Anda di halaman 1dari 4

ALIBI CEPAT, TERPERCAYA, NOMOR SATU, TERMURAH PEMBASMI

BAKTERI DAN VIRUS?


Laela Jumrotin Mukharomah (042) & Ananda Fauzi Munawaroh (062)
Hukum dan Etika Periklanan (A)

Pandemi COVID-19 (Corona virus Disease-19) telah mempengaruhi tatanan


kehidupan kita. Ruang gerak kita yang terbatas menuntut kita untuk selalu menjaga
kesehatan dan kebersihan diri agar tidak tertular virus corona dan dapat mencegah
penularannya. Pentingnya menjaga imun tubuh agar tetap kuat dengan mengonsumsi
makanan yang sehat, bergizi dan higenis disertai olahraga yang cukup. Selain masalah
kesehatan, kita juga perlu memperhatikan kebersihan diri sendiri maupun lingkungan
sekitar. Selama pandemi ini kita diwajibkan menggunakan masker saat hendak
berpergian dan ketika berada di kerumunan. Selain itu, kita juga jadi lebih sering cuci
tangan dan menggunakan hand sanitizer untuk menjaga diri sehingga mengurangi risiko
penularan Covid-19.
Hal tersebut tentu saja memberikan dampak baik bagi peningkatan penjualan
produk pembersih seperti sabun cuci tangan, hand sanitizer dan juga tisu. Oleh karena
itu, banyak label atau merek dagang yang berlomba-lomba mengeluarkan produk hand
sanitizer. Kita sebagai masyarakat harus pintar-pintar dalam memilih produk yang
efektif dalam mencegah penularan virus Corona. Banyaknya label atau merek yang
mengeluarkan produk ini menimbulkan persaingan dagang agar produknya dapat
menarik perhatian konsumen. Banyak upaya dan cara yang dilakukan oleh produsen
hand sanitizer untuk menarik perhatian konsumen, salah satunya dengan melakukan
promosi melalui iklan-iklan yang dipasang dibeberapa jejaring media sosial dan toko
online dengan memasukan pesan yang dapat membangun rasa percaya konsumen
terhadap produk tersebut. Namun, dalam pembuatan ini ada beberapa yang melanggar
etika dalam periklanan, berikut ini beberapa contohnya :

(Gambar 1.1) (Gambar 1.2)


Gambar di atas merupakan iklan beberapa produk hand sanitizer yang dipasang
pada platform belanja online. Iklan tersebut berusaha menarik kepercayaan konsumen
dengan menggunakan kalimat superlatif, seperti penggunaan kata yang berawalan “ter”,
“nomor satu” tanpa di sertai bukti yang dapat dipertanggungjawabkan. Hal itu jelas
melanggar etika seperti yang telah dijelaskan dalam EPI mengenai tata krama bahasa,
tepatnya pada poin 1.2.2 yang berbunyi : Iklan tidak boleh menggunakan kata-kata
superlatif seperti “paling”, “nomor satu”, “top”, atau kata-kata yang berawalan “ter”,
dan/atau yang bermakna sama, kecuali jika disertai dengan bukti yang dapat
dipertanggungjawabkan. Tidak seharusnya para produsen maupun para pelaku
periklanan memainkan kepercayaan konsumennya. Apabila mereka terus melakukan
periklanan dengan cara yang kotor, tentu akan berimbas pula pada merek dan citra
produsen produk tersebut. Sehingga semua akan merasa dirugikan antara satu sama lain.
Adanya wabah Covid-19 di Indonesia memunculkan banyak penjual hand
sanitizer dadakan. Kekhawatiran masyarakat mengenai virus tersebut dimanfaatkan
sebaik mungkin oleh pelaku usaha untuk maraup keuntungan sebesar-besarnya. Salah
satu triknya yaitu menggunakan kata-kata yang menggambarkan jaminan kualitas
produk pada iklan.
Bukan hal yang aneh jika konsumen akan melihat kriteria produk pada iklan
sebelum membelinya. Penjelasan rincian produk yang lengkap dan menarik akan lebih
dipilih konsumen. Tetapi bagaimana jika penjelasan tersebut hanya permainan iklan dan
tidak bisa dibuktikan kebenarannya seperti pada iklan di bawah ini:

(Gambar 1.3) (Gambar 1.4)

Ada beberapa penjelasan dari produk di atas yang melanggar etika, seperti
kalimat “TOP GEL NO.1”, “Jamin bunuh 100%”, “Aman”, dan “99% mampu dan cepat
membunuh bakteri, jamur, spora dan virus termasuk Covid-19”. Penggunaan kalimat
“No. 1” melanggar EPI poin 1.2.2 karena tidak menyertakan bukti dan masih
dipertanyakan pertanggungjawabannya. Sedangkan kalimat lainnya yang telah
disebutkan merupakan pelanggaran UU RI No.8 Tahun 1999 mengenai perlindungan
konsumen, khususnya pada pasal 9 (1) poin j dan k yang berbunyi: (j) Menggunakan
kata-kata berlebian, seperti aman, tidak berbahaya, tidak mengandung resiko atau efek
samping tanpa keterangan yang lengkap; (k) Mengandung sesuatu yang mengandung
janji yang belum pasti.
Penggunaan kalimat “Jamin bunuh 100%”, “Aman”, dan “99% mampu dan
cepat membunuh bakteri, jamur, spora dan virus termasuk Covid-19” pada iklan di atas
tidak diberikan keterangan yang lengkap maupun bukti-bukti yang bisa
dipertanggungjawabkan. Jaminan kualitas produk yang dikemas secara berlebihan bisa
menyesatkan para konsumen dalam memilih produk. Sehingga sebelum melakukan
pembelian suatu produk, para konsumen harus benar-benar teliti dalam memilah produk
berdasarkan penjelasan dan bukti yang nyata dari produk tersebut.
Setiap produk pasti memiliki kekuarangan dan kelebihan masing-masing,
sehingga iklan perlu dikemas secara persuasif untuk menarik perhatian konsumen tanpa
melanggar etika dan aturan yang berlaku. Pemberian kalimat persuasif yang berlebihan
serta jaminan kualitas produk yang tidak dipertanggungjawabkan akan menjadi
bumerang tersendiri bagi produsen maupun pelaku iklan yang yang nakal.
Iklan yang baik tidak seharusnya melanggar Etika Pariwara Indonesia. Bentuk
penipuan yang menyesatkan dalam iklan tentu merugikan konsumen. Begitu juga
sebaliknya, konsumen dapat memberikan feedback berupa penilaian produk yang buruk
sehingga mampu menurunkan brand suatu produk. Oleh karena itu, apabila ingin
memasang iklan ada baiknya untuk mematuhi etika dan peraturan yang berlaku agar
tidak ada pihak yang merasa dirugikan.

Referensi:
Etika periklanan Indonesai Amandemen 2020. Jakarta: Dewan Periklanan Indonesia.
https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fwww.tokopedia.com
%2Fupdate-stuff%2Faseptic-gel-70-microshield-500-ml-hand-sanitizer-antiseptic-
handrub&psig=AOvVaw2uWmyMtk2IpecC_yuhjue1&ust=1608354499933000&sourc
e=images&cd=vfe&ved=0CAIQjRxqFwoTCNDTls_h1u0CFQAAAAAdAAAAABAR
(Diakses pada 18 Desember 2020)
https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fshopee.co.id%2FHaipest-
Disinfektan-Spray-Cegah-Virus-Corona-(Covid-19)-Hand-Sanitizer-
i.223764769.4320642888&psig=AOvVaw2uWmyMtk2IpecC_yuhjue1&ust=16083544
99933000&source=images&cd=vfe&ved=0CAIQjRxqFwoTCNDTls_h1u0CFQAAAA
AdAAAAABAW (Diakses pada 18 Desember 2020)
https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fwww.blibli.com%2Famp
%2Fp%2Fonemed-aseptic-gel-onemed-antiseptic-hand-sanitizer-500-ml%2Fps--PUF-
60024-
00227&psig=AOvVaw2uWmyMtk2IpecC_yuhjue1&ust=1608354499933000&source=
images&cd=vfe&ved=0CAIQjRxqFwoTCNDTls_h1u0CFQAAAAAdAAAAABBC
(Diakses pada 18 Desember 2020)

Anda mungkin juga menyukai