Anda di halaman 1dari 8

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 1, Mei 2014 ISSN 2085-7829

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Indeks Prestasi Kumulatif Mahasiswa Statistika


Menggunakan Regresi Linier Variabel Dummy

Factors Affecting Statistics Student’s GPA Using Linear Regression with Dummy Variables

Muhammad Alidona1, Syaripuddin2 dan Desi Yuniarti3


1
Mahasiswa Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman
2,3
Dosen Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman
E-mail: ino28alidona@yahoo.com1

Abstract
Analysis of linear regression with dummy variable used to describe the relationship between the dependent
variable and independent variables, where the independent variable is quantitative and qualitative. This
study aimed to determine the effect of age (X1), attendance at library (X2), Learning Duration (X3), Number
of Literature (X4), Gender (D1), School Region (D2), Origin of School (D3), Parent’s Education (D4),
Parent’s Occupation (D5), Non-academic Activities (D6), Student’s Resident (D7), Student’s Learning Method
(D8) to the GPA value of statistics student in FMIPA University of Mulawarman using Linear Regression
Analysis with Dummy variable. The data used are primary data collected through surveys and interviews
using questionnaires. The number of samples in this study are 117 students. The results shows the factors
that affect the GPA value of statistics student in FMIPA University of Mulawarman is: Learning Duration
(X3), Number of Literature (X4), School Region (D2), Origin of school (D3), The occupation of Parent is Civil
Servant (D51) and Non-academic Activities (D6).

Keywords: Linear Regression with Dummy Variabel, Backward Method, GPA

Pendahuluan indikator keberhasilan mahasiswa selama


Analisis regresi mengambarkan teknik melaksanakan perkuliahan, Berdasarkan latar
statistika yang menjadi dasar pengambilan belakang mahasiswa yang beragam serta
keputusan tentang hubungan antara variabel– banyaknya faktor-faktor lain dalam keseharian
variabel yang terukur. Variabel tertentu yang mereka sebagai seorang mahasiswa, maka sangat
dijelaskan oleh variabel variabel lain disebut memungkinkan Indeks Prestasi yang dicapai
variabel terikat (variabel tak bebas). Sedangkan mahasiswa pada akhir semester dipengaruhi oleh
variabel yang menjelaskan disebut variabel bebas berbagai faktor.
(variabel penjelas). Model regresi linier
berasumsi bahwa semua variabel bebas yang Analisis Regresi Linier
digunakan dalam model merupakan variabel Analisis regresi linier dalam Statistika adalah
kuantitatif. Perubahan nilai suatu variabel tidak salah satu metode untuk menentukan hubungan
selalu hanya dipengaruhi oleh variabel kuantitatif, sebab akibat antara satu variabel dengan variabel
akan tetapi dapat pula dipengaruhi oleh variabel yang lain. Variabel penyebab disebut dengan
kualitatif atau variabel kategorik. Variabel bermacam-macam istilah: variabel penjelas,
kualitatif yang dianalisis dengan model regresi variabel eksplanatorik, variabel bebas, variabel X.
sering disebut dengan istilah variabel dummy atau Variabel terkena akibat disebut variabel terikat
variabel boneka. Dalam variabel dummy atau variabel Y.
diperlukan pemberian suatu angka-angka untuk
masing-masing kategorik agar dapat dianalisis. Analisis Regresi Linier Variabel Dummy
Angka-angka tersebut bukan merupakan angka Regresi linier variabel dummy digunakan
sebenarnya yang disebut dummy atau boneka pada persamaan regresi linier dimana variabel
(Algifari, 2000) bebas yang bersifat kualitatif. Variabel yang
Banyak perusahaan maupun lembaga yang bersifat kualitatif ini dapat berupa variabel
merekrut dan mempekerjakan tenaga kerja dengan kategorik. Fungsi regresi yang digunakan untuk
mencari calon pegawai yang memenuhi berbagai memprediksi dimana salah satu variabel bebasnya
syarat dan ketentuan yang ditetapkan perusahaan. yakni variabel kualitatif yang berupa variabel
Syarat yang sering kali diajukan oleh perusahaan kategori disebut dengan regresi linier variabel
antara lain pengalaman kerja yang relevan serta dummy, atau dengan kata lain perlunya pemberian
nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang harus angka pada setiap kategori agar dapat dianalisis
memenuhi nilai minimal tertentu tak heran bila dan angka tersebut bukan angka yang sebenarnya.
perusahaan mencantumkan nilai IPK yang cukup Model regresi linier variabel dummy sama seperti
tinggi sebagai salah satu persyaratan untuk model regresi linier berganda, yakni :
melamar pekerjaan di instansi yang bersangkutan. Y =β 0 + β1 X 1 + β 2 X 2 +.. .+β k X k +ε (1)
Hal ini karena nilai IPK merupakan salah satu

Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman 65


Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 1, Mei 2014 ISSN 2085-7829

Untuk kategori C, dimana D1 = 0, D2 = 1,


Regresi Linier dengan k Variabel Dummy D3 = 0. Persamaan regresi yang terbentuk adalah :
Jika suatu variabel bebas kualitatif pada Y^ i= β0 + β 1 X 1 + β 2 ( 0)+ β 3 ( 1 )+ β 4 ( 0)
persamaan regresi linier mempunyai k kategori,
maka dilakukan dengan pemberian angka
sejumlah k kategori pada salah satu variabel (8)
dummy (Santoso, 2003). Misal, terdapat =( β0 + β 3 )+ β1 X 1
persamaan regresi dengan dua variabel bebas Untuk kategoi D, dimana D1 = 0, D2 = 0,
yakni variabel bebas kuantitatif dan kualitatif D3 = 1. Persamaan regresi yang terbentuk adalah:
dimana variabel kualitatif terdiri atas empat
Y^ i= β0 + β 1 X 1 + β 2 ( 0)+ β 3 ( 0)+ β 4 ( 1)
kategori yakni A, B, C dan D. Maka penentuan
variabel bonekanya adalah :
(9)
Tabel 1. Kategori 4 variabel Dummy
=( β0 + β 4 )+ β 1 X 1
Kategori Dummy 1 Dummy 2 Dummy 3
Penyimpangan Terhadap Asumsi Model
A 0 0 0 Regresi Linier Berganda.
B 1 0 0 Penyimpangan-penyimpangan yang kerap
C 0 1 0 terjadi terhadap asumsi-asumsi pada model
D 0 0 1 regresi linier berganda adalah :
Dengan cara demikian, maka dapat dijelaskan
sebagai berikut : 1. Normalitas
1. Jika termasuk kategori A, maka D1=0, D2=0, Pada regesi linier berganda akan dianggap
dan D3=0 memiliki model yang baik apabila memiliki data
2. Jika termasuk kategori B, maka D1=1, D2=0, berdistribusi normal atau mendekati normal.
dan D3=0 Dengan melihat penyebaran data (titik) pada
3. Jika termasuk kategori C, maka D1=0, D2=1, sumbu diagonal dari diagram pencar (scatter
dan D3=0 plot).
4. Jika termasuk kategori D, maka D1=0, D2=0, Untuk pengambilan keputusan normalitas data
dan D3=1 yang dimiliki, dapat digunakan ketentuan di
Atau dapat pula dinyatakan seperti berikut : bawah ini:
a. Jika data menyebar di sekitar garis
1 jika kategori B
{0
D1 =
jika lainnya
diagonal dan mengikuti arah garis diagonal,
maka model regresi memenuhi asumsi
jika kategori C normalitas
D ={1
2 b. Jika data menyebar jauh garis diagonal
0 jika lainnya
dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka
D ={1
jika kategori D model regresi tidak memenuhi asumsi
3
0 normalitas.
jika lainnya
Cara lain untuk mendeteksi normal atau
Sehingga persamaan regresi yang terbentuk
tidaknya distribusi data dengan menggunakan uji
adalah
Y i= β 0 + β 1 X 1 + β 2 D 1 + β 3 D 2 + β 4 D 3 + ε i
formal yakni uji Kolmogorov-Smirnov. Pada
i i i i pengujian dengan menggunakan uji Kolmogorov-
Smirnov ini, hipotesisnya adalah :
(5) H0 : data berdistribusi normal
Persamaan regresi yang terbentuk untuk H1 : data tidak berdistribusi normal
kategori A, dimana D1 = 0, D2 = 0, D3 = 0 adalah: Pengambilan keputusan :
Jika nilai sig > α maka data berdistribusi
Y^ i= β0 + β 1 X 1 + β 2 (0)+ β 3 ( 0)+ β 4 ( 0 )
normal
Jika nilai sig ¿ α maka data tidak
(6) berdistribusi normal (Santoso, 2003).
=β 0 + β1 X 1 Untuk mengatasi masalah gaangguan pada
data yang tidak berdistribusi normal dapat
Untuk kategori B, dimana D1 = 1, D2 = 0,
dilakukan berbagai macam cara agar data yang
D3 = 0. Persamaan regresi yang terbentuk adalah :
dimiliki berdistribusi normal. Adapun cara
Y^ i= β0 + β 1 X 1 + β 2 (1 )+ β 3 ( 0 )+ β 4 ( 0) tersebut adalah:
1. Menghilangkan data pencilan (Outlier),
(7) karena data ini yang akan membuat data
=( β0 + β 2 )+ β 1 X 1 menjadi tidak normal.

66 Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman


Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 1, Mei 2014 ISSN 2085-7829

2. Menambah jumlah sampel atau 3. Karena adanya korelasi antar variabel bebas
memperbanyak jumlah sampel (n) sehingga apabila terjadi penambahan variabel
3. Melakukan transformasi data, beberapa contoh bebas tidak akan berpengaruh apa-apa
transformasi adalah: 4. Multikolinieritas juga terjadi bila terlalu
2
X 1 =X ; X 1= log ( X ); X 1= √ X banyak variabel bebas dimasukkan ke dalam
persamaan, artinya variabel bebas masih terus
dimasukkan kendati model telah sesuai. Hal
2. Heteroskedastisitas
ini mudah terjadi tanpa disadari, misalnya bila
Heteroskedastisitas terjadi jika varian dari terlalu banyak memasukkan variabel dummy.
residual suatu pengamatan ke pengamatan lain Untuk mendeteksi terjadinya gangguan
tidak terjadi ketidaksamaan. Model regresi yang multikolinieritas dapat dilakukan dengan
baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. melakukan pengujian dengan uji korelasi parsial.
Dasar pengambilan keputusan antara lain Ketentuan pengambilan keputusan :
sebagai berikut: Jika nilai koefisien korelasi ( r ) ≥ 0,8, maka
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada terjadi gangguan multikolinieritas
membentuk suatu pola tertentu yang teratur Jika nilai koefisien korelasi ( r ) < 0,8, maka
(bergelombang, melebar kemudian tidak terjadi gangguan multikolinieritas (Santoso,
menyempit), maka terjadi Heteroskedastisitas, 2002)
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik Cara lain untuk mengetahui terjadinya
melebar diatas dan dibawah angka 0 pada gangguan multikolinieritas adalah melihat
sumbu Y, maka tidak terjadi besarnya nilai VIF (Variance Inflation Factor)
Heteroskedastisitas. dan Nilai Toleransi (Tolerance Value).
Cara lain untuk mendeteksi Persamaan untuk menentukan nilai VIF
Heteroskedastisitas adalah dengan menggunakan adalah:
uji formal yakni uji Glejser. Adapun tahap-tahap 1 (11)
dalam uji Glejser yaitu : VIF=
(1−R2 )
1. Lakukan analisis regresi untuk menetukan Atau dapat ditulis seperti berikut
model regresi dan menentukan nilai residual εi
2. Setelah mendapatkan nilai residual εi dan 1
VIF= (12)
regresi OLS, selanjutnya meregresikan nilai Tolerance
|ε i| , terhadap variabel X yang diduga Apabila nilai Toleransi lebih dari 0,1 atau
σ mendekati 1 dan nilai VIF < 10, maka ini
mempunyai hubungan erat dengan i2
menunjukkan bahwa tidak terjadi masalah
sehingga model yang digunakan adalah : multikolinearitas antar variabel bebas (Santoso,
|ε i|=β 0 + β1 X 1 +β 2 X 2 +⋯+ β k X k +ε (10) 2003).
Hipotesis yang digunakan: Apabila terjadi gangguan multikolinieritas,
H 0 : Tidak terdapat masalah
maka gangguan yang terjadi dapat dihilangkan
dengan (Sembiring, 1995):
Heteroskedastisitas
a. Memperbanyak jumlah sampel,
H 1 : Terdapat masalah Heteroskedastisitas
b. Melakukan transformasi terhadap
Dengan kriteria pengambilan keputusan : hubungan fungsional, atau
H0 diterima jika Fhitung > Ftabel dan menolak c. Menghilangkan variabel bebas yang memiliki
kolinieritas tinggi.
H1 jika Fhitung < Ftabel, maka tidak terdapat
masalah Heteroskedastisitas (Gujarati, 1995) 4. Autokorelasi
Autokorelasi merupakan gejala terjadinya
3. Multikolinieritas korelasi diantara error pengamatan yang satu
Yang dimaksud dengan multikolinieritas dengan yang lain, karena data dipengaruhi oleh
adalah keadaan dimana variabel bebas yang satu data sebelumnya. Autokorelasi ini dapat dideteksi
dengan variabel bebas yang lain mempunyai dengan uji Durbin-Watson (Pratisto, 2004):
n
korelasi yang erat dalam persamaan regresi.
Masalah-masalah yang ditimbulkan oleh
∑ ( e t − et −1 )2
t =2
DW = ( 13)
multikolinieritas, yaitu : n
∑ e2
1. Koefisien regresi yang bertanda positif dalam t =1
t

regresi sederhana bisa berubah negatif dalam dimana :


regresi berganda atau sebaliknya et
2. Fluktuasi nilai estimasi koefisien regresi = residual (selisih antara Y observasi
sangat besar dengan Y
(Y −Y^ )
prediksi atau

Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman 67


Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 1, Mei 2014 ISSN 2085-7829

e t−1 = residual satu periode sebelumnya


Untuk memutuskan menerima atau menolak
n
H0 , dengan membandingkan nilai
2
∑ ( e t −e t −1 ) probabilitas dengan α. H 0 ditolak jika nilai
t =2 = Jumlah dari kuadrat
perbedaan antara residual sekarang dengan probabilitas (Sig) > α, (α =0,05) dan H0
residual sebelumnya diterima jika nilai probabilitas (Sig) ≤ α, (α
n =0,05) (Rosadi, 2005).
∑ e2t
t =1 = Jumlah dari kuadrat masing-masing
Metodologi Penelitian
residual Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
Durbin dan Watson sudah membuat tabel yang
mahasiswa Statistika FMIPA UNMUL yang
disebut “The Durbin-Watson Statistics” pada masih aktif dalam perkuliahan pada tahun 2012,
tingkat signifikansi (significant level) 5% dan 1%.
yakni angkatan 2009, 2010, dan 2011, yang
Di dalam tabel dimuat nilai batas atas (upper masing-masing jumlah mahasiswannya: 47, 66,
bound) atau dU dan nilai batas bawah (lower
dan 53 dengan total populasinnya adalah 166.
bound) atau dL untuk berbagai nilai n (jumlah Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari
sampel) dan k (jumlah parameter).
populasi yang berjumlah 117 mahasiswa, dengan
Pengambilan keputusan dalam uji Durbin- perhitungan mengunakan rumus dari Slovin
Watson adalah:
sebagai berikut:
1. Menentukan Hipotesis N
H0 : Tidak terdapat masalah autokorelasi n=
H1 : Terdapat masalah autokorelasi 1+ N ( e )2
2. Menentukan nilai α dengan d tabel (n,k) terdiri 166
= 2
atas dL dan dU 1+ 166 ( 0 , 05 )
3. Menentukan kriteria pengujian, yaitu: =117 (14)
dimana
Tabel 2. Kriteria Pengujian Durbin-Watson n = Jumlah sampel
Nilai Statistik dw Hasil N = Jumlah Populasi
0<dw <dL Menolak H0 (Ada
autokorelasi positif)
e = Presisi (ditetapkan 5% dengan
dL <dw < dU Daerah keragu-raguan tingkat kepercayaan 95% )
(Tidak ada keputusan) Teknik Sampling
dU <dw< ( 4−dU ) Menerima H0 (Tidak ada
Pada penelitian ini, teknik sampling yang
autokorelasi)
digunakan adalah dengan menggunakan metode
( 4−dU ) <dw< ( 4−dL ) Daerah keragu-raguan
(Tidak ada keputusan) probability sampling yaitu propornate stratified
( 4 − dL ) < dw < 4 Menolak H0 (Ada random sampling. Probability propornate
autokorelasi negatif) stratified random sampling adalah teknik yang
digunakan bila populasi mempunyai
Pemilihan Model Regresi Terbaik anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata
Untuk menentukan model regresi terbaik secara proposional. Karena populasi berstrata,
digunakan beberapa metode pada analisis regresi maka sampelnya juga berstrata. Stratanya
yang dilakukan yakni forward, backward dan menurut angkatan harus proposional sesuai
stepwise. dengan populasi mengunakan rumus berikut
Backward Ni
ni = ×n
Metode selanjutnya yakni metode backward.. N
Adapun tahap-tahap yang dilakukan pada metode
ini yakni: (15)
1. Menganalisis pengaruh seluruh variabel bebas dimana
terhadap model regresi linier yang terbentuk. N = jumlah populasi
2. Apabila diperoleh analisis bahwa adanya n = jumlah sampel
variabel bebas yang tidak memiliki pengaruh Ni = jumlah sub populasi
terhadap model regresi linier, maka variabel ni = jumlah sub populasi
tersebut dikeluarkan. Jadi jumlah sampel untuk setiap angkatan
Pada metode ini, uji yang digunakan adalah uji adalah sebagai berikut:
t untuk menguji signifikansi konstanta dari setiap Angkatan 2009: n1 =
variabel-variabel bebas. 47
×117=33 ,13≈33
Hipotesisnya adalah : 166
H 0 : β 0 =0 , dimana i = 0, 1, 2,..., k
H 1 : β i≠0 , dimana i = 0, 1, 2,..., k

68 Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman


Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 1, Mei 2014 ISSN 2085-7829

58 Rata-rata 3,27 3,27 3,43


Angkatan 2010: n2 = minimum 2,65 2,45 2,84
158 maximun 3,88 3,84 3,91
66
×117=46 , 52≈ 47
166 Tabel 5 menjelaskan bahwa responden terdiri dari
52 117 yang memiliki rata-rata IPK sebesar 3,32,
Angkatan 2011: n3 = IPK minimun sebesar 2,45, dan IPK maksimun
158
53 sebesar 3,91. Dari sampel diatas terdiri dari 3
×117=37 , 35≈37 angkatan 2009, 2010, dan 2011 berturut turut
166
adalah 3,27, 3,27, dan 3,43, IPK minimun dari 3
angkatan berturut turut adalah 2,65, 2,45, dan
Variabel Penelitian
2,84 sedangkan IPK maksimun dari 3 angkatan
Variabel adalah karakter yang akan
berturut turut adalah 3,88, 3,84, dan 3,91.
diobservasi dari unit pengamatan. Variabel dalam
penelitian merupakan suatu atribut dari
Analisis Regresi Linier Variabel Dummy
sekelompok objek yang diteliti yang memiliki
variasi antara suatu objek dengan objek yang lain Estimasi Parameter
dalam kelompok tersebut . Untuk mengetahui estimasi parameter untuk
Variabel dalam penelitian ini ialah meliputi: penelitian ini, maka dilakukan pengolahan data
1. Nilai Indeks Prestasi Kumulatif (Y) menggunakan analisis regresi linier variabel
2. Usia (X1) dummy.
3. Frekuensi Datang ke Perpustakaan (X2) Berdasarkan Tabel 6, diperoleh model dugaan
4. Lama Belajar (X3) sebagai berikut:
5. Banyaknya Literatur (X4)
6. Jenis Kelamin (D1) Y= 2 ,718−0 , 017 X 1 +0 ,006 X 2 +0 , 033 X 3 +
7. Wilayah Sekolah (D2) 0 , 026 X 4 +0 , 008 D1 +0 , 145 D 2 +0 , 233 D 3 +
8. Asal Sekolah (D3)
0 , 138 D 41+0 ,166 D42 +0 , 221 D 43+0 ,123 D44 +
9. Pendidikan Orang Tua (D4)
10. Pekerjaan Orang Tua (D5) 0 , 267 D51+0 , 050 D52+0 , 089 D53 −0 ,139 D6 +
11. Kegiatan di Luar Akademik (D6) 0 , 025 D 7 +0 , 004 D 8
12. Tempat Tinggal Mahasiswa (D7) (16)
13. Metode Belajar (D8)
Adapun prosedur analisis data yang dilakukan Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui nilai
dalam penelitian mengunakan metode analisis koefisien determinasi (R2) sebesar 0,739 ini
regresi linier variabel dummy adalah: mengindikasikan bahwa sebesar 73,9% seluruh
1. Pengklasifikasikan data yang diperoleh variasi total Y dapat diterangkan dari model dan
dengan menentukan data termasuk kategorik sisanya sebesar 26,1% diterangkan dari faktor-
yang mana faktor lain yang tidak diperhitungkan ke dalam
2. Melakukan pengujian validitas dan reliabilitas model.
3. Menentukan model regresi terbaik dengan
metode backward. Tabel 6. Estimasi Parameter Regresi Linier Dummy
4. Menguji asumsi model regresi linier, yang Pada IPK Mahasiswa Statistika
meliputi uji normalitas, heteroskedastisitas, Variabel Koefisie Std. Error T Sig.

multikolinieritas dan autokorelasi n


Konstan 2,718 0,695 3,913 0,00
5. Penentuan model regresi yang terbentuk dari X1 -0,017 0,031 -0,556 0
hasil penelitian yang dilakukan X2 0,006 0,037 0,172 0,58
6. Prosedur terakhir adalah penentuan keputusan X3 0,033 0,011 2,979 0
dan kesimpulan X4 0,026 0,012 2,115 0,86
D1 0,008 0,069 0,117 4

Hasil dan Pembahasan D2 0,145 0,068 2,135 0,00


D3 0,233 0,079 2,964 4
D4 0,03
Statistik Deskriptif
D41 0,138 0,187 0,740 7
Analisis deskriptif digunakan untuk D42 0,166 0,176 0,943 0,90
mengambarkan karateristik responden yang terdiri D43 0,221 0,166 1,336 7
dari Mahasiswa Statistika FMIPA UNMUL dari D44 0,123 0,179 0,687 0,03
angkatan 2009, 2010, dan 2011. D5 5
D51 0,276 0,135 2,040 0,00
Deskripsi Karateristik Variabel Y (IPK) D52 0,050 0,121 0,411 4

Tabel 5. Deskripsi Statistik IPK D53 0,089 0,123 0,725

Angkatan D6 -0,139 0,068 -2,044 0,46


Variabel Y D7 0,025 0,070 0,362 1
2009 2010 2011
-0,004 0,066 -0,063 0,34
N 33 47 37

Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman 69


Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 1, Mei 2014 ISSN 2085-7829

D8 8
Tabel 8 Uji Simultan (Uji F)
0,18
Jumlah Mean
5
Model Rata- Df Squar F Sig.
0,49
rata e
4
Regressio 4,841 17 0,285 3,135 0,0
n
0,04
Residual 8,992 99 0,091
4
Total 4,778 116
0,68
2
0,47
Hipotesis
0 H0 : β 1=β 2 =β 3 =⋯=β 16 =β 17=0
0,04
(Secara simultan tidak ada pengaruh antara
4
0,71
variabel bebas (usia, frekuensi ke
8
perpustakaan, lama belajar, banyaknya
0,95 literatur, jenis kelamin, wilayah sekolah, asal
0 sekolah, pendidikan orang tua, pekerjaan
orang tua, kegiatan diluar akademik, tempat
Tabel 7. Koefisien Korelasi dan Determinasi tinggal, dan metode belajar) terhadap nilai
Adjusted R
Std. Error IPK ).
R R2 of the
Square
Estimate H : Minimal terdapat satu β i≠0 ,
1

0,806 0,739 0,731 0,29311 dengan i = 1, 2, 3,.....,16, 17


(Secara simultan minimal ada satu variabel
Uji Signfikansi Parameter bebas (usia, frekuensi ke perpustakaan, lama
belajar, lama belajar , banyaknya literatur,
Uji Simultan (Uji F) jenis kelamin, wilayah sekolah, asal sekolah,
Akan dilakukan uji untuk mengetahui pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua,
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. kegiatan diluar akademik, tempat tinggal, dan
metode belajar yang berpengaruh terhadap Taraf Signifikansi
nilai IPK ). α=5 %
Taraf Signifikansi Daerah Kritik
α=5 % α
H0 ditolak jika p-value <
Daerah Kritik
Keputusan dan Kesimpulan
H0 ditolak jika p-value < α atau jika nilai F hitung
> Ftabel Berdasarkan Tabel 6 terlihat bahwa variabel
Keputusan frekuensi ke perpustakaan, banyaknya literatur,
Berdasarkan hasil output pada lampiran, asal sekolah, wilayah sekolah, pekerjaan orang
diperoleh nilai (0,000) p-value < α = 0,05 atau tua yang PNS dan kegiatan diluar akademik
3,135 = Fhitung > Ftabel = 1,727 maka berpengaruh terhadap IPK sedangkan variabel
diputuskan untuk menolak H0 Usia, pendidikan orang tua (SD, SMP, SMA, dan
Kesimpulan SARJANA), pekerjaan orang tua (wirawsasta,
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pegawai swasta dan tidak bekerja), tempat tinggal
secara simultan minimal ada satu variabel bebas dan metode belajar tidak berpengaruh terhadap
yang berpengaruh terhadap IPK. IPK

Uji Parsial (Uji t) Pemilihan Model Regresi Terbaik


Berdasarkan analisis regresi linier yang Pemilihan model regresi linier terbaik dengan
dilakukan, diperoleh model regresi sesuai pada menggunakan analisis regresi linier metode
persamaan (16) Selanjutanya akan dilakukan backward dengan hasil dapat dilihat pada Tabel 9.
pengujian terhadap masing-masing variabel. Berdasarkan Tabel 10 dapat diketahui nilai
Hipotesis koefisien determinasi (R2) sebesar 0,739 ini
β j =0 mengindikasikan bahwa sebesar 73,6% seluruh
H0 : ; j = 0,1,2,3,.......,17 variasi total Y dapat diterangkan dari model dan
(Tidak ada pengaruh antara variabel bebas sisanya sebesar 26,4% diterangkan dari faktor-
ke j terhadap IPK) faktor lain yang tidak diperhitungkan ke dalam
H1 : β j ≠0 ; j = 0, 1,2,3,.......,17 model.
(ada pengaruh antara variabel bebas ke j
terhadap IPK)

70 Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman


Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 1, Mei 2014 ISSN 2085-7829

Tabel 9. Koefisien pada Analisis Regresi dengan sebesar 0,192 dengan asumsi variabel yang
Metode Backward lain dianggap tetap.
Variabel B Std.Error t Sig. 7. Koefisien regresi D6 sebesar 0,116
Konstan 2,686 0,117 22,99 0,000 menyatakan bahwa, setiap mahasiswa yang
X3 0,035 0,010 3,477 0,001 mempunyai kegiatan diluar akademik maka
X4 0,017 0,010 1,171 0,039 akan mengurangi nilai rata-rata IPK
D2 0,134 0,057 2,355 0,020 mahasiswa statistika sebesar 0,116 dengan
D3 0,222 0,068 3,279 0,001 asumsi variabel yang lain dianggap tetap
D51 0,192 0,062 3,086 0,003
D6 -0,116 0,060 -1,936 0,045
Analisis Asumsi-Asumsi Dasar Model Regresi
Tabel 10. Koefisien Determinasi
Linier Berganda
Adjusted R Std. Error of Uji Kenormalan Residual Data
R R2
Square the Estimate Dasar pengambilan keputusan antara lain:
0,801 0,736 0,728 0,28883 a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal
. dan mengikuti arah garis diagonal, maka
Interpretasi Model Regresi model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Model regresi yang di dapat sebagai berikut : b. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan
Y =2 , 686+0 , 035 X 3 +0 , 017 X 4 +0 , 134 D 2
tidak mengikuti garis diagonal, maka model
regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
=0 , 222 D 3 +0 , 192 D 51−0 ,116 D 6
Berdasarkan hasil penelitian untuk variabel
(17) bebas dan variabel terikat diperoleh grafik normal
Q-Q Plot of regresion standardized residual
Dari model regresi yang diperoleh dapat seperti pada gambar dibawah ini:
diinterpretasikan sebagai berikut:
1. Konstanta sebesar 2,686 menyatakan bahwa
jika variabel lama belajar, banyaknya literatur,
wilayah sekolah, asal sekolah, pekerjaan orang
tua yang PNS, dan kegiatan di luar akademik
dianggap tetap maka nilai rata-rata IPK
mahasiswa statistika sebesar 2,686.
2. Koefisien regresi X3 sebesar 0,035
menyatakan bahwa, setiap pertambahan 1 jam
waktu belajar seorang mahasiswa maka akan Gambar 1 Grafik Q-Q Plot of regresion
meningkatkan nilai rata-rata IPK mahasiswa standardized residual
statistika sebesar 0,035 dengan asumsi
variabel yang lain dianggap tetap. Dari Gambar 1 dapat dikatakan data yang
3. Koefisien regresi X4 sebesar 0,017 diperoleh berdistribusi normal. Hal ini tampak
menyatakan bahwa, setiap penambahan 1 dari sebaran titik-titik terdapat di sekitar sumbu
literatur penunjang perkuliahan mahasiswa diagonal dan berada di sepanjang sumbu diagonal
akan meningkatkan nilai rata-rata IPK pula.
mahasiswa statistika sebesar 0,017 dengan Adapun cara yang lain untuk menentukan
asumsi variabel yang lain dianggap tetap. kenormalan data dapat melihat nilai tabel tests of
4. Koefisien regresi D2 sebesar 0,134 normality pada alpha sebesar 5% dan dengan
menyatakan bahwa, setiap mahasiswa yang hipotesis sebagai berikut:
berasal dari sekolah di samarinda maka akan Tabel 12 Uji Kenormalan Resdidual Data
meningkatkan nilai rata-rata nilai IPK Kolmogorov-Smirnov
mahasiswa statistika sebesar 0,134 dengan p-value
asumsi variabel yang lain dianggap tetap. Unstandardized Residual 0,200
5. Koefisien regresi D3 sebesar 0,222 Berdasarkan hasil pengujian tersebut diperoleh
menyatakan bahwa, setiap mahasiswa yang nilai p-value = 2,00 lebih besar dari pada α = 0,05
berasal dari SMA maka akan meningkatkan sehingga H0 gagal ditolak dan dapat disimpulkan
nilai rata-rata IPK mahasiswa statistika bahwa error berdistribusi normal.
sebesar 0,222 dengan asumsi variabel yang
lain dianggap tetap.
6. Koefisien regresi D51 sebesar 0,192
menyatakan bahwa, jika pekerjaan orangtua Uji Heteroskedastisitas
mahasiswa adalah PNS maka nilai rata-rata Uji Heteroskedastisitas dilakukan untuk
IPK mahasiswa tersebut akan meningkat mengetahui homogenitas varians residual dari
model (17). Pengujian dilakukan melalui uji

Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman 71


Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 1, Mei 2014 ISSN 2085-7829

glejser, yaitu dengan cara meregresikan nilai


mutlak residual. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian pada Tabel 13 Dari hasil analisis data yang dilakukan, dapat
diperoleh bahwa p-value = 1,000 < α = 0,05 maka ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
H0 gagal ditolak. Sehingga dapat disimpulkan 1. Model regresi linier terbaik yang diperoleh
bahwa varians residual homogen atau tidak terjadi dengan mengunakan analisis regresi linier
heteroskedastisitas. variabel Dummy dengan mengunakan metode
backward adalah:
Tabel 13 Uji Heteroskedastisitas
Y =2 , 686+0 , 035 X 3 +0 , 017 X 4 +0 , 134 D 2
Sum of Mean
Model Square df Square F Sig. =0 , 222 D 3 +0 , 192 D 51−0 ,116 D 6
s s 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai Indeks
Regressio Prestasi Kumulatif mahasiswa statistika
0,000 6 0,000 0,00 1,00
n FMIPA Universitas Mulawarman adalah:
Residual 9,450 110 0,086
Lama belajar, Banyaknya Literatur, Wilayah
Total 9,450 116
Sekolah, Asal Sekolah, dan Pekerjaan Orang
Tua yang PNS dan Kegiatan di luar Akdemik.
Uji Autokorelasi
Autokorelasi ini dapat dideteksi dengan uji
Daftar Pustaka
Durbin-Watson sebagai berikut:
Algifari, 2000. Analisis Regresi Teori, Kasus dan
Tabel 14. Uji Autokorelasi Solusi Cetakan Kedua. Jogyakarta: BPFE.
Keputusan Adjusted Std.Error Of Durbin-
R R2
Berdasarkan Tabel 14 diperoleh nilai DW R2 The Estimate watson
sebesar 1,9715 untuk pengambilan keputusan 0,000 0,000 -0,114 11518674 1, 9715
seperti telah diuraikan pada Tabel 2 maka nilai d Gujarati, Damodar., 1995. Ekonometrika Dasar.
sebesar 1, 9715 yang diperoleh terletak diantara Jakarta: Penerbit Erlangga.
dU < d < 4-dU atau 1,8073 < 1,9715 < 2,0285 Harinaldi, 2005. Pinsip-Pinsip Statistik Untuk
maka H0 diterima, maka dapat disimpulkan bahwa Teknik dan Sains. Jakarta : Penerbit Erlangga.
tidak terjadi gangguan autokorelasi dalam model Pramesti, Getut., 2007. Aplikasi SPSS 15.0 dalam
regresi. Model Linier Statistika. Surakarta: PT. Elex
Media Komputindo.
Pendeteksian Multikolinieritas. Pratisto, Arif. , 2004. Cara Mudah
Cara yang dilakukan untuk mengetahui ada Mengatasi Masalah Statistik dan
tidaknya gejala multikolinieritas dengan melihat Rancangan Percobaan dengan SPSS 12.
besarnya VIF (Variance Inflation Factor) dan Jakarta : PT. Elex Media
nilai toleransi (Tolerance Value). Dikatakan tidak Komputindo.
terjadi gejala multikolinieritas jika nilai VIF < 10 Rosadi, Dedi., 2005. Modul Praktikum Komputasi
dan nilai toleransi mendekati 1. Statistika. Lab. Komputasi Statistika
Matematika FMIPA UGM.
Tabel 15 Hasil Pengujian Multikolinieritas Santoso, Singgih., 2002. Latihan SPSS
Variabel Tolerance VIF Parametrik. Jakarta: PT. Elex Media
Lama Belajar 0,921 1,086
Komputindo.
Banyaknya literatur 0,950 1,053
Wilayah sekolah 0,919 1,089 Santoso, Singgih,. 2003. Mengatasai Berbagai
Asal sekolah 0,838 1,193 Masalah Statistik dengan SPSS Versi 11.5.
Pekerjaan orang tua 0,918 1,089 Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Kegiatan di luar akademik 0,929 1,076 Sembiring, RK., 1995. Analisis Regresi.
Bandung: ITB Bandung.
Pada tabel 15 di atas diketahui bahwa variabel Setiaji, Bambang,, 2004, Module Ekonometrika
bebas yang memiliki nilai VIF < 10 dan nilai Praktis. Surakarta: Fakultas Ekonomi
toleransi yang mendekati 1 adalah variabel lama Universitas Muhammadiyah Surakarta.
belajar, banyaknya literatur, wilayah sekolah, asal Sudjana. 1992. Metode Statistika Edisi ke.6.
sekolah, pekerjaan orang tua yang PNS dan Bandung: PT. Tarsito Bandung.
kegiatan di luar akademik. Jadi dapat disimpulkan Supranto, J., 2000. Statistik Teori dan
bahwa ke 6 variabel bebas tidak mengalami Aplikasi Edisi Keenam. Jakarta:
ganguan multikolinieritas. Penerbit Erlangga.
Dengan terpenuhinnya asumsi-asumsi dasar Suyanto, Agus, . 2004. Psikologi Umum
regresi linier maka model regresi pada persamaan Edisi I. Jakarta: Bumi Aksara.
(17), dinyatakan layak untuk digunakan

72 Program Studi Statistika FMIPA Universitas Mulawarman

Anda mungkin juga menyukai