Anda di halaman 1dari 11

UJIAN TENGAH SEMESTER

MK Metodologi Riset dan Statistik Semester V/2020


Membuat Permasalahan Penelitian dan Kajian Pustaka
Senin, 12 Oktober 2020

Nama : Alifia Putri Sumarno


NIM : 21020118140072
Kelas : B

Judul:
DAMPAK KEBERADAAN KAWASAN INDUSTRI YANG BERDAMPINGAN KAWASAN
PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DI GUNUNGPUTRI KABUPATEN BOGOR

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Perencanaan wilayah dan kota, dimana kota sebagai leburan dari bangunan dan
penduduk Kostof (1991). Kota bukanlah lingkungan buatan manusia yang dibangun dalam
waktu singkat, tetapi merupakan lingkungan yang dibentuk dalam waktu yang relatif lama.
Kondisi wilayah perkotaan sekarang ini merupakan akumulasi percampuran dan setiap
tahap perkembangan yang terjadi didalamnya sebelumnya dan dipengaruhi oleh berbagai
macam faktor. Sebuah kota pasti mengalami perkembangan, entah dalam hal apapun itu.
Salah satu perkembangan yang sering terjadi adalah perkembangan dalam bidang ekonomi.
Indonesia sendiri sekarang gencar melakukan pembangunan, terutama di sektor industri.
Sektor industri sudah sejak lama diharapkan menjadi suatu penggerak utama yang dapat
memajukan negara dengan meningkatkan pertumbuhan perekonomian nasional. Oleh
karena itu pemerintah melakukan pembangunan pabrik dengan besar-besaran agar dapat
meningkatkan pertumbuhan perekonomian nasional. Lalu bagaimana dengan
perkembangan kawasan industri yang menjamur dan tidak tertata dengan baik?

Pembangunan kawasan industri menjadi salah satu program utama pemerintah


untuk mengembangkan kawasan strategis (Pamungkas, 2018). Program pembangunan
kawasan indutri menjadi sangat cepat karena dampak yang dihasilkan cukup memuaskan
dalam bidang perekonomian nasional. Hingga saat ini pemerintah masih terus
menggencarkan pembangunan kawasan industri agar perekonomian negara tetap stabil.
(Kwanda, 2000) menjelaskan bahwa kawasan Industri merupakan suatu tempat
pemusatan kegiatan industri yang dilengkapi dengan berbagai prasarana dan sarana yang

1
mumpuni yang disediakan dan dikelola oleh perusahaan kawasan industri. Kawasan industri
sendiri pada awalnya dikembangkan sendiri oleh pemerintah, lebih tepatnya melalui
kementrian BUMN. Seiring berjalannya waktu kawasan industri menjalankan sektornya
sendiri sehingga menjadi milik perusahaan swasta sebagai reaksi terhadap meningkatnya
kawasan industri dengan dampak polusi lingkungan yang muncul, keterbatasan akan
kebutuhan infrastruktur, dan masalah perkembangan kawasan permukiman yang
berdekatan dengan lokasi industri.
Sektor industri yang sangat tergantung pada sumber daya lingkungan dapat
menimbulkan pencemaran, khususnya pada negara berkembang (Kristanto, 2002). Namun
kenyataannya pembangunan sektor industri tidak selalu menghasilkan dampak yang postif,
tentu saja muncul dampak negatif terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar. Salah
satunya yang paling berdampak adalah apabila kawasan industri berada didekat kawasan
perumahan dan pemukiman.
Kawasan perumahan dan pemukiman yang berada didekat kawasan industri bisa
menimbulkan perubahan dalam perilaku serta tata letak kota. Perubahan tersebut
disebabkan oleh adanya dampak yang ditimbulkan kawasan industri yang ada.
Kecamatan GunungPutri, merupakan suatu kecamatan yang berada di kabupaten
Bogor. Kecamatan GunungPutri sendiri dahulu nya daerah pertanian yang berada didekat
kaki Gunung. Namun perkembangan wilayah dan kota membuat daerah pertanian tersebut
hilang dan berubah menjadi kawasan industri serta permukiman. Kecamatan Gunung Putri
memiliki luas sekitar 61,7 km² dengan kepadatan penduduk sebanyak kurang lebih 453.696 jiwa
(BPS Bogor, 2018). Dengan kepadatan penduduk seperti itu maka tidak heran kawasan Gunung
Putri menjadi salah satu kecamatan dengan sektor industri yang padat. Beberapa PT atau abrik
besar seperti PT. Mercedes Benz Indonesia, PT. Mercedes Benz Indonesia, PT. Daekan Indar
Indonesia, PT. Daekan Indar Indonesia dan masih banyak lagi pabrik-pabrik besar lainnya.
Pertumbuhan kawasan industri yang sangat cepat di daerah Kecamatan Gunung
Putri tersebut, menjadi sangat penting untuk masyarakat mengetahui bahwa dampak yang
dihasilkan dari kawasan indutri yang ada di dekat kawasan perumahan dan pemukiman.
Oleh karena itu dilakukan penelitian tentang dampak apa saja yang dihasilkan agar
masyarakat dan pemerintah kota dapat membenahi kesalahan-kesalahn yang sudah terjadi.
Agar kedepannya pihak pemerintah bisa lebih tegas dalam menyetujui pembangunan
kawasan industri yang akan datang.

2
1.2. Rumusan Masalah
Penelitian memahami bahwa keberadaan kawasan indutri ditengah-tengah kawasan
perumahanan dan pemukiman dapat menyebabkan dampak yang cukup signifikan. Oleh
karena itu diperlukan kajian tentang klasifikasi dampak dari hadirnya kawasan industri
ditengah-tengah kawasan perumahan dan pemukiman di kabupatem Bogor.

1.3. Tujuan dan Sasaran


Tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah mengklasifikasikan dampak yang
dihasilkan dari kawasan industri yang berada disekitar kawasan perumahan dan
permukiman.
Sasaran penelitian adalah melakukan klasifikasi dampak yang dihasilkan dari
kawasan industri di Kawasan perumahan dan pemukiman di GunungPutri Kabupaten Bogor

1.4. Manfaat Penelitian


Penelitian ini akan memberikan manfaat pada masyarakat bahwa apa saja dampak
yang muncul dengan adanya kawasan industri disekitar perumahan dan pemukiman.
Dampak tersebut bermacam-macam sehingga lebih baik diklasifikasikan. Sedangkan
manfaat praktisnya adalah memberikan masukan kepada pemerintah Kabupaten/Kota
Bogor agar dilakukan kajian ulang tentang pembangunan kawasan industri di sekitar
perumahanan dan pemukiman warga.

1.5. Lingkup Penelitian


Lingkup penelitian terdiri dari dua bagian yaitu lingkup substansial dan lingkup
spasial. Lingkup substansial yaitu terkait dengan pembahasan tentang klasifikasi dampak
kawasan industri yang mengambil alih kawasan perumahan dan permukiman di kabupaten
Bogor. Lingkup spasial penelitian ini adalah kawasan perumahan dan pemukiman
Kabupaten Bogor.

3
BAB II
KAJIAN TEORITIK

Dalam sebuah penelitian, kajian pustaka menjadi komponen yang sangat penting
karena akan menjadi intrumen analisis bagi peneliti. Penelitian ini membutuhkan teori-teori
yang relevan untuk dikaji, terutama yang terkait dengan: [i] teori tentang definisi kawasan
industri sebagai sektor perekonomian, [ii] teori tentang kawasan perumahan dan pemukiman
yang terdampak industri, [iii] teori tentang pertumbuhan kawasan yang berkaitan dengan
pertumbuhan penduduk, [iv] teori tentang klasifikasi dampak yang dihasilkan dari
pembangunan kawasan industri disekitar kawasan perumahan dan permukiman.

2.1. Teori Kawasan Indutri


Kawasan industri merupakan suatu daerah/kawasan yang didominasi oleh kegiatan
industri yang mempunyai fasilitas kombinasi terdiri dari sarana dan prasarana yaitu
peralatan-peralatan pabrik (industrial plants), sarana penelitian dan laboratorium untuk
pengembangan, bangunan perkantoran, bank, serta fasilitas sosial dan fasilitas umum
menurut (Dirdjojuwono, 2004).
(Syahruddin, 2010) Pengembangan kawasan industri penting untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi. Melalui pertumbuhan ekonomi satu persen saja dapat menyerap
tenaga kerja sekitar seratus ribu orang (Soeling, 2007). Oleh karena itu semakin banyak
pembangunan disektor industri karena berkaitan dengan pertumbunhan penduduk yang
semakin tinggi.
Namun dalam pengembangan kawasan industri banyak hal yang harus diperhatikan
yaitu mengendalikan dan mengawasi terjadinya proses alih fungsi (konversi) lahan pertanian
yang berlebihan akibat kebutuhan guna berubah menjadi pembangunan lokasi industri dan
pemukiman.
(Malisawati, 2017) menyatakan keberadaan sektor industri pada kawasan
permukiman dapat menjadi penggerak perekonomian masyarakat setempat. Hal ini sesuai
dengan Undang undang dasar No. 5 Tahun 1984 pasal 3 yang menyatakan bahwa salah
satu tujuan pembangunan industri adalah untuk meningkatkan kemakmuran dan
kesejahteraan rakyat secara adil dan merata dengan memanfaatkan sumber daya alam,
dan/atau hasil budidaya serta memperhatikan keseimbangan dan 2 kelestarian hidup.
Namun, keberadaan sektor industri ini tidak selamanya memberikan dampak positif saja,
melainkan memiliki dampak negatif terhadap masyarakat serta lingkungan sekitar. Oleh
karena itu banyak yang perlu diperhatikan dalam pembangunan kawasan industri.

4
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2009, tujuan pembangunan
kawasan industri adalah untuk:
(a) mengendalikan pemanfaatan ruang
(b) meningkatkan upaya pembangunan industri yang berwawasan lingkungan
(c) mempercepat pertumbuhan industri di daerah
(d) meningkatkan daya saing In-dustri
(e) meningkatkan daya saing investasi
(f) memberikan kepastian lokasi dalam perencanaan dan pembangunan inftrastruktur, yang
terkoordinasi antar sektor terkait.

(Wikaningrum, 2015) Pengelolaan pada lingkungan kawasan industri merupakan


permasalahan yang relatif susah dan kompleks. Hal ini dikarenakan harus melibatkan
berbagai pemangku kepentingan yang saling berinteraksi. Dengan demikian
pendekatan yang bersifat komprehesif diperlukan agar lebih mewakili (representative)
terhadap kenyataan permasalahan yang sebenarnya (Kodrat 2006).

2.2. Teori Kawasan Perumahan dan Pemukiman


Karakterisitik permukiman di daerah perkampungan/pedesaan lebih cenderung
dengan ciri ketidakteraturan bentuk fisik rumahnya. Pola permukimannya lebih mengarah
kepada berkelompok membentuk sebuah perkampungan. (Koestoer, 1997) mengatakan
bahwa pola permukiman yang berada di desa masih sangat tradisional sehingga biasanya
mengikuti pola bentuk dari tapak yang sudah ada seperti sungai. Sehingga banyak rumah
yang dibangun di dekat sungai.
Permukiman adalah area tanah yang digunakan sebagai lingkungan hunian dan
tempat dimana kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan dilakukan, dan
merupakan bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik yang berupa
kawasan perkotaan maupun pedesaan.
Perumahan dan permukiman merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, yang
juga mempunyai peran sangat strategis sebagai pusat pendidikan keluarga, persemaian
budaya, dan peningkatan kualitas generasi mendatang, serta merupakan pengejawantahan
jati diri menurut (Suprijanto, 2004).
Pembangunan kawasan perumahan dan pemukiman dikaitkan dengan pertumbuhan
penduduk yang pesat mencakup pertumbuhan, persebaran, mobilitas penduduk dan
perkembangan rumah tangga. dan pertumbuhan penduduk. Walaupun pertumbuhan
penduduk hanyalah salah satu penyebab dari menjamurnya pembangunan disektor industri,
tetapi bila dilihat secara seksama, faktor penduduk dan rumah tangga merupakan faktor

5
dominan yang menyebabkan ketidakseimbangan dengan lingkungan perumahan dan
pemkiman tersebut.
Masalah penduduk merupakan masalah yang cukup mendapatkan perhatian
terutama dalam pertumbuhan kota. Teori-teori struktur kota yang ada harus digunakan untuk
mengkaji bentuk-bentuk penggunaan lahan, yang biasanya terdiri dari beberapa fungsi yaitu
penggunaan tanah untuk perumahan, bisnis, industri, pertanian dan jasa (Koestoer,
2001:33)
(Makarau, 2011) Prinsip-prinsip yang dikemukakan sejalan dengan upaya
mendirikan dan memampukan (enabling), menciptakan iklim kemudahan dan
keterjangkauan (accessibility and affordability), berbagai peran (role sharing) alam
pembangunan yang berkelanjutan dan berkeadilan (sustainable and justifiable). Disarankan
kemitraan dalam pembangunan perumahan dan permukiman mutlak diperlukan.

2.3. Teori Pertumbuhan Kawasan dan Penduduk


Peningkatan jumlah penduduk dapat mengakibatkan peningkatan kebutuhan ruang
sedangkan peningkatan kebutuhan ruang memicu pertumbuhan dan perkembangan
kawasan perkotaan (Daldjoeni, 1996:43)
Pertumbuhan penduduk nasional yang semakin pesat, terutama di daerah perkotaan
besar, serta bertambah banyaknya tuntutan kebutuhan masyarakat akan lahan, seringkali
mengakibatkan timbulnya benturan kepentingan atas penggunaan sebidang lahan bagi
berbagai penggunaan tertentu (Rachman, 2010).
Indonesia telah mengalami peningkatan penduduk perkotaan lebih dari dua kali lipat
dalam kurun waktu 20 tahun, dari 55,4 juta jiwa dengan proporsi hanya sekitar 30,9% dari
seluruh penduduk Indonesia di tahun 1990 menjadi 118,3 juta jiwa dengan proporsi sekitar
49,8% di tahun 2010.
Dinamika pertumbuhan wilayah perkotaan dan peningkatan kebutuhan lahan adalah
suatu rangkaian yang satu sama lain saling mempengaruhi. Menurut (Zahnd, 1999)
kehidupan kota sudah lebih disamakan dengan ekologi kota yang melibatkan tiga pokok
yang hubungannya sangat erat yakni dinamika secara ekonomi, politis dan budaya kota.
Dalam perkembangan perumahan ada 3 (tiga) faktor yang berpengaruh. Faktor-
faktor tersebut antara lain: (Peraturan Perundang-undangan Departemen Pekerjaan Umum,
1994)
(1) Kependudukan;
(2) Pertanahan;
(3) Pembiayaan dan Dana.

6
Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan suatu kota, yaitu :
• Faktor modal dasar, yaitu lahan kawasan, sumber pemasukan dana dan manusia.
• Faktor penunjang fungsi primer, yaitu suatu kegiatan/kawasan industri dan komersil
• Faktor penunjang fungsi sekunder atau faktor pembentuk struktur internal kota berupa
lingkungan perumahan, fasilitas pelayanan umum, prasarana kota dan tenaga kerja.
Pertumbuhan penduduk yang sangat cepat memicu adanya pertumbuhan kawasan
industri juga, karena semakin banyak penduduk maka semakin dibutuhkan perputaran
ekonomi yang sangat dibutuhkan agar semua orang bisa tetap hidup.

Gambar 1. Jumlah penduduk Gunung Putri Gambar 1. Jumlah penduduk Gunung Putri
Tahun 2018 Tahun 2008
Sumber: BPS Bogor, 2018 Sumber: BPS Bogor, 2008

Salah satu contoh, data dari BPS Bogor menunjukan bahwa pertumbuhan penduduk
selalu naik setiap tahunnya. Gambar diatas adalah data pada tahun 2008 dan 2018. Dimana
peningkatan jumlah penduduk mencapai 2 kali lipat dalam kurun waktu 10 tahun.

2.4. Dampak Terkait Pembangunan Industri


Perkembangan infrastruktur merupakan salah satu dampak dari kegiatan industri,
selain itu keberadaan industri memberikan dampak negatif bagi masyarakat sekitar seperti
permasalahan lingkungan, jalan yang selalu dilalui mobil industri sehingga mengakibatkan
kerusakan, sampah yang selalu menjadi penyebap utama timbulnya berbagai permasalahan
lingkungan dan kesehatan. Salah satu contoh, data dari BPS Bogor menunjukan bahwa
pertumbuhan penduduk selalu naik setiap tahunnya. Gambar diatas adalah data pada tahun

7
2008 dan 2018. Dimana peningkatan jumlah penduduk mencapai 2 kali lipat dalam kurun
waktu 10 tahun.
Menurut Sari (2014) jarak terdekat dampak pencemaran yang dirasakan masyarakat
akibat kegiatan industri adalah 500 meter dari lokasi industri. Namun pernyataan lain
muncul, menurut Ghasemian (2012) yang meneliti kawasan industri di Isfahan Iran
menyatakan bahwa kualitas lingkungan kawasan perumahan dengan radius 2500 m
diperkirakan terkena dampak kawasan industri, se-hingga seharusnya AMDAL agar
dibuat dengan lebih hati-hati lagi. Jarak minimal tersebut dimaksudkan agar masyarakakat
lebih bisa menghindari dampak yang ditimbulkan dari polusi dan polutan yang dihasilkan
oleh kawasan industri. Sehingga kawasan kumuh bisa terhindari dan kesehatan manusia
lebih terjaga.

2.4.1 Dampak Polusi


Salah satu dampak yang sangat terlihat dan cukup meresahkan adalah dampak
polusi yang dihasilkan dari pabrik-pabrik industri yang ada. Polusi adalah kegiatan
masuknya atau dimasukannya suatu zat, barang, energi/Terdapat banyak jenis polusi, yaitu
polusi udara, polusi air, polusi tanah dan lain-lain.
Jenis-jenis racun dalam limbah industri yang sering mencemari air antara lain sebagai
berikut, seperti dikutip dari water-pollution.org, (2011).
 Asbestos
Serat asbes adalah merupakan grup mineral metamorfis berfiber. Selain itu juga merupakan
polutan berbahaya pemicu kanker. Apabila terhirup atau terminum bersama air tanah,
senyawa asbestos bisa menyebabkan radang saluran penapasan karena asbes, kanker
paru-paru, kanker usus dan kanker hati.
 Timbal dan merkuri
Keduanya termasuk logam berat yang tidak bisa terurai, sehingga cukup sulit untuk
dibersihkan jika sudah mencemari daerah perairan. Bagi manusia dan hewan, apabila terus
menerus terkena dua bahan tersebut, dampaknya antara lain terganggunya gangguan
pertumbuhan fisik maupun kecerdasan.
 Posphat dan nitrat
Penggunaan pupuk yang berlebihan di industri pertanian bisa memicu pencemaran posphat
dan nitrat di area perairan terdekat. Dampaknya booming alga akibat eutrophication atau
peningkatan unsur hara yang mengurangi kualitas air tanah.
 Pestisida
Limbah lain yang dihasilkan oleh industri pertanian adalah pestisida, misalnya DDT. Selain
terakumulasi pada jaringan tanaman yang dimanakan, limbah ini juga amencemari air tanah

8
dan bisa memicu perubahan kromosom yang berdampak pada mutasi genetik pada
generasi berikutnya.

2.5. Landasan Teoritik


Berdasarkan kajian teori pada sub bab sebelumnya, maka pada sub bab ini akan
dibahas tentang landasan konstruksi teoritik yang akan digunakan sebagai instrumen/alat
meneliti.
Dalam penelitian ini dilakukan dengan sebuah pendekatan. Pendekatan ini
merupakan pendekatan untuk menguji teori dimana nantinya akan diketahui klasifikasi
karakteristik dampak industri pada kawasan permukiman terdampak industri di Gunungputri
Kabupaten Bogor. Teori berperan untuk memfokuskan sesuatu yang bersifat abstrak
sehingga kemudian dapat dirumuskan hipotesis untuk diuji.
Kawasan perumahan dan pemukiman yang berada didekat kawasan industri dapat
mengahsilkan polusi yang cukup banyak sehingga tidak disarankan untuk membangun
kawasan industri di dekat kawasan permukiman.

9
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor, 2018. Kecamatan Gunung Putri Dalam Angka, BPS
Kabupaten Bogor, Bogor, ISSN: 2597-8128
Daldjoeni, N, 1998. Geografi Kota dan Desa, Alumni, Bandung, ISBN: 9794140740
Dirdjojuwono, Roestanto W, Kawasan Industri Indonesia:Sebuah Konsep Perencanaan dan
aplikasinya, Pustaka Wirausaha Muda, Bogor, ISBN: 979309916X
Ghasemian, M.,P. Poursafa, M. M.Amin, M.Ziarati, H. Ghod-dousi, S. A. Momeni, A. H.
Rezaei, 2012. Research article: en-vironmental impact assessment of industrial estate
development plan with GIS and matrix methods. Journal of Environmental and Public
Health. Article ID 407162, 8 pages
Kodrat, K. F., 2006. Analisis sistem pengembangan kawasan indutri terpadu berwawasan
lingkungan (studi kasus pada PT Kawasan Industri Medan). Disertasi. Sekolah Pasca
Sarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Koestoer, Raldi Hendro, 1997. Perspektif Lingkungan Desa – Kota : Teori dan Kasus, UI
press, Jakarta. ISBN: 979-456-160-7
Koestoer, Raldi Hendro, 2001. Dimensi Keruangan Kota: Teori Dan Kasus, UI Press,
Jakarta. ISBN: 979-456-222-X
Kristanto, Philip, 2004, Ekologi Industri, Andi, Yogyakarta. ISBN: 978-979-29-3425-0
Kostof, Spiro, 1999, The City Shaped: Urban Patterns and Mining Through History,
Thames&Hudson. California. ISBN: 9780500280997
Kwanda, Timoticin, 2000, Pengembangan Kawasan Industry di Indonesia, Dimensi Teknik
Arsitektur Vol.28,No.1, Juli 2000:54-61. ISSN: 2338-7858
Makarau, Vicky H, 2011. Penduduk, Perumahan, Pemukiman, Perkotaan dan Pendekatan
Kebijakan, Jurnal Sabua, Vol.3,No.1, Mei 2011: 54-57. ISSN: 2085-7020
Malisawati, Yasni Dwi, 2017, Dampak Keberadaan Industri Kelapa Sawit Terhadap Tata
Lingkungan Permukiman Di Desa Kumasari Kabupaten Mamuju Utara. Undergraduate (
S1 Thesis ), Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Hal.1.
Pamungkas, Dahana & Suryanto, 2018, Perkembangan Rencana Pembangunan Kawasan
Industry Sentolo(2005-2013), Jurnal Khasanah Vol.9,No.1, Maret 2018. ISSN: 2087-
0086
Rachman, Hamzah F, 2010. Kajian Pola Spasial Pertumbuhan Kawasan Perumahan dan
Pemukiman di Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo, Master Thesis, Universitas
Diponegoro. Hal.2.
Sari, Fitiara Aprilia & Sri Rahayu, 2014. Kajian Dampak Keberadaan Industri PT. Korindo
Arya Bima Sari Dikelurahan Mendawai, Kabupaten Kota Waringin Barat, Teknik PWK:
Vol.3,No.1, 2014: 106-116. ISSN: 2338-3526
Soeling, Pantius.D. 2007. Pertumbuhan Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.
Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Bisnis & Birokrasi, Vol.15, No.1 (Januari).
ISSN: 2355-7826
Suprijanto, Iwan, 2004. Reformasi Kebijakan & Strategi Penyelenggaraan & Pemukiman,
Dimensi Teknik Arsitektur, Vol.32,No.2, Desember 2004:161-170. ISSN: 2338-7858
Syahruddin, 2010, Evaluai Implementasi Kebijakan Pengembangan Kawasan Industri,
Jurnal Administrasi dan Organisasi Vol.17,No.1, Jan-Apr 2010:31-43. ISSN: 0854-3844

10
Wikaningrum, Temmy, Pramudya, Bambang, Noor Erliza, 2015, Kebijakan Pengelolaan
Lingkungan Kawasan Industri Sesuai Proper KLHK Peringkat Hijau ( Studi Kasus di
Kawasan Industri Jababeka Bekasi), Jurnal Pengelolaan Sumber Daya Alam Dan
Lingkungan, Vol.5, No.2, Desember 2015: 111-120. ISSN: 2460-5824
Zahnd, Markus, 1999. Stategi Arsitektur 2 Perancangan Sistem Kota Secara Terpadu, Teori
Perancangan Kota dan Penerapannya, Kanisius. ISBN: 979672443X

DOKUMEN

Anonymus. 1984. Tentang Perindustrian Republik Indonesia. Republik Indonesia


Departemen Pekerjaan Umum. 2009. Informasi Peraturan Perundang-Undangan
Departemen Pekerjaan Umum. Republik Indonesia

WEBSITE

https://water-pollution.org. Jenis Limbah Industri yang Bisa Mencemari Air Tanah, diakses
tanggal 9 Oktober 2020

11

Anda mungkin juga menyukai