv
tersebut tidak sepenuhnya benar. Kemajuan internasional yang bisa ditangkap melalui
teknologi komunikasi memang telah parabola yang kini makin banyak dimiliki
membuat batas-batas dan jarak menjadi masyarakat Indonesia. Sementara itu, kesenian-
hilang dan tak berguna. kesenian populer lain yang tersaji melalui kaset,
“John Naisbitt (1988) dalam vcd, dan dvd yang berasal dari manca negara
bukunya yang berjudul pun makin marak kehadirannya di tengah-
Global Paradox tengah kita. Hal ini tampak jelas sebagai bukti
memperlihatkan hal yang betapa negara-negara penguasa teknologi
bersifat paradoks dari berhasil memegang kendali dalam globalisasi
fenomena globalisasi. budaya khususnya di negara ke tiga.
Naisbitt (1988) mengemukakan Kondisi ini sedikit banyak semakin
pokok-pokok membuat tersisihnya kesenian tradisional
Sigit Surahman, Dampak Globalisasi Media Terhadap Seni dan Budaya Indonesia 33
Indonesia dari kehidupan masyarakat Indonesia ini memberikan pengaruh terhadap
sendiri. Bentuk-bentuk ekspresi kesenian etnis masyarakat. Selain itu, aparat pemerintah
Indonesia, baik yang rakyat maupun istana, nampaknya lebih mengutamakan atau
selalu berkaitan erat dengan perilaku ritual memprioritaskan segi keuntungan ekonomi
masyarakat pertanian. Dengan datangnya (bisnis) ketimbang segi budayanya,
perubahan sosial yang hadir sebagai akibat sehingga kesenian rakyat semakin tertekan
proses industrialisasi dan sistem ekonomi pasar, lagi.
dan globalisasi informasi, maka kesenian kita Sesungguhnya, bagi kesenian rakyat
pun mulai bergeser ke arah kesenian yang Indonesia, kesempatan untuk mengadaptasi
berdimensi komersial. Kesenian-kesenian yang berbagai seni dari luar sangat cukup terbuka,
bersifat ritual mulai tersingkir dan kehilangan karena kekayaan kesenian yang dimiliki bangsa
fungsinya. Sekalipun demikian, bukan berarti Indonesia sangat memadai
semua kesenian tradisional kita lenyap begitu untuk dikembangkan ke dunia
saja. Ada berbagai kesenian yang masih Internasional. Untuk menuju kepada
menunjukkan eksistensinya, bahkan secara tindakan ini harus ada upaya atau
kreatif terus berkembang tanpa harus tertindas perbaikan–perbaikan yang perlu diperhatikan
proses modernisasi. agar kemasan kesenian tradisional bangsa
Di sisi lain, ada beberapa seni Indonesia dapat diterima dan berkembang
pertunjukan yang tetap eksis tetapi telah secara global, walaupun tetap mengacu pada
mengalami perubahan fungsi. Ada pula kekuatan nilai-nilai asli dan kearifan local
kesenian yang mampu beradaptasi dan (local wisdom).
mentransformasikan diri dengan teknologi
komunikasi yang telah menyatu dengan F. Kebijakan Pemerintah dalam Seni
kehidupan masyarakat, misalnya saja dan Budaya
kesenian tradisional “Ketoprak” yang Peran kebijaksanaan pemerintah yang
dipopulerkan ke layar kaca oleh kelompok lebih mengarah kepada pertimbangan-
Srimulat. Kenyataan di atas menunjukkan pertimbangan ekonomi daripada budaya atau
kesenian ketoprak sesungguhnya memiliki cultural, bisa dikatakan merugikan suatu
penggemar tersendiri, terutama ketoprak yang perkembangan kebudayaan. Dalam buku yang
disajikan dalam bentuk siaran televisi, bukan berjudul “Cultural Policy And The Performing
ketoprak panggung. Dari segi bentuk Arts In South-East Asia”, diungkapkan
pementasan atau penyajian, ketoprak kebijakan kultural di Asia Tenggara saat ini
termasuk kesenian tradisional yang telah secara efektif mengubah dan merusak seni-seni
terbukti mampu beradaptasi dengan pertunjukan tradisional, baik melalui campur
perubahan zaman. tangan, penanganan yang berlebihan, kebijakan-
Pada era globalisasi saat ini, eksistensi kebijakan tanpa arah, dan tidak ada perhatian
atau keberadaan kesenian rakyat berada pada yang diberikan pemerintah kepada kebijakan
titik yang rendah dan mengalami berbagai kultural atau konteks cultural (Jennifer Lindsay
tantangan dan tekanan-tekanan baik dari : 1995),.
pengaruh luar maupun dari dalam. Tekanan dari Dari pengamatan yang lebih sempit
pengaruh luar terhadap kesenian rakyat ini dilihat tingkah laku aparat pemerintah dalam
dapat dilihat dari pengaruh berbagai karya- menangani perkembangan kesenian rakyat,
karya kesenian populer dan juga karya-karya dimana banyaknya campur tangan dalam
kesenian yang lebih modern lagi yang dikenal menentukan objek dan berusaha merubah agar
dengan budaya pop. Kesenian-kesenian populer sesuai dengan tuntutan pembangunan. Kondisi
tersebut lebih mempunyai keleluasan dan seperti ini arti dari kesenian rakyat itu sendiri
kemudahan-kemudahan dalam berbagai menjadi hambar dan tidak ada rasa seninya lagi.
komunikasi baik secara alamiah maupun Dengan adanya kecenderungan tersebut, maka
teknologi., sehingga hal terlihat aparat pemerintah telah menjadikan
34 Jurnal Komunikasi, Volume 2, Nomor 1, Jan - April 2013, halaman 29 - 38

para seniman dipandang sebagai objek Indonesia sendiri.


pembangunan dan diminta untuk Dengan demikian, tantangan yang
menyesuaikan diri dengan tuntutan simbol- dihadapi oleh kesenian rakyat cukup berat.
simbol pembangunan. Karena pada era teknologi dan komunikasi
Dengan demikian, kesenian rakyat yang sangat canggih dan modern ini masyarakat
semakin lama akan semakin kehilangan ruang dihadapkan kepada banyaknya alternatif
yang cukup memadai untuk perkembangan sebagai pilihan, baik dalam menentukan
secara alami atau natural. Secara tidak kualitas maupun selera. Hal ini sangat
langsung kesenian rakyat akhirnya menjadi memungkinkan keberadaan dan eksistensi
sangat tergantung oleh kesenian rakyat dapat dipandang dengan
model-model pembangunan yang sebelah mata oleh masyarakat, jika
cenderung lebih modern dan rasional. dibandingkan dengan kesenian modern yang
Dampak arus globalisasi media massa merupakan imbas dari budaya pop.
memang sangat besar terhadap seni dan
budaya. Kontak budaya melalui media massa G. Dampak Globalisasi Terhadap
menyadarkan dan memberikan informasi Budaya Bangsa
tentang keberadaan nilai-nilai budaya dan Globalisasi memengaruhi hampir
kearifan local (local wisdom). Kontak budaya semua aspek yang ada dimasyarakat, termasuk
ini memberikan masukan yang penting bagi diantaranya aspek budaya. Kebudayaan dapat
perubahan dan pengembangan nilai-nilai dan diartikan sebagainilai (values) yang dianut oleh
persepsi dikalangan masyarakat yang terlibat masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh
dalam proses ini. warga masyarakat terhadap berbagai hal. Baik
Seni dan budaya bangsa Indonesia yang nilai-nilai maupun persepsi berkaitan dengan
memiliki kekuatan etnis dari berbagai macam aspek-aspek kejiwaan/psikologis, yaitu apa
daerah juga tidak dapat lepas dari pengaruh yang terdapat dalam alam pikiran. Aspek-aspek
kontak budaya ini. Sehingga untuk melakukan kejiwaan ini menjadi penting artinya apabila
penyesuaian-penyesuaian terhadap perubahan- disadari, bahwa tingkah laku seseorang sangat
perubahan diperlukan pengembangan yang dipengaruhi oleh apa yang ada dalam alam
bersifat global pula, namun tetap bercirikan
pikiran orang yang bersangkutan. Sebagai salah
kekuatan local, etnis atau sesuai dengan satu hasil pemikiran dan penemuan seseorang
kearifan lokal.
adalah kesenian, yang merupakan subsistem
Globalisasi media dan budaya yang
dari.
arusnya begitu pesat harus diantisipasi dengan
Perkembangan transportasi,
memperkuat identitas seni dan budaya nasional.
telekomunikasi, dan teknologi mengkibatkan
Berbagai kesenian tradisional adalah aset
berkurangnya keinginan untuk melestarikan
kekayaan kebudayaan nasional yang jangan
budaya negeri sendiri.
sampai hanya menjadi alat atau slogan para
Derasnya arus informasi dan telekomunikasi
pemegang kebijaksanaan, khususnya
ternyata menimbulkan sebuah kecenderungan
pemerintah, dalam rangka kepentingan
yang mengarah terhadap memudarnya nilai-
pencitraan, politik dan sebagainya. Pembinaan
nilai pelestarian budaya. Saat ini, ketika
dan pengembangan kesenian tradisional yang
teknologi semakin maju, ironisnya
dilakukan lembaga pemerintah selama ini masih
kebudayaan-kebudayaan daerah di Indonesia
hanya sebatas pada formalitas saja, tanpa
semakin lenyap di masyarakat, bahkan hanya
menyentuh esensi kehidupan kesenian yang
dapat disaksikan di televisi.
bersangkutan. Hal ini mengakibatkan seni dan
Padahalseandainya kesenian dan
budaya tradisional bukannya berkembang dan
kebudayaan daerah yang ada itu dikelola
lestari, namun justru semakin dilupakan oleh
dengan baik selain menjadi potensi
masyarakat
pariwisata seni dan budaya yang mampu
menghasilkan dan meningkatkan
Sigit Surahman, Dampak Globalisasi Media Terhadap Seni dan Budaya Indonesia 35
pendapatan untuk pemerintah baik pusat Banyak dampak negatif dari proses
maupun pemerintah daerah, juga dapat globalisasi diantaranya:
menjadi lahan pekerjaan yang menjanjikan 1. Ada pertukaran budaya atau
bagi masyarakat sekitarnya. pengakuan budaya Indonesia oleh
Perubahan tersebut menjadikan negara lain misalnya budaya
komunikasi antarbangsa lebih mudah Indonesia yaitu tari pendet yang
dilakukan, hal ini menyebabkan semakin diakui oleh negara Malaysia, ini
cepatnya perkembangan globalisasi tentu sangat merugikan bangsa
kebudayaan. Indonesia.
Ciri berkembangnya globalisasi 2. Bangsa Indonesia lebih mengadopsi
kebudayaan nilai-nilai yang dianut bangsa Barat.
Berkembangnya pertukaran Ini mengakibatkan bangsa Indonesia
kebudayaan internasional. kehilangan jati dirinya karena budaya
Penyebaran prinsip Barat tidak sesuai dengan ideologi
multikebudayaan (multiculturalism), Negara Indonesia yaitu Pancasila.
dan kemudahan akses suatu individu 3. Terjadi alkulturasi kebudayaan antara
terhadap kebudayaan lain di luar budaya barat dan budaya timur.
kebudayaannya. Misalnya dalam gaya hidup, cara
Berkembangnya turisme dan berpakaian makanan dan lain-lain. Ini
pariwisata. tentu saja sangat merugikan karena
Semakin banyaknya imigrasi dari kebanyakan budaya barat tidak sesuai
suatu negara ke negara lain. dengan norma-norma yang berlaku di
Berkembangnya mode yang b Indonesia.
erskala global, seperti pakaian, film
dll. H. TindakanMengantisipasi
Bertambah banyaknya event-event Globalisasi Kesenian dan
berskala globa. Kebudayaan
Persaingan bebas dalam bidang Globalisasi merupakan media yang
ekonomi dapat difungsikan oleh Bangsa Indonesia
Dampak positif globalisasi dalam Segi untuk mengelola budaya nasional menjadi go
Sosial dan Budaya di Indonesia internasional. Sehingga masyarakat dunia
Proses globalisasi memberikan banyak mengetahui bahwa Indonesia itu luas dan
dampak positif diantaranya : budayanya beranekaragam. Indonesia tidak
1. Nilai sosial dan budaya Indonesia dapat hanya pulau Bali, tetapi Indonesia ada
diperkenalkan kepada dunia Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, Lombok,
internasional. Bangsa Indonesia dapat Papua dan lainnya. Film “Love, eat and
memperkenalkan budaya dan objek pray” yang sebagian ceritanya di Bali
pariwisata kepada Negara lain agar menjadi media promosi budaya nasional pada
menarik wisatawan asing untuk dunia internasional bagi Indonesia, walaupun
berkunjung ke Indonesia, ini tentu saja Bali sudah menjadi trade mark pariwisata
akan menambah devisa Negara dan Indonesia.
menguntungkan Indonesia. Dengan berakhirnya era perang dingin,
2. Indonesia dapat mengikuti kunjungan maka kekuatan nasional suatu bangsa juga
nilai sosial dan budaya dari Negara terletak pada kekuatan ekonomi yang dapat
lain sehingga kita bisa menyerap nilai dicapai dengan cara mengelola dan
budaya yang baik untuk memanfaatkan sebaik-baiknya seni dan
dikembangkan di Indonesia budaya nasional. Walaupun kita juga
tanpa merubah jati diri bangsa mengetahui bahwa tantangan budaya Barat
Indonesia. atau westernisasi juga dirasakan begitu kuat
Dampak Negatif Globalisasi dalam Segi pengaruhnya
Sosial dan Budaya di Indonesia
36 Jurnal Komunikasi, Volume 2, Nomor 1, Jan - April 2013, halaman 29 - 38

pada bangsa Indonesia. Dengan ditetapkannya negatif bagi kebudayaan bangsa Indonesia .
Batik sebagai bagian dari kebudayaan oleh Norma-norma yang terkandung dalam
UNESCO, maka pada dasarnya bangsa kebudayaan bangsa Indonesia perlahan-lahan
Indonesia mempunyai peluang yang sangat mulai pudar. Gencarnya serbuan teknologi
besar untuk terus mengembangkan budaya- disertai nilai-nilai interinsik yang diberlakukan
budaya nasional yang lain dari berbagai di dalamnya, telah menimbulkan isu mengenai
daerah untuk menjadi bagian dari kebudayaan globalisasi dan pada akhirnya menimbulkan
dunia. nilai baru tentang kesatuan dunia. Dalam buku
Berbagai kesenian tradisional yang ”Eastern Religion and Western Though”
sesungguhnya menjadi aset kekayaan dinyatakan untuk pertama kalinya dalam
kebudayaan nasional jangan sampai hanya sejarah umat manusia, kesadaran akan kesatuan
menjadi alat atau slogan para pemegang dunia telah menghentakkan kita, entah suka
kebijaksanaan, khususnya pemerintah, dalam atau tidak, Timur dan Barat telah menyatu dan
rangka keperluan turisme, politik dsb. Selama tidak pernah lagi terpisah, Artinya adalah
ini pembinaan dan pengembangan kesenian bahwa antara barat dan timur tidak ada lagi
tradisional yang dilakukan lembaga pemerintah perbedaan (Radhakrishnan : 1924).
masih sebatas pada unsur formalitas belaka, Media massa merupakan sarana yang
tanpa menyentuh esensi kehidupan kesenian dapat dimanfaatkan untuk membantu
yang masyarakat dalam menghadapi arus global.
bersangkutan. Akibatnya, kesenian tradisional Media massa dapat memengaruhi pemikiran
tersebut bukannya berkembang dan lestari, dan tingkah laku masyarakat menuju ke arah
namun justru semakin dijauhi masyarakat. yang lebih baik ataupun lebih buruk. Maka dari
Dengan demikian, tantangan yang dihadapi oleh itu globalisasi tidak akan berkembang dengan
kesenian rakyat cukup berat. Karena pada era pesat tanpa peranan media massa. Oleh karena
teknologi dan komunikasi yang sangat canggih itu perlu dipertahanan aspek sosial budaya
dan modern ini masyarakat dihadapkan kepada Indonesia sebagai identitas bangsa. Caranya
banyaknya alternatif sebagai pilihan, baik adalah dengan penyaringan budaya yang masuk
dalam menentukan kualitas maupun selera. Hal ke Indonesia dan pelestarian budaya bangsa.
ini sangat memungkinkan keberadaan dan
eksistensi kesenian rakyat dapat dipandang B. Solusi Alternatif
dengan sebelah mata oleh masyarakat, jika Sebagaimana lontaran Gramsci yang
dibandingkan dengan kesenian modern yang terkenal dengan teori hegemoninya
merupakan imbas dari budaya pop. Untuk mengatakan bahwa untuk melepaskan diri
menghadapi hal-hal tersebut di atas ada dari cengkeraman budaya asing, diperlukan
beberapa alternatif untuk mengatasinya, yaitu partisipasi keikutsertaan para intelektual
meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM ) organik kaum inteletual yang harus
bagi para seniman rakyat. Selain itu, menyadarkan masyarakat, terutama generasi
mengembalikan peran aparat pemerintah muda, bukan kaum inteletual
sebagai pengayom dan pelindung, dan bukan tradisional yang justru lebih
sebaliknya justru menghancurkannya demi melegitimasikan budaya-budaya asing
kekuasaan dan pembangunan yang berorientasi tersebut (Gramsci dalam Bocock : 2007).
pada dana-dana proyek atau dana-dana untuk
pembangunan dalam bidang ekonomi saja. C. Saran
PENUTUP Dari hasil pembahasan diatas, dapat
dilakukan beberapa tindakan untuk
A. Kesimpulan
mencegah terjadinya pergeseran
Pengaruh globalisasi disatu sisi kebudayaan yaitu :
ternyata menimbulkan pengaruh yang
Sigit Surahman, Dampak Globalisasi Media Terhadap Seni dan Budaya Indonesia 37
1. Kita harus dapat memanfaatkan Indonesia: Sebuah Catatan Kecil
kemajuan dan hadirnya media dalam Ecstasy Gaya Hidup:
massa secara benar. Kebudayaan Pop dalam Masyarakat
2. Sebagai masyarakat Indonesia yang Komoditas Indonesia, Jakarta:
setia terhadap bangsanya, kita tidak Mizan 1997.
boleh terpengaruh arus globalisasi yang Koenjaraningrat, Kebudayaan Mentalitas
dan Pembangunan, Jakarta:
dapat merugikan kita.
Gramedia, 2002.
3. Kita harus menjaga kredibilitas dan Eni Maryani., Media dan Perubahan
jati diri bangsa Indonesia, agar Sosial: Suara Perlawanan Melalui
bangsa Indonesia tidak kehilangan radio Komunitas, Bandung: Remaja
jati dirinya Rosda Karya, 2011.
4. Pemerintah perlu mengkaji ulang Zulkarimen Nasution., Komunikasi
perturan-peraturan yang dapat Pembangunan: Pengenalan Teori
menyebabkan pergeseran budaya dan Penerapannya, Jakarta:
bangsa Rajawali Press, 2009.
5. Masyarakat perlu berperan aktif Sulastomo., Reformasi: Antara Harapan
dan Realita, Jakarta: Penerbit Buku
dalam pelestarian budaya daerah
Kompas, 2003.
masing-masing khususnya dan
Abdulsyani. Sosiologi: Skematika, Teori
budaya bangsa pada umumnya dan Terapan. Jakarta: Bumi Aksara.
6. Para pelaku usaha media massa perlu 2007.
mengadakan seleksi terhadap berbagai Alo Liliweri., Komunikasi Serba Ada Serba
berita, hiburan dan informasi yang Makna, Jakarta: Kencana, 2011.
diberikan agar tidak menimbulkan Swasono, S.E., Kemandirian Bangsa,
pergeseran budaya Tantangan Perjuangan dan
7. Masyarakat perlu menyeleksi Entre-preneurship Indonesia.
kemunculan globalisasi kebudayaan Yogyakarta: Universitas Janabadra,
baru, sehingga budaya yang masuk 2003.
tidak merugikan dan berdampak Gramci Bocock, Robert., Hegemoni. Terj.
negative. Ikramullah Mahyuddin, Yogyakarta
dan Bandung: Jalasutra, 2007.
8. Masyarakat harus berati-hati dalam
Briggs, Asa dan Peter Burke.,. A Social
meniru atau menerima kebudayaan
History of the Media. Terj. A.
baru, sehingga pengaruh globalisasi di
Rahman Zainuddin. Jakarta:
negara kita tidak terlalu berpengaruh
Yayasan Obor Indonesia, 2006
pada kebudayaan yang merupakan jati Fakih, Mansour., Runtuhnya Teori
diri bangsa kita Pembangunan dan Globalisasi. Cet. 4.
Yogyakarta: Insist Press dan
DAFTAR PUSTAKA Pustaka Pelajar, 2006.
Kuntowijoyo., Budaya Elite dan Budaya Ferguson, Marjorie., The Mythology About
Massa dalam Ecstasy Gaya Hidup: Globalization dalam Denis McQuail
Kebudayaan Pop dalam (ed.) McQuail’s Reader in Mass
Masyarakat Komoditas Indonesia, Communication Theory. London:
Jakarta: Mizan 1997. Sage Publication, 2002.
Farid Hamid dan Heri Budianto., Ilmu
Hidayat, Dedy N., Globalisasi,
Komunikasi: Sekarang dan
Tantangan Masa Depan, Jakarta: Pascamodernisme dan Dunia
Kencana, 2011. Ketiga, Jakarta: Kompas, 1992.
Sapardi Djoko Damono., Kebudayaan McLuhan, Marshall., Understanding
Massa dalam Kebudayaan
38 Jurnal Komunikasi, Volume 2, Nomor 1, Jan - April 2013, halaman 29 - 38

Media: The Extension of Man.


London: The MIT Press, 1994.
Morley, David., Globalisation and Cultural
Imperialism Reconsidered: Old
Question in New Guide dalam
James Curran and David Morley
(ed.). Media and Cultural Theory.
New York: Routledge, 2006.
Nurudin. Pengantar Komunikasi Massa.
Jakarta: RajaGrafindo Persada,
2007.

Anda mungkin juga menyukai