Anda di halaman 1dari 3

Narkoba sebagai obat

Narkoba adalah obat. Pada tahun 1898 narkoba diproduksi secara massal oleh produsen
obat ternama Jerman yang bernama Bayer. Bayer memproduksi obat penghilang rasa sakit dan
kemudian memberi nama obat itu dengan sebutan heroin.pada tahun itulah narkoba secara resmi
digunakan dalam dunia medis untuk penghilang rasa sakit.Jauh sebelum narkoba di produksi
secara massal, di Persia candu yang merupakan salah satu jenis narkoba telah diperkenalkan oleh
Alexander the Great pada tahun 330 SM yang berfungsi sebagai tambahan bumbu masakan yang
bertujuan untuk relaksasi tubuh. Sayangnya seiring meluasnya hubungan internasional narkoba
disalahgunakan menjadi senjata demi kepentingan politik. Oknum-Oknum tersebut
menambahkan zat-zat adiktif yang porsinya melenceng dari takaran medis.Sehingga, hal tersebut
menjadi cikal-bakal lahirnya penyalahgunaan narkoba di Masyarakat khususnya di kalangan
generasi bangsa.

Narkoba atau nafza yang d iperkenalkan Kementrian Kesehatan Indonesia adalah


singkatan dari narkotika, psikotropika, dan zat adiktif. Di Indonesia, tiga komponen tersebut
termaktub dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dan Zat Adiktif
serta Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika.Pelarangan serta penggolangan
tentang narkoba termaktub dalam Undang-Undang 35 Tahun 2009.

Menurut data yang kami dapat dari BNN, 17% pengguna narkoba adalah pelajar dan
mahasiswa. Di mana 59 juta dari 87 juta anak merupakan pecandunya. Angka ini dapat menjadi
jalan buntu mengingat dampaknya terhadap kemajuan bangsa dan negara, khususnya dalam
mencapai tujuan revolusi industri 4.0 yang bertumpu pada kualitas sumber daya manusia.
Sumber daya manusia yang produktif, seperti yang dikatakan oleh Menteri Keuangan Republik
Indonesia, Sri Mulyani, merupakan faktor penunjang kemajuan bangsa dan negara. Kemajuan
suatu bangsa tentu berhubungan erat dengan revolusi insutri 4.0 karena pada dasarnya revolusi
industri merupakan salah satu bagian dari usaha pemerintah untuk menaikan anak tangga
Indonesia dari negara berkembang menjadi negara maju. Selain Sri Mulyani, Chairul Tanjung
juga menyatakan hal yang serupa mengenai sumber daya manusia yang menjadi salah satu faktor
keberhasilan revolusi industri 4.0.

Sayangnya, narkoba ini tidak pernah tajam ke bawah dan tumpul ke atas ketika merekrut
oknum-oknum baru. Bahkan, di kalangan pelajar hingga tempat belajar sekalipun. Seperti kasus
yang kami dapat, di Jawa Barat polisi berhasil menemukan gudang narkotika di sekolah. Ketika
ditanya alasan mengapa menggunakan sekolah sebagai gudang penyimpanan, jawaban yang
keluar adlah karena sekolah dianggap tempat yang aman. Dari jawaban tersebut, dapat kita
simpulkan bahwa sasaran yang dituju oleh oknum-oknum tersebut adalah tempat pendidikan
karena bidang ini sudah mendapat label “putih” dari masyarakat sehingga dirasa aman.

Selain itu, menurut Deputi Pemberantasan BNN, Irjen Arman Depari, orang yang
mengonsumsi narkoba syarafnya akan terganggu sehingga tidak bisa mengontrol perbuatannya
hingga berujung pada aksi sadisme. Hal ini tentu menjadi kekhawatiran bagi masyarakat, apalagi
berdasarkan data yang telah dipaparkan, pengguna narkoba ini hampir setengahnya adalah
pelajar dan mahasiswa yang notabennya adalah generasi bangsa. Dengan melihat sasaran dari
realitas yang dipaparkan maka, salah satu cara untuk memotong rantai narkoba ini dapat
dilakukan melalui bidang pendidikan. (...) Apalagi setelah adanya UU Nomor 20 Tahun 2003
terkait usia belajar, yaitu 7 sampai 15 tahun, atau yang lebih dikenal dengan wajib belejar 9
tahun. Ditambah dengan (...)

Dengan program PREMAN, kami menawarkan ranting yang sasarannya di tunjukkan


terhadap kebutuhan dalam rangka pencegahan dan penanggulangan narkotika untuk generasi
bangsa, khususnya dalam menghadapi revolusi industri 4.0. Preman memayungi 4 konsep dasar
yang terdiri dari:
1. TLL (Tinjau Lapangan Langsung) yang merupakan langkah pertama dalam pencegahan
Narkotika dengan mencari dan menemukan Titik paling banyak terjerat kasus Narkotika untuk di
datangi oleh tim PREMAN.
2. Intan (Inspirasi mantan) yang merupakan program penanggulangan dengan sasaran
mental/spiriual/fisik, kegiatannya merujuk pada SPE (Sosialisasi Praktek Efektif) dalam ranah
peserta sosialisasi, tercipta udara bersih dari Narkotika, dengan menyaksikan Video yang
narasumbernya pernah dan sedang dalam kubangan hitam narkotika,  sehingga generasi bangsa
dapat mengetahui faktor penyebab dan dampak dampak dari hal tersebut. Contoh kasus tepatnya
di lampung, sepasang suami istri yang bernama Danang Iswardana dan Resti Permata Dewi yang
merupakan mantan pecandu.Dimana mereka mengimplementasikan metode 4 pilar. Setelah sadar
mereka membuka tempat rehabilitasi Narkotika. Dalam sosialisasi nantinya ada korelasi sesama
peserta, seperti bentuk kelompok bahaya Narkotika, teka teki tidak pada narkotika, Lomba cipta
karya anti narkotika, dan hal lainnya tentunya kegiatan yang bertentangan dengan narkotika.
3. GSJR (Gerakkan Sehat Jasmani dan Rohani) yang merupakan program penanggulangan
sugesti. Di mana menurut ahli terkemuka sugesti tidak bisa disembuhkan dengan cara apapun,
karnanya perlu GSJR ini, kegiatannya merujuk pada Olahraga Sehat, menanam pohon,
menerapkan pola makanan sehat, mengajak untuk lebih taat akan agama, intinya kegiatan yang
dilakukan secara bersama-sama tidak dengan sendiri-sendiri.Alhasil dengan adanya kegiatan
sehat maka tercipta juga pemikiran sehat anti Narkotika.
4. RT (Rekreasi Terapan) yang merupakan solusi tambahan terhadap PREMAN ini, dimana
wilayah yang rawan terjerat kasus Narkotika, selain solusi dari pemerintah, yakni Tim duta anti
Narkotika bekerja sama menerapkan solusi ini, seperti yang kita ketahui seseorang mendekat
terhadap Narkotika karna merasa bertolakbelakang dengan dirinya pun orang lain, merasa
terisolir, nah dengan adanya RT ini, baik dalam bentuk kemah anti narkotika, kunjungan ke
pantai, dan tempat rekreasi lainnya, diterapkan akan pentingnya kebersamaan, saling
membutuhkan dan membantu orang lain, tertawa bersama, dll, alhasil semua pikiran-pikiran
Negatif terhadap Narkotika akan luntur dengan sendirinya.

Jadikan Narkotika Musuh besarmu jangan jadikan ia Sahabat Sejatimu.


Terapkan PREMAN, demi mencapai tujuan bersama dalam menhadapi Revolusi Industri 4.0.

Anda mungkin juga menyukai