DOSEN PENGAMPU
HARUL MAKSUM, SH.M.H
NAMA : ADI
NPM : 742012020873
KELAS : 3B
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI
SELONG
2021
KATA PENGANTAR
mata kuliah”Hukum Administrasi Negara” dengan judul Kasus Bansos diKutai Karta
Negara dalam konteks Hukum Aministrasi Negara” Di dalam makalah ini saya
kartanegra
Rekan-rekan yang juga membantu di dalam pembuatan makalah ini ,sehingga dapat
dalam penyajian nya,karena saya juga dalam masa pembelajaran agar kita bis
bersama untuk mengerti di dalam mata kuliah ini.Kritik dan Saran yang bersifat
Penulis
DATAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.3.Tujuan …………………………………………………………………………………3
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENITUP
3.1.Kesimpulan ……………………………………………………………………….10
3.2.Saran ……………………………………………………………………………….11
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDHULUAN
1.1.Latar Belakang
Bantuan Sosial dan Hibah Pemkab Kukar yang dialokasikan tiap tahun anggaran
dalam kenyataanya, pengalokasian dana bansos dan hibah Kukar selama ini banyak
kurang tepat sasaran. Akibat organisasi, kelompok band semakin menjamur ketika
dan hibah Pemkab Kukar selama ini sangatlah buruk. Mengingat pengelokasian
dana untuk hibah maupun bansos tidak selektif dan tidak didasarkan kreteris yang
mempunyai alamat jelas ataupun ada pihak yang menerima bansos ganda. Hal ini
beber Praptomo.
peningkatan yang sangat signifikan, dari nilai Rp90 miliar menjadi Rp110 miliar.
Kenaikan tersebut juga ternyata tak mampu menekan angka kemiskinan di Kukar
yang mencapai jumlah 32 ribu jiwa. Sementara dana hibah yang nilai
pengalokasiannya lebih Rp50 juta, pada APBD 2010 ini mencapai angka Rp200
miliar, baik untuk hibah dana yayasan, dana untuk KPUD Kukar, KONI, maupun
Disisi lain, alokasi untuk dana pembangunan pertanian dalam arti luas masih
terbilang sangat minim, tak mencapai angka 12 persen. Padahal disektor pertanian
dalam arti luas mampu menyerap sekitar 60 persen tenaga kerja di Kukar."Alokasi
sosial melalui tiga pintu pilihan, yang pertama adalah usulan bisa melalui Bagian
Kesmas Setkab Kukar, Bappeda serta melalui DPRD Kukar yang biasa disebut
Nilai lolos nya anggaran bansos cukup variasi, namun bisa ditebak jika usulan
anggaran melalui Kesmas atau Bappeda, anggaran yang disetujui lebih rendah
1.2.Rumusan Masalah.
Dasar 1945 dan dalam pasal 27 ayat (2) UUD 1945 yang berbunyi: “Tiap tiap warga
negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”.
Sedangkan dalam pasal 34 ayat (1) disebutkan bahwa: “Fakir miskin dan anakanak
Hal ini sangat ironis dengan kenyataa yang terjadi di Pemerintah Kabupten
dana Bantuan Sosial ( BANSOS ) hal ini semakin bertambahnya jumlah pejabatyang
di tangkap KPK, dan bukan rahasia UMUM bahwa penirima BANSOS kebanyakan
Negara.
1.3.Tujuan
dana bantuan social yang berada di kabupaten Kutai Kartanegara.serta makalah ini
merupakan tuntutan tugas dari dosen pembimbing mata kuliah Hukum Administrasi
Negara.
Di karenakan minimnya literature yang ada pada penulis sehingga makaah ini
jauh dari sempurna ,untuk itu masukan dari berbagai pihak sangat di harapkan
PEMBAHASAN
2.1.Landasan Teori
masyarakat
. Hukum Administrasi Negara termasuk dalam hukum Publik (Hukum Negara), yaitu
hukum yang mengatur hubungan antara negara dengan alat-alat perlengkapan atau
Sidang kasus dugaan korupsi dana bantuan sosial (bansos) Pemkab Kukar
2005 dengan senilai Rp18,5 miliar yang digelar di Pengadilan Negeri (PN)
Tenggarong, Rabu (2/3) kemarin pagi dengan terdakwa mantan Anggota DPRD
Khairudin dan Basran Yunus mantan Asisten IV Setkab Kukar terpaksa harus
ditunda, lantaran saksi ahli yakni A Situmorang dari BPK-RI yang dihadirkan tidak
datang.
Penundaan ini sebenarnya sudah ketiga kalinya, Rabu (2/3) kemarin saksi A
Situmorang tidak hadir lantaran sedang menjadi saksi ahli di Lampung. "Sidang akan
digelar kembali pada tanggal 16 Maret 2011 mendatang dan mudah-mudahan saksi
ahli nantinya bisa datang,” ungkap Jaka Penuntut Umum (JPU) dalam kasus
Diakui oleh Sofyan, bahwa proses persidangan kasus dugaan korupsi Bansos Kukar
yang menyeret Khairudin, Basran Yunus , Boyke, dan Edi Mulawarman terbilan
menghadirkan saksi yakni para mantan anggota DPRD yang menerima dana aliran
bansos Kukar, yang nilainya mencapai Rp375 juta per anggota dewan. Para
anggota dewan mengaku dengan jujur aliran dana bansos fiktif tersebut.Munculnya
kasus dugaan korupsi dana bansos itu sendiri merupakan pengembangan KPK.
Dimana KPK telah memasukan mantan Wakil Bupati Kukar Samsuri Aspar dan
melakukan pidana korupsi bersama Setia Budi tahun 2005-2006 melalui penyuluran
Contoh kasus di atas hanyalah salah satu contoh kasus penyimpangan dana
bantuan social ( BANSOS ) yang terjadi di kabupaten kutai kartanegara dan apabila
kita kaji lebih jauh lagi masih banyak kasus penyimpangan penggunaan bansos
yang tidak tepat sasaran.yang jadi permasalahan kenapa hal ini harus terjadi.?
Azas Legalitas : bahwa setiap tindakan administrasi Negara harus ada dasar
indonesia adalah negara hukum,maka azas legalitas adalah hal yang paling
Azas Dikresi dari Emessen :yaitu kebebasan dari seorang pejabat untuk
Negara tidak boleh menolak untuk mengambil keputusan bila ada seorang
warga yang mengajukan permohonan. Hal ini sangat ironis dengan keadaan
heran apabila setiap tahun penerima bansos banyak yang hanya fikitif belaka
kartanegra
2. Sanksi yg lemah dan penerapan hukum yang tidak konsisten dari institusi
daerah
12. Aturan tidak jelas;
saling mengingatkan
social
standar
korupsi
(LAKIP)
masyarakat
1. Lemahnya koordinasi
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara selalu saja ditemukan tarik ulur
umum pemerintahan yang layak. Dari optik hukum administrasi, kiranya di era
layak, baik di pusat maupun daerah sehingga secara perlahan dan pasti diharapkan
pemerintah.
Kabupaten Kutai Karta Negara (Kukar), Kalimantan Timur (Kaltim), tampaknya perlu
tersebut. Bansos kukar penuh dengan birokrasi dan terkesan dalam pencairan
mengeluh,” ujarnya
Bukan hanya itu, tak sedikit penerima bansos merasa kesal dan mengerutu.
Pasalnya, pengurusan bansos Kukar juga terindikasi tak beres. Mulai tahap awal
pengurusan bansos hingga tahap akhir, selalu harus menggunakan uang pelicin
alias pungli.“Hal ini tak jarang membuat penerima bansos seperti rakyat kecil
menggerutu, karena ulah dan tingkah sebagian oknum yang tak bertanggung jawab
3.2. Saran
2011, belanja bansos muncul lagi. Nilainya lumayan besar, mencapai Rp 44,7 miliar.
Kaltim post@yahoo.co.id