Anda di halaman 1dari 9

PENGANTAR METODOLOGI PENELITIAN

“TUGAS 1 (PERTEMUAN KE-9)”

DISUSUN OLEH:

BASO ERIK

(200903501081)

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2021
A. PEMILIHAN SAMPEL

1. ALASAN PEMILIHAN SAMPEL

Dalam peneliti, seorang penelitian sering kali menggunakan sampel dengan beberapa
pertimbangan. Inilah yang disebut dengan sampling, yaitu proses memilih sejumlah elemen dari populasi
yang mencukupi untuk mempelajari sampel dan memahami karakteristik elemen populasi (Sekaran, 2000:
268). Alasan utama penggunaan sampel adalah (Davis & Cosenza, 1993: 219-220); Zikmund, 2000: 339-
340):

1) Kendala Sumber Daya


Kendala waktu, dana, dan sumber daya lain yang terbatas jumlahnya. Penggunaan sampel akan
menghemat sumber daya untuk menghasilkan penelitian yang lebih dapat dipercaya daripada
sensus.
2) Ketepatan
Melalui pemilihan desain sampel yang baik, peneliti akan memperoleh data yang akurat, dengan
tingkat kesalahan yang relatif rendah.
3) Pengukuran Destruktif
Kadang-kadang pengukuran yang dilakukan merupakan pengukuran destruktif. Sebagai contoh,
apabila perusahaan kita memproduksi ban dan kita harus menguji seberapa kemampuan tiap ban
dalam menyimpan udara dengan meniup setiap ban sampai meletus, maka kita tidak memiliki lagi
ban yang dijual ke pasar.

2. KARAKTERISTIK SAMPEL YANG BAIK

Sampel yang baik umumnya memiliki beberapa karakteristik. Karakteristik yang dimaksud
meliputi :

1) Sampel yang baik memungkinkan peneliti untuk mengambil keputusan yang berhubungan dengan
besaran sampel untuk memperoleh jawaban yang dikehendaki.
2) Sampel yang baik mengidentifikasi probabiliats dari setiap unit analisis untuk menjadi sampel.
3) Sampel yang baik memungkinkan peneliti menghitung akurasi dan pengaruh (misalnya
kesalahan) dalam pemilihan sampel daripada harus melakukan sensus.
4) Sampel yang baik memungkinkan peneliti menghitung derajat kepercayaan yang diterapkan
dalam estimasi populasi yang disusun dari sampel statistika.
Dalam praktek, estimasi berdasarkan sampel memang tidak sama persis dengan perhitungan
sensus. Oleh karena itu, cara-cara meminimalkan kesalahan dalam pengambilan sampel perlu
diperhatikan . Kesalahan yang sering terjadi adalah (Zikmund, 2000: 344-349):

a. Sampling frame error, yaitu kesalahan yang terjadi bila elemen sampel tertentu tidak
diperhitungkan, atau bila seluruh populasi tidak diwakili secara tepat oleh kerangka sampel.
b. Random sampling error (sampling error), yaitu kesalahan akibat adanya perbedaan antara hasil
sampel dan hasil sensus yang dilakukan dengan prosedur yang sama.
c. Nonresponse error, yaitu kesalahan akibat perbedaan statistik antara survei yang hanya
memasukkan mereka yang merespon dan juga mereka yang gagal (tidak) merespon.

3. PROSES PEMILIHAN SAMPEL

Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan dapat mewakili populasi penelitian. Agar
informasi yang diperoleh dari sampel benar-benar mewakili populasi, sampel tersebut harus mewakili
karakteristik populasi yang diwakilinya. Untuk memperoleh sampel yang dapat mewakili karakteristik
populasi, diperlukan metode pemilihan sampel yang tepat. Informasi dari sampel yang baik akan dapat
mencerminkan informasi dari populasi secara keseluruhan.

Proses pemilihan sampel merupakan suatu rangkaian kegiatan yang berurutan. Tahapan proses
pemilihan sampel meliputi (Davis & Cosenza, 1993: 220-223; Zikmund, 2000: 342-347):

1) Penentuan Populasi

Proses yang pertama untuk melakukan pemilihan sampel adalah penentuan populasi.
Populasi adalah suatu kelompok dari elemen penelitian, di mana elemen adalah unit terkecil yang
merupakan sumber dari data yang diperlukan. Elemen dapat dianalogikan sebagai unit analisis,
sepanjang pengumpulan data untuk penelitian bisnis dilakukan hanya kepada responden. Unit
analisis berupa sebagai individu (misalnya: kepala keluarga, mahasiswa, pedagang), organisasi
(misalnya: pengecer, penyalur, perusahaan manufaktur), atau bisa juga merupakan produk
perusahaan (misalnya: mobil, pasta gigi).

Populasi bisa terbatas maupun tidak terbatas. Dalam penelitian bisnis, populasi yang
dipergunakan merupakan populasi terbatas maupun tak terbatas. Sebagian dari populasi yang
terpilih sebagai sumber data disebut sampel penelitian, atau sering disebut sampel.

2) Penentuan Unit Pemilihan Sampel


Unit pemilihan sampel adalah kelompok elemen. Dari populasi penelitian, elemen yang
akan dikelompokkan menjadi satu atau beberapa kelompok tergantung kepada desain sampel
yang dipergunakan peneliti. Dengan demikian, dari populasi yang sama dapat diklasifikasikan
menjadi satu atau lebih unit pemilihan sampel. Jika peneliti menggunakan desain pemilihan
sampel sederhana, misalnya pemilihan random sederhana, berarti hanya terdapat satu macam unit
pemilihan sampel, yaitu populasi. Namun apabila peneliti menggunakan desain yang lebih
kompleks, misalnya pemilihan random stratifikasi, dari populasi yang sama dapat ditentukan
lebih dari satu unit pemilihan sampel. Dari unit pemilihan sampel ini, nantinya akan dipilih
sampel untuk penelitian.

3) Penentuan Kerangka Pemilihan Sampel

Kerangka pemilihan sampel adalah daftar elemen dari setiap unit pemilihan sampel.
Penelitian terhadap mahasiswa tahun pertama misalnya dapat menggunakan daftar nama
mahasiswa tahun pertama yang dapat diperoleh dari bagian administrasi. Apabila populasi yang
akan diteliti adalah perusahaan manufaktur di Indonesia, kerangka pemilihan sampel bisa
diperoleh dari Daftar Direktori Perusahaan Manufaktur di Seluruh Indonesia.

4) Penentuan Desain Sampel

Desain sampel adalah metode untuk memilih sampel dari populasi yang ada. Ada
beberapa macam desain sampel yang dapat dipergunakan oleh peneliti. Setiap desain sampel
memiliki kelebihan dan kelemahan tersendiri. Peneliti perlu memilih desain sampel yang paling
sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan.

5) Penentuan Jumlah Sampel

Sebagaimana diketahui, data yang akan dianalisis diperoleh dari sampel penelitian.
Dengan demikian semakin besar jumlah sampel, dengan desain sampel yang benar, tentunya data
yang diperoleh akan semakin mewakili populasi yang diteliti. Namun demikian dalam
hubungannya dengan biaya penelitian, semakin besar jumlah sampel, biaya penelitian juga
semakin besar. Hal yang perlu dipertimbangkan peneliti adalah bagaiman jumlah sampel yang
dapat mewakili populasi dengan baik sekaligus dengan jumlah biaya yang terjangkau oleh
penelliti.

6) Pemilihan Sampel
Langkah terakhir dalam proses pemilihan sampel adalah memilih sampel yang
diperlukan. Dalam langkah ini, peneliti menentukan elemen yanag akan menjadi sampel dari
penelitian yang dilakukan.

4. PERTIMBANGAN PENENTUAN JUMLAH SAMPEL

Sebagaimana diketahui, jumlah sampel yang akan dipergunakan untuk suatu penelitian perlu
dipertimbangkan dengan baik. Peneliti dapat mencari data dari seluruh elemen yang ada dalam populasi
yang diteliti melalui sensus. Data yang dihasilkan oleh sensus lebih akurat. Sensus yang dilakukan di
Indonesia setiap 10 tahun, misalanya sensus penduduk atau sensus ekonomi (BPS, 1998).

Namun demikian, karena kendala waktu dan biaya penelitian, sensus tidak dilakukan dalam setiap
penelitian bisnis maupun ekonomi. Tujuan penggunaan sampel adalah peneliti dapat memperoleh data
yang dapat mencerminkan keadaan populasi dengan biaya penelitian yang lebih murah dan waktu
penelitian yang lebih cepat. Penggunaan sampel dapat menekankan waktu dan biaya penelitian. Jumlah
sampel yang sangat sedikit menghemat biaya penelitian, namun data yang diperoleh belum tentu
mencerminkan keadaan populasi. Semakin banyak jumlah sampel yang dipergunakan, semakin baik data
yang diperoleh. Namun perlu diingat bahwa penggunaan sampel yang terlalu banyak akan memerlukan
biaya besar. Oleh karena itu, peneliti perlu menentukan jumlah sampel yang layak, yaitu jumlah sampel
yang dapat mencerminkan keadaan populasi, sementara penghematan waktu dan biaya penelitian juga
masih dapat diperoleh.

Ada dua macam mitos yang sering muncul berkaitan dengan penentuan sampel: (1) sampel harus
besar agar dapat mewakili populasi; (2) sampel harus mengandung hubungan proporsional terhadap
ukuran populasi (Cooper & Schindler, 2000: 172). Zikmund (2000: 389) mengusulkan formula
menghitung sampel sebagai berikut:

𝑍𝐸
n=[ ]2
𝑆

Di mana n = jumlah sampel; Z = nilai yang sudah distandarisasi sesuai derajat keyakinan; S = deviasi
standar sampel atau estimasi deviasi standar populasi; E = tingkat kesalahan yang ditoleransi, plus minus
faktor kesalahan (rentangnya antara setengah dari total derajat keyakinan).

Misalkan, seorang peneliti, yang mempelajari pengeluaran para wanita untuk membeli produk
kosmetik, menginginkan derajat kepercayaan 95% (berarti nilai Z = 1,96), perkiraan deviasi standar $29
(S), dan rentang kesalahan (E) kurang dari $2. Dengan demikian, jumlah sampel yang sebaiknya diambil
adalah:

(1.96)(29)
n=[ ] 2 = 808
2

Jumlah sampel yang sesuai untuk suatu penelitian dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu sebagai
berikut (Davis & Cosenza, 1993: 222-223):

1) Homogenitas

Homogenitas unit pemilihan sampel sangat mempengaruhi jumlah sampel yang layak untuk suatu
penelitian. Semakin homogen suatu unit pemilihan sampel, semakin kecil jumlah sampel yang
diperlukan. Sebaliknya, semakin heterogen suatu unit pemilihan sampel, semakin besar jumlah
sampel yang diperlukan agar dapat mencerminkan populasi.

2) Derajat Kepercayaan

Derajat kepercayaan mengukur seberapa jauh peneliti yakin dalam mengestimasi parameter
populasi secara benar. Derajat kepercayaan biasanya dinyatakan dalam probabilitas, misalnya 95%.
Dengan asumsi faktor lain tetap, sampel yang lebih diperlukan bila derajat kepercayaan meningkat.

3) Presisi

Presisi (ketelitian) mengukur kesalahan standar dari estimasi yang dilakukan. Dengan kata lain,
harapan penyimpangan terhadap populasi dihitung dengan deviasi standar. Deviasi standar diperoleh
berdasarkan studi pendahuluan (pilot study). Dengan asumsi faktor lain tetap, semakin tinggi presisi
yang diinginkan maka semakin banyak jumlah sampel yang diperlukan.

4) Prosedur Analisis

Beberapa model analisis tertentumemerlukan sampel dalam jumlah tertentu. Peneliti perlu
mempertimbangkan jumlah sampel yang diperlukan sesuai dengan model analisis yang dipergunakan.

5) Kendala Sumber Daya

Adalah benar bahwa semakin besar jumlah sampel yang dipergunakan untuk penggalian data,
pencerminan keadaan populasi akan semakin baik. Namun demikian, pada kenyataannya, kendala
sumber daya tidak jarang menjadi penghalang bagi peneliti untuk melakukan sesuatu yang ideal.
Keterbatasan waktu, dana, dan juga sumber daya manusia sering menjadi pembatas yang sangat
menentukan dalam peneltuan jumlah sampel yang layak dalam suatu penelitian.
Secara umum jumlah sampel minimal yang dapat diterima untuk suatu studi tergantung dari jenis
studi yang dilakukan. Beberapa pedoman yang dianjurkan adalah (Gay & Diehl, 1996: 140-141):

a. Untuk studi deskriptif, sampel 10% dari populasi dianggap merupakan


b. jumlah amat minimal. Untuk populasi yang lebih kecil, setidaknya 20% mungkin
diperlukan.
c. Untuk studi korelasional, dibutuhkan minimal 30 sampel untuk menguji ada/tidaknya
hubungan.
d. Untuk studi kausal-komparatif, minimal 30 subjek per grup umumnya dianjurkan.
e. Untuk studi eksperimen, minimal 15 subjek per grup umumnya dianjurkan.

5. DESAIN SAMPEL

Desain sampel merupakan rancangan yang di buat peneliti untuk memperoleh sampel dari seluruh
anggota populasi. Desain sampel merupakan bagian penting dari desain penelitian (research design),
karena itu keduanya harus konsisten. Pengambilan sampel secara garis besar dapat digolongkan menjadi
pengambilan sampel dengan probabilitas (Probability sampling) dan pengambilan sampel tanpa
probabilitas (non Probability sampling) .

a. SAMPEL PROBABILITAS
 SIMPLE RANDOM SAMPLING

Cara pengambilan sample dengan teknik ini ialah dengan memberikan suatu nomor yang
berbeda kepada setiap anggota populasi, kemudian memilih sample dengan menggunakan angka-
angka random. Keuntungan menggunakan teknik ini ialah peneliti tidak membutuhkan
pengetahuan tentang populasi sebelumnya; bebas dari kesalahan-kesalahan klasifikasi yang
kemungkinan dapat terjadi; dan dengan mudah data dianalisa serta kesalahankesalahan dapat
dihitung. Kelemahan dalam teknik ini ialah: peneliti tidak dapat memanfaatkan pengetahuan yang
dipunyainya tentang populasi dan tingkat kesalahan dalam penentuan ukuran sample lebih besar.

 STRATIFIED SAMPLING
1) Proporsional

Cara pengambilan sample dilakukan dengan menyeleksi setiap unit sampling yang sesuai
dengan ukuran unit sampling. Keuntungannya ialah asepek representatifnya lebih meyakinkan
sesuai dengan sifat-sifat ynag membentuk dasar unit-unit yang mengklasifikasinya, sehingga
mengurangi keanekaragamannya. Karakteristik-karakeristik masing-masing strata dapat
diestimasikan sehingga dapat dibuat perbandingan. Kerugiannya ialah membutuhka informasi
yang akurat pada proporsi populasi untuk masingmasing strata. Jika hal tersebut diabaikan maka
kesalahan akan muncul.

2) Disporposional

Strategi pengambilan sample sama dengan proporsional. Peberbedaanya ialah terletak


pada ukuran sample yang tidak proporsional terhadap ukuran unit sampling karena untuk
kepentingan pertimbangan analisa dan kesesuaian.

 SYSTEMATIC SAMPLING

Teknik ini merupakan pengembangan teknik sebelumnya hanya bedanya teknik ini
menggunakan urut-urutan alami. Caranya ialah pilih secara random dimulai dari antara angka 1
dan integer yang teredekat terhadap ratio sampling (N/n); kemudian pilih item-item dengan
interval dari integer yang terdekat teradap ratio sampling.

Keuntungan menggunakan sample ini ialah peneliti menyederhanakan proses penarikan


sample dan mudah di cek; dan menekan keaneka-ragaman sample. Kerugiannya ialah apabila
interval berhubungan dengan pengurutan periodic suatu populasi, maka akan terjadi keaneka-
ragaman sample.

 CLUSTER SAMPLING

Strategi pengambilan sample dilakulan dengan cara memilih unit-unit sampling dengan
menggunakan formulir tertentu sampling acak, unit-unit akhir ialah kelompok-kelompok tertentu,
pilih kelompok-kelompok tersebut secara random dan hitung masing-masing kelompok.
Keuntungan menggunakan teknik ini ialah jika kluster-kluster didasarkan pada perbedaan
geografis maka biaya penelitiannya menjadi lebih murah. Karakteristik kluster dan populasi dapat
diestimasi.

Kelemahannya ialah membutuhkan kemampuan untuk membedakan masing-masing


anggota populasi secara unik terhadap kluster, yang akan menyebabkan kemungkinan adanya
duplikasi atau penghilangan individu-individu tertentu.

 MULTISTAGE AREA SAMPLING

Desain ini merupakan variasi dari desain di atas tetapi lebih kompleks. Caranya ialah
dengan menggunakan bentuk sample acak dengan sedikitdikitnya dua tahap.
Keuntungannya ialah daftar sample,identifikasi, dan penomoran yang dibutuhkan hanya
untuk para anggota dari unit sampling yang dipilih dalam sample. Jika unit sampling
didefinisikan secara geografis akan lebih menghemat biayanya. Kelemahannnya ialah tingkat
kesalahan akan menjadi tinggi apabila jumlah sampling unit yang dipilih menurun.

b. SAMPEL NONPROBANILITAS
 CONVENIENCE SAMPLING
Memilih unit-unit analisa dengan cara yang dianggap sesuai oleh peneliti.
Keuntungannya ialah dapat dilakukan dengan cepat dan murah. Kelemahannya ialah
mengandung sejumlah kesalahan sistematik dan varaibelvariabel yang tidak diketahui.
 JUDGEMENT SAMPLING
Memilih sample dari suatu populasi didasarkan pada informasi yang tersedia, sehingga
keterwakilannya terhadap populasi dapat dipertanggungjawabkan. Keuntungannya ialah unit-unit
yang terakhir dipilih dapat dipilih sehingga mereka mempunyai banayak kemiripan. Kerugiannya
ialah memunculkan keanekargaman dan bias estimasi terhadap populasi dan sample yang
dipilihnya.
 QUOTA SAMPLING
Teknik quota sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan cara menetapkan
jumlah tertentu sebagai target yang harus dipenuhi dalam pengambilan sampel dari populasi
(khususnya yang tidak terhingga atau tidak jelas), kemudian dengan patokan jumlah tersebut
peneliti mengambil sampel secara sembarang asal memenuhi persyaratan sebagai sampel dari
populasi tersebut.
 SNOWBALL SAMPLING
Memilih unit-unit yang mempunyai karakterisitik langka dan unit-unit tambahan yang
ditunjukkan oleh responden sebelumnya. Keuntungannya ialah hanya digunakan dalam situasi-
situasi tertentu. Kelemahannya ialah keterwakilan dari karakteristik langka dapat tidak terlihat di
sample yang sudah dipilih.

Anda mungkin juga menyukai