334 946 1 SM
334 946 1 SM
Oleh :
Sigit Surahman
Universitas Serang Raya
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jl. Raya Cilegon – Serang Km. 5, Drangong, Serang – Banten.
saleseven@gmail.com
ABSTRAK
Globalisasi media berdampak terhadap perkembangan seni budaya Indonesia. Globalisasi
teknologi komunikasi hadir di tengah-tengah masyarakat dan memengaruhi cara pandang dan
perilaku manusia. Globalisasi media merupakan perkembangan yang tidak dapat dipisahkan
karena kehadirannya mampu melengkapi. Perkembangan media ini semakin pesat dan
canggih seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi saat ini. Dampak perkembangan
teknologi dan media ini memengaruhi seni budaya dan perilaku masyarakat atau bangsa
Indonesia. Analisis deskriptif kualitatif merupakan metode pengkajian yang digunakan
dengan tujuan mengungkap fakta, keadaan, fenomena. Variabel dalam penelitian ini adalah
globalisasi media, dan seni budaya Indonesia. Dengan menggunakan analisis deskriptif
kualitatif pengkajian ini mengungkap pengaruh dampak perkembangan globalisasi teknologi
terhadap seni budaya Indonesia.
Kata Kunci: globalisasi, seni budaya, media, indonesia
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
masyarakat. Melalui media yang kian
Globalisasi merupakan suatu fenomena terbuka dan terjangkau, masyarakat menerima
khusus dalam peradaban manusia yang berbagai informasi tentang peradaban baru yang
bergerak terus menerus dalam masyarakat datang dari seluruh penjuru dunia. Padahal, kita
global dan merupakan bagian dari proses menyadari belum semua warga negara mampu
manusia global itu. Kehadiran teknologi menilai sampai dimana kita sebagai bangsa
informasi dan teknologi komunikasi berada. Misalnya, banjir informasi dan budaya
mempercepat akselerasi proses globalisasi ini. baru yang dibawa media baik media cetak
Globalisasi menciptakan berbagai tantangan maupun media elektronik tak jarang teramat
dan permasalahan baru yang harus dijawab, asing dari sikap hidup dan norma yang
dipecahkan dalam upaya memanfaatkan berlaku di Indonesia.
globalisasi untuk kepentingan kehidupan. Globalisasi memiliki banyak
Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa penafsiran dari berbagai sudut pandang.
globalisasi kini menjadi satu kata yang santer Sebagian orang menafsirkan globalisasi
terdengar di seluruh dunia sejak awal abad sebagai proses pengecilan dunia atau
21. Pro–kontra pun selalu mewarnai menjadikan dunia sebagaimana layaknya
perjalanan globalisasi sebagai sebuah sebuah perkampungan kecil. Sebagian lainnya
fenomena. Perubahan yang terjadi secara menyebutkan bahwa globalisasi adalah upaya
menyeluruh, dirasakan secara kolektif, dan penyatuan masyarakat dunia dari sisi gaya
mempengaruhi banyak orang (lintas wilayah, hidup, orientasi, dan budaya. Pengertian lain
lintas negara, lintas budaya) yang dari globalisasi seperti yang dikatakan oleh
mempengaruhi gaya hidup dan lingkungan Barker (2004) adalah bahwa globalisasi
kita. Dunia memang selalu berubah dan merupakan koneksi global ekonomi, sosial,
globalisasi adalah dunia yang terhubung budaya dan politik yang semakin mengarah
(connected world) seolah tanpa ada batasnya; ke berbagai arah di seluruh penjuru dunia dan
atau meminjam istilahnya McLuhan sebagai merasuk ke dalam kesadaran kita.
global village (Fakih, 2006; McLuhan, 1994). Konsep akan globalisasi menurut
Globalisasi pada hakikatnya ternyata Robertson (1992), mengacu pada
telah membawa nuansa budaya dan nilai yang penyempitan dunia secara insentif dan
mempengaruhi selera dan gaya hidup
peningkatan kesadaran kita akan dunia, B. Rumusan Masalah
yaitu semakin meningkatnya koneksi global
Agar pokok pembahasan tidak
dan pemahaman kita akan koneksi tersebut.
terlalu melebar maka penulis merumuskan
Penyempitan dunia dapat dipahami dalam
masalah sebagai berikut :
konteks institusi modernitas dan
Globalisasi dalam perkembangannya
intensifikasi kesadaran dunia dapat
menimbulkan berbagai
dipersepsikan refleksif dengan lebih baik
masalah dalam bidang
secara budaya.
kebudayaan,misalnya :
a. Mulai menipis dan hilangnya budaya-
budaya asli suatu Negara atau suatu
daerah,
29
30 Jurnal Komunikasi, Volume 2, Nomor 1, Jan - April 2013, halaman 29 - 38
pada bangsa Indonesia. Dengan ditetapkannya negatif bagi kebudayaan bangsa Indonesia .
Batik sebagai bagian dari kebudayaan oleh Norma-norma yang terkandung dalam
UNESCO, maka pada dasarnya bangsa kebudayaan bangsa Indonesia perlahan-lahan
Indonesia mempunyai peluang yang sangat mulai pudar. Gencarnya serbuan teknologi
besar untuk terus mengembangkan budaya- disertai nilai-nilai interinsik yang diberlakukan
budaya nasional yang lain dari berbagai di dalamnya, telah menimbulkan isu mengenai
daerah untuk menjadi bagian dari kebudayaan globalisasi dan pada akhirnya menimbulkan
dunia. nilai baru tentang kesatuan dunia. Dalam buku
Berbagai kesenian tradisional yang ”Eastern Religion and Western Though”
sesungguhnya menjadi aset kekayaan dinyatakan untuk pertama kalinya dalam
kebudayaan nasional jangan sampai hanya sejarah umat manusia, kesadaran akan kesatuan
menjadi alat atau slogan para pemegang dunia telah menghentakkan kita, entah suka
kebijaksanaan, khususnya pemerintah, dalam atau tidak, Timur dan Barat telah menyatu dan
rangka keperluan turisme, politik dsb. Selama tidak pernah lagi terpisah, Artinya adalah
ini pembinaan dan pengembangan kesenian bahwa antara barat dan timur tidak ada lagi
tradisional yang dilakukan lembaga pemerintah perbedaan (Radhakrishnan : 1924).
masih sebatas pada unsur formalitas belaka, Media massa merupakan sarana yang
tanpa menyentuh esensi kehidupan kesenian dapat dimanfaatkan untuk membantu
yang masyarakat dalam menghadapi arus global.
bersangkutan. Akibatnya, kesenian tradisional Media massa dapat memengaruhi pemikiran
tersebut bukannya berkembang dan lestari, dan tingkah laku masyarakat menuju ke arah
namun justru semakin dijauhi masyarakat. yang lebih baik ataupun lebih buruk. Maka dari
Dengan demikian, tantangan yang dihadapi oleh itu globalisasi tidak akan berkembang dengan
kesenian rakyat cukup berat. Karena pada era pesat tanpa peranan media massa. Oleh karena
teknologi dan komunikasi yang sangat canggih itu perlu dipertahanan aspek sosial budaya
dan modern ini masyarakat dihadapkan kepada Indonesia sebagai identitas bangsa. Caranya
banyaknya alternatif sebagai pilihan, baik adalah dengan penyaringan budaya yang masuk
dalam menentukan kualitas maupun selera. Hal ke Indonesia dan pelestarian budaya bangsa.
ini sangat memungkinkan keberadaan dan
eksistensi kesenian rakyat dapat dipandang B. Solusi Alternatif
dengan sebelah mata oleh masyarakat, jika Sebagaimana lontaran Gramsci yang
dibandingkan dengan kesenian modern yang terkenal dengan teori hegemoninya
merupakan imbas dari budaya pop. Untuk mengatakan bahwa untuk melepaskan diri
menghadapi hal-hal tersebut di atas ada dari cengkeraman budaya asing, diperlukan
beberapa alternatif untuk mengatasinya, yaitu partisipasi keikutsertaan para intelektual
meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM ) organik kaum inteletual yang harus
bagi para seniman rakyat. Selain itu, menyadarkan masyarakat, terutama generasi
mengembalikan peran aparat pemerintah muda, bukan kaum inteletual
sebagai pengayom dan pelindung, dan bukan tradisional yang justru lebih
sebaliknya justru menghancurkannya demi melegitimasikan budaya-budaya asing
kekuasaan dan pembangunan yang berorientasi tersebut (Gramsci dalam Bocock : 2007).
pada dana-dana proyek atau dana-dana untuk
pembangunan dalam bidang ekonomi saja. C. Saran
PENUTUP Dari hasil pembahasan diatas, dapat
dilakukan beberapa tindakan untuk
A. Kesimpulan
mencegah terjadinya pergeseran
Pengaruh globalisasi disatu sisi kebudayaan yaitu :
ternyata menimbulkan pengaruh yang
Sigit Surahman, Dampak Globalisasi Media Terhadap Seni dan Budaya Indonesia 37
1. Kita harus dapat memanfaatkan Indonesia: Sebuah Catatan Kecil
kemajuan dan hadirnya media dalam Ecstasy Gaya Hidup:
massa secara benar. Kebudayaan Pop dalam Masyarakat
2. Sebagai masyarakat Indonesia yang Komoditas Indonesia, Jakarta:
setia terhadap bangsanya, kita tidak Mizan 1997.
boleh terpengaruh arus globalisasi yang Koenjaraningrat, Kebudayaan Mentalitas
dan Pembangunan, Jakarta:
dapat merugikan kita.
Gramedia, 2002.
3. Kita harus menjaga kredibilitas dan Eni Maryani., Media dan Perubahan
jati diri bangsa Indonesia, agar Sosial: Suara Perlawanan Melalui
bangsa Indonesia tidak kehilangan radio Komunitas, Bandung: Remaja
jati dirinya Rosda Karya, 2011.
4. Pemerintah perlu mengkaji ulang Zulkarimen Nasution., Komunikasi
perturan-peraturan yang dapat Pembangunan: Pengenalan Teori
menyebabkan pergeseran budaya dan Penerapannya, Jakarta:
bangsa Rajawali Press, 2009.
5. Masyarakat perlu berperan aktif Sulastomo., Reformasi: Antara Harapan
dan Realita, Jakarta: Penerbit Buku
dalam pelestarian budaya daerah
Kompas, 2003.
masing-masing khususnya dan
Abdulsyani. Sosiologi: Skematika, Teori
budaya bangsa pada umumnya dan Terapan. Jakarta: Bumi Aksara.
6. Para pelaku usaha media massa perlu 2007.
mengadakan seleksi terhadap berbagai Alo Liliweri., Komunikasi Serba Ada Serba
berita, hiburan dan informasi yang Makna, Jakarta: Kencana, 2011.
diberikan agar tidak menimbulkan Swasono, S.E., Kemandirian Bangsa,
pergeseran budaya Tantangan Perjuangan dan
7. Masyarakat perlu menyeleksi Entre-preneurship Indonesia.
kemunculan globalisasi kebudayaan Yogyakarta: Universitas Janabadra,
baru, sehingga budaya yang masuk 2003.
tidak merugikan dan berdampak Gramci Bocock, Robert., Hegemoni. Terj.
negative. Ikramullah Mahyuddin, Yogyakarta
dan Bandung: Jalasutra, 2007.
8. Masyarakat harus berati-hati dalam
Briggs, Asa dan Peter Burke.,. A Social
meniru atau menerima kebudayaan
History of the Media. Terj. A.
baru, sehingga pengaruh globalisasi di
Rahman Zainuddin. Jakarta:
negara kita tidak terlalu berpengaruh
Yayasan Obor Indonesia, 2006
pada kebudayaan yang merupakan jati Fakih, Mansour., Runtuhnya Teori
diri bangsa kita Pembangunan dan Globalisasi. Cet. 4.
Yogyakarta: Insist Press dan
DAFTAR PUSTAKA Pustaka Pelajar, 2006.
Kuntowijoyo., Budaya Elite dan Budaya Ferguson, Marjorie., The Mythology About
Massa dalam Ecstasy Gaya Hidup: Globalization dalam Denis McQuail
Kebudayaan Pop dalam (ed.) McQuail’s Reader in Mass
Masyarakat Komoditas Indonesia, Communication Theory. London:
Jakarta: Mizan 1997. Sage Publication, 2002.
Farid Hamid dan Heri Budianto., Ilmu
Hidayat, Dedy N., Globalisasi,
Komunikasi: Sekarang dan
Tantangan Masa Depan, Jakarta: Pascamodernisme dan Dunia
Kencana, 2011. Ketiga, Jakarta: Kompas, 1992.
Sapardi Djoko Damono., Kebudayaan McLuhan, Marshall., Understanding
Massa dalam Kebudayaan
38 Jurnal Komunikasi, Volume 2, Nomor 1, Jan - April 2013, halaman 29 - 38